You are on page 1of 32

PENYELESAIAN PP PILKADA LANGSUNG Jakarta, 26 Oktober 2004 (OCM-06).

Departemen Dalam Negeri akan menyelesaikan Peraturan Pemerintah (PP) pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung,paling lambat akhir November 2004 dan setelah itu akan mensosialisasikannya ke seluruh Pemerintahan Daerah (Pemda), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), demikian harapan endagri pada a!ara "apat Koordinasi #ubernur di Kantor Depdagri$ Dalam "akor #ubernur tersebut oleh Dir%en &tonomi Daerah Depdagri, Progo Nurd%aman menambahkan bah'a Depdagri akan membentuk satu (im pembahas PP tentang Pilkada, yang akan beker%asama dengan pihak KPU$ PP tersebut akan berisi seputar pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah$ enurut Dir%en &tda bah'a KPU tetap dapat melakukan supervisi pelaksanaan Pilkada kepada KPUD, hanya sa%a tidak dapat mengintervensi KPUD dalam pelaksanaan Pilkada$ )elan%utnya enteri Dalam Negeri pada kesempatan "akor #ubernur tersebut antara lain menegaskan bah'a dalam rangka menghadapi lebaran, #ubernur sebagai 'akil Pemerintah Pusat harus dapat men%amin pemenuhan seluruh kebutuhan masyarakat pada saat lebaran$ )elain itu, enteri Dalam Negeri %uga mengingatkan ke Pemerintah Daerah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka menangkal terorisme$ *erkaitan dengan hal tersebut agar seluruh aparat hingga tingkat terba'ah untuk mengakti+kan kembali sistem 'a%ib lapor bagi masyarakat ke "( apabila ada tamu datang ke lingkungan, sehingga diketahui berapa lama dan dalam rangka apa datang ke lingkungan (Sumber: Media Indonesia, 26 Oktober 2004).

DEPDAGRI SEDANG MENYUSUN PERATURAN PEMERINTAH ,akarta, 2- &ktober 2004 (&. /00)$ )etelah disahkannya UU Nomor 12 (ahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,Departemen Dalam Negeri akan segera mengeluarkan mekanisme pemilihan Kepala Daerah 2angsung, yang akan men%adi a!uan setiap daerah melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2angsung$ Undang/undang Nomor 12 tahun 2004 sebagai pengganti Undang/Undang Nomor 22 tahun 3444 telah ditandatangani mantan Presiden ega'ati )ukarnoputri beberapa hari men%elang berakhir masa %abatannya$ Pelaksanaan Pilkada akan dimulai ,uli 2000, oleh karena itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah harus sudah mempersiapkan tiga dan empat bulan sebelumnya, kata pengamat politik dari Universitas 5ndonesia as'adi "au+, paling tidak pada akhir tahun ini sudah siap untuk segera disosialisasikan$ )abtu (21630)$ Pilkada langsung akan dimulai ,uli 2000 dan dalam satu tahun terdapat 3-1 Kepala Daerah yang habis masa %abatannya sehingga ada 3-1 Pilkada yang harus dilaksanakan$ )e!ara terpisah, Ketua KPU Na7aruddin )%amsuddin mengatakan, setelah ketentuan perundang/undangan memberikan tugas penyelenggaraan Pilkada kepada KPU Provinsi dan Kabupaten6Kota, KPU Pusat hanya bisa memberi peringatan dini$ KPU tidak akan menga%ukan u%i materi atas Undang/Undang Nomor 12 tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah, katanya$ Na7aruddin menegaskan, KPU merupakan institusi pelaksana Undang/Undang sehingga urusan menetapkan atau mengubah Undang/Undang men%adi urusan Parlemen dan Pemerintah selaku pembuatnya (Kompas, 20 &ktober)$(&. /0)$

DASAR PERTIMBANGAN PP 6 TAHUN 2005

,akarta, 23 8ebruari 2000 (&. /30)$ Pada 2embaran Negara (ahun 2000 No$ 22, telah diundangkan PP No$ - (ahun 2000 tentang (ata!ara Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan 9akil Kepala Daerah pada tanggal 33 8ebruari 2000$ Dasar pertimbangannya yang se%alan dengan amandemen UUD 3440 yang telah meletakkan dasar/dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dengan meletakkan kedaulatan berada di tangan rakyat yang di'u%udkan melalui pengembangan +ormat politik dalam negeri dan pengembangan sistim pemerintahan termasuk sistim penyelenggaraan pemerintahan daerah ke arah yang lebih demokratis$ )ebagai konsekuensi negara hukum, perubahan +ormat politik dan sistem pemerintahan harus ditindaklan%uti dengan UU No$ 22 (ahun 2001, yaitu perubahan peraturan perundang/undangan di bidang politik dan pemerintahan dengan dilakukannya perubahan undang/undang yang mengatur susunan dan kedudukan P", DP", DPD dan DP"D dengan mengurangi tugas dan 'e'enang DP"D dalam hal rekruitmen kepala pemerintah daerah$ Dengan ditetapkannya UU No$ 12 (ahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah dan 9akil Kepala Daerah mempunyai peran yang sangat strategis dalam rangka pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, pemerataan, kese%ahteraan masyarakat, memelihara hubungan yang serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk men%aga keutuhan NK"5$ &leh karena itu, diperlukan +igur Kepala Daerah dan 9akil Kepala Daerah yang mampu mengembangkan inovasi, ber'a'asan ke depan dan siap melakukan perubahan ke arah yang lebih baik$ )e%alan dengan pengembangan sarana demokrasi kedaulatan rakyat dalam NK"5 yang berdasarkan Pan!asila dan UUD 3440 serta UU No$ 12 (ahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka Kepala Daerah dan 9akil Kepala Daerah dipilih se!ara langsung oleh rakyat yang dilaksanakan se!ara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, %u%ur, dan adil melalui pemungutan suara$ Proses pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan melalui beberapa tahapan dimulai dari masa persiapan dan tahap pelaksanaan meliputi, persiapan pemilihan, penyelenggara pemilihan, penetapan pemilih, penda+taran dan penetapan pasangan !alon, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, serta penetapan pasangan !alon terpilih, pengesahan, dan pelantikan$ &leh karena Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan 9akil Kepala Daerah merupakan satu kesatuan yang diatur sekaligus dalam satu PP$ :mail address; admin<dit%en/otda$go$id

STRATEGI PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA PROPINSI SULAWESI UTARA PADA ERA OTONOMI1
P:N#=N(="
Dengan pemberlakuan otonomi maka daerah dituntut lebih mandiri dalam pengurusan >rumah dan isi rumah? nya, dan ketergantungan terhadap pemerintah pusat semakin berkurang$ Proses pemandirian ini sekaligus merupakan pemberdayaan bagi sumber daya manusia di daerah$ Dalam konteks ini, sumber daya manusia ()D ) menempati posisi strategis dan men!akup seluruh masyarakat, aparatur pemerintah dan seluruh pelaku pembangunan$ =rtikulasi bahasan ini adalah strategi penyiapan )D untuk implementasi otonomi daerah agar dambaan masyarakat akan kese%ahteraan dan kemakmuran dapat di!apai se!ara optimum$ Dambaan ini hanya dapat di!apai %ika )D memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mengelola dan mengolah kekuatan yang dimilikinya (sumber/sumber yang tersedia), meman+aatkan peluang/peluang, mengatasi kelemahan dan an!aman yang dihadapinya /dengan etos membangun (ker%a keras, %u%ur, kreati+ pro+esional dan inovati+)$ )e!ara keseluruhan, pemberdayaan )D dalam rangka otonomi bukan sa%a bermakna meningkatkan kapasitas (!apa!ity building), tapi %uga akuntabilitas (a!!ountability) )D dalam arti yang luas$ )orotan terhadap penyiapan )D , terutama kepada; 1. 2. 3. Peningkatan pro+esionalisme dan akuntabilitas lo!al a!tors (pemimpin dan pelaksana, baik pemerintah maupun s'asta)$ Penyiapan tenaga pro+essional, managers 6eksekuti+ pembangunan, di semua sektor baik dalam lingkup pemerintah maupun s'asta$ Peningkatan peran masyarakat khususnya ter!iptanya persepsi positi+ terhadap upaya pembangunan dan pemupukan sikap kreati+, inovati+ dan ker%a keras$

enga'ali diskusi ini, akan disinggung pendapat masyarakat mengantisipasi otonomi daerah, dalam beberapa %a%ak pendapat yang dilakukan oleh media masa$

