You are on page 1of 4

Khutbah Jum'at

ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP


ILHAM HAMID, S.AG, MPD.I MAKASSAR SULAWESI SELATAN
obyek yang harus dieksploitasi demi kepentingan dan kenyamanan manusia. Syyed Hosen Nasr, salah seorang pemikir Islam terkemuka dari Iran menyatakan bahwa pengaruh paham sekuler itu telah melenyapkan dimensi spiritual dalam kehidupan Barat. Alam pun kemudian dipandang seperti pekerja seks komersial (PSK), hanya dinikmati sepuasnya tanpa rasa cinta dan tanggung jawab. Akibatnya, alam mengalami kerusakan dari waktu ke waktu karena keserakahan manusia yang tidak memiliki cinta, kasih sayang dan tanggung jawab terhadap kelestariaannya. Ini tentu berbeda dengan perspektif agama. Dalam Surat Al Baqarah [2]: 30): agama memandang manusia sebagai wakil Allah di Bumi, yang bertugas memakmurkan bumi (surat Hud ayat 61) Maasyiral Muslimin rahimakumullah ... Selain itu, pandangan alam sebagai sekedar obyek untuk dieksploitasi manusia tidak sesuai dengan paham ajaran Islam yang menjelaskan bahwa semua makhluk Allah bertasbih kepada Allah termasuk alam semesta Dalam Hadits riwayat Abu Hurairah, dari Nabi saw: Sesungguhnya pernah seekor semut menggigit salah seorang Nabi. Nabi tersebut lalu menyuruh untuk mendatangi sarang semut dan dibakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya gara-gara seekor semut menggigitmu lantas kamu akan membinasakan suatu umat yang selalu membaca tasbih? (Muslim) Konsep hidup seperti tersebut di atas telah diperkenalkan oleh Prof. Dr. Harun Nasution dalam bukunya Islam Rasional memperkenalkan sebuah istilah yang ia sebut paham perikemakhlukan". Berperikemakhlukan artinya kasih sayang kepada alam, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Faham perikemakhlukan ini didasarkan pada ayat Al-Quran surat Al-Anam ayat 38 yang berbunyi:

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan sejumlah bencana yang terjadi di negeri yang kita cintai ini dan hampir menimpa seluruh daerah di Indonesia, baik yang terjadi di laut, darat atau di udara. Mulai dari banjir, gempa bumi, tanah longsor, kemarau panjang, kebakaran dsb. Pertanyaannya kemudian adalah apakah bencana tersebut merupakan kehendak Tuhan? Atau kata Ebiet G. Ade, apakah alam sudah enggan bersahabat dengan kita? Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Bencana tidak akan terjadi begitu saja. Allah tidak akan sewenangwenang menitahkan alam untuk bergolak. Beberapa faktor terjadinya bencana antara lain: Pertama; pandangan yang salah terhadap alam. Pandangan sekuler di Eropa yang memandang alam sebagai

Dan tiadalah binatangbinatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Dalam bentuk aplikatif, perinsip perikemakhlukan ini tercermin dalam beberapa Hadits Nabi saw yang intinya ada seorang wanita mengikat kucingnya kemudian tidak memberi makanan kepada binatang itu. Ia akan masuk neraka kelak di akhirat. Tetapi sebaliknya, wanita jahat yang memberi minum kepada anjing yang akan mati karena kehausan akan diampuni dosanya oleh Allah. Prof. Quraisy Syihab juga menyatakan, manusia dituntut untuk membagi-bagikan rahmat kepada seluruh alam, alam adalah segala sesuatu selain Tuhan. Ini berarti bahwa ia harus dapat bersahabat dengan alam dan harus memberi kesempatan untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ia harus pula menghormati proses-proses yang tumbuh dan dituntut untuk tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, kelompok
31

SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 96 | 16 - 31 MEI 2011

Khutbah Jum'at
atau bahkan jenisnya, tetapi segala sesuatu yang berada dialam raya ini. Komitmen seperti ini amat sangat dibutuhkan oleh umat kita dalam upaya menjaga dan memelihara kelestarian alam dan lingkungan. Pohon-pohon dan tanaman harus dipelihara, jangankan dalam suasana damai, dalam masa perang pun terlarang menebangnya kecuali seizin Allah, dalam arti harus sejalan dengan tujuan penciptaan dan demi kemaslahatan. Dengan demikian, manusia khususnya umat Islam bukan saja dituntut agar tidak alpa atau angkuh terhadap ciptaan Tuhan, tetapi juga dituntut untuk memerhatikan apa sebenarnya yang dikehendaki oleh pemilik (Allah) menyangkut ciptaaannya itu. Itu sebabnya, dalam etika agama, dilarang memetik bunga sebelum berkembang. Dilarang menggunakan air berlebihan. Pemborosan harus dicegah walaupun berada dalam kebaikan. Paling banyak membasuh anggota wudlu masing-masing adalah sebanyak tiga kali, meskipun Anda berada di sungai yang mengalir, demikian pesan Nabi saw. Bekaitan dengan pandangan di atas semakin jelaslah bahwa alam raya dan lingkungan ini dapat terjaga serta terpelihara adalah bergantung pada cara kita melaksanakan amanah sebagai khalifah, yakni untuk memakmurkan alam ini. Sebaliknya, bencana alam terjadi adalah karena ulah, sikap dan perbuatan manusia sendiri yang merusak alam. Tindakan seperti itu disebut oleh agama fasad, tindakan yang mengakibatkan kerusakan, disharmoni dan ketidakseimbangan. Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Faktor kedua sebab timbulnya bencana alam adalah akibat hidup mewah. Hidup mewah membuat manusia lupa daratan, lalu memperturutkan hawa nafsunya. Memakai istilah aji
32
12 - 27 JUMADILAKHIR 1432 H

mumpung dan berbuat semaunya. Lebih fatal lagi apabila dilakukan oleh orang-orang yang diberi kekuasaan memegang jabatan. Maka ini bisa melahirkan diktator ala Firaun dan Namrudz . Faktor yang ketiga adalah, akibat dosa dan perbutan maksiat. Dosa dan maksiat sangat menjamur di mana-mana, sehingga menggiring manusia ke lembah kehancuran sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anam [6] : 6. Akhirnya, apakah kita akan menunggu bangsa dan generasi sekarang musnah terlebih dahulu akibat dosa dan maksiat mereka? Kemudian menunggu generasi berikut, barulah tumbuh generasi yang baik? Jawabannya tentu tidak, asalkan sekarang semua yang berdosa dan bermaksiat segera bertobat. Maasyiral Muslimin rahimakumullah ... Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa harapan dan cita-cita untuk mewujudkan lingkungan yang sejuk, bersih dan hijau adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama. Pelanggaran terhadap etika dan hukum Islam tentang lingkungan hidup itu akan membawa kepada krisis lingkungan yang berkepanjangan, sehingga terjadi musibah dan bencana alam di mana-mana adalah karena ulah, sikap dan perbuatan manusia sendiri yang merusak alam.

Khutbah kedua:

AGEN SUARA MUHAMMADIYAH DI SUMATERA UTARA SUHARTO Kepala Desa Ajamu Kec. Panai Hulu Kab. Labuhan Batu Sumatera Utara 21472 Hp. 085 261 979 680 RST. ISKANDAR Jl. Sandang Pangan Simpang Terminal Bus Perdagangan Kab. Simalungun, Sumatera Utara Hp. 081 396 322 504

Khutbah Jum'at
BUKTI-BUKTI KEIMANAN
MACHMUD CH SALIM
SMK MUHAMMADIYAH KANDANGHAUR INDRAMANYU JABAR 45254
yang kukuh dalam alam wujud yang nyata. Namun mereka tidak tahu dan sadar akan petunjuk-petunjuk, seperti orang yang ditutup dengan lembaran di wajahnya sehingga tidak melihat kehadapannya. Lantas apa yang mereka tunggu? Sedangkan adzab Allah selalu mengintai mereka dan datang dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari. Kaum Muslimin rahimakumullah. Rasulullah sangat menginginkan kaumnya beriman, begitupun para pendiri negeri ini sangat menginginkan bangsanya beriman. Hal ini, terbukti dalam ungkapan di dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke III (tiga) dan IV (empat). Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan berkebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Kemudian pada alinea ke IV, ....dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa ..... Inilah bukti sebagai kontribusi kecintaan menyampaikan kebaikan yang dibawakannya kepada mereka, serta kasih sayang dan rahmat atas mereka agar mereka tidak tertimpa hukuman yang ditujukan bagi orangorang musyrik, baik di dunia maupun di akhirat. Tetapi, Allah Yang Maha Tahu hati manusia lagi Maha Meliput setiap tabiat dan kondisi manusia, melarang Nabi Muhammad saw dari terlalu tamak akan keimanan mereka.

