You are on page 1of 25

MAKALAH BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL

Dosen : Ruli Rahmadjanti


Disusun Oleh : Riski Dwi Purnamasari NPM : 121.2011.022

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI UNUVERSITAS YARSI 2012/2013


i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb Tidak ada perjalanan satu mil kalau tidak dimulai dari satu langkah, tidak ada sebuah buku yang tebal kalau tidak dimulai dari satu kata, kata berawal dari huruf, huruf pun bermula dari satu titik. Atas karunia ilmu-Nya sehingga kami dapat mengumpulkan huruf-huruf untuk dirangkai menjadi makalah seperti sekarang ini, karena itu rasa puji syukur selalu terpanjatkan atas kehadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat dan karunianya yang telah Allah berikan, Shalawat serta salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya. Sehingga makalah sederhana yang berjudul Bank Syariah Dan Bank Konvensional dapat di selesaikan dalam waktu yang di tentukan. Makalah ini muncul sebagai bagian upaya kontribusi dari penulis untuk terus mengembangkan ekonomi syariah di tanah air tercinta, Indonesia. Selain itu karena masih minimnya leteratur yang terkait dengan Ekonomi Islam. Serta minimnya pengetahuan masyarakat muslim di Indonesia tentang teori-teori keuangan menurut ajaran islam. Maka dari itu dengan adanya penulisan makalah ini, penulis berharap Ekonomi Syariah dapat lebih berkembang di terapkan di Indonesia, khususnya untuk umat muslim yang ada di tanah air tercinta ini. Dan juga penulis berharap umat muslim di Indonesia bias semakin mengerti dan paham lebih dalam lagi tentang ekonomi yang di terapkan dalam islam. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Sehingga masih sangat diperlukan saran atau masukan untuk lebih sempurnanya makalah ini. Seperti pepatah Tak ada gading yang tak retak .

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 5 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 5 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 7 1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 7 1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 7 BAB 2 BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL ......................................... 8 2.1 Bank Konvensional ................................................................................................. 8 2.1.1 Kegiatan-kegiatan Bank Konvensional .......................................................... 10 2.1.1.1 Kiriman Uang (Transfer) .................................................................................... 11 2.1.1.2 Kliring (Clearing) ................................................................................................ 12 2.1.1.3 Inkaso (Collection) .............................................................................................. 12 2.1.1.4 Safe Deposit Box ................................................................................................. 13 2.1.1.5 Bank Card ............................................................................................................. 13 2.1.1.6 Bank Notes............................................................................................................ 14 2.1.1.7 Trevellers Cheque ................................................................................................ 14 2.1.1.8 Letter Of Credit (L/C) ......................................................................................... 14 2.1.1.9 Bank Garansi dan Referensi Bank ..................................................................... 14 2.1.1.10 Memberikan jasa-jasa di pasar modal ............................................................. 15 2.1.1.11 Menerima setoran-setoran ................................................................................ 15 2.2 Bank Syariah ......................................................................................................... 16 2.2.1 Jenis-jenis jasa Bank Syariah ......................................................................... 18 2.2.1.1 Al-wadiah (Simpanan) ....................................................................................... 18 2.2.1.2 Pembiayan dengan bagi hasil ............................................................................. 19 2.2.1.3 Bai Al-murabahah .............................................................................................. 20 2.2.1.4 Bai As-Salam ...................................................................................................... 20

iii

2.2.1.5 Bai al-istihna ....................................................................................................... 20 2.2.1.6 Al-ijarah (Leasing) .............................................................................................. 21 2.2.1.7 Al-wakalah (Amanat) .......................................................................................... 21 2.2.1.8 Al-kafalah ............................................................................................................. 21 2.2.1.9 Al-hawalah ............................................................................................................ 21 2.2.1.10 Ar-rahn ................................................................................................................ 21 2.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................................................ 22 BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................... 24 3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 24 3.2 Saran ..................................................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 25

iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menabung adalah cara alternatif yang dilakukan masyarakat untuk mengumpulkan harta kekayaan yang dimiliki. Akan tetapi jika melihat pada zaman dahulu, masyarakat banyak yang menyimpan uangnya di bawah bantal, di dalam laci, ataupun di bawah tumpukan pakaian di dalam lemari. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kejadian yang tidak diinginkan oleh pemiliknya. Karena jika dilihat dari segi negatifnya uang harta kekayaan tersebut sewaktu-waktu bisa saja berpindah tangan kepada orang lain yang bukan pemiliknya. atau terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Dengan sejalannya waktu, zaman semakin modern, dan kemajuan teknologi semakin berkembang, masyarakat tidak perlu khawatir lagi untuk mengumpulkan dan menyimpan harta kekayaannya. Karena di zaman yang modern ini sudah ada tempat penyimpanan uang yang aman, yaitu bank. Bank adalah usaha di bidang keuangan yang menarik uang dan mengeluarkan uang di masyarakat, yang melalui kegiatan

