You are on page 1of 31

1.

Judul PENGARUH METODE DIRECT INSTRUCTION TERHADAP

PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU DI MTs. ISLAHUL UMMAH NW PAOK REMPEK TAHUN 2011/2012 2. Latar Belakang Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula setiap metode pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dilakukan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain mempunyai perbedaan. Oleh karena itu pendidik perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran sehingga dapat tuntas seperti yang telah ditetapkan. Tetapi para ahli berpendapat bahwa tidak ada metode pengajaran yang lebih baik dari metode pengajaran yang lain (Kardi dan Nur, 2000b : 13). Metode direct intruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu peserta didik dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut metode Direct Instruction (pengajaran langsung) (Kardi dan Nur, 2000:2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang sama yaitu: A teaching methode that is aimed at helping student learn basic skills

and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the metode is labeled the direct instruction metode. Apabila pendidik menggunakan metode Direct Instruction (pengajaran langsung) ini, pendidik mempunyai tanggung jawab untuk

mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada peserta didik, pemetodean/ mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Metode Direct Instruction (pengajaran langsung) ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Hal yang sama dikemukakan oleh Arends (1997:66) bahwa: The direct instruction metode was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a stepby-step fashion. Lebih lanjut Arends (2001:265) menyatakan bahwa: Direct instruction is a teacher-centered metode that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration

by the teacher and a learning environment that businesslike and taskoriented. Hal yang sama dikemukakan oleh Kardi dan Nur (2000a : 27), bahwa suatu pelajaran dengan metode Direct Instruction (pengajaran langsung) berjalan melalui lima fase: (1) penjelasan tentang tujuan dan mempersiapkan Peserta didik, (2) pemahaman/presentasi materi ajar yang akan diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu, (3) memberikan latihan terbimbing, (4) mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik, (5) memberikan latihan mandiri. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahaan sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh penerapan metode direct instruction terhadap Prestasi belajar IPS Terpadu di MTs. Islahul Ummah NW Paok Rempek tahun 2011/2012 ? 4. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktivitas yang akan dilaksanakan sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini, perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti sehingga akan dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai langkah pemecahan masalahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah pengaruh penerapan metode direct instruction terhadap prestasi belajar IPS Terpadu di MTs. Islahul Ummah NW Paok Rempek tahun 2011/2012 .

5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik, untuk dapat membantu peserta didik di dalam menumbuhkan motivasi belajarnya kearah yang lebih keras, giat dan tekun sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik, dengan prestasi belajar yang di dapatkan itulah peserta didik akan terdorong untuk melanjutkan pendidikannya. 2. Bagi pendidik, untuk dapat membantu pendidik dalam menumbuhkan motivasibelajar pada peserta didiknya, agar dapat belajar degan lebih keras, giat dan tekun sehingga tercapai prestasi belajar yang diharapkan. 3. Bagi sekolah, untuk dapat memperoleh gambaran tentang prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS terpadu yang telah didapatkan di sekolah tersebut, serta untuk megetahui motivasi apa yang mendorong Peserta didik untuk dapat melanjukan pendidikanya. 4. Bagi Peneliti, untuk dapat menambah pemahaman dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan penelitian 6. Kajian Teori A. Penegasan Pengertian Istilah 1) Pengertian Metode Direct Instruction Direct Instruction (pengajaran langsung) merupakan suatu metode pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan metode Direct Instruction (pengajaran langsung) pendidik harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

yang akan dilatihkan kepada peserta didik secara langkah demi langkah. Karena dalam pembelajaran, peran pendidik sangat dominan, maka pendidik dituntut agar dapat menjadi seorang penyaji metode yang menarik bagi peserta didik. Sebagian besar tugas pendidik ialah membantu Peserta didik memperoleh pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, misalnya bagaimana cara penggunaan alat peraga pembelajaran, dan bagaimana melakukan sesuatu

eksperimen. pendidik juga membantu peserta didik untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu (dapat diungkapkan dengan kata-kata). 2) Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari pengertian prestasi belajar, diantaranya bahwa Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau materi yang dikembangkan

