You are on page 1of 8

*

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

MODUL PEN$ANTAR SOSIOLO$I %& SKS'

POKOK BAHASAN : Perilaku Sosial Oleh : Dra. Siti Komsiah DESKRIPSI Setiap masyarakat pasti memiliki aturan, norma, dan nilai yang harus ditaati oleh masyarakatnya, dan dalam berperilaku seorang anggota masyarakat harus menyatu dan menyesuaikan dengan perilaku orang lain. Apabila dalam seorang individu berperilaku sesuai dengan tata aturan yang telah ditetapkan oleh masyarakat maka kondisi seperti itu disebut dengan konformitas. Tetapi sebaliknya apabila individu berperilaku tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat maka disebut dengan penyimpangan. Dalam modul ini kita akan membahas perilaku sosial tersebut mulai dari pengertian, fungsi, konsekuensi, penyebab samapi dengan relativitasnya. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat . !emahami dan mampu men"elaskan kembali pengertian#pengertian perilaku penyimpang dan konformitas $. !emahami dan mampu men"elaskan fungsi dan disfungsi perilaku menyimpang %. !emahami dan mampu men"elaskan teori perilaku menyimpang biologis, psikologis dan sosiologis &. !emahami dan mampu men"elaskan relativitas dari perilaku menyimpang 'usat 'engembangan (ahan A"ar # )!( Siti Ko sia!" S#IP" M#Si PEN$ANTAR SOSIOLO$I

PERILAKU SOSIAL

A# Perilaku Sosial Dalam kehidupan sehari#hari biasanya kita akan selalu berhadapan dengan se"umlah tata aturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat. !isalnya kita masuk dalam lingkungan masyarakat tertentu pasti ada aturan makan, berbi+ara, ber"alan, berkendaraan, berpakaian dan lain sebagainya. ,adi dalam hidup bermasyarakat kita harus menyatu dan menyesuaikan perilaku kita dengan perilaku orang lain. Artinya kita harus berperilaku sesuai dengan tata aturan yang telah ditetapkan oleh masyarakat, kondisi seperti itu dalam sosiologi disebut dengan konsep konformitas. Seperti telah di"elaskan dalam modul sosialisasi, bahwa dalam proses sosialisasi seseorang akan mendapatkan pengeratahuan, ketrampilan, norma, nilai dan sebagainya sehingga tindakan individu tersebut akan sesuai dengan norma yang disosialisasikan. Sebagai salah satu tu"uan sosialisasi adalah konformitas, karena seseorang disosialisasikan agar berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat. Sehingga konformitas berhubungan erat dengan sosialisasi karena sosialisasi menghasilkan konformitas. 'ada saat individu berinteraksi dan disosialisasikan untuk menyesuaikan diri dengan perilaku orang lain, dan akhirnya individu tersebut dalam berperilaku menyatu dan menyesuaikan diri dengan orang lain maka itulah yang dalam sosiologi dinamakan dengan konformitas. ,adi bisa dikatakan bahwa konformitas itu adalah:(entuk interaksi yang didalammya seseorang berprilaku terhadap orang lain sesuai dengan keinginan kelompok. !isalnya: Anak laki#laki berperilaku seperti anak laki#laki karena orang tuanya mensosialisasikan hal#hal yang berhubungan dengan laki#laki. Orang A+eh berperilaku seperti orang A+eh, Orang ,awa berperilaku seperti orang ,awa sesuai dengan di mana seseorang tersebut disosialisasikan. 'ada )mumnya sebenarnya seseorang itu sudah +enderung konformis atau menyesuaikan dengan pendapat orang lain, !isalnya:

'usat 'engembangan (ahan A"ar # )!(

Siti Ko sia!" S#IP" M#Si PEN$ANTAR SOSIOLO$I

Dari hasil penelitian ternyata orang akan memberikan pendapat sama kalau berada dalam ruang sama, tapi akan mempunyai pendapat yang berbeda kalau ditanya dalam ruang yang berlainan. Artinya bahwa dalam kehidupan masyarakat, individu selalu berusaha untuk mengikuti norma yang berlaku dalam masyarakat atau mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain.