pengkreditan dan berbagai jasa yang diberikan. Bahkan bukan hanya uang saja yang bisa di simpan di bank, tapi juga surat-surat yang dinilai berharga. Seperti, surat tanah, surat rumah, dll. Sehingga keberadaannya akan terjamin keamanannya. Setidaknya bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain terjamin keamanannya, menabung uang di bank juga bisa mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan bunga setiap bulannya yang diberikan pihak bank. Berapa persennya tergantung dari bank masingmasing yang memberikan. Dengan terus berkembangnya teknologi, semakin banyak bank-bank yang beroperasi di Indonesia. Bank-bank tersebut bersaing untuk mendapatkan sebanyakbanyaknya nasabah yang akan menabung di bank tersebut, dengan strategi yang

digunakan pada masng-masing bank. Dengan ketatnya persaingan kebanyakan bank menawarkan bunga yang besar. Hal tersebut semata-mata hanya untuk menarik nasabah sebanyak-banyaknya agar menggunakan jasa bank tersebut. Akan tetapi jika dipandang menurut teori pemikiran ekonomi islam, jika bunga yang diberikan terlalu besar maka hal tersebut dilarang oleh Islam. Dan tentunya hal tersebut harus di hindari. Karena menurut pandangan pemikiran ekonomi islam bunga yang di berikan sama dengan uang riba. Yaitu seperti yang telah dijelaskan dalam firman allah bahwa riba itu haram:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Qs. Ali Imron [3]: 130) Akan tetapi banyak masyarakat yang tergiur dengan pemberian bunga bank yang tinggi. Bahkan banyak juga dari mereka adalah umat muslim. Hal tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan tentang teori ekonomi Islam. Tapi sekarang umat muslim tidak perlu khawatir lagi, karena sekarang di Indonesia sudah banyak bank yang menjalankan system perbankan syariah atau Bank Syariah . Tentunya umat muslim di Indonesia tak perlu getir lagi hatinya untuk menabung. Karena dalam bank syariah menjalankan system berlandaskan atas dasar teori Islam. Ekonomi syariah dibangun atas dasar ajaran-ajaran dan teori Islam, karenanya hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari agama Islam. Karena Islam bersifat integral. Sebagai turunan dari agama Islam, ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya. Islam adalah system kehidupan, ia telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk juga dalam bidang ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


Pengertian, bank syariah dan bank konvensional perbedaan bank syariah dan bank konvensional

1.3 Tujuan Penulisan


Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai penduduk paling banyak nomer dua sedunia setelah cina. Kebanyakan dari penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Sehingga pengetahuan tentang perbankan syariah sangatlah penting dan dibutuhkan. Maka penulisan makalah ini bertujuan untuk:. 1. Mengetahui dan memahami pengertian bank syariah dan bank konvensional. 2. Mengetahui produk-produk yang ditawarkan Bank Syariah dan Bank Konvensional 3. Mengetahui perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional.

1.4 Sistematika Penulisan


Penulisan melakukan penyusunan makalah yang terdiri dari tiga bab, bab 1 sebagai penunjang bab-bab yang lain dan untuk memperoleh gambaran secara sistematis sehingga dapat mengerti dan mudah dipahami terhadap masalah yang akan dijelaskan pada bab berikutnya. BAB 1 PENDAHULUAN Padabab ini akan dijelaskan dan diterangkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB 2 JUDUL Dalam bab ini, akan menjelaskan pembahasan dari rumusan masalah. BAB 3 PENUTUP Terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB 2 BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL


2.1 Bank Konvensional
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah badan usha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentu-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian penghimpunan dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito, dan depositi berjangka.

Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan pada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk

menanamkan dananya. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada debitur dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di samping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan risiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa funding1 dan lending2 merupakan kegiatan utama perbankan. Keuntungan pertama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Apabila suatu bank mengalami spread based3, dimana suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama negative spread.