oleh mata pelajaran. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (1992:22) adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik, setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2005:87) Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan murid untuk mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi. 7. Landasan Teori A. Metode Direct Instruction 1) Pengertian Metode Direct Instruction Direct Instruction (pengajaran langsung) merupakan suatu metode pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan metode Direct Instruction (pengajaran langsung) pendidik harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada Peserta didik secara langkah demi langkah. Dalam pembelajaran, peran pendidik sangat dominan, maka pendidik dituntut agar dapat menjadi seorang penyaji metode yang menarik bagi peserta didik. Sebagian besar tugas Pendidik ialah membantu peserta didik memperoleh pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, misalnya bagaimana cara penggunaan alat peraga pembelajaran, dan bagaimana melakukan sesuatu eksperimen. pendidik juga

membantu peserta didik untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu (dapat diungkapkan dengan kata-kata). Metode Direct Instruction (pengajaran langsung) dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang

terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam sains merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana. Sedangkan bagimana cara mengoperasikan alat-alat ukur dalam sains merupakan contoh pengetahuan prosedural. Selain metode Direct Instruction (pengajaran langsung) efektif untuk digunakan agar peserta didik menguasai suatu pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif sederhana, metode ini juga efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar peserta didik. Beberapa keterampilan belajar peserta didik yang harus dikembangkan oleh pendidik, seperti menggarisbawahi, membuat catatan, dan membuat rangkuman. 2) Tingkah Laku Mengajar (Sintaks) Pada metode pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Pendidik mengawali pelajaran dengan pekerjaan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta

mempersiapkan peserta didik untuk menerima penjelasan Pendidik. Fase persiapan dan motivasi ini kemudian diikuti oleh presentasi

materi ajar yang diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran ini termasuk juga pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan peserta didik. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik tertentu, pendidik perlu selalu mencoba memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari kedalam situasi kehidupan nyata. 3) Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Metode Direct Instruction (Direct Instruction (pengajaran langsung)) memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati di pihak pendidik. Agar efektif, Direct Instruction (pengajaran langsung) mensyaratkan tiap detil keterampilan atau isi didefinisikan secara seksama. Demonstrasi dan jadwal pelatihan juga harus direncanakan dan dilaksanakan secara seksama. Meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan bersama oleh pendidik dan peserta didik, metode ini terutama berpusat pada pendidik. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik harus menjamin terjadinya keterlibatan peserta didik, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi (Tanya jawab) yang terencana. Ini tidak berarti bahwa

pembelajaran bersifat otoriter, dingin, dan tanpa humor. Ini berarti bahwa lingkungan berorientasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar peserta didik mencapai hasil belajar dengan baik.

4) Kelebihan Metode Pembelajaran Direct Instruction Secara umum tiap-tiap metode pembelajaran tentu terdapat kelebihan-kelebihan yang membuat metode pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan metode pembelajaran yang lainnya (Mulyasa, 2004). Seperti halnya pada Metode Direct Instruction pun mempunyai beberapa kelebihan yang disajikan sebagai berikut: a. Dengan metode pembelajaran direct instruction, pendidik mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh peserta didik sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh peserta didik. b. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada peserta didik yang berprestasi rendah sekalipun. c. Metode ini dapat digunakan untuk membangun metode pembelajaran dalam bidang studi tertentu. pendidik dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. d. Metode pembelajaran direct instruction menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu peserta didik yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

e.

Metode

pembelajaran

direct

instruction

(terutama

kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi (kenyataan yang terjadi). f. Metode ini dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil. g. Peserta didik dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas. h. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat. i. Dalam metode ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik. j. k. l. Kinerja peserta didik dapat dipantau secara cermat. Umpan balik bagi peserta didik berorientasi akademik. Metode pembelajaran direct instruction dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik. m. Metode pembelajaran direct instruction dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan factual dan terstruktur. 5) Kekurangan Metode Pembelajaran Direct Instruction Menurut Mulyasa (2004), Selain mempunyai kelebihankelebihan, pada setiap metode pembelajaran akan ditemukan keterbatasan-keterbatasan. Begitu pula dengan metode Pengajaran