,a%ak pendapat (poll) @arian Kompas 34, 30 dan 3A aret 2000 (31 kota, a$l$ anado) mengindikasikan bah'a sebagian masyarakat berpendapat otonomi sekalipun di era re+ormasi, tidak serta merta mengubah mental aparat birokrasi$ "esponden berasumsi bah'a otonomi hanya akan memindahkan praktek KKN dari pusat ke daerah, bahkan akan men!iptakan sentral/sentral kekuasaan ke!il di tiap/tiap daerah$ )ebagian masyarakat ternyata masih menyangsikan %ika otonomi yang di%alankan se!ara otomatis akan membuat daerah lebih ma%u dan menikmati keadian dalam peman+aatan sumberdaya alam di daerahnya, karena kelemahan sistem dan in+rastruktur$ )entralisasi yang telah lama ber%alan membudayakan perilaku birokrasi menunggu instruksi dari pusat, sulit mengedepankan kepentingan daerah dan masyarakat, kurang proakti+ dan inovati+ /karena peren!anaan dan kebi%akan ditentukan oleh pemerintah pusat$

Polling yang diselenggarakan Kompas tgl 2B/24 aret 2000, di 4 kota besar (,akarta, )urabaya, edan, dan akassar) menun%ukkan, se!ara umum sebagian besar responden yakin bah'a dengan diberlakukannya otonomi daerah kese%ahteraan rakyat akan meningkat$ Namun, masyarakat berpendapat otonomi belum bisa meredam keinginan beberapa daerah untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan "5$ Dengan ungkapan lain, masyarakat mengharapkan agar pemberlakuan otonomi daerah dilaksanakan sebaik/baiknya sehingga men%amin kestabilan ekonomi, sosial dan politik$
)U *:" D=C= =NU)5= D5 :"= &(&N& 5 D=:"=@

Dambaan akan otonomi daerah sesungguhnya telah lama$ *eberapa pergolakan dan tuntutan daerah antara lain bermoti+kan otonomi$ *ahkan Undang/undang No$ 0 (ahun 34A4 (entang Pokok/pokok Pemerintahan di Daerah, %uga dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan otonomi itu, tetapi dapat dikatakan tidak dapat di%alankan untuk memenuhi dambaan masyarakat$ Dalam suasana re+ormasi, diterbitkannya UU22644 dan UU20644, memberikan se!er!ah harapan bagi masyarakat 5ndonesia untuk lepas dari sentralisasi kekuasaan pusat atas daerah, dan daerah dapat menentukan sendiri sebagian besar kebi%kan pembangunannya$ )e!ara eksklusi+, UU22644 yang mengatur pembagian ke'enangan di tingkat pusat dan propinsi dan selan%utnya mengatur 'e'enang kabupaten atau kota //belum menekankan pentingnya pemberdayaan penyelenggara negara dan masyarakat yang diperintah6diatur$ Padahal, determinan keberhasilan implementasi otonomi terletak pada kualitas )D $ Demikian pula dengan UU20644 yang mengatur perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah$ Dalam ungkapan lain, UU22644 mengatur otoritas pemerintahan dan UU20644 mengatur keuangan$ 2alu, dari segi legalitas di mana letaknya pengaturan sumberdaya manusia yang demikian strategis ituD Dalam konteks implementasi otonomi daerah yang e+ekti+ dan e+isien, mungkin penting untuk diangkat di sini adanya UU2B644 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari KKN$ Khususnya, asas/asas kepentingan umum, keterbukaan dan akuntabilitas yang begitu penting dan menentukan, ditin%au dari pemberdayaan dan peningkatan kualitas )D , baik pemerintah maupun masyarakat$ *erbagai pendapat telah dikemukakan dalam media masa dan seminar/seminar, antara lain, mengenai akuntabilitas pemerintah daerah dalam melayani masyarakat di daerahnya, khususnya tentang hak dan ke'a%iban pemerintah dalam men%alankan +ungsinya dan hak ke'a%iban masyarakat di daerah untuk mendapatkan pelayanan, memberikan masukan dan memperoleh laporan dalam konteks akuntabilitas publik$ Dengan paparan di atas maka kun!i kesiapan sumberdaya manusia yang handal dan berkualitas dalam melaksanakan pembangunan adalah pemberdayaan masyarakat ba'ah (the grass root) dan peningkatan kualitas penyelenggara daerah agar kapabel untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, meman+aatkan masukan dari masyarakat dan memberikan laporan dalam konteks akuntabilitas publik kepada masyarakat$ asyarakat perlu diyakinkan akan kiner%a dan akuntabilitas aparat pelaksana 6 pemerintah yang akan berdampak positi+ pada perubahan sikap (attitude) dan motivasi masyarakat untuk meningkatkan kiner%anya dalam melaksanakan pembangunan$ Dengan persepsi, ini strategi utama dalam penyiapan )D di era otonomi adalah mensinkronisaikan ketiga undang/undang ini sehingga visi dan misi pembangunan daerah dapat di!apai se!ara optimum$ Kiner%a pemerintah dan masyarakat akan ditentukan oleh penguasaan dan penerapan kriteria/kriteria yang dituangkan dalam asas/asas umum penyelenggaraan negara tersebut$ Dalam konteks pen!arian strategi penyiapan )D , khususnya Provinsi )ula'esi Utara, perlu dia!u Eisi pembangunan Propinsi )ula'esi Utara; > F untuk me'u%udkan masyarakat )ula'esi Utara terdepan dalam peradaban, perdamaian, supremasi hukum, keadilan dan kemakmuran serta men%adi pusat keunggulan dalam 'adah Negara Kesatuan "epublik 5ndonesia$? ani+estasi visi yang sangat ideal ini dituangkan dalam misi yang komprensi+ mengantisipasi perubahan sebagai tuntutan demokrasi pada era otonomi dan globalisasi$ *utir/butir 3, 2, 1, 4, langsung menun%uk kepada pengembangan )D , sedangkan butir/butir yang lainnya tidak terke!uali menga!u kepada )D sebagai pelaksana dan sasaran pembangunan$ )("=(:#5 P:NC5=P=N )D

(idak dapat dipungkiri bah'a setelah enam Pelita pembangunan bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya //)ula'esi Utara telah menun%ukkan kiner%a dan kema%uan yang memadai$ 5ndikator ke arah itu ditun%ukkan oleh adanya pertumbuhan ekonomi dan penurunan %umlah penduduk miskin$ Penyiapan )D bukanlah berdiri sendiri$ )trategi pengembangan )D sangat terkait dengan strategi pembangunan ekonomi (pertanian, industri dan %asa), yang pada saat ini perlu menga!u kepada upaya menarik investasi, penyiapan in+rastruktur yang mendukung pembangunan ekonomi dan upaya/upaya penye%ahteraan masyarakat$ *utir/butir strategis pengembangan )U2U( pada tingkat pembuat kebi%akan dan pelaksana pembangunan di semua sektor, yang sebagian besar telah kami kemukakan pada )eminar Pembangunan )ulut, 31 &ktober 344A di ,akarta, kami kemukakan kembali karena derivasinya merupakan strategi penyiapan )D pada era otonomi$ 1. Tingkatkan efisiensi emasuki era globalisasi dan otonomi daerah yang menandai milenium ke tiga dan abad 23 terdapat tantangan yang perlu di!ermati$ Di bidang ekonomi, globalisasi yang berimplikasi borderless 'orld kondisi pasar !enderung berubah men%adi persaingan sempurna$ *arang dan %asa dengan bebasnya berpindah dari satu negara ke negara lain$ aka dalam era ini kata kun!i yang paling menentukan adalah e+isiensi$ Pihak yang paling e+isienlah yang sukses memenangkan persaingan$ eningkatkan e+isiensi menuntut pro+esionalisme yang tinggi dan penguasaan atas kiat/kiat mana%emen$ 2. SDM Agribisnis, perikanan, biotek, industri 5ne+isiensi antara lain bersumber dari kualitas )D yang belum memadai$ @al ini %uga terlihat dari masih dominannya )D yang berada di sektor pertanian, 'alaupun sektor ini merupakan salah satu tumpuan perkembangan ekonomi daerah$ )i+atnya yang memberikan value added yang relati+ lebih rendah karena berlakunya kaidah diminishing return hendaknya mema!u kita untuk meningkatkan e+isiensi dengan penguasaan mana%emen agribisnis dan bioteknologiG dan lebih berpaling ke sektor/sektor industri (termasuk perikanan dan %asa (terutama di sektor s'asta) yang akan lebih berperan nanti karena pertumbuhan ekonomi akan berakibat ter%adinya perubahan struktural yang semula didominasi sektor pertanian dalam produksi nasional (produk domestik bruto) beralih ke dominasi sektor industri dan kemudian ke sektor %asa$ Pergeseran ini memerlukan dukungan )D yang memadai$ Kelambatan pembangunan in+rastruktur dan penyiapan )D yang trampil, terlatih, berpengetahuan dan pro+essional akan memperlambat akselerasi perubahan struktural tersebut$ 3. SDM pariwisata dan industri lainnya Keberlan%utan (sustainability) pertumbuhan ekonomi %uga ditentukan oleh adanya leading se!tor$ *agi daerah )ula'esi Utara, sektor %asa, khususnya pari'isata tampaknya berpotensi men%adi leading se!tor yang sangat promising$ Pari'isata memerlukan penanganan yang serious agar nantinya pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung dalam tingkat yang tinggi$ *ahkan mungkin dapat diharapkan )ula'esi Utara men%adi gro'th !enter bagi Ka'asan (imur 5ndonesia$ #lobalisasi %uga menimbulkan paradigma baru yaitu !o/opetition (!ooperation/!ompetition) di mana ker%asama untuk bersaing mulai berkembang$ Dalam kaitan ini, ker%asama regional di bidang ekonomi semakin berkembang dengan intensitas yang tinggi, yang dapat kita lihat dari upaya per!epatan =8(= dan =P:.$ )ula'esi Utara yang menempati lokasi geogra+is yang strategis (=sia Pasi+ik), dalam ker%asama ekonomi regional tersebut perlu mengintensi+kan dialog/dialog regional guna men!ari komoditi/komoditi yang memiliki !ompetitive advantage di ka'asan/ka'asan tersebut$ Pembangunan pari'isata, seperti halnya industri mempersyaratkan adanya investasi, pembangunan in+rastruktur, dan )D pengelola yang

