You are on page 1of 0

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat sedikit yang diketahui tentang riwayat hidup Euclides. Hanya diperkirakan ia
hidup antara tahun 350 BC dengan 200 BC. Setelah Alexander Besar meninggal 323 BC
kerajaannya terbagi-bagi. Dan penguasa di Mesir adalah Ptolemeus. Ia menderikan
Universitas di Alexandria. Inilah universitas pertama didirikan dan menjadi model
universitas yang ada pada zaman-zaman berikutnya hingga sekarang. Universitas yang
dilengkapi dengan ruang-ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, museum dan
perumahan untuk staff Universitas.
Ptolemeus memanggil sarjana-sarjana terkemuka menjadi tenaga pengajar di
Universitas itu. Salah seorang diantaranya ialah Euclides dari Athena. Euclides menulis
lebih dari 10 jilid karya yang kemudian terkenal sebagai Euclides.

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui karya-karya Euclides
2. Memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah sejarah matematika

C. Manfaat
1. Mampu memahami geometri Euclides








BAB II
PEMBAHASAN
Karya Euclides
A. Euclides

Euclides diperkirakan hidup antara tahun 350 BC dengan 200 BC. Seorang
penguasa mesir yaitu ptolemeus mendirikan universitas di Alexandria. Salah satu
pengajarnya adalah euclides. Euclides menulis lebih dari 10 jilid karya yang
kemudian terkenal sebagai elemen euclides.
Setelah 700 tahun, theon dari alexandria membuat perbaikan dari karya
euclides itu. Karya theon inilah yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Pada tahun 1220, sarjana inggris yaitu adelard membuat terjemahan dalam
bahasa latin dari terjemahan bahasa arab buku itu. Cetakan pertama dari buku
Elemen Euclides itu dalam bahasa latin dibuat di Venesia pada tahun 1482 oleh
Campanus.
Terjemahan pertama dari bahasa Gerik ke dalam bahasa latin dibuat oleh
Commadino pada tahun 1572. Terjemahan lengkap ke dalam bahasa Inggris
dilakukan oleh Bringsley pada tahun 1570.

B. Buku Elemen Euclides

Buku karya euclides terdiri dari 13 jilid. Buku-buku ini berisi mengenai
teori bilangan, aljabar, dan geometri. Terdapat 465 dalil atau preposisi dalam buku
ini.

Buku I

Isinya mulai dari aksioma, defenisi dan dalil-dail geometri. Terdapat 48
dalil geometri dalam buku ini. 26 dalil pertama berisi tentang segitiga, antara lain
tentang dalil dua segitiga yang kongruen. Dalil 27-32 mengenai kesejajaran dan
jumlah sudut segiitga adalah . Dalil 33-48 mengenai jajaran genjang, segitiga
siku-siku, dan bujursangkar dan luasnya. Dalil 47 adalah mengenai teorema
phitagoras dan dalil 48 mengenai kebalikan torema itu.

Buku II

Terdapat mengenai transformasi luas dan beberapa dalil mengenai aljabar
geometri dan identitas aljabar


Buku III

Dalam buku III, terdapat dalil-dalil mengenai lingkaran, tali busur, garis
singgung dan pengukur sudut.

Buku IV

Di dalam buku ini dibahas mengenai lukisan geometri menggunakan alat
Euclides. Dengan alat euclides melukis segitiga, segilima, segiempat, segi enam,
dan segi limabelas beraturan dengan membagi-bagi busur lingkaran, melukis segi
( ) beraturan. Sehingga sampai abad delapan belas dianggap bahwa semua
segi banyak dapat dilukis dengan alat Euclides. tetapi pada tahun 1796, Carl
Frederich Gauss membuktikan suatu segi banyak beraturan yang banyak sisinya
bilangan prima dapat dilukis bila bilangan prima itu f(n)= +1. Untuk n =0, 1,
2, 3, 4 berturut-turut didapat segi 3, 5, 17, 257, 65.537.

Buku V

Buku ini berisi landasan tentang perbandingan teori Eudoxian mengenai
perbandingan diperjalas sehingga kehebohan penemuan bilangan irrasional oleh
sekolah Pythagoras dapat dipecahkan. Perbandingan dua besaran A dan B yang
sejenis (sama-sama ruas garis, luas dan sebagainya) sama dengan perbandingan
dari besar C dan D yang sejenis. J ika terdapat bilangan positif m dan n yang bulat
sehingga untuk m A n B sesuai dengan mC n D atau A:B =C:D =
m:n. teori Eudox ini kemudian dikembangkan oleh Dedekind dan Weierstass.