10

direct instruction. Keterbatasan-keterbatasan metode pengajaran direct instruction adalah sebagai berikut: a. Karena pendidik memainkan peranan pusat dalam metode ini, maka kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada image pendidik. Jika pendidik tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur, peserta didik dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat. b. Metode pengajaran direct instruction sangat bergantung pada gaya komunikasi pendidik. Komunikator yang kurang baik cenderung menjadikan pembelajaran yang kurang baik pula. c. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, Metode pengajaran direct instruction mungkin tidak dapat memberikan peserta didik kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan. d. Jika terlalu sering digunakan metode pengajaran direct instruction akan membuat peserta didik percaya bahwa pendidik akan memberitahu peserta didik semua yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran peserta didik itu sendiri. e. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan peserta didik. Sayangnya, banyak peserta didik bukanlah merupakan pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh pendidik.

11

6) Fase (tahap) pada Metode Direct Instruction Pada Model Pembelajaran Direct Instruction terdapat lima fase yang sangat penting (Kardi, 1997:3). Sintaks Model tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti: Fase 1 : Fase Orientasi Pada fase ini pendidik memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran. Kegiatan pada fase ini meliputi: a. Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik b. Mendiskusikan pembelajaran c. Member penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan d. Menginformasikan materi atau konsep yang akan atau menginformasikan tujuan

digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran e. Menginformasikan kerangka pelajaran f. Memotivasi peserta didik Fase 2: Fase Presentasi/Demonstrasi Pada fase ini pendidik dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan. Kegiatan ini meliputi: a. Penyajian materi dalam langkah-langkah

12

b. Pemberian contoh konsep c. Pemodelan/peragaan keterampilan d. Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh peserta didik Fase 3: Fase Latihan Terstruktur Dalam fase ini, Pendidik merencanakan dan memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk melakukan latihanlatihan awal. pendidik memberikan penguatan terhadap respon peserta didik yang benar dan mengoreksi yang salah Fase 4: Fase Latihan Terbimbing a. Pada fase berikutnya, peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi

kehidupan nyata. b. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan pendidik untuk mengakses kemampuan peserta didik dalam melakukan tugas, mengecek apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. pendidik memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu. Fase 5: Fase Latihan Mandiri a. Peserta didik melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui peserta didik dengan baik jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85% - 90% dalam

13

fase latihan terbimbing. Pendidik memberikan umpan balik bagi keberhasilan peserta didik.
Tabel 1. Sintaks metode direct instruction (pengajaran langsung)

FASE-FASE FASE 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan Peserta didik FASE 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan FASE 3 Membimbing pelatihan FASE 4 Mengecek pemahaman

PRILAKU PENDIDIK Pendidik menyampaikan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran ini, mempersiapkan Peserta didik untuk belajar Pendidik mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap Pendidik merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

Mencek apakah Peserta didik telah

dan memberikan umpan berhasil melakukan tugas dengan baik, balik FASE 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Pendidik mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari. memberi umpan balik

14

2. Prestasi Belajar 1) Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan, atau dalam definisi yang lebih singkat bahwa prestasi adalah hasil yang telah di capai (dilakuk an dan dikerjakan). Senada dengan pengertian di atas, prestasi adalah hasil yang telah di capai dari apa yang dikerjakan/ yang sudah diusahakan.(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia1997:787 ) Menurut Masud Khasan Abdul Qahar (1994:20), prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Tidak jauh dari pengertian yang dikemukakan oleh Masud, Syaiful Bahri Djamarah (2004) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang

15

menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari pengertian prestasi belajar, diantaranya bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (1992:22) adalah kemampuan yang dimiliki Peserta didik, setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2005:87) prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan murid untuk mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi. Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya dan yang ditempuh yang untuk dapat

memperoleh pengetahuan

keterampilan

diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Prestasi belajar yang didapatkan oleh seorang Peserta didik bersifat sementara kadang kala dalam suatu tahapan