pro+esional, yang perlu dipersiapkan$ Dalam kaitan dengan investasi, salah satu hal yang perlu diperhitungkan sekarang adalah melemahnya ekonomi =merika )erikat mulai tahun 2003 yang diperkirakan akan mempengaruhi negara/negara adidaya ekonomi dunia lainnya dan kemungkinan akan berdampak terhadap ekonomi 5ndonesia$ 2agi pula, situasi politik kita saat ini (keamanan yang melemah) !enderung menyebabkan divestasi (modal berpindah ke negara lain seperti Eietnam, alaysia, Kambodya dsb$)$ Peluang ini hendaknya diman+aatkan )ulut (yang relati+ lebih amanD) untuk menarik investasi$ 4. SDM di sektor swasta Pembangunan ekonomi di sektor s'asta semakin dominan dalam perekonomian nasional dan sudah tentu %uga berlaku bagi pembangunan ekonomi regional$ )ektor s'asta merupakan asset daerah dalam ikut memberikan sumbangan besar bagi upaya ke arah kemandirian daerah khususnya sumber pendapatan asli daerah$ 2ebih %auh, sektor s'asta perlu ditingkatkan dan diberi pembinaan serious karena peranannya sebagai agent o+ development, dengan memberikan peluang dan kemudahan berusaha, eliminasi hambatan birokrasi, merampingkan proses peri%inan sehingga ter!ipta iklim berusaha yang kondusi+$ Pelaksana pemerintahan yang bersih (%u%ur dan bebas KKN) dan pelaku bisnis6pengusaha yang memegang teguh etika bisnis merupakan prasyarat untuk mema%ukan sektor s'asta$ 5. SDM middle managers yang berorientasi global Pada milenium ketiga terdapat dua sumber daya utama yang intensitas pergerakannya sangat !epat dan sulit untuk dibendung$ Kedua sumber daya yang dimaksudkan adalah modal dan tanaga ker%a$ Kita lihat kini bagaimana sektor keuangan negara kita tergon!ang akibat mobilisasi pasar uang yang demikian tinggi dinamikanya sehingga dalam 'aktu relati+ sangat singkat mengakibatkan ge%olak nasional yang telah mengakibatkan berbagai kesulitan dalam investasi untuk pembangunan dan bahkan telah menggon!ang tatanan ekonomi kita$ *ukan modal sa%a akan bebas bergerak tetapi %uga akan ter%adi peningkatan dalam mobilisasi sumber daya manusia antar daerah dan negara$ (idak dapat dielakkan kebutuhan )ulut akan tenaga berkualitas akan berpaling ke daerah/daerah yang sanggup memasoknya bahkan dari luar negeri$ isalnya, tenaga ker%a middle managers =sia yang terdidik (a$l$ *=s) dengan kemampuan plus dalam berbahasa 5nggeris, ,epang atau andarin dan ketersediaan mereka untuk menerima ga%i yang relati+ lebih rendah dari tenaga ker%a asing yang lain /merupakan tantangan bagi tenaga ker%a kita di di daerah )U2U($ Untuk itu diperlukan langkah/langkah rekuperati+/ untuk lebih meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar tidak tertinggal dalam era otonomi ini$ )e%ak sekarang )U2U( membutuhkan tenaga middle management yang mampu berkiprah global termasuk ahli hukum yang mampu menginterpretasikan konvensi/konvensi perdagangan global dan melakukan negosiasi, tenaga teknologi in+ormasi (5( spe!ialists), managers korporasi bisnis dan industri, tenaga middle management yang proakti+ dan progresi+ dalam mengantisipasi perubahan yang berlangsung demikian !epat //serta teknokrat yang lebih berorientasi praksis dalam men!iptakan produk/ produk teknologi yang menun%ang produksi, in+ormasi, komunikasi, transportasi dll$ . SDM !"T#$ dan %ana&e%en lingkungan 'idup Upaya peningkatan pendapatan daerah memerlukan pertimbangan yang mendalam tentang daya dukung lingkungan, kelestarian sumber (resour!e sustainability), serta dampak/dampak pengurasan sumber daya alam ()D=)$ Kekeliruan dapat berdampak >merusak rumah sendiri?, ben!ana seperti punahnya sumber (>tragedy o+ the !ommon?), ben!ana >alam? ulah manusia (ban%ir, longsor), pen!emaran yang berakibat +atal serta dampak/dampak lain yang dirasakan generasi sekarang dan mendatang$ )D yang menguasai 5P(:K lingkungan hidup sangat diperlukan oleh peren!ana dan pelaksana pembangunan$ Perlu diingat bah'a peraturan dan kebi%aksanaan nasional yang berlaku sekarang menga!u kepada beberapa daerah sa%a, dan dibuat oleh peren!ana di pusat yang bukan tidak mungkin, kurang menguasai keadaan spesi+ik )ulut$ )i+at daratan )ulut yang ra'an ben!ana, tidak seluas daerah/daerah lain, mengisyaratkan perlunya penyiapan )D lingkungan hidup yang tangguh

(. SDM pe%erinta'an )D pemerintahan telah banyak di singgung pada a'al bahasan ini, terutama berkaitan dengan UU2B644$ Perlunya perampingan kepega'aian kantor/kantor pemerintah telah teridenti+ikasi %auh sebelum adanya undang/undang otonomi, di sini perlu diingatkan kembali dengan pertimbangan e+ektivitas dan e+ieiensi ker%a mengingat anggaran yang terbatas pada a'al era otonomi ini$ Perampingan struktur dan kepega'aian kantor/kantor pemerintah yang memang akan berdampak negati+ kepada situasi angkatan ker%a, tapi %ika tidak ditangani se%ak a'al akan merupakan pemborosan yang menghambat >take o++? pembangunan otonomi daerah$ P:NU(UP *utir/butir strategis yang telah kami kemukakan di atas /menun%uk kepada satu pokok yaitu pengembangan sumber daya manusia, khususnya penyiapan tenaga ker%a yang mampu dan handal dengan bermotivasikan semangat ker%a keras, %u%ur, pro+esional dan disiplin$ Penyiapan tenaga ker%a yang handal ini menuntut perubahan strategi6orientasi dalam pengembangan program/program pendidikan dan latihan pada semua aras (level) baik pada lembaga pendidikan yang sudah ada maupun yang diren!anakan untuk diadakan di )ulut$ Urgensi untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal dalam semua sektor pembangunan pada aras middle management, sangat ditekankan$ Khususnya, penguasaan kiat/kiat mana%emen dan 5P(:K (in+otek, biotek) untuk sektor/sektor s'asta seperti perdagangan, bisnis (termasuk agribisnis), industri, dan %asa$ )asaran pengembangan tenaga ker%a kita sekarang ini terutama terarah kepada kelompok usia muda (0 / 10 tahun) yang berperan dalam era abad 23$ Dan apa yang kini diren!anakan mungkin baru akan dilaksanakan 2 / 0 tahun yang akan datang, dan memberikan hasilnya 4 / 30 tahun berikutnya$ Dan untuk melaksanakannya memerlukan perubahan dalam pandangan (visi) dan sikap masyarakat dan aparatur pemerintah serta kerelaan dari para peren!ana dan pelaksana pembangunan untuk dapat menerima paradigma baru otonomi mendukung pembangunan abad 23 itu$ engubah sikap dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia tidaklah semudah dan sesederhana memekikkan kata/kata >re+ormasi? dan >otonomi?$ engubah kultur birokrasi dan pemberdayaan masyarakat yang telah tertinggal selama lebih dari setengah abad memerlukan peren!anaan, tahapan dan 'aktu$ Dan prasyarat utama adalah adanya panutan bagi masyarakat$ Perubahan sikap birokrat dan seluru aparatur pemerintah daerah merupakan prasyarat bagi pemberdayaan masyarakat$ =khirnya, pembangunan yang berdampak kese%ahteraan dan kemakmuran rakyat menuntut perubahan sikap mental para pelaksananya, dengan menun%ukkan sikap humble servant, mengabdi untuk masyarakat yang dilayani$