'ada saat diberikan edaran sumbangan seseorang akan

memberikan

sumbangan mengikuti orang terbanyak . Artinya individu akan melihat orang lain memberi "umlah berapa untuk sumbangan, dan dia akan mengikuti "umlah sumbangan tersebut. Dalam pengumpulan tanda tangan pemilihan Dekan, seorang biasanya akan memilih berdasarkan suara terbanyak. Dari sebagaian besar orang memilih siapa, maka ke+enderungan individu akan mengikutinya. Dalam pelanggaran lalu lintas, biasanya kalau yang didepannya orang melanggar lampu lalu lintas, maka dibelakangnya akan mengikuti pula. Dari +ontoh#+ontoh diatas diatas "elas pada dasarnya manusia itu akan berusaha atau ingin bertindak adan bertingkah laku mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain, dan tidak ingin dianggap berbeda dengan individu yang lain. -al inilah yang disebut dengan konformitas. Disisi lain di dalam kehidupan bermasyarakat, selain adanya individu yang berperilaku sesuai dengan aturan yang ada di masyarakat pasti ada "uga individu yang yang berperilaku tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat. 'erilaku inilah yang dalam sosiologi dinamakan dengan perilaku menyimpang. B# Perilaku Me()i *a(+ Seperti yang telah di"elaskan diatas, meskipun masyarakat telah berusaha agar tiap anggotanya berprilaku sesuai dengan harapan masyarakat, namun dalam tiap masyarakat kita "umpai adanya anggota yang menyimpang atau nonkonformitas. 'erilaku individu yang ber"alan diluar "alur dari norma yang telah ditetapkan. .orma hanya menyatakan kepada individu apa yang harus dan dan apa yang tidak boleh diker"akan, tetapi norma tidak men"elaskan apa yang sebenarnya dilakukan oleh manusia. Sehingga perilaku yang kita anggap benar seringkali bertentangan dengan perilaku yang diterima oleh masyarakat. ,elasnya bahwa kehidupan sosial ditandai tidak 'usat 'engembangan (ahan A"ar # )!( Siti Ko sia!" S#IP" M#Si PEN$ANTAR SOSIOLO$I

hanya dengan kepatuhan atau konformitas tetapi "uga ditandai dengan adanya penyimpangan. 'erilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap oleh sebagian besar orang sebagai sesuatu yang berada diluar batas toleransi. Dalam kehidupan sehari#hari semua masyarakat akan selalu berusaha untuk membentuk dan mengontrol semua perilaku dari individu#individu yang terlibat dalam sistem masyarakat se+ara keseluruhan, melalui adanya kepatuhan terhadap nilai dan norma yang telah ditetapkan. Ketika ada perilaku individu yang tidak lagi mematuhi nilai# norma yang telah ditetapkan maka mun+ulah perilaku menyimpang. Seperti yang telah disebutkan diatas perilaku penyimpangan itu adalah: 'rilaku yang oleh se"umlah orang dianggap sebagai hal yang ter+ela atau diluar batas toleransi. !isalnya: Anak laki#laki berprilaku seperti anak perempuan dan anak perempuan berperilaku seperti anak laki#laki. Artinya disini individu tidak berperilaku seperti yang pada umumnya atau seharusnya. Seorang mahasiswa yang berangkat ke kampus dengan memakai ba"u pesta atau ba"u renang. Artinya disini disini telah ter"adi penyimpangan atau perilaku menyimpang, karena seseorang memekai ba"u tidak pada tempatnya atau tidak pada mestinya. Seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai A, tetapi dia lakukan "alan salah atau segala +ara untuk mendapat nilai A tersebut dengan menyontek. Disini "uga dapat dikatakan telah ter"adi penyimpangan, karena seharusnya untuk mendapatkan nilai A mahasiswa tersebut harus bela"ar bukan nyontek. Kehadiran perilaku menyimpang bukan suatu perilaku yang hadir begitu sa"a tanpa alasan yang "elas, melainkan karena pada dasarnya ada sebagian orang dalam masyarakat yang membutuhkanya. 'erilaku menyimpang seringkali dikaitkan dengan prostitusi, per"udian, penggunaan narkoba, dan lain#lain yang sebenarnya dapat tidak mun+ul "ika mereka tidak memberikan pelayanan, yang sebenarnya se+ara diam#diam memang dibutuhkan oleh mereka. C# Ko(sekue(si Sosial Perilaku Me()i *a(+ 'ada umumnya masyarakat beranggapan bahwa perilaku menyimpang adalah suatu perilaku yang buruk, karena perilaku tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. 'andangan tersebut karena akibat negatif yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang

'usat 'engembangan (ahan A"ar # )!(

Siti Ko sia!" S#IP" M#Si PEN$ANTAR SOSIOLO$I

yang disebut dengan disfungsi. Tetapi perilaku menyimpang "uga memiliki konsekuensi positif yang disebut dengan fungsi. Disfungsi perilaku menyimpang /konsekuensi negatif0 bisa menimbulkan teran+amnya kehidupan sosial karena tatanan sistem yang sudah ada tidak ber"alan sebagai mana mestinya. 'elanggaran terhadap norma dapat menganggu status 1uo, membuat kehidupan sosial men"adi tidak menentu, ketegangan, konflik dan mengan+urkan keper+ayaan masyarakat. !eskipun perilaku menyimpang dapat menyebabkan ter"adinya disorganisasi so+ial, ternyata perilaku menyimpang "uga mempunyai fungsi yang positif yaitu: !enghasilkan konformitas, !emperkuat ikatan so+ial, !enyebabkan perubahan. D# Teori te(ta(+ Perilaku Me()i *a(+ -al lain yang "uga harus kita perhatikan dalam perilaku menyimpang ini adalah mengapa seseorang melakukan suatu penyimpangan apa penyebabnya. -al ini di"awab oleh beberapa teori: a. 'en"elasan biologis. Dalam pen"elasan ini banyak diberikan oleh ilmu kedokteran, bahwa perilaku neyimpang penyebabnya adalah karena adanya kelainan dalam biologis seseorang. !isalnya prilaku waria ini adalah karena memeang ter"adi kesalahan hormon dalam tubuh seseorang, dimana horman perempuan ada dalam tubuh seorang lai#laki, atau misalnya lagi pernah dilakukan penelitian terhadap narapidana ternyata yang memiliki +iri#+iri fisik sama itu biasanya akan melakukan ke"ahatan yang sama. (ahkan ada yang pernah melakukan penelitian bahwa dari se"umlah orang tertentu yang pernah melakukan ke"ahatan merupakan keturunan dari orang yang pernah melakukan ke"ahatan. b. 'en"elasan psikologis. Dalam pen"elasan ini dikatakan bahwa perilaku menyimpang ini adalah karena faktor psikologis, artinya yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan penyimpangan adalah faktor ke"iwaan orang tersebut yang dalam ilmu psikologis disebut dengan 2d, +. 'en"elasan psikologis. 2lmu sosiologis memiliki pandangan yang berbeda tentang faktor penyebab dari perilaku menyimpang ini. !enurut sosiologis penyebab dari perilaku menyimpang ini ada empat perspektif untuk men"elaskanya yaitu: 1. Perspektif struktural. Dalam perspektif ini perilaku menyimpang itu dipandang sebagai perilaku yang ter"adi dalam masyarakat mana ter"adi 'usat 'engembangan (ahan A"ar # )!( Siti Ko sia!" S#IP" M#Si PEN$ANTAR SOSIOLO$I

ketidaksesuaian antara apa yang telah ditetapkan oleh masyarakat berkaitan dengan norma#norma yang ada dalam masyarakat dengan apa yang di"alankan oleh masyarakat atau seorang individu. Seperti terlihat dalam tabel berikut ini:

3ara adaptasi Tu"uan budaya 3ara yang ditetapkan . Konformitas $. inovasi %. ritualisme &. retritisme 4. rebelion menerima menerima menolak menolak !enolak dan menerima menerima menolak menerima menolak !enolak dan menerima

2. Perspektif Tranmisi budaya dan Differential association atau pergaulan yang berbeda. 'erilaku menyimpang timbul karena ter"adinya transmisi budaya yang menyimpang dari satu individu ke individu lainnya baik se+ara langsung maupun tidak langsung. Teori asosiasi differensial: apa yang dipela"ari individu dan pada siapa ia bela"ar !aksudnya kalau seseorang bergaul dengan lingkungan yang berbeda maka dia akan memiliki tindakan yang berbeda pula. !isalnya kalau dia bergaul dengan pe+andu maka dia akan kemungkinan men"adi pe+andu pula. ,adi dalam hal ini perilaku menyimapng adalah suatu proses yang dipela"ari melalui proses sosialisasi.

3. Perspektif Labelling , pemberian "ulukan, +ap, merek atau etiket. . 2ndividu


yang di+ap sebagai penyimpang akan memasuki karir sebagai penyimpang sebenarnya. Seseorang akan melakukan hal yang menyimpang apabila diberi

"ulukan punya perilaku menyimpang pula. !isalnya seseorang yang pemalas apabila lingkungannya memberikan "ulukan pemalas, maka ke+enderungannya individu tersebut akan berkembang men"adi orang yang malas seperti "ulukan yang dia dapatkan.
'usat 'engembangan (ahan A"ar # )!( Siti Ko sia!" S#IP" M#Si PEN$ANTAR SOSIOLO$I

4. Perspektif Fungsi. Keseragaman dalam kesadaran moral semua anggota


masyarakat tidaklah mungkin, karena tiap individu itu berbeda karena dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial, sehingga orang yang berwatak "ahat selalu ada dan ke"ahatan akan selalu ada. Tetapi ternyata ke"ahatan itu "uga perlu ada untuk mengembangkan moralitas dan hukum. Artinya dengan adanya orang#orang yang menyimpang maka hukum, aturan dan moralitas itu bisa berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. !isalnya kalau masa belum ada internet belum ada hukum yang mengatur tentang +yber +rime.