16

belajar, Peserta didik yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya Peserta didik yang gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya. 2) Faktor yang mendongkrak Prestasi Belajar Menurut mulyasa (2004:153) faktor yang mendongkrak prestasi belajar peserta didik yaitu dengan melakukan hal-hal dengan cara mengembangkan kecerdasan emosi seperti sebagai berikut: a. Menyediakan lingkungan yang kondusif b. Menciptakan demokratis c. Mengembangkan sikap empati dan merasakan apa yang sedang dirasakan peserta didik d. Membantu peserta didik menemukan solusi dalam setiap masalah yang dihadapinya e. Melibatkan peserta didik secara optimal dalam lingkungkungan pembelajaran yang

pembelajaran baik secara fisik, social, maupun emosional. f. Merespon setiap prilaku peserta didik secara positif dan menghindari respon yang negative. 3) Tekhnik Menumbuhkan Prestasi Belajar Menurut Djamarah (2005:87), ada beberapa tekhnik

menumbuhkan Prestasi belajar peserta didik, yaitu (1) Pemberian nilai yang diperoleh peserta didik, setelah mengikuti kegiatan

17

belajar dikelas, dimana peserta didik biasanya peserta didik berusaha untuk memperoleh nilai ulangan atau nilai raport dengan angka yang baik; (2) pemberian ganjaran dan hukuman sehingga dapat mengakibatkan dan mempertinggi prestasi peserta didik; (3) persaingan atau kompetisi apabila semua peserta didik mempunyai rasa persaingan (secara sportif/sehat) maka hasil yang dicapai semua peserta didik akan meningkat pula; (4) harga diri, untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga peserta didik bekerja keras; (5) pemberian waktu ulangan, sehingga peserta didik akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya; (6) pembagian hasil ulangan agar peserta didik mengetahui sejauh mana kemapuan mereka dalam menjawab soal-soal. 8. Variabel Penelitian A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh metode direct instruction terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan tingkat kedudukan variabel-variabel yang di teliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Desain penelitian merupakan rencana tentang mengumpulkan data dan menganalisis data agar dapat melaksanakan penelitian secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian (Nasution, 2003 : 23) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk angka. Sehingga penelitian ini tergolong dalam penelitian

18

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang di angkakan (Sugiyono, 2003 : 13), Selanjutnya penelitian kuantitatif menekankan pengukuran dan analisis hubungan kaosalitas antara variabel bukan menekankan untuk melihat proses (Agus Salim, 2001 : 11). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kuantitatif merupakan teknik penelitian yang didasarkan atas perhitungan prosentase rata-rata ci kuadrat dan perhitungan statistik lainnya dengan menekankan analisis kaosalitas antara variabel. Jadi penelitian kuantitatif merupakan prosedur yang sudah baku (mengikuti aturan yang berlaku) untuk melakukan suatu pendekatan guna mendapatkan jawaban pemecahan masalah secara tepat dan benar. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif peneliti dapat memusatkan perhatiannya pada masalah yang sedang dihadapi untuk mendapatkan data yang sebenarnya. B. Populasi dan Sampel Populasi adalah sebagai seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu kita tentukan (Margono, 2003 : 118). Sedangkan Nawawi seperti yang dikutip Margono menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data

19

yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian ( Margono, 1983 : 141 ) Sedangkan secara singkat Arikunto mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan subyek penelitian. Untuk sekedar prakiraan maka apabila subyek penelitian kurang dari seratus (100), lebih baik ambil semua. Sehingga penelitian merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika jumlah subjeknya besar (lebih dari seratus) maka dapat diambil antara 10%-15% atau setara dengan 20%-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari : (a) Kemeuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana (b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data (c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik (Suharsimi, 1998 : 112) Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan bendabenada alam yang lain, populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek-obyek yang dipelajari, tetapi yang meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka jumlah seluruh peserta didik kelas VIII MTs. Islahul Ummah NW Paok Rempek sebagai populasi, karena jumlah Peserta didik kelas VIII hanya 20 orang atau kurang dari seratus (100) maka penelitian ini temasuk penelitian populasi.