ACUAN MENGKAJI KEMISKINAN DI ERA OTONOMI DAERAH: KASUS PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
1. ambaran !mum

Provinsi Nusa (enggara (imur (N(() terletak pada BH / 32H 2intang )elatan dan 33BH / 320H *u%ur (imur$ )e!ara geogra+is, N(( terletak di belahan paling )elatan 5ndonesia$ Di bagian barat berbatasan dengan Propinsi Nusa (enggara *arat, di sebelah utara berbatasan dengan )elat akasar, di timur berbatasan dengan Propinsi akuku dan Negara (imor 2orosae serta di selatan berbatasan dengan )amudera 5ndonesia$ Propinsi ini terdiri atas 0-- pulau, dimana 24- pulau mempunyai nama dan 120 pulau lainnya belum mempunyai nama, sementara hanya 42 pulau yang berpenghuni dan selebihnya hanya merupakan tempat persinggahan nelayan$ Pulau/pulau besarnya antara lain; Pulau )umba, )abu, "ote, Ndao, (imor (bagian barat), 8lores, =ndonara dan pulau/pulau lain di Kepulauan =lor$ 2uas daratan di propinsi ini 4A$144,4 KmI dan luas lautan J 200$000 KmI$ Dengan demikian, propinsi ini sebenarnya merupakan daerah kepulauan$ )e!ara administrati+, Propinsi Nusa (enggara (imur terbagai atas 34 daerah tingkat 55, yaitu; Kabupaten anggarai, Ngada, :nde, )ikka, 8lores (imur, 2embata, =lor, *elu, (imor (engah Utara, (imor (engah )elatan, Kupang, "ote/Ndao, )umba (imur dan )umba *arat$ ,umlah penduduk di propinsi (tahun 3444) sebesar 1$A0-$01- %i'a sehingga kepadatan penduduknya relati+ %arang yaitu sebesar B$2B per kmI$ Persebaran penduduk antar kabupatennya, dapat dikatakan tidak seimbang$ Kabupaten )umba (imur mempunyai kepadatan penduduk paling rendah dibanding 'ilayah lain yaitu 2- %i'a per kmI$ )ebaliknya, Kabupaten Kupang dan Kabupaten )ikka memiliki kepadatan yang relati+ tinggi yaitu 3$1A4 %i'a per kmI dan 34B %i'a per kmI$ )edangkan kepadatan di kabupaten/kabupaten lain berkisar antara 04/330 %i'a per kmI$ )alah satu !iri khas di Propinsi Nusa (enggara (imur adalah keanekaragaman etnis, ada lebih dari 20 ethno/linguisti! groups yang tidak memiliki tradisi kebersamaan yang kokoh$ @al ini menyebabkan adanya keterpisahan se!ara kultural$ Keterpisahan ini %uga dipengaruhi oleh adanya pembatas/pembatas topogra+i perbukitan dan pegunungan, serta kondisi kepulauan$ )truktur ekonomi Propinsi Nusa (enggara (imur tahun 2000 bersandar pada sektor pertanian dan %asa pemerintahan$ 5ni terlihat dari sumbangan setiap sektor terhadap PD"*$ )ektor pertanian memberi sumbangan sebesar 1A,-4 K, yang kemudian diikuti dengan sektor %asa pemerintah sebesar 20,20 K, sektor perdagangan sebesar 34,20 K, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 30,A- K, sektor bangunan dan kontruksi sebesar -,0 K$ sedangkan sektor yang lain sumbangannya kurang dari 0K$ Dari data penggunaan lahan, penggunaan lahan untuk ladang6kebun6tegal, padang rumput dan lahan yang tidak diusahakan, sangat dominan$ @al ini men!erminkan budaya na+kah mereka yang mengandalkan usaha tani ladang dan peternakan, sebagai sumber na+kah utamanya$ *erdasarkan penggunaan lahannya, Kabupaten Kupang merupakan Kabupaten yang paling mirip dengan gambaran Propinsi N(( sehingga dipilih sebagai salah satu kabupaten Kasus$ )ebaliknya, Kota Kupang merupakan salah satu daerah yang paling berbeda dengan gambaran propinsi$ Penggunaan lahan di Kota Kupang, %ustru didominasi oleh pemukiman dan bangunan untuk usaha$ @al ini dapat dimaklumi karena Kota Kupang merupakan pusat aktivitas pemerintahan dan aktivitas ekonomi bagi propinsi N(($ =gar dapat melihat keterkaitan (linkage) antara Kota Kupang dengan kabupaten lainnya ( hitterland) maka kota Kupang dipilih sebagai daerah kasus$

2. "kosistem )ebagai propinsi yang terletak di sebelah selatan garis katulisti'a, tepatnya di B o L 32o 2intang )elatan dan 33Bo L 320o *u%ur (imur, propinsi ini memiliki iklim yang sangat tipikal$ 5klim di propinsi ini di!irikan oleh musim penghu%an yang relati+ pendek (1/4 bulan dalam setahun), dengan rata/rata !urah hu%an berkisar B00 L 1000 mm per tahun serta pan%ang hari hu%an rata/rata 300 hari per tahun (*P) Propinsi N((, 0000)$ )uhu minimum dan maksimum berkisar antara 21o L 14o .el!ius$ 5klim sema!am ini menyebabkan propinsi ini !enderung tergolong dalam iklim semi/arid (lahan kering)$ Kondisi iklim di atas, ditambah lagi dengan kondisi topogra+i yang kurang menguntungkan pula$ Di semua pulau, topogra+inya dominan berbukit/bukit dan bergunung/gunung$ 2ahan yang relati+ datar umumnya meman%ang sepan%ang pantai atau diapit oleh dataran tinggi atau perbukitan$ 2ahan yang memiliki kemiringan di atas 40 K men!apai 10,0A K dari luas seluruh daratan$ *egitu pula dengan lahan yang memiliki kemiringan 30/40 K men!apai 10,4- K$ Dengan demikian, lahan yang relati+ datar (kemiringan kurang dari 30 K) hanya sebesar 24,4A K dari luas seluruh daratannya (Pemda Propinsi Nusa (enggara (imur, 0000)$ ,enis tanah di Propinsi N(( meliputi %enis tanah meditarania seluas 3$330$B0A ha(21,40 K)G 2istosol seluas 3$401$3B4 (40,34 K)G =lu+ial seluas 31-$200 ha (2,4- K)G #rumusol seluas 31-$A00 ha (2,BBK) dan "egosol seluas -4$200 ha (3,1- K)$ Kedalaman tanah (top soil) propinsi ini relati+ tipis$ Kedalaman tanah yang kurang dari 10 !m men!apai luas 3$41B$401 ha (40,44 K), kedalaman 13/-0 !m seluas 3$3B-$B03 ha (20,0- K), kedalaman -3/40 !m seluas 344$A0A ha (30,00 K) dan yang lebih dari 40 !m hanya seluas 440$4B4 ha (23,01 K)$ Dari kedalaman tanah ini terlihat bah'a Propinsi Nusa (enggara (imur didominasi oleh lahan yang memiliki kedalaman tanah di ba'ah -0 !m (-0,00 K)$ Kendalaman tanah yang tipis ini disebabkan oleh berbagai +aktor seperti struktur batuan induk berupa koral dan tanah yang terbuka karena vegetasi penutup yang sedikit sehingga rentan terhadap erosi$ Kondisi iklim, topogra+i dan tanah ini menyebabkan vegetasi yang dapat tumbuh di Propinsi Nusa (enggara (imur relati+ terbatas yang akhirnya memun!ulkan ekosistem yang unik yang serupa dengan ekosistem di lingkungan semi/arid atau ekosistem lahan kering$ Kondisi ekosistem ini pula yang menyebabkan propinsi N(( memiliki budaya na+kah yang unik, sebagai bentuk adaptasi penduduknya terhadap lingkungan +isik yang !enderung memberikan pembatas bagi usaha/usaha pertaniannya$ :kosistem Kabupaten Kupang dan Kota Kupang, yang terletak di Pulau (imor *agian *arat, dapat dikatakan sama dengan ekosistem Propinsi Nusa (enggara (imur$ Kondisi kedua daerah yang saling berbatasan ini, dapat dikatakan merupakan !ermin dari ekosistem di Propinsi Nusa (enggara (imur$

