You are on page 1of 5

Kompleks Werner a.

Reaksi substitusi dalam larutan air Cara ini merupakan cara yang terpenting, reaksinya terjadi antara larutan garam logam di dalam air dengan pereaksi koordinasi. Reaksi pembentukan kompleks tetraamine tembaga (II) dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : [Cu(H2O)4]SO4 + NH3 [Cu(NH3)4]SO4 + 4H2O Biru tua [Cu(NH3)4]SO4 + C2H5OH Kristal Reaksi-reaksi yang lambat dapat dipercepat dengan jalan pemanasan.

b. Reaksi substitusi dalam larutan bukan air Penggunaan pelarut pelarut bukan air tidak banyak dilakukan. Cara ini hanya dilakukan bila : 1. Ion logam mempunyai afinitas besar terhadap air. 2. Ligan yang dipakai tidak larut dalam air. Ion ion yang mempunyai afinitas besar terhadap air dan membentuk ikatan logam oksigen yang kuat ialah Al3+ , Fe3+ , dan Cr3+ . Penambahan ligan yang bersifat basis tidak membentuk kompleks, tetapi endapan basa yang gelatinous. Dalam hal ini hidrat dari ion di atas bersifat sebagai asam protonik. [Cr(OH2)6]3+ + 3 en [Cr(OH2)3](OH)3 + 3 en H+ Violet Green (solid) c. Reaksi substitusi tanpa adanya pelarut Reaksi antara garam anhidrous dan suatu ligan cair dapat dipakai untuk membuat kompleks logam. Dalam banyak hal, ligan cair yang jumlahnya berlebihan dapat berfungsi sebagai pelarut untuk campuran reaksi. [Ni(NH3)6]Cl2 dapat dibuat dengan mereaksikan NiCl2 dengan NH3 cair dan menguapkan sisa NH3, yang mempunyai titik didih rendah (-33C). NiCl2 + NH3 [Ni(NH3)6]Cl2 Kuning violet http://kimiamurungrayacerdas.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-anorganik-ii.html

PEMBUATAN DAN REAKSI SENYAWA KOMPLEKS :

1. 2.

1.

2.

3.

1. a.

Senyawa senyawa kompleks dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : Kompleks Werner, yaitu kompleks yang tidak berisi ikatan logam karbon dan kompleks sianida. Kompleks logam karbonil atau senyawa organometalik, yaitu kompleks yang paling sedikit berisi satu ikatan karbon. Senyawa senyawa kompleks golongan (2) tidak mempunyai sifat garam seperti golongan (1) dan biasanya bersifat kovalen. Zat ini umumnya larut dalam pelarut pelarut non polar, mempunyai titik lebur dan titik didih rendah. Untuk membuat senyawa senyawa kompleks, pertama harus diingat bahwa hasilnya harus cukup banyak, kemudian harus ada cara yang baik untuk mengisolasi hasil tersebut. Cara cara isolasi untuk golongan (1) antara lain : Penguapan pelarut dan pendinginan larutan yang pekat dalam campuran pendingin es garam. Kristalisasi dapat dipercepat dengan penambahan sedikit kristal senyawa yang bersangkutan dan dengan mengggores dinding bejana bagian dalam. Penambahan pelarut yang bercampur dengan pelarut semula, tetapi tidak melarutkan zat yang terlarut. Pendinginan, penambahan kristal zat terlarut dan penggoresan dinding bejana bagian dalam dapat mempercepat kristalisasi. Bila kompleksnya berupa kation ke dalam larutan dapat ditambahkan anion yang dapat menyebabkan terjadinya endapan. Demikian pula bila kompleksnya berupa anion, dapat ditambahkan ion logam yang menyebabkan terjadinya endapan. Senyawa senyawa kompleks golongan (2) juga dapat diisolasikan dengan cara cara di atas. Dapat pula diisolasikan dengan cara cara destilasi, sublimasi, dan proses kromatografi. Kompleks Werner Reaksi substitusi dalam larutan air Cara ini merupakan cara yang terpenting, reaksinya terjadi antara larutan garam logam di dalam air dengan pereaksi koordinasi. Reaksi pembentukan kompleks tetraamine tembaga (II) dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : [Cu(H2O)4]SO4 + NH3 [Cu(NH3)4]SO4 + 4H2O Biru tua

+ C2H5OH [Cu(NH3)4]SO4 Kristal b. Reaksi substitusi dalam larutan bukan air Penggunaan pelarut pelarut bukan air tidak banyak dilakukan. Cara ini hanya dilakukan bila :

