You are on page 1of 3

Cara Pengambilan Sputum

Perlengkapan : Wadah spesimen steril dengan penutup, Sarung tangan disposable (bila membantu klien), Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan air, Handuk kertas, Label yang berisi lengkap, Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap, Obat kumur. Persiapan

Tentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai. Pelaksanaan

Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya. Berikan informasi dan instruksi berikut pada klien: a. Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan spesimen sputum, b. Jangan menyentuh bagaian dalam wadah spesimen, c. Untuk mengeluarkan sputum langsung ke dalam wadah sputum,

d. Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan, e. Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri saat batuk,

f. Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup analisis), g. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai.

2. Berikan privasi klien. 3. Berikan bantuan yang diperlukan untuk mengumpulkan spesimen :

a. Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi Fowler-tinggi atau- semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum. b. Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah tersebut untuk klien. c. Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari jalan udara ke dalam faring. d. Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya, pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain. e. Bantu klien untuk mengulang batuksampai terkumpul jumlah sputum yang cukup.

f. Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain. g. Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian luar wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas. h. Lepas dan buang sraung tangan. 4. Pastikan klien merasa nyaman : a. Bantu klien untuk membersihkan mulutnya dengan obat kumur, bila dibutuhkan.

b. Bantu klien mengambil posisi nyaman yang memungkinkan ekspansi paru secara maksimal, bila diperlukan. 5. Beri label dan bawa spesimen ke laboratorium. a. Pastikan informasi yang benar tertulis pada label dan slip permintaan laboratorium. Tempelkan label dan lampirkan perimintaan laboratorium pada wadah spesimen. Identifikasi dan/atau informasi yang tidak akurat pada wadah spesimen dapat membuat kesalahan diagnosis atau terapi. b. Atur agar spesimen dikirim segera ke laboratorium atau di dinginkan. Kultur bakteri harus segera dimulai sebelum organisme yang mengkontaminasi tumbuh dan berkembang baik sehingga memberikan hasil positif palsu. 6. Dokumentasikan semua informasi yang relevan. Dokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan klien. Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau encer), adanya hemoptisis (darah

pada sputum), bau sputum, tibdakan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan sputum (mis., drainase postural), jumlah sputum yang dihasilkan secara umum, adanya ketidaknyamanan yang dialami klien.

Cara Pemeriksaan Sputum


Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri. Klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya : 1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah. 3. Sputum kekuning-kuningan proses infeksi. 4. Sputum hijau proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dalam sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi. 5. Sputum merah muda&berbusa tanda edema paru akut. 6. Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih tanda bronkitis kronik. 7. Sputum berbau busuk tanda abses paru/ bronkhiektasis.

Sedangkan bagi interpretasi untuk penyakit TBC, berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA), TB paru dibagi atas: 1. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah: a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif b. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif c. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif 2. Tuberkulosis paru BTA (-) a. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif b. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis positif

You might also like