#. $uda%a &a'ka( *ila pola penggunaan lahan dianggap sebagai salah satu !erminan budaya na+kah maka budaya na+kah yang dominan di Propinsi Nusa (enggara (imur adalah budaya tani ladang dan ternak gembala$ @al ini terlihat dari dominannya luas lahan di Propinsi Nusa (enggara (imur di tahun 2000 (*P) Propinsi N((, 2003) yang diperuntukkan kebun6ladang6huma (23,10 K) dan penggembalaan ternak (22,A0 K)$ 2uasnya lahan untuk ladang dan penggembalaan ini diikuti dengan luasnya lahan yang tidak diusahakan (20,10 K) dan lahan hutan rakyat (32,-0 K)$ Penggunaan lahan di Kabupaten Kupang tidak berbeda %auh dengan pola penggunaan lahan di Propinsi Nusa (enggara (imur$ Pada tahun 2003, luas lahan yang diperuntukkan

kebun6ladang6huma men!apai 43$103 ha atau 32,A1 K dan penggembalaan ternak men!apai 33-$4-0 ha atau 3-,22 K (*P) Kabuaten Kupang$ 2002)$ 2uasnya lahan untuk ladang dan penggembalaan ini diikuti dengan luasnya lahan yang tidak diusahakan (311$-AA ha atau 3B,-2 K) dan lahan hutan rakyat (04$240 ha atau A$0- K)$ Dengan demikian luas ke empat %enis penggunaan lahan tersebut men!apai 140$A1B ha atau 00,30 K dari seluruh luas Kabupaten Kupang$ Pola penggunaan lahan di Propinsi Nusa (enggara (imur dan Kabupaten Kupang men!erminkan pola budaya na+kah agro/pastoral$ Dalam budaya na+kah agro/pastoral, umumnya mereka menyandarkan sumber na+kahnya pada aktivitas ladang6kebun dan beternak$ )alah satu !iri budaya na+kah di Propinsi Nusa (enggara (imur dan Kabupaten Kupang adalah aktivitas pertanian ladang6kebun umumnya tidak berorientasi pada pasar melainkan berorientasi untuk pemenuhan konsumsi keluarga sehari/hari (subsisten)$ )ementara investasi mereka di'u%udkan dalam bentuk usaha peternakan (ekstensi+ dengan !ara penggembalaan)$ *agi sebagian besar penduduk di Propinsi Nusa (enggara (imur dan Kabupaten Kupang, ternak merupakan salah satu bentuk investasi sosial$ Kepemilikan ternak (terutama ternak sapi dan kuda) men!erminkan status sosial suatu keluarga$ (ernak tersebut umumnya digunakan sebagai mas ka'in (belis menurut istilah setempat) dan upa!ara/upa!ara adat lainnya$ Karena ternak sapi dan kuda memiliki nilai sosial yang tinggi maka umumnya %arang di%ual untuk memenuhi kebutuhan sehari/hari (ke!uali untuk kebutuhan sehari/hari yang sangat mendesak)$ Di beberapa tempat seperti di Kabupaten anggarai, mereka masih menggunakan ternak kerbau sebagi belis$ *ila diperhatikan lebih dalam pola sumber/na+kah agro/pastoral dapat dikatakan merupakan salah satu !ara mereka men%amin ketersediaan pangan se!ara berlapis/lapis ( +ood se!utiry) untuk menghadapi kondisi lingkungan +isik yang kurang bersahabat bagi usaha/usaha pertanian$ Dengan pola sumber na+kah sema!am ini mereka memiliki tiga penyangga ketersediaan pangan yaitu; 3$ Penyanggah pertama adalah usaha tani ladang (%agung, ketela pohon dan ka!ang/ka!angan)$ Produksi usaha tani ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari/hari (pada dasarnya pola hidup mereka berorientasi pada kebutuhan hidup sehari/hari dan tidak berorientasi pada pasar)$ 2$ *ila penyangga pertama runtuh (misal karena ada pan!eklik) maka mereka masih memiliki penyangga kedua yaitu ternak besar (terutama sapi, kerbau dan kuda)$ ereka masih mampu men%ual ternaknya untuk memperoleh kebutuhan pangan$ 1$ *ila penyanggah kedua ini tidak berhasil maka mereka masih memiliki peyanggah ketiga, yaitu tanaman pangan yang tersedia di hutan (non budidayaLliar) seperti; ubi hutan L berbentuk bulat sebesar kelereng dan be'arna hitam, talas lias, dan lain/lain$ *entuk ketahanan pangan yang berlapis/lapis ini disadari man+aatnya oleh pemerintah daerah setempat$ Kesadaran ini ter!ermin se%ak era pemerintahan #ubernur *en boy (se%ak 34B4)$ *ahkan se%ak #ubernur *en *oy, pemerintah daerah memiliki ambisi untuk menambah penyangga pangan berupa kera%inan rakyat$ Dengan kera%inan rakyat ini diharapkan dapat men%adi salah satu penyangga pangan tambahan bagi penduduk di Propinsi Nusa (enggara (imur$ Dibandingkan dengan Propinsi Nusa (enggara (imur dan Kabupaten Kupang, pola penggunaan lahan di Kota Kupang terlihat berbeda$ Penggunaan lahan di kota ini pada tahun 2000 (*P) Kota Kupang, 2003), didominasi untuk perumahan, lahan pekarangan dan untuk bangunan lain yang men!apai 10,01 K dan tegal6ladang6kebun yang men!apai 01,01 K$ 2uas lahan untuk padang rumput maupun lahan yang tidak diusahan relati+ ke!il yaitu masing/masing sebesar 4,-3 K dan 1,41 K$

Kondisi penggunaan lahan seperti di atas disebabkan karena Kota Kupang merupakan ibukota dari dua daerah yaitu Propinsi Nusa (enggara (imur dan Kota Kupang itu sendiri$ *ahkan se!ara de +a!to3M3N, saat ini Kota Kupang masih ber+ungsi sebagai ibukota Kabupaten Kupang$ Kondisi tersebut menyebabkan Kota Kupang men%adi tumpuan aktivitas pemerintahan, perdagangan dan %asa$ Dengan terkonsentrasinya aktivitas pemerintah, perdagangan dan %asa ini menyebabkan lahan/lahan yang semula digunakan untuk ladang6huma6kebun dan penggembalaan banyak yang beralih +ungsi untuk lahan pemukiman, perkantoran dan perdagangan$ M3N )ekalipun se%ak 344- se!ara legal +ormal Kabupaten Kupang dan Kota Kupang telah men%adi dua daerah administrati+ yang terpisah tetapi se!ara de +a!to Kota Kupang masih ber+ungsi sebagai ibukota Kabupaten Kupang$ )ebagian besar kantor dinas pemerintah Kabupaten Kupang masih terletak di Kota Kupang$ *ahkan Kantor *upati KD@ (k$ 55 Kupang dan DP"D nya, masih berkantor di Kota Kupang$ @al ini disebabkan proses pemindahan 5bukota Kupang ke Ke!amatan )ulamu (Kabupaten Kupang), belum selesai dilakukan$
2

Proses transisi ini menyebabkan perekonomian Kota Kupang men%adi agak unik$ Di satu sisi, aktivitas pertanian ladang masih ber%alan (terutama di kelurahan/kelurahan di lingkar luar Kota Kupang) dan di sisi lain aktivitas perdagangan dan %asa mulai tumbuh (terutama di kelurahan/kelurahan yang termasuk pusat kota)$ Proses transisi ini menyebabkan di Kota Kupang ter%adi dualisme antara aktivitas ekonomi modern dan aktivitas ekonomi tradisional (dualisme ekonomi)$ Di satu sisi masih banyak penduduknya yang sumber na+kahnya bertumpu pada sektor pertanian ladang6kebun dan di sisi lain banyak pula yang sumber na+kahnya bertumpu pada sektor perdagangan dan %asa (terutama %asa pemerintahan)$ *ahkan banyak pula penduduk yang selain melakukan aktivitas di sektor pertanian ladang6kebun, %uga melakukan aktivitas pedagangan (terutama di sektor in+ormal)$ )ekalipun Kota Kupang se!ara legal +ormal berstatus sebagai kota tetapi sebagian besar penduduknya belum dapat melepaskan dirinya dari budaya tani ladang/ternak$ Dalam proses peralihan tersebut peranan sub sektor peternakan dapat dikatakan mengalami penurunan$ =ktivitas peternakan dengan !ara penggembalaan men%adi sangat terbatas karena lahan penggembalaan yang luas men%adi sangat langka$ )ekalipun dilihat dari total luas lahan, luas lahan kosong masih relati+ luas tetapi sebagian besar tidak terkosentrasi$ 2ahan kosong umumnya diselangi dengan lahan untuk kebun6ladang dan pemukiman sehingga men%adi pembatas bagi aktivitas penggembalaan ternak$ )ekalipun lahan penggembalaan semakin menyusut, budaya ternak di sebagian besar penduduknya belum hilang$ )ebagian besar keluarga (terutama di kelurahan/kelurahan di lingkat luar Kota Kupang) masih memelihara Osatu/duaP ekor ternak ke!il, seperti; kambing dan babi$ ulai hilangnya lahan penggembalaan ini diduga men%adi menyebab mengapa banyak penduduknya yang mulai merambah aktivitas perdagangan, terutama di sektor in+ormal$ ereka umumnya men!ukupi kebutuhan pangan sehari/hari dengan berkebun (%agung, ketela pohon dan ubi %alar)$ )edangkan untuk kebutuhan non/pangan dipenuhi dengan !ara berdagang ke!il/ke!ilan (kios rokok, ber%ualan di pasar dan lain/lain)$ 4. Moda) Sosia) Propinsi Nusa (enggara (imur merupakan salah satu propinsi di 5ndonesia yang memiliki banyak suku$ )uku/suku tersebut umumnya memiliki budaya dan bahasa yang a!apkali berbeda satu dengan lainnya1M2N$ Kondisi sosial/budaya seperti di atas %uga terlihat di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang$