Kasmir, S.E. M.M, Bank dan Lembaga keuangan lainnya (Jakarta: Rajawali pers, 2008), hal. 27. Ibid., hal. 29 3 Drs. Ismail, MBA., Ak, Perbankan syariah (Surabaya: Kencana, 2010), hal. 20.
2

2.1.1 Kegiatan-kegiatan Bank Konvensional

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Sama seperti halnya pedagang atau perusahaan lainnya, kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat kita katakana adalah membeli uang (menghimpun dana) dan menjual uang (menyalurkan dana) kepada masyarakat umum. Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat. Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya produk ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah sebagai berikut: a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk: 1. Simpanan giro (Deman Deposit) 2. Simpanan tabungan (Saving Deposit) 3. Simpana deposito (Time Deposit) b. Menalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk: 1. Kredit investasi 2. Kredit Modal Kerja 3. Kredit Perdagangan c. Memberikan jasa-jasa lainnya (Services) sepertinya: 1. Transfer (Kiriman Uang) 2. Inkaso (collection) 3. Kliring (clearing) 4. Safe Deposit Box 5. Bank Card 6. Bank Notes (Valas) 7. Bank Garansi
10

8. Referensi Bank 9. Bank Draft 10. Letter of Credirt 11. Cek Wisata (Travellers Cheque) 12. Jual beli surat-surat berharga 13. Menerima setoran-setoran seperti: Pembayaran pajak Pembayaran telepon Pembayaran listrik Pembayaran uang kuliah

14. Melayani pembayaran-pembayan seperti: Gaji/Pensiun/Honorarium Pembayaran deviden Pembayaran kupon Pembayaran bonus/hadiah

15. Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi: Penjamin emisi (underwriter) Penjamin (guarantor) Wali amanat (trustee) Perantara perdagangan efek (pialang/broker) Pedagang efek (dealer) Perusahaan pengelola dana (investment company)

16. Dan jasa-jasa lainnya


2.1.1.1 Kiriman Uang (Transfer)

Pengiriman uang atau transfer lewat bank akan memberikan beberapa keuntungan bagi nasbah, jika dibandingkan dengan jasa pengiriman lainnya. Keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing pihak antara lain: a. Bagi nasabah akan mendapat Pengiriman uang lebih cepat

11

Aman sampai tujuan Pengiriman dapat dilakukan lewat telepon melalui pembebanan rekening Prosedur mudah dan murah

b. Bagi bank akan memperoleh Biaya kirim Biaya provisi dan komisi Pelayanan kepada nasabah

2.1.1.2 Kliring (Clearing)

Kliring merupakan jasa penyelesaian utang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring penagihan warkat seperti cek atau BG yang berasal dari dalam kota). Lembaga kliring ini dibentuk dan dikoordinasi oleh Bank Indonesia setiap hari kerj. Peserta kliring adalah bank yang sudah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Tujuan dilakukan kliring oleh Bank Indonesia antara lain: a. Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral b. Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah, aman, dan efisien.
2.1.1.3 Inkaso (Collection)

Inkaso merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal dari luar kota ata luar negeri. Adapun warkat-warkat yang dapat diinkasokan atau ditagihkan adalah warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri seperti: - Cek - Bilyet giro - Wesel - Kuitansi - Surat aksep - Deviden

12

- Kupon - Money orderdan surat berharga lainnya


2.1.1.4 Safe Deposit Box

Safe Deposit Box (SDB) merupakan jasa-jasa bank uang diberikan kepada para nasabahnya. Jasa ini juga dikenal dengan nama safe loket. SBD berbentuk kotak dengan ukuran tertentu dan disewakan kepada nasabah yang berkepentingan untuk menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda berharga miliknya. Pembukaan SDB dilakukan dengan dua buah anak kunci, damana satu di pegang bank dan satu lagi dipegang oleh nasabah. Kegunaan dari SDB adalah untuk Sertifikat deposito Srtifikat tanah Saham Obligasi Surat perjanjian Dan surat atau dokumen lainnya

2.1.1.5 Bank Card

Bank card merupakan kartu plastic yang dikeluarkan oleh bank yang diberikan kepada nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti supermarket, pasar swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan, dan tempat lainnya. Disamping itu, dengan kartu ini juga dapat diuangkan (mengambil uang tunai) di tempat sepert ATM4. ATM biasanya tersebar di berbagai tempat yang strategis seperti di pusat perbelanjaan, hiburan, dan pertokoan.