1. Ion logam mempunyai afinitas besar terhadap air. 2. Ligan yang dipakai tidak larut dalam air. Ion ion yang mempunyai afinitas besar terhadap air dan membentuk ikatan logam oksigen yang kuat ialah Al3+ , Fe3+ , dan Cr3+ . Penambahan ligan yang bersifat basis tidak membentuk kompleks, tetapi endapan basa yang gelatinous. Dalam hal ini hidrat dari ion di atas bersifat sebagai asam protonik. c. Reaksi substitusi tanpa adanya pelarut Reaksi antara garam anhidrous dan suatu ligan cair dapat dipakai untuk membuat kompleks logam. Dalam banyak hal, ligan cair yang jumlahnya berlebihan dapat berfungsi sebagai pelarut untuk campuran reaksi. [Ni(NH3)6]Cl2 dapat dibuat dengan mereaksikan NiCl2 dengan NH3 cair dan menguapkan sisa NH3, yang mempunyai titik didih rendah (-33C). NiCl2 + NH3 [Ni(NH3)6]Cl2 Kuning violet d. Reaksi oksidasi reduksi Senyawa senyawa kobalt (III) kompleks selalu dibuat dari garam kobalt (II), sebab bilangan oksidasi kobalt biasanya (II). Kobalt (III) kompleks stabil bila mempunyai gugus koordinasi tertentu. Reaksi kobalt (II) dengan ligan cepat dan ini kemudian dapat dibuat kobalt (III) kompleks dengan jalan oksidasi. Pembentukan kompleks [Co(NH3)6] Cl3 terjadi secara bertahap. [Co(H2O)6] Cl2 + 6NH3 [Co(NH3)6] Cl2 + 6H2O [Co(NH3)6] Cl2 + 4NH3Cl + O2 4[Co(NH3)6] Cl3 + 4NH3 + 2H2O 2. Kompleks Metal karbonil dan Organometalik Senyawa golongan ini yang pertama dikenal adalah biru Prusia : Fe [Fe2(CN)6]3 . senyawa karbonil Ni(CO)4 dan Fe(CO)3 dibuat oleh Mond (Prancis) pada tahun 1890. Sejak itu banyak senyawa senyawa jenis ini telah dibuat, termasuk senyawa senyawa golongan ini ialah : 1. Senyawa senyawa berisi alkil seperti : [(CO)5MnCH3]. 2. Senyawa senyawa berisi ikatan aril seperti : [P { (C2H5)3 }2 Pt(C6H5)2]. 3. Senyawa senyawa berisi ikatan antara logam karbon. 4. Senyawa senyawa olefin. Logam dalam senyawa ini biasanya mempunyai bilangan oksidasi sangat rendah. Pembuatannya biasanya dilakukan dalam pelarut bukan air seperti : diglime [(CH3OCH2CH2)2O], tetrahidrofuran dan dietil eter. a. Pembuatan Metal Karbonil Mond mula mula membuat zat ini dari gas CO dengan logam yang halus : Ni + 4CO Ni(CO)4 Tidak berwarna 2Co + 8CO Co2(CO)8 Dari nomor atom efektif dapat dijelaskan bahwa :

1. Atom atom dengan nomor atom genap membentuk karbonil karbonil monomer seperti : Cr(CO)6 , Fe(CO)5 , Ni(CO)4 . 2. Atom atom dengan nomor atom ganjil membentuk karbonil karbonil dimer, seperti : Mn2(CO)10 , Co2(CO)8 . b. Pembuatan Senyawa Logam Olefin pada tahun 1827 W.C. Zeise, ahli farmasi dari spanyol mendapatkan bahwa reaksi C2H4 dengan [PtCl4]2- dalam HCl encer menghasilkan senyawa yang berisi platina dan etilen dengan rumus : [PtCl4]2- + C2H4 [PtCl3C2H4]- + ClOrange 22 [PtCl4] + 2C2H4 [ Pt2Cl4 (C2H4)2] + 4ClRose c. Pembuatan Senyawa Senwich sejak tahun 1950 telah banyak dibuat senyawa senyawa logam transisi, dimana atom logam terdapat sebagai daging di antara dua senyawa organik yang datar, seakan akan berupa roti slice dalam molekul yang berbentuk sandwich. Senyawa yang paling stabil berisi anion siklopentadien (C5H5). WARNA SENYAWA KOMPLEKS : Hampi semua senyawa senyawa kompleks mempunyai warna warna tertentu, karena zat ini menyerap sinar di daerah tampak atau visible region. Sebab lebih lanjut ialah karena energi sinar di daerah tampak cocok untuk promosi elektron yang ada di orbital d, dari energi rendah ke energi tinggi. Besarnya energi untuk promosi, yaitu , tergantung dari ion pusatnya dan tergantung dari jenis ligan. Karena itu, senyawa kompleks mempunyai warna berbeda beda, misalnya [Ti(H2O)6]3+ berwarna ungu sedang [Cu(H2O)6]2+ berwarna biru muda. Untuk suatu ion pusat warnanya berbeda bila ligannya berbeda, misalnya [Cu(H2O)6]2+ berwarna biru muda, tetapi [Cu(NH3)4(H2O)]2+ berwarna biru tua. Bila zat menyerap warna atau panjang gelombang tertentu dari sinar tampak, zat tersebut akan meneruskan warna komplemennya, yang nampak pada mata kita sebagai warna. Bila zat menyerap semua warna dari sinar tampak, zat tersebut berwarna hitam. Sebaliknya bila zat sama sekali tidak menyerap warna dari sinar tampak, zat tersebut berwarna putih. Untuk suatu ion pusat, penggantian ligan dari ligan dengan medan lemah ke ligan dengan medan kuat, akan memberikan yang semakin besar. Sinar yang diserap panjang gelombangnya semakin pendek. Di bawah ini dituliskan deret spektrokimia, yaitu daftar daftar ligan yang disusun berdasarkan perbedaan energi yang dihasilkan dari yang kecil ke yang besar. I < Br < S2 < SCN < Cl < NO3 < N3 < F < OH < C2O42 < H2O < NCS < CH3CN < py < NH3 < en < 2,2-bipiridina < phen < NO2 < PPh3 < CN < CO

You might also like