1 2 3

M2N enurut @idayat (34B4), se!ara budaya Propinsi Nusa (enggara (imur terdiri dari banyak suku, seperti; )uku )abu (di Pulau )abu), )uku @elong (di Pulau )emau dan di Kabupaten Kupang bagian barat daya), )uku Da'an6=toni (di Kabuapten Kupang, (imor (engah )elatan dan sebagian (imor (engah Utara), )uku (etun (di Kabupaten *elu dan sebagian Kabupaten (imor (engah Utara), )uku *unak (di 'ilayah Kabupaten *elu), )uku Kemak (di 'ilayah Kabuoaten *elu), )uku Kisar (di Pulau Kisar), )uku =lor (di Kepulauan =lor), )uku anggarai, Ngada, :nde, Nge "eo, 2io, )ikka, 2arantuka (di Pulau 8lores), )uku )olor (di Kepulauan )olor) dan )uku )umba (di Pulau )umba)$
4

9ilayah Kabupaten Kupang sendiri sebagian besar besar dihuni oleh )uku Da'an (atau disebut pula )uku =toni), yang menempati sebagian besar 'ilayah di Pulau (imor *agian *arat$ )elain )uku Da'an, terdapat pula )uku @elong yang menempati 'ilayah/'ilayah yang berbatasan dengan bagian *arat Daya Kota Kupang$ )elain kedua suku tersebut, di Kabupaten Kupang terdapat suku )abu di Pulau )abu dan beberapa suku ke!il di Pulau "ote dan Ndao yang memiliki bahasa dan budaya yang saling berbeda pula$ Di Pulau "ote dan Ndao terdapat 3B suku atau kera%aan ke!il ( Nusak menurut istilah setempat) yang memiliki budaya dan bahasa yang berbeda satu dengan lainnya$$ )ebagian besar suku di Kabupaten Kupang ini (bahkan %uga di Propinsi Nusa (enggara) umumnya menganut genealogis teritorial$ ereka per!aya bah'a seluruh 'arga suku sebenarnya merupakan satu asal keturunan, yang memiliki budaya, bahasa dan 'ilayah adat tertentu$ Pengelolaan 'ilayah adat ini men%adi 'e'enang para pemuka adatnya, mulai dari )onbay (gelar ra%a untuk )uku Da'an), +etor (setara dengan bupati saat ini) hingga temukung (setara dengan kepala desa)$ @ubungan antara sonbay dengan para +etor dan temukung/nya sebenarnya relati+ longgar (sema!am kera%aan paguyuban)$ (iap +etor dan temukung dapat dikatakan memiliki ke'enangan semi/otonom dalam mengelola lahan adatnya$ Dengan demikian, lahan/lahan adat yang ada di Kabupaten Kupang sebenarnya dikuasai oleh para +etor dan temukung$ Para +etor dan temukung inilah yang mengatur peman+aatan lahan adat bagi 'arga adatnya$ (anah suku yang tidak digarap oleh ra%a dan +etor dibagikan kepada 'arga sukunya untuk di%adikan lahan garapan dengan hak pakai (bukan hak milik) 0M1N$ @ak pakai inilah yang selan%utnya di'arisi dari orangtua ke anaknya$ ,adi se!ara budaya sebenarnya di Kabupaten Kupang tidak ada kepemilikan lahan se!ara pribadi$ )etiap 'arga adat berhak menggarap lahan milik sukunya asalnya meminta i%in terlebih dahulu kepada para pemuka adatnya (temukung atau +etor)$ M1N Dalam )uku Da'an, tanah suku adalah milik dari pemuka atau pendiri pertama kesatuan etnis di suatu daerah$ ereka mengenal 1 %enis tanah suku yaitu; (3) nuki atau manuke yaitu tanah suku bekas tanah ladang yang ditinggal oleh seseorang yang biasanya berupa lahan kering, (2) a+utanasa yaitu tanah suku yang berada di daerah yang banyak airnya dan (1) poan yaitu tanah pekarangan yang banyak airnya yang banyak terdapat tanaman umur pan%ang (seperti sirih, pinang, kelapa dan lain/lain)$ )emakin dekat hubungan kekerabatan seseorang dengan +etor atau temukung semakin baik lahan garapan yang diperolehnya$
-

Para temukung ini men%adi patron bagi para 'arga adatnya$ )elan%utnya para +etor men%adi patron bagi para temukung yang ada di 'ilayah kekuasaan adatnya (beserta dengan para 'arga adatnya)$ ,adi dalam kehidupan sehari/hari, para +etor ini dapat dikatakan merupakan ra%a/ra%a ke!il yang berkuasa atas lahan/lahan adatnya$ Kekuasaan sonbay umumnya baru nampak pada saat ada upa!ara perka'inan dan kematian$ *ila ada keluarga sonbay yang menikah atau meninggal, seluruh 'arga suku berke'a%iban memberi sapi, kerbau, kuda dan kebutuhan pesta lainnya$

4 5 6

5katan sosial dalam suatu ke+etoran (sub suku) sangat kuat$ 8etor (termasuk pula para temukung/nya) berke'a%iban membagi se!ara adil semua kekayaan adatnya, mulai dari tanah hingga ternak kepada para 'arga adatnya$ ereka mempunyai ke'a%iban men%aga agar para 'arga adatnya hidup se%ahtera$ Kelaparan yang menimpa 'arga adatnya dianggap merupakan tamparan yang memalukan bagi si +etor$ Pola hubungan patron/!lient sema!am ini sebenarnya dapat dikatakan merupakan %aring pengaman sosial (traditionally so!ial sa+ety net)$ Dan ini dapat dikategorikan sebagai modal sosial$ Kuatnya peranan para pemuka adat dan tidak adanya kepemilikan lahan menyebabkan banyak aturan/aturan adat yang harus dilalui oleh seorang 'arga adat bila ingin menggarap lahan adatnya$ )ebagai !ontoh bila sebuah keluarga besar ( kana+) ingin membuka lahan mereka terlebih dahulu harus bertanya kepada seorang dukun (mnane)$ )etelah memperoleh petun%uk tentang lokasi lahan yang akan digarap, mereka selan%utnya meminta i%in kepada tobe selaku 'akil sonbay (dalam hal ini %uga 'akil +etor) yang memiliki ke'enangan mengelola lahan adatAM4N$ )elan%utnya mereka diharuskan melaksanakan upa!ara adat yang se!ara simbolis memberikan persembahan kepada De'a 2angit ( Uis Neno)BM0N$ Dalam upa!ara adat tersebut se!ara simbolis mereka %uga meminta i%in kepada sonbay yang dianggapnya sebagai pemilik bibit tanaman$ )etelah panen, penggarap tanah di'a%ibkan memberi bunga tanah (pak su +an) sebagai u!apan terima kasih kepada sonbay dan +etor melalui tobe$ M4N )aat meminta i%in ini mereka menyerahkan hadiah berupa uang perak dan air tuak$ )elain itu mereka %uga diharuskan mengorbankan kerbau sebagai sesa%ian sebelum tanah tersebut digarap$
4

M0N Upa!ara persembahan kepada De'a 2angit ini dipimpin oleh kepala ume di lingkungannya yang dianggap merupakan perantara antara 'arga adat dengan roh nenek/moyangnya$
30