5. Perspektif

onflik 'erilaku menyimpang didefinisikan oleh kelompok

berkuasa untuk melindungi kepentingan sendiri # !enurut perspektif ini ter"adinya perilaku menyimpang adalah karena adanya pengaturan sosial yang melahirkan ketidak merataan sosial dan kompetisi. !isalnya
5. 'erilaku menyimpang 'rimer dan Sekunder 'rimer: melibatkan pelanggaran ter"hadap norma tetapi bersifat sementara, individu yang terlibat dalam penyimpangan primer tidak merasa dirinya menyimpang dan tidak dianggap orang lain sebagai penyimpangan Sekunder: 2ndividu menganggap dirinya melakukan penyimpangan dan akan mengulanginya lagi. 6. 7elativitas 'erilaku !enyimpang 'enyimpangan bukan sesuatu yang melekat pada bentuk perilaku tertentu , tetapi ditentukan oleh: . 8aktu. Suatu tindakan menyimpang atau tidak sangatlah relative, di suatu masa 9waktu suatu tindakan bisa dikatakan menyimpang tapi dilain waktu mungkin sebaliknya malah suatu perbuatan yang diharuskan. !isalnya Sekitar

tahun anting

:*;,

laki#laki

berambut

pan"ang,

pakai

anting

dianggap

menyimpang tapi tahun ::;#an laki#laki berambut pan"ang dan memakai bukan lagi dianggap perbuatan9tindakan yang menyimpang menyimpang tetapi malah sebaliknya dianggap model rambut yang lagi tren dikalangan rema"a.
$. Tempat. !enyimpang tidaknya suatu perbuatan "uga akan tergantung pada tempatnya dimana tindakan tersebut dilakukan, diasutu tempat suatu perbuatan 'usat 'engembangan (ahan A"ar # )!( Siti Ko sia!" S#IP" M#Si PEN$ANTAR SOSIOLO$I

mungkin dianggap biasa tapi ditempat lain "ustru sesuatu yang harus dilakukan atau dianggap sesuatu perbuatan yang biasa dan bukan perbuatan yang menyimpang. !isalnya !elukis wanita telan"ang dikelas seni rupa bukan hal menyimpang tapi telan"ang di kelas sosiologi pasti dianggap hal yang menyimpang. 3ontoh lain misalnya memakai ba"u resmi pada suatu pesta pasti dian"urkan tapi memakai ba"u resmi di kolam renang pasti akan dapat peringatan karena berenang harus memakai pakaian renang. %. Situasi. 'erbuatan menyimpang "uga ditentukan oleh situasinya seperti apa, misalnya bertanya pada orang yang tahu akan sesuatu yang tidak diketahui atau menyangkut ilmu pengetahuan pasti sesuatu yang diharuskan, tetapi kalau bertanya pada saat u"ian pasti dianggap suatu perbuatan yang melanggar aturan dan dianggap perbuatan menyimpang. &. Satus sosial. !enyimpang tidaknya suatu perbuatan "uga ditentukan oleh status sosial seseorang, dimana status sosial tertentu akan memiliki aturan yang berbeda dengan status sosial yang lain. !isalnya merokok sebenarnya adalah suatu perbuatan yang biasa sa"a kalau yang melakukannya adalah laki#laki, tapi di 2ndonesia kalau yang melakukan merokok adalah perempuan maka merokok itu dianggap sebagai perbuatan menyimpang. Dari +ontoh#+ontoh diatas dapat kita simpulkan bahwa menyimpang tidaknya suatu perbuatan itu sangat relative tergantung pada waktu, tempat, situasi dan status sosial tetapi, selain itu menyimpang tidaknya suatu perbuatan "uga ditentukan pula definisi sosial yaitu: oleh yang bersumber pada kelompok yang berkuasa atau pada

masyarakat umum. ,adi ter+ela tidaknya suatu perbuatan itu tidak melekat pada perbuatan itu sendiri melainkan tergantung pada definisi sosial. Akhirnya bisa kita simpulkan bahwa 'enyimpangan bukan sesuatu yang melekat pada bentuk perilaku tertentu , tetapi ditentukan oleh definisi sosial yaitu: bersumber pada kelompok yang berkuasa atau pada masyarakat umum. yang

'usat 'engembangan (ahan A"ar # )!(

Siti Ko sia!" S#IP" M#Si PEN$ANTAR SOSIOLO$I

You might also like