20

Dalam penelitian pendidikan, subjek yang dikenai penelitian biasanya dilakukan terhadap sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi. Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli mengemukakan bahwa: Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002 : 109). Ahli lain juga berpendapat bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003:91). Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah jumlah individu sebagai wakil atau diwakili oleh sejumlah yang lebih kecil. Jumlah yang lebih kecil itu disebut sampel.
Table 01. Jumlah Sampel Kelas VIII Di Mts Islahul Ummah NW Paok Rempek

Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas VIII Jumlah

Sampel Laki -Laki Perempuan

Jumlah 8 12 20

C. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Islahul Ummah NW Paok Rempek Desa Genggelang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, waktu pelaksanaan tahun pelajaran 2011/2012 D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Sebab data-data yang diperoleh selanjutnya akan olah. Hasil penelitian akan dikatakan logis apabila dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan dengan data yang lengkap autentik dan akurat.

21

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Test Menurut Suharsimi instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode (1998 : 137). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Margono

mengemukakan tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan pada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (1978 : 170). Sedangkan Suharsimi menjelaskan tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelengensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (1998 : 139). Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (Thoha, 2003 : 43). Jadi tes adalah merupakan suatu cara untuk mendapatkan data yang berbentuk tugas berupa perintah atau pertanyaanpertanyaan yang dapat diberikan kepada peserta didik dan jawaban dari anak tersebut merupakan nilai tes yang digunakan biasanya berupa tes essay dalam bentuk uraian terbatas dan pedoman observasi untuk pengamatan pembelajaran.

22

2. Observasi Pada dasarnya teknik observasi ini di gunakan untuk melihat, mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang, kemudian dapat di lakukan penelitian. Dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan participant observation (observasi berperan serta) dan Non participant observation (observasi non partisipan) (sugiyono, 2005 : 166), peneliti menggunakan observasi non partisipan, dimana peneliti tidak ikut menjadi bagian dari apa yang di teliti, karena peneliti berfungsi sebagai peninjau, yakni menguraikan dan menganalisis data yang telah terkumpul dari keterangan-keterangan tentang gambaran umum yang akan di peroleh dari responden tentang pengaruh Penerapan Metode Direct Instruction Pada Materi Pokok Pasar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Kelas VIII Di Mts Islahul Ummah NW Paok Rempek 3. Angket atau Quisioner Angket dan quisioner merupakan suatu alat pengumpul data dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Margono,2003 : 167), sedangkan ahli lain mengatakan bahwa angket atau quisioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya (Suharsimi, 2002 : 128)

23

4. Dokumentasi Dokumentasi sebagai setiap bahan tertulis atau film (Maleong, 2002:161). Dokumentasi juga berarti cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori-teori, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Margono, 2003:159). Dengan metode ini peneliti kiranya akan mendapatkan data dalam bentuk tertulis mengenai prestasi belajar siswa Materi Pokok Pasar. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan peneliti pada waktu

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Test Margono mengemukakan tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan pada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (1978 : 170). Sedangkan Suharsimi menjelaskan tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelengensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (1998 : 139). Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (Thoha, 2003 : 43).

24

2.

Observasi Di samping menggunakan tes sebagai instrumen pengumpulan data, maka pada penelitian ini peneliti juga menggunakan pedoman observasi untuk mengetahui pengamatan pembelajaran, identitas serta kesulitan peserta didik. Menurut suharsimi (2006:156) observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan mata. Didalam pengertian psikologis, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Penggunaan pedoman observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan keterangan atau informasi pelengkap yang dibutuhkan. Adapun keterangan dan informasi yang ingin didapatkan melalui instrumen penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan, situasi dan kondisi di MTs. Islahul Ummah NW Paok Rempek.

3.

Angket (Quisioner) Quisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui. Quisioner dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung pada sudut pandangnya, yaitu : a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada quisioner langsung dan tertutup

25

b.

Dipandang dari jawaban yang diberikan ada quisioner langsung dan tertutup

c.