Kuatnya ikatan sosial dalam satu ke+etoran, terlebih dalam keluarga besar (kana+) terlihat hingga sekarang$ )alah satu !ermin dari kuatnya ikatan sosial ini terlihat saat upa!ara perka'inan$ *ila seorang pria akan menikah, biasanya melakukan kumpul keluarga$ Dalam kumpul keluarga tersebut setiap anggota keluarga pria berke'a%iban ikut menanggung belis (mahar) yang besarnya ditentukan keluarga 'anita$ 5katan sosial ke+etoran yang kuat ini semakin diperkuat dengan adanya persaingan antar ke+etoran$ Persaingan ini (dahulu bahkan seringkali men%urus ke perang suku) umumnya memperebutkan lahan dan ternak$ =danya persaingan ini di satu sisi memperkuat kerekatan sosial dalam satu ke+etoran (modal sosial) tetapi di lain pihak menumbuhkan situasi saling men!urigai antar ke+etoran (kerugian sosial)$ )ituasi saling men!urigai antar ke+etoran ini masih tampak bekasnya hingga sekarang$ )alah satunya terlihat dari pola pemukiman mereka$ Pemukiman asli mereka umumnya terletak di lereng/lereng bukit yang se!ara geogra+is seringkali sulit di%angkau guna men!egah serangan dari pihak la'an$ ,arang sekali terdapat pemukiman asli mereka yang terletak di dataran rendah atau pesisir pantai33M-N$ 2atar belakang ini dapat men%adi pen%elas mengapa mereka tidak memiliki tradisi sebagai nelayan sekalipun pesisir pantai di Kabupaten Kupang relati+ luas32MAN$ )alah satu kasus yang menarik terlihat dari se%arah terbentuknya Desa &eledo di Ke!amatan Pantai *aru (Kabupaten "ote/Ndao)31MBN dan proses pergeseran sumber/na+kah$

7 8 9 10 11 12 13

-N Dari tutur beberapa tokoh masyarakat di Kabupaten Kupang, semula pemukiman asal penduduk di Kabupaten Kupang terletak di kaki/kaki bukit$ *aru pada sekitar tahun 34-0/an mereka mulai bermukim di dataran rendah dan daerah/daerah pesisir setelah ada himbauan dari pemerintah$
34

MAN Kabupaten Kupang sebenarnya dikeliling oleh laut$ @anya di bagian timurnya sa%a yang berbatasan dengan Kabupaten (imor (engah )elatan$
30

MBN Pemekaran dari Kabupaten Kupang, yang se!ara resmi men%adi kabupaten tersendiri se%ak 3 ,uli 2002
3-

=danya penerapan Undang/Undang Pokok =graria yang mengakui kepemilikan pribadi terhadap lahan menyebabkan ter%adinya pergerseran pola kepemilikan lahan$ )e!ara peralahan/lahan status tanah adat beralih men%adi tanah pribadi$ =danya peralihan status kepemilikan lahan ini mengarah ke kondisi dimana penguasaan tanah !enderung terpusat ke para pemuka adat (sonbay, +etor dan temukung)$ Para pemuka adat inilah yang umumnya memiliki lahan yang %auh lebih luas dibandingkan 'arga adat biasa$ ereka umumnya %uga memiliki ternak dalam %umlah yang sangat banyak karena lahan yang dimilikinya memungkinkan untuk melakukan penggembalaan$ Pergeseran ini menyebabkan 'arga adat biasa umumnya hanyalah men%adi penggembala ternak milik para pemuka adatnya (dengan sistem paron)$ Pergeseran kepemilikan lahan ini diduga menyebabkan ter%adinya perubahan bentuk kemiskinan yaitu dari kemiskinan alamiah ke kemiskinan struktural$ Kemiskinan alamiah yang semula dihadapi oleh sebagian besar penduduk di Kabupaten Kupang karena kondisi lingkungan +isiknya yang kurang bersahabat diduga mulai bergeser ke kemiskinan struktural yang terlihat dari mulai adanya gap kepemilikan lahan dan ternak antara para pemuka adatnya dengan 'arga biasa$ @anya sayang perubahan ini sulit dibuktikan karena keterbatasan data tentang kepemilikan lahan dan ternak$ *ila dugaan di atas benar maka hal tersebut dapat dikatakan merupakan biaya sosial dari pembangunan yang ditanggung oleh penduduk Kabupaten Kupang$ *iaya sosial ini %uga terlihat dari semakin lunturnya pola patron/!lient antara para sonbay atau +etor dengan 'arga adatnya$ Pola hubungan patron/!lient yang mengarah pada bentuk %aring pengaman sosial (traditionall so!ial sa+ety/net) !enderung semakin memudar$

*.

ambaran +emiskinan

)elama periode 344-/3444, %umlah penduduk miskin (ukuran *P)) di Propinsi Nusa (enggara (imur mengalami kenaikan yaitu 3$140$300 %i'a di tahun 344- men%adi sebesar 3$AA4$000 %i'a atau 4-,A1K di tahun 3444$ Persentase penduduk miskin di perdesaan relati+ lebih besar dibandingkan dengan daerah perkotaannya$ Pada tahun 3444, persentase penduduk miskin di perdesaan sebesar 44,14 K (3$-12$A00 %i'a)$ 5ni %auh lebih besar dari perkotaan yang hanya sebesar 24,20 K (34-$100 %i'a)$ *ila dilihat perkembangannya selama periode 344-/3444, %umlah absolut maupun relati+ penduduk miskin di daerah perkotaan maupun perdesaan, !enderung mengalami peningkatan$ Dibandingkan dengan propinsi lain, pada tahun 344- %umlah penduduk miskin di propinsi Nusa (enggara (imur menempati urutan ketiga setelah aluku dan 5rian ,aya$ Pada tahun 3444 propinsi ini menempati urutan kedua setelah 5rian ,aya$

14 15 16

#ambaran tentang %umlah penduduk miskin di setiap kabuoaten dan kota dii Propinsi Nusa (enggara (imur, mengalami +luktuasi dari 'aktu ke 'aktu$ Pada tahun 344-, %umlah penduduk miskin terbanyak terletak di Kabupaten =lor (14$0BK), disusul Kabupaten )ikka (14$24K) dan :nde (11$23K)$ (etapi pada tahun 3444 %umlah penduduk miskin terbanyak terletak di Kabupaten (imor (engah Utara (-4$4K), disusul Kabupaten )ikka (-1$-K) dan =lor (04$4K)$

-$ )e%arah Program Penanggulangan Kemiskinan Pemerintah Propinsi Nusa (enggara (imur merupakan salah satu propinsi di 5ndonesia yang memiliki kepedulian yang !ukup besar terhadap upaya penanggulangan kemiskinan$ @al ini dapat dimaklumi karena se%ak berdirinya (340B), propinsi ini selalu bergulat dengan masalah kemiskinan$ Kepedulian ini, terlihat sekali bila disimak se%arah kebi%akan pembangunan yang diambil Pemerintah Propinsi Nusa (enggara (imur$ *ila dilihat se%arah program pembangunan di propinsi ini, terlihat banyak program/program pembangunannya yang mengandung upaya penanggulangan kemiskinan$ ulai dari #erakan Penghi%auan atau Komando #erakan akmur (K&# ) di era #ubernur 9$,$ 2alamentik (340B/34--), Program )'asembada pangan (beras) di era #ubernur :l (ari (34--/34AB), &perasi Nusa akmur, &perasi Nusa @i%au dan &perasi Nusa )ehat di era #ubernur *en boy (34AB/34BB), #erakan eningkatkan Pendapatan =sli "akyat dan #erakan embangun Desa (#erbades) di era #ubernur @erman 8ernande7 hingga program/program pembangunan daerah yang berlandaskan pada +iloso+i Omembangun dari apa yang ada dan dimiliki oleh "akyatP yang saat ini dia!u oleh #ubenur Piet =$ (allo, se!ara implisit maupun ekspilit sarat dengan nuansa penanggulangan kemiskinan$ @al ini %elas menggambarkan kuatnya kepedulian Pemerintah Propinsi Nusa (enggara (imur terhadap issu kemiskinan$ *ila dilihat lebih dalam se%arah program/program penanggulangan kemiskinan di propinsi ini, terlihat ada pergeseran yang silih berganti$ Pada periode a'al (340B/34AB), terlihat inisiati+ lokal !ukup menon%ol$ Di tahun/tahun berikutnya, program/program yang merupakan inisiati+ lokal ini !enderung tergeser dengan program/program yang berasal dari pemerintah pusat$ *aru kemudian mulai tahun 2003, Pemerintah Propinsi Nusa (enggara (imur merumuskan kembali program/program pembangunannya sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri$