Dan berapa banyak tanda (kekuasaan Allah) di langit dan bumi yang mereka laluinya, sedang mereka berpaling dari padanya. (Yusuf : 105) Itulah sebabnya mengapa sebagian besar manusia tidak beriman. Kaum Muslimin rahimakumullah. Rasulullah bersabda:

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Marilah kita senantiasa berusaha mempertahankan dan menumbuhsuburkan keimanan, keIslaman dan ketakwaan kita kepada Allah SwT dengan berusaha semaksimal dan seoptimal mungkin untuk melaksanakan perintahperintah-Nya dan menjauhi laranganlarangan-Nya. Seharusnya menjadi ketetapan wahyu. Isyarat kisah, arahan dan sentuhan yang menggerakkan hati bahwa manusia menjadi beriman kepada Al-Quran. Namun, kebanyakan manusia tetap tidak mau beriman.

Sesungguhnya, syirik itu terjadi pada kalian lebih tersembunyi daripada suara rayapan semut (Abu Yala) Dalam Hadist banyak contoh mengenai syirik khafiy (tersembunyi). Diriwayatkan dari Tirmidzi dan ia menilai sebagai Hadist Hasan dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi saw bersabda:

Barangsiapa yang bersumpah dengan selain (nama) Allah, maka dia telah syirik. Diriwayatkan dari Abu Dawud, Ahmad dan lain-lain dari Ibnu Masud ra bahwa Rasulullah bersabda:

Dan sebahagiaan besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya (Yusuf: 103) Ayat ini memberikan isyarat bahwa manusia sebagian besar tidak akan beriman. Mereka melewati bukti

Sesungguhnya, jampi-jampi dan jimat-jimat itu termasuk syirik. Diriwayatkan dari Imam Ahmad dengan sanadnya dari Mahmud bin Labid, bahwa Rasulullah bersabda:

SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 96 | 16 - 31 MEI 2011

33

Khutbah Jum'at
manusia yang jelas dan bersumber dari-Nya ditinggalkan dan diacuhkan. Pada saat itu, perkara tersebut bukan lagi hanya dosa dan kesalahan, tetapi sudah menjadi syirik. Karena hal itu merupakan ketundukkan kepada selain Allah dalam perkara-perkara yang menentang perintah-Nya. Dari sudut ini, perkara itu menjadi sangat berbahaya, oleh karena itu Allah SwT berfirman: nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.(Yusuf: 108)

Sesungguhnya, yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik yang terkecil. Mereka bertanya, Apa syirik terkecil itu wahai rasulullah? Rasulullah menjawab, Riya (sombong). Allah berfirman di hari kiamat ketika manusia datang bersama amalamalnya. Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian bersikap riya kepadanya dan lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka? Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah. Masalahnya, dalam perkaraperkara itu bisa melampaui batas kesalahan dan dosa karena pertentangan. Ketika hal itu merupakan wujud ketaatan, ketundukkan, dan kepasrahan kepada adat suatu masyarakat yang dihormati, padahal ia adalah buatan manusia. Sementara itu, Tuhan

Khutbah kedua

Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahansembahan lain). (Yusuf: 106) Ayat ini mengenai sasaran orangorang yang dihadapi oleh Rasulullah di Jazirah Arab, dan mencakup sasaran orang-orang lainnya di setiap zaman dan setiap tempat.

Katakanlah: Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang

34

12 - 27 JUMADILAKHIR 1432 H

You might also like