Kasmir, S.E. M.M, op.cit., hal. 21

13

2.1.1.6 Bank Notes

Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh bank di luar negeri. Bank notes dikenal juga dengan istilah devisa tunai yang mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai. Tidak semua bank notes dapat diperjual belikan, hal ini tergantung daripada peraturan devisa di Negara yang asal bank notes.
2.1.1.7 Trevellers Cheque

Traveller Cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek perjalanan yang biasanya digunakan oleh mereka yang hendak bepergian atau sering dibawa oleh turis. Traveller Cheque diterbitkan dalam pecahan-pecahan tertentu seperti halnya uang kartal dan diterbitkan dala mata uang rupiah dan mata uang asing. Traveller Cheque yang diterbitkan dalam mata uang asing dalam setiap transaksinya baik dalam transaksi penjualan maupun transaksi pencairan menggunakan kurs. Kurs yang digunakan adalah kurs devisa umum.
2.1.1.8 Letter Of Credit (L/C)

Letter Of Credit (L/C) merupaka salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor-impor) termasuk barang dala negeri ( antar pulau). Kegunaan Letter Of Credit (L/C) adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importer) maupun penjual (Eksportir) dalam transaksi dagangannya.
2.1.1.9 Bank Garansi dan Referensi Bank

Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik peroranga, perusahaan atau lembaga/lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjamin akan memenuhi (membayar) kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang menerima jaminann apabila yang dijamin kemudian hari ternyata tidak
14

memenuhi kewajibak kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cedera janji.
2.1.1.10 Memberikan jasa-jasa di pasar modal

Di dalam pasar modal pihak perbankan mempunyai peranan yang sangat besar dalam rangka memajukan perkembangan pasar modal. Perbankan mendukung setiap kegiatan yang ada demi kelancaran transaksi di pasar modal antara lain: Penjaminan emisi (underwriter) Penjami (guarantor) Wali amanat (trustee) Perantara perdagangan efek/pialang (broker) Pedagang efek (dealer) Perusahaan pengelola dana (investment)

2.1.1.11 Menerima setoran-setoran

Jasa ini diutamakan untuk membantu nasabahnya dalam megumpulkan setoran atau pembayaran lewat bank. Setoran atan pembayaran yang biasa diterima oleh bank antara lain: Pembayaran listrik Pembayaran telepon Pembayaran pajak Pembayaran uang kuliah Setoran ONH

15

2.2 Bank Syariah


Bank syariah di Indonesia lahir sejak tahun 1992. Bank syariah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1992 hingga tahun 1999, perkembangan Bank Muamalat Indonesia, masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 dan 1998, maka para bankir melihat bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu terkena dampak krisis moneter. Para bankir berpikir bahwa BMI, satu-satunya bank syariah di Indonesia tahan terhadap krisis moneter. Pada 1999, berdirilah Bank Syariah Mandiri yang merupakan konversi dari Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti merupakan bank konvensional yank dibeli oleh Bank Dagang Negara, kemudian dikonversi menjadi Bank Syariah Mandiri, bank syariah kedua di Indonesia. Pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM) menjadi pertaruhan bagi bankir syariah. Bila BSM berhasil, maka bank syariah di Indonesia dapat berkembang. Sebaliknya, bila BSM gagal, maka besar kemungkinan bank syariah di Indonesia akan gagal. Hal ini disebabkan karena BSM merupakan bank syariah yang didirikan oleh Bank BUMN milik pemerintah. Ternyata BSM dengan cepat mengalami perkembangan. Pendirian Bank Syariah Mandiri diikuti oleh pendirian beberapa bank syariah atau unit usaha syariah lainnya. Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah memiliki fungsi penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi dari pihak pemilik dana. Fungsi

16

lainnya ialah menyalurkan dana kepada pihak lain yang membutuhkan dana dalam bentuk jual beli maupun kerja sama usha. Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak investor yang menginvestasikan dananya di bank kemudian selanjutnya bank syariah menyalurkan dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Investor yang menempatkan dananya akan mendapatkan imbalan dari bank dala bentuk bagi hasil atau bentuk lainnya yang disahkan dalam syariah Islam. Bank syariah menyalurka dananya kepada pihak yang membutuhkan pada umumnya dalam akad jual beli dan kerja sama usaha. Imbalan yang diperoleh dalam margin keuntungan, bentuk bagi hasil, dan/atau bentuk lainnya sesuai dengan syariah islam. Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah islam. Undang-undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008 menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsipnya dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS), dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Bank umum syariah adalah bank syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan akta pendiriannya, bukan merupakan dari bank konvensional. Beberapa contoh bank umum syariah antara lain Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah, dan Bank BRI Syariah. Unit usaha syariah merupakan unit usaha syariah yang masih di bawah pengelolaan bank konvensional. Unit Usaha syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
17