Buku VI

Dalam buku ini dijelaskan mengenai pemakaian teori perbandingan
Eudoxian ini dalam geometri bidang datar. Berdasarkan teori itu dibuktikan dalil-
dalil kesebangunan segitiga. Lukisan ruas-ruas garis yang memenuhi perbandingan-
perbandingan seharga. Aljabar geometri dari persamaan kuadrat yang diuraikan
terdahulu terdapat dalam buku ini.
Dua segitiga yang memiliki alas dan tingginya sama luasnya pun
sama.konsep perbandingan dua besaran dalam geometri menurut Pythagoras
teori perbandingan menurut eudoxian pada luas dua segitiga










Pada gambar diatas BC : DE =na, buatlah titik-titik bagi dari BC dan DE,
sehingga ABC terbagi atas m ( ABC) dan ADE atas n ( AD ) dan tiap segitiga
itu memiliki luas yang sama.Berarti luas ABC: luas ADE =BC:DE =m:n. Bila
BC dan DE tidak memiliki ukuran persekutuan atau BC tak dapat dibandingkan
bagaimana membuktikan bahwa luasnya sebagai perbandingan alasnya diambil
tinggi kedua segitiga itu sama. Secara gemilang Eudoxus member bukti sesuai
dengan dalil perbandingan yang disebut terdahulu sbb:










B C D E

Bila BC tidak dapat dibandingkan maka arah CB dibuat titik-titik bagi
.. sehingga CB =B = = atau terdapat ruas-ruas
garis yang sama menjadi alas m buah segitiga yang luasnya sama dengan luas
ADE. Demikian pula pada arah DE dibuat ruas garis E = =
yang panjangnya sama dengan DE maka terdapat n buah segitiga yang luasnya
sama dengan luas ADE.
J adi yerdapat dua segitiga yakni:
segitiga AC dengan alas C =m (CB)
segitiga AD dengan alas D =n(DE)
luas segitiga AC =m x segitiga ACB
luas segitiga AD =n x segitiga ADE
sehingga terdapat luas segitiga AC luas segitiga AD sesuai dengan C =
D yaitu m x luas segitiga ACB=n x luas segitiga ADE sesuai dengan m(CB)
n(DE).
J adi perbandingan luas segitiga ACB: luas segitiga ADE=CB: DE.

Buku VII

Isi buku ini mengenai pembagi persekutuan terbesar dari dua bilangan
terbesar atau lebih sebagai cara menguji apakah dua bilangan prima relative.




Buku VIII

Isi buku ini mengenai perbandingan bersambung, pembanding tengah dalam
bentuk a:b=b:c=c:d. pembanding ini dihubungkan dengan barisan geometri atau
perbandingan bersambung ini menentukan a, b, c, d sebagai suku-suku barisan
geometri.

BUKU IX

Buku ini berisi dalil-dalil mengenai dua teorema pokok yaitu dalil
aritmatika, mengenai rumus jumlah n suku pertama dari suku barisan geometri.
J uga berisi rumus-rumus untuk bilangan sempurna. Bukti bilangan prima
dikerjakan tak langsung atau bukti kemustahilan. Andaiakan banyaknya bilangan
bulat itu terbatas, tentu dapat disebut misalnya sebagai a, b, c,..,k.
Sebut hasil kali bilangan-bilangan prima itu N= a, b, c,,k. J elas N
terbatas. Ambil bilangan berikutnya N+1. N+1 lebih besar dari tiap a,b,c,..,k
yang prim tentu bukan bilangan prim. Tetapi karna N+1 bukan prim pastilah ada
suatu bilangan prim p menjadi factor dari N+1 dan p haruslah salah satu dari
a,b,c,.,k. Berarti p menjadi pembagi atau faktor dari P. atau p sekaligus adalah
factor dari P dan P+1 ini mustahil. J adi pengandaian bahwa bilangan prim itu
terbatas banyaknya adalah salah. Berarti yang benar banyaknya tak terhingga.

BUKU X

Di dalam buku ini diuraikan mengenai ruas garis yang tak dapat
dibandingkan, sehubungan dengan bilangan irrasional. Di dalam banyak didapati
karya Theaetetus. Isi buku ini sudah mulai dengan hasil-hasil pemikiran abstrak
walaupun belum memakai notasi-notasi seperti pada matematika modern.