Dipandang dari bentuknya maka ada quisioner pilihan ganda, isisan, chek list, rating-scale (Suharsimi, 2002 : 128) Adapun jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu

yang sudah disediakan jawabannya, Peserta didik tinggal memilih salah satu jawaban tersebut yang terdapat pada kolom yang tersedia, jawabannya yaitu (a) Ya (b) Kadang-kadang (c) Tidak, dengan

ketentuan sebagai berikut 1. 2. 3. Jika responden menjawab (a) memperoleh skor (3) Jika responden menjawab (b) memperoleh skor (2) Jika responden menjawab (c) memperoleh skor (1) (Sugiyono, 2003 : 107) Selanjutnya seluruh indikator nilainya direkapitulasi untuk masingmasing responden, yang dihubungkan dengan prestasi belajar. Angket tentang pengaruh Penerapan Metode Direct Instruction Pada Materi Pokok Pasar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Kelas VIII Di Mts Islahul Ummah NW Paok Rempek yang dipilih sebagai populasi penelitian. Pertanyaan dalam angket tersebut berjumlah 30 butir soal dengan pilihan jawaban sebanyak 4 (empat) alternatif atau jawaban yang masing-masing memiliki skor yang mengikuti skala likert dalam Sugiyono (2003 : 107). Skor tertinggi untuk masing-masing nomor adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Jadi nilai tertinggi yang akan diperoleh adalah jumlah soal dikalikan dengan

26

skor tertinggi, yakni 30 X 4 = 120, dan nilai terendah yang akan diperoleh adalah jumlah soal dikalikan dengan skor terendah 30x1=30. 4. Dokumentasi Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film (Maleong, 2002 : 161). Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barangbarang tertulis (Suharsimi, 1998 : 149. berdasarkan hal ini maka metode dokumentasi sesungguhnya merupakan sumber informasi yang

diperoleh lewat tulisan-tulisan, dokumen-dokumen baik yang berupa tulisan yang berbentuk foto-foto atau gambar-gambar suatu kegiatan. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data-data tertulis tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, atau dokumen-dokumen penting lainnya, sehingga di harapkan penulis mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dan lengkap tentang obyek yang di telitinya. Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. 2. Pengaruh penerapan Metode Direct Instruction Prestasi belajar peserta didik kelas VIII MTs. Islahul Ummah NW Paok Rempek pada Materi Pokok Pasar

27

9. Teknik Analisa Data Untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan teknik analisis statistik yaitu dengan rumus angka mentah korelasi product moment, rumus tersebut adalah sebagai berikut : ( dengan Keterangan: rxy = koofesien korelasi product moment anatara variabel X dan Y x = simpangan setiap X dari rerata X- y = simpangan setiap Y dari rerata Y- X = Skor nilai variabel X Y = Skor nilai variabel y (Suharsimi Arikunto, 2005:327) )( )

28

10. Jadwal Kegiatan


BULAN Desember 2011 2 3 4

NO 1 2 3 4 5 6 7

KEGIATAN Persiapan Penyusunan Proposal Konsultasi Proposal Perizinan Penyusunan Skripsi Konsultasi Skripsi Seminar

November 2011 1 2 3 4 5

Januari 2012 2 3 4

11. Rincian Anggaran


NO KEGIATAN Biaya

1 2 3 4 5 6 7

Persiapan Penyusunan Proposal Konsultasi Proposal Perizinan Penyusunan Skripsi Konsultasi Skripsi Seminar Jumlah

Rp. 200.000 Rp. 500.000 Rp. 500.000 Rp. 100.000 Rp. 600.000 Rp. 600.000 Rp. 100.000 Rp. 2.600.000

29

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, Saiful, 1991, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Pendidik, Surabaya : Usaha Nasional

Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo

..........................., 2003, Proses Belajar Mengaja, Bandung : Bumi Aksara

Hadi, Sutrisno, 1980, Psikologi Belajar Dan Mengajar, Jakrta : Bumi Aksara

Moleong, Lexi, 1988, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya

Margono, S, 1996, .Metode Penelitian Pendidikan, Jakrta : Rineke Cipta.

Nurkancana dan Sumartana, 1986, Evaluasi Pendidika, Surabaya : Usaha Nasional.

Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Poerwadarminta, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesi, Jakarta : Balai pustaka

Rohani, Ahmad, 2004, Pengelolaan Pengajaran, Jakrta : Rineke Cipta

Roestiyah, 1989, Masalah-masalah Ilmu KePendidikan, Jakrta : Bina Aksara

30

Sardiman, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja, Surabaya : Usaha Nasional.

Slameto, 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memepengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono, 2000, Statistik Untuk Penelitiani, Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, 1994, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers

31

You might also like