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang kedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Contoh unit usaha syariah antara lain BNI Syariah, Bank Permata Syariah, BII Syariah, dan Bank Danamon Syariah.
2.2.1 Jenis-jenis jasa Bank Syariah

Sama seperti halnya dengan bank knovensional, bank syariah juga menawarkan nasabah dengan produk perbankan, hanya saja bedanya dengan bank konvensional adalah dalam hal penentuan harga, baik terhadap harga jual maupun harga beli. Produk-produk yang ditawarkan tentunya sangay islami dan berdasarkan system islam. Termasuk dalam memberikan pelayanan pada nasabahnya. Jenis-jenis jasa yang ditawarkan adalah:
2.2.1.1 Al-wadiah (Simpanan)

Al-wadiah merupakan titipan atau simpanan pada Bank Syariah. Prinsip Alwadiah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hokum yang haru dijaga dan dikembalikan kapan saja bila sipenitip menghendaki. Seperti halnya yad al-amanah yang artinya tangan amanah. Si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan. Akan tetapi, dewasa ini agar uang yang dititipkan tidah menganggur begitu saja,oleh si penyimpan uang titipan tersebut (Bank Syariah) digunakan untuk kegiatan perekonomian. Tentu saja pengguna uang titipan harus terlebih dahulu meminta izin kepada sipemilik uang dan dengan catatan sipengguna uang menjamin akan mengembalikan uang tersebut secara utuh. Dengan demikian, prinsip yad alamanah (tangan amanah) menjadi yad adh-dhamanah (tangan penenggung). Yang terpenting dalam hal ini si penyimpan bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang menimpa uang tersebut. Konsekuensi dari diterapkannya prinsi yadh adh-dhamanah pihak bank akan menerima seluruh keuntungan dari penggunaan uang, namun sebaliknya jika
18

mengalami kerugian juga harus ditanggung oleh pihak bank. Sebagai imbalan kepada pemilik dana disamping jaminan keamanan uangnya juga akan memperoleh fasilitas lainnya seperti insentif atau bonus untuk giro wadiah. Artinya bank dilarang memberikan jasa atas pemakaian uangnya berupa insentif atau bonus, dengan catatan tanpa perjanjian terlebih dahulu baik nominal maupun persentase dan ini murni merupakan kebijakan bank sebagai pengguna uang. Dalam praktiknya nisbah antara bank (shahibul maal) dengan deposan (mudharib) berupa bonus untuk giro wadiah sebesar 30%, nisbah 40 : 60 untuk simpanan tabungan dan nisbah 45 : 55 untuk simpanan deposito.
2.2.1.2 Pembiayan dengan bagi hasil

Pelaluran dana dalam bank konvensional, kita kenal dengan istilah kredit atau pinjaman. Sedangkan dalam bank syariah untuk penyaluran dananya kita kenal dengan istilah pembiayaan.jika dalam bank konvensional keuntungan bank diperoleh dari bunga yang dibebankan, maka dalam bank syariah keuntungan diperoleh dalam bagi hasil. Pembiayaan dalam bank syariah dapat dilakukan dengan empat akad : Al-musyarakah Al-mudharabah Al-muzaarah Al-musaqah

a. Al-musyarakah Al-musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan yang telah di sepakati oleh kedua belah pihak.

b. Al-mudharabah Almudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak yang lainnya menjadi pengelola. Keuntungan di bagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila

19

rugi, maka akan di tanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelola yang bertanggung jawab. Begitu sebaliknya. c. Al-muzaarah Al-muzaarah merpakan kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan kepada penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan untuk pembiayaan bidang platation atas dasar bagi hasil panen. d. Al-musaqah Al-musaqah merupakan bagian dari al-muzaarah yaitu penggarap hanya bertang jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap di peroleh dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dala kontek adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap.
2.2.1.3 Bai Al-murabahah

Bai al-murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya.