BUKU XI, XII DAN XIII

Buku XI diuraikan mengenai tigaan Phytagoras dan torema mengenai
pararel epipedum.metoda menghabiskan dalam buku XII dipakai untuk
menentukan rumus isi benda-benda geometri. Secara berkelanjutan uraian geometri
dari buku XI, XII ke buku XIIIadalah dasar pengajaran geometri ruang di sekolah
menengah berabad-abad berikutnya.
Dalam buku XII lebih khusus diuraikan mengenai bidang banyak beraturan
dalam bola. Pentingnya karya Euclides dalam tiga belas buku ini ialah kemahiran
luar biasa menyusun sistematika buku itu secara logis yang merupakan system
deduktif.
Terutama geometri yang tersusun sesuai system aksiomatik modern. Bahwa
pernyataan-pernyataan dimulai dari suatu aksioma dan rangkaian pernyataan atau
dalil-dalil berikutnya didasarkan pada pernyataan sebelumnya.
Dalam buku Euclides dan dalam pengertian ilmu pada gerik purbakala
masih dibedakan postulat dan Aksioma. Ada pengartian aksioma menurut gerik
adalah kebenaran umum tanpa bukti yang berlaku bagi semua ilmu pengetahuan
pada zaman itu. Sedang postulat adalah kebenaran tanpa bukti yang berlaku bagi
suatu jenis ilmu secara khusus. Dalam pengertian modern aksioma dan postulat
adalah sama. Penafsiran itu dapat dilihat dari sistem geometri yang disusun oleh
euclides berikut.
Dimulai dengan 5 aksioma:

: semua benda-benda yang sama dengan suatu benda satu sama lainnya adalah
sama
: jika kepada yang sama diberikan tambahan yang sama maka hasilnya akan
sama
: jika dari yan g sama dikurangi bagian yang sama maka sisanya akan sama
: tiap-tiap benda yang berimpit dengan suatu benda tentunya satu sama lain sama
: keseluruhan itu lebih besar dari bagiannya

las bahwa aksioma diatas berlaku umum untuk besaran apa saja.

Postulat :
: selalu dapat menarik suatu garis dari suatu titik ke titik yang lain
: selalu dapatmembuatruas garis yang tak terbatas banyaknya pada suatu garis
: selalu dapat melukis lingkaran berpusta di suatu titik dengan jari-jariruas garis
yang ditentukan
: semua sudut siku-siku satu sama lain sama besar
: jika dua garis dipotong oleh garis ketiga sehinnga jumlah sudut dalam sepihak
kurang dari dua sudut siku-siku, maka kedua garis itu akan berpotongan pada
pihak sudut yang jumlahnya kurang dari dua sudut siku
kita lihat bahwa postulat itu disusun khusus pada geometri itu. Untuk
menyusun geometrinya, Euclides memulai dengan pengertian pokok yang disebut
elemen atau unsur.

Maka unsur-unsur yang didefenisikan adalah:
1. Titik adalah unsur yang tidak memiliki bagian
2. Garis ialah panjang yang tak mempunyai lebar
3. Garis lurus ialah garis yang menjadi jarak terdekat antara dua titik
4. Bidang ialah unsur yang mempunyai panjang dan lebar

Dengan pengertian pokok , aksioma, dan postulat itu ia menyusun
pernyataan-pernyataan pada geometri yang dikenal dengan geometri Euclides.
Dalam pengembangan geometri Eucclides itu postulat disebut postulat
kesejajaran yang diartikan menjadi melalui suatu titik di luar garis dapat dibuat
tepat satu gris yang sejajar dengan garis terdahulu. Karena dikemudian hari, ahli-
ahli geometribanyak menjumpai kelemahan dalam geometri Euclides, maka
timbullah pemikiran menciptakan geometri non Euclides.





C. Geometri Non Euclides

Barangkali karena proposisi 1- 28 dalam buku I Elemen Euclides tidak
pernah memakai postulat 5, maka timbullah pertanyaan apakah postulat 5 itu
diperlukan. Postulat 5 baru dipakai untuk proposisi 29.
Pada tahun 1733, pertama kali dicetak hasil penelitian dari Girolamo
Saccheri. Ia membuktikan bahwa postulat kesejajaran itu merupakan suatu dalil,
bukan postulat lagi. Maka itu berlebihan. ia membuktikan postulat itu dengan
bukti kemustahilan melalu hipotesa yang ia sebuthipotesa sudut lancip, hipotesa
sudut siku-siku, dan hipotesa sudut tumpul sbb:






Pada gambar di atas ABCD suatu segi empat siku-siku di A dan B, dan
AD=BC. Hendak dibuktikan AD sejajar BC atau sudut D=sudut C
Pembuktian yang diberikan oleh Saccheri ialah melalui tiga hipotesa berikut:
1. Sudut D=sudut C sama-sama lancip
2. Sudut D=sudut C sama-sama siku
3. Sudut D=sudut C sama-sama tumpul
Dengan bukti kemustahilan dari hipotesa 1 dan 3 ia menemukan kontradiksi.
J adi yang benar adalah hipotesa 2 yang berarti sejajarnyaAd dan BC.saccheri lha
ahli pertama dianngap penyusun geometri non Euclides
J hon Playfair (1748-1819) seorang ahli matematika dan fisika scotlandia
mengajukan beberapa pilihan sebagai pengganti diri postulat kesejajaran Euclides
itu, yaitu:

1. Terdapat paling sedikit satu segitiga yang ketiga sudutnya berjumlah dua
sudut siku-siku
2. Terdapat sepasang segitiga yang sebangun tetapi tidak kongruen
3. Terdapat sepasang garis yang jaraknyadimana saja selalu sama
4. Suatu lingkaran dapat melalui tiga titik yang tak segaris
5. Melalui suatu titik di dalam suatu sudut yang besarnyakurang dari ,
selalu dapat ditarik suatu garis yang memotong kedua kaki sudut itu.

Geometri yang mirip susunannya dengan Saccheri diberikan oleh J ohann
Heinrich Lambert (1728-1777) dengan menulis teori-teori garis paralel. Hipotesa
yang diberikan Lambert pada suatu segi empat yang tiga sudutnya siku-siku maka
sudut keempat lancip, siku-siku atau tumpul.
Adrien Marie Legendre (1752-1839) menyusun juga tiga hipotesayakni jumlah
sudut suatu segitiga kurang , sama atau lebih besar dari dua sudut siku-siku. Dan ia
menyusun geometri yang disebut elemen-elemen geometri yang kemudian dipakai
disekolah-sekolah Amerika menngantikan Elemen Euclides.
Eugenio Beltrami (1835-1900) menghidupkan kembali geometri dari
Saccheri.Pengembangan geometri non Euclides yang mirip dengan susunan
Playfair antara lain geometri dari Carl Fredrich Gauss(1777- 1855) dari jerman,
J ohanes Bolyai (1802-1860) dari Hungaria, I vanivitch Lobachevsky (1793-1856)
dari Rusia dengan pemikiran masing-masing pada waktu yang hamper bersamaan
memberikan tiga hipotesa. Melalui suatu titik yang ditentukan dapat ditarik lebih
dari satu, tepat satu, atau tak ada garis yang sejajar dengan garis yang ditentukan.
Usaha-usaha mengganti postulat kelima itu dengan memunculkan hipotesa-
hipotesa, dimaksudkan untuk mencari ketergantungan postulat dari empat postulat
sebelumnya, atau mencari suatu kontradiksi di dalamnya ternyata tidcak terbukti.
Bolyai sendiri membuktikan bahwa postulat kesejajaran harus dipakai untuk
membuktikan proposisi ke-29 yang berbunyi: jika dua garis sejajar dipotong oleh
garis ketiga maka sudut-sudut sehadap, sudut berseberangan sama besar, dan sudut
sepkhak berjumlah dua sudut siku-siku. Tetapi persoalan postulat kesejajaran itulah
yang menciptakan geometri baru yang dikenal sebagai geometri non Euclides
walau[pu kurang tepat diatas namakan kepada Lobachevsky sebagai penciptanya.
Pada tahun 1854 Rieman (1826-1866) menciptakan lagi gepomtri yang
disebut geometri rieman. Ia member postulat bah wa tidak ada garis .lurus yang
sejajar. Ia member penafsiran pada garis lurus sebagai lingkaran-lingkaran besar
pada bola. Geometri Rieman digunakan untuk pengembangan teori relatifitas dari
Einstein.
Selain 13 jilid buku Elemen Euclides masih terdap[at karya lainnya berupa
risalat-risalat. Di antaran risalat itu terdapat judul Data, yakni hubungan bagian dari
suatu bangun, misalnya hubungan a =2R sin A dalam trigonometri, jika dua unsure
diketahui maka unsure ketiga dapat ditentukan.
Risalat lain dengan judul Tentang Pembagian, yaitu mengenai membagi
suatu bangun atas perbamndingan tertentu. Melukis garis pembagiannya melalui
suatu titik yang ditentukan. Karyanya mengenai irisan kerucut kemudian dilengkapi
oleh Apollonius. Karyanya dengan judul Phaenomena mengenai geometri yang
diperlukan untuk astronomi dan optik.



















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Elemen Euclides terdiri dari tigabelas buku, yang pada umumnya berisi
tentang geometri. Namun seiring perkembangan zaman timbul pemikiran yang merubah
geometri Euclides dan dikenal dengan geometri non Euclides di antaranya Girolamo
Saccheri, J hon Playfair, J ohann Heinrich Lambert, Adrien Marie Legendre, Eugenio
Beltrami























DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, Prof.Drs.J . 1990. Pengantar Sejarah Matematika dan Pembaharuan Pengajaran
Matematika Di Sekolah. Bandung: Penerbit Tarsito

You might also like