2.2.1.4 Bai As-Salam

Bai as-salam merupakan pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka.prinsip yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih dahulu jenis, kualitas, dan jumlah barang dan hokum awal pembayaran harus dalam bentuk uang.
2.2.1.5 Bai al-istihna

Bai al-istihna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat terlebih dahulu tentang harga dan system pembayaran. Kesepakatan harga dapat dilakukan

20

tawar-menawar dan system pembayaran dapat dilakukan di muka atau secara angsuran per bulanan.
2.2.1.6 Al-ijarah (Leasing)

Al-ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing baik dalam kegiatan operating lease maupun financial leas.
2.2.1.7 Al-wakalah (Amanat)

Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi mandate.
2.2.1.8 Al-kafalah

Al-kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang di tanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak ke pihah yang lain.
2.2.1.9 Al-hawalah

Al-hawalah merupakan pengalihan utang tari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan dengan kegiatan anjak piutang.
2.2.1.10 Ar-rahn

Ar-rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman atas pinjaman yang telah di terimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.

21

2.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional


Bank syariah merupakan bank yank dalam system operasionalnya tidak menggunakan system bunga, akan tetepi menggunakan prinsip dasar sesuai dengan syariah islam. Dalam menentukan imbalannya, baik imbalan yang diberikan maupun imbalan yang diterima. Bank syariah tidak menggunakan system bunga, akan tetapi menggunakan konsep imbalan sesuai dengan akad yang telah di sepakati. Sedangakan pada bank umum atau bank konvensional, sintem operasionalnya menggunakan system suku bunga. Berikut ini adalah table perbedaan bank syariah dengan bank konvensional.

22

Tabel 2.1 Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

No. 1

Bank Syariah Investasi, hanya untuk proyek dan produk yang halal serta

No. 1

Bank Konvensional Investasi, mempertimbangkan haram asalkan halal proyek tidak atau yang

menguntungkan.

dibiayai menguntungkan. 2 Return yang dibayar dan/atau yang diterima berasal daribbagi hasil atau pendapatan lainnya berdasarkan 2 Return baik yang dibayar pada nasabah penyimpan dana dan

return yg diterima dari nasabah pengguna dana berupa bunga. 3 Perjanjian menggunakan hukum positif. 4 Orientasi pembiayaann untuk

prinsip syariah. 3 Perjanjian dibuat dalam bentuk akad sesuai dengan syariah islam. 4 Orientasi pembiayaan, tidak hanya untuk keuntungan akan tetapi juga falah oriented yaitu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. 5 Hubungan antara nasabah dan bank adalah mitra. 6 Dewan pengawas terdiri dari, BI, Bapepam, Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS). 7 Penyelesaian sengketa, diupayakan diselesaikan secara musyawarah 7 6 5

memperoleh keuntungan atas dana yang dipinjamkan.

Hubungan antara nasabah dan bank adalah kreditor dan debitur. Dewan pengawas terdiri dari BI, Bepepam, dan Komisaris.

Penyelesaian

sengketa

melalui

pengadilan negeri setempat.

antara bank dan nasabah, melalui peradilan agama.

23

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bunga juga memberikan keuntungan kepada pemilik dana atau investor. Namun keuntungan yang diperoleh pemilik dana atas bunga tentunya berbeda dengan keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil. Keuntungan yang berasal dari bunga sifatnya tetap tanpa memerhatikan hasil usaha pihak yang dibiayai, sebaliknya keuntungan yang berasal dari bagi hasil akan berubah mengikuti hasil usaha pihak yang mendapatkan dana. Dengan system bagi hasil, kedua pihak antara pihak investor dan pihak penerima dana akan menikmati keuntungan dengan pembagian yang adil.

3.2 Saran
Saran yang di ajukan untuk pembahasan makalah ini, agar perbankan syariah yang memiliki potensi besar harus dimanfaatkan pemerintah sebagai lembaga intermediasi keuangan di Indonesoa. Tujuannya untuk menumbuhkan perekonomian dan juga msyarakat seharusnya menjadikan bank syariah sebagai partner dalam aktivitas keuangannya. Karena bank syariah banyak memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan bank konvensional.

24

DAFTAR PUSTAKA

Herlina Aida. 2005. Efisiensi Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah. Tesis Kehususan Ekonomi Dan Keuangan Syariah. Jakarta : Pascasarjana Universitas UI. Ismail, Drs. MBA., Ak. 2010. Bank Syariah. Surabaya : Kencana Prenada Media Group. Kasmir, S.E. M.M. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Rajawali Pers.

25

You might also like