,. Strate-i .emberda%aan .enduduk Miskin Dari hasil 'a'an!ara mendalam dan +o!us group dissusiion dengan berbagai responden (berdasarkan pengalaman empiris masing/masing), baik di aras propinsi hingga desa, ada beberapa hal tentang konsep penanggulangan kemiskinan yang dianggap sesuai dengan konteks konteks sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan +isik$ Konsep ini dikatakan sebagai konsep teoritis karena baru merupakan hasil re+leksi semua pihak terhadap pengalaman empirik mereka masing/masing dan belum teru%i se!ara empirik$ )e!ara garis besar strategi tersebut adalah; 3$ em+okuskan upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pendidikan serta dalam mengakses pelayanan kesehatan$ Upaya meningkatkan keberdayaan ini dilakukan dengan memperkokoh usaha pertanian ladang, peternakan dan konservasi alam yang merupakan penyangga ketahanan pangan mereka$ 2$ em+okuskan pada upaya pen!iptaan lingkungan kebi%akan yang kondusi+ bagi keluarga miskin untuk beralih dari sektor pertanian ke sektor non pertanian$ Upaya

ini dilakukan dengan mempermudah akses keluarga miskin ke sumber modal usaha, tehnologi dan in+ormasi yang diperlukan$ Penumbuhkembangan sektor/sektor non pertanian yang OdekatP dengan keluarga miskin (kera%ian rakyat, perdagangan ke!il/ sektor in+ormal, dan lain/lain) diharapkan dapat men%adi penyangga pangan keempat setelah usaha tani6ladang, usaha peternakan dan stok pangan non budidaya di hutan$ 1$ Upaya peningkatan keberdayaan keluarga miskin ini dikaitkan dengan upaya pemberdayaan komunitasnya (masyarakat desa6kelurahan) agar mampu membantu 'arganya mengatasi masalah kemiskinan yang ada di lingkungannya$ Untuk tu%uan ini, +alsa+ah yang dia!u oleh setiap program pembangunan di propinsi ini adalah >membangun dari apa yang ada dan dimiliki oleh rakyat?, suatu +iloso+i yang se!ara implisit mengakui pentingnya memperhatikan konteks lokal$ 4$ elakukan reposisi peran pihak/pihak Oluar desaP (pemerintah, 2) , kalangan dunia usaha, kalangan perguruan tinggi, dan lain/lain), dari semula sebagai agen pemberdayaan men%adi +asilitator pemberdayaan$ Upaya pemberdayaan keluarga miskin yang berbasis komunitas ini dilakukan dengan !ara pemberian ke'enangan luas kepada masyarakat desa6kelurahan dalam mengelola upaya penanggulangan kemiskinan yang ada di 'ilayahnya$ Ke'enangan tersebut meliputi ; 3$ Ke'enangan untuk menentukan sendiri aktivitas penanggulangan kemiskinan yang akan dilaksanakan di desa6kelurahannya$ 5ni berarti peran peran!angan kegiatan harus dipegang sepenuhnya oleh masyarakat desa6kelurahan (sema!am master plan di desa)$ Pihak luar desa (pemerintah, 2) , kalangan usaha, dan lain/lain) dapat memberi kontribusinya dengan menga!u pada desain besar ( grand design) yang dibuat oleh masyarakat desa6kelurahan itu sendiri (melalui kontrak sosial antara masyarakat desa6kelurahan dengan pihak luar desa6kelurahan)$ Dengan pendekatan sema!am ini maka ; )emua aktivitas penanggulangan kemiskinan di aras desa6kelurahan sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat desa6kelurahan dan sesuai dengan konteks setempat L kontektual (sesuai dengan kondisi sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan +isiknya)$ )emua aktivitas penanggulangan kemiskinan sepenuhnya menga!u pada peman+aatan se!ara optimal sumberdaya setempat dan peman+aatan se!ara bi%ak sumberdaya dari luar$ (idak ada lagi pihak luar desa yang memba'a masing/masing bendera program penanggulangan kemiskinannya (ego sektoral), yang seringkali tumpang/tindih satu dengan lainnya dan a!apkali tidak sesuai dengan konteks setempat (kebi%akan satu pintu untuk setiap bantuan dari pihak luar desa6kelurahan) 2$ asyarakat desa6kelurahan diberi peluang luas untuk melaksanakan sendiri aktivitas penanggulangan kemiskinan yang ada di 'ilayahnya$ Pihak luar desa, dapat memberi kontribusi dalam tahap ini, terutama kontribusi terhadap hal/hal yang tidak dapat dilakukan oleh masyarakat desa6kelurahan (seperti; kahlian teknis tertentu, in+ormasi/in+ormasi terhadap peluang/peluang pasar yang ada di luar desa, tehnologi yang tersedia, dan lain/lainnya)$ 1$ asyarakat desa6kelurahan diberi pula peluang untuk menumbuhkan sendiri prinsip/prinsip transparansi dan akuntabilitas terhadap setiap aktivitas penanggulangan kemiskinan yang mereka lakukan (menumbuhkan kontrol publik)$ 5ni berarti bah'a orientasi pertanggung%a'aban +okusnya harus dtu%ukan kepada keluarga miskin dan masyarakat desa6kelurahan (komunitasnya) dan tidak lagi semata/mata ditu%ukan ke pihak/pihak di aras atas desa$ Dengan ketiga ke'enangan tersebut, maka masyarakat desa memiliki peluang bela%ar langsung sehingga proses pembela%aran yang dinamis dan partisipati+ (aksi dan re+leksi sebagai satu kesatuan proses yang dinamis yang melibatkan se!ara akti+ para peman+aatnya sebagai pelaku utamanya)$ Dasar pemikirannya adalah;

Kondisi sosial, budaya dan ekonomi bukan merupakan kondisi yang statis tetapi merupakan kondisi yang dinamis dimana perubahan salah satunya dapat menimbulkan perubahan yang lain$ Dengan demikian, setiap aktivitas penanggulangan kemiskinan diduga, sedikit banyak, akan merubah kondisi setempat$ asyarakat desa6kelurahan yang berdaya adalah masyarakat yang mampu beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungannya dan mampu meman+aatkan kondisi lingkungan yang baru tersebut untuk meningkatkan kese%ahteraannya$ Keberdayaan merupakan hasil dari proses bela%ar yang partisipati+ dan kontinyu (penekanan pada porses bukan pada hasil)$ Pertama, tidak ada keberdayaan yang diperoleh tanpa melibatkan se!ara akti+ orang yang akan diberdayakan$ Kedua, suatu masyarakat yang berdaya menghadapi kondisi lingkungan tertentu dapat men%adi tidak berdaya kembali bila tidak siap menghadapi perubahan lingkungannya (lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan +isiknya)$ &leh sebab itu, keberdayaan harus pula dipahami sebagai bentuk keberdayaan menghadapi perubahan lingkungan dan keberdayaan meman+aatkan lingkungan yang baru tersebut untuk kese%ahteraan hidupnya (dalam kaitannya dengan sustainbale livelihood)$ Upaya pemberdayaan penduduk miskin yang berbasis komunitas menuntut adanya perubahan !ara berpikir dan bertindak (reposisi peran) pihak luar desa$ Disini harus dipahami bersama bah'a keluarga miskin tidaklah tinggal dalam ruang hampa$ ereka berinteraksi dengan lingkungannya ('arga desa lainnya /komunitas desanya dan lingkungan +isiknya) dan berinteraksi pula dengan lingkungan luar desa$ &leh sebab itu, perubahan lingkungan luar desa dapat mempengaruhi pula kehidupan keluarga miskin$ Dengan kata lain, perubahan paradigma yang menekankan pada peran luas masyarakat desa6kelurahan harus pula diikuti dengan perubahan paradigma berpikir dan bertindak semua pihak di aras atas desa yang terkait (stakeholders)$ 8akta empiris yang di%umpai di Nusa (enggara (imur adalah telah tumbuhnya politi!al 'ill dari para pembuat kebi%akan pemerintah diatas propinsi hingga kabupaten6kota untuk merubah paradigma yang bersi+at sentralistik ke arah desentralistik, termasuk yang memberi peluang bagi masyarakat desa6kelurahan untuk berperan lebih besar dalam pembangunan desa6kelurahannya masing/masing Politi!al 'ill ini se!ara legal +ormal terlihat (eksplisit) dalam setiap dokumen peren!aan mereka (dokumen Pola Dasar Pembangunan, Propram Pembangunan Daerah dan "en!ana Pembangunan (ahunan Daerah) @anya sa%a, +akta empirik menun%ukkan bah'a masih ter%adi pelen!engan kebi%akan (slippery poli!y) sehingga a!apkali ter%adi gap antara konsep yang baik (yang sudah menga!u pada paradigma yang menepatkan masyarakat desa6kelurahan sebagai subyek utama) dengan implementasi di lapang yang buruk (yang masih menggunakan paradigma lama dimana pemerintah masih didudukkan sebagai agen pembangunan dan masyarakat desa6kelurahan hanya sekedar obyek sa%a)$ @al di atas terlihat dari pelaksanaan Program UDKP odel (inisiati+ Pemerintah Propinsi Nusa (enggara (imur), Program Pemberdayaan :konomi "akyat (inisiati+ Pemerintah Kota Kupang) dan Program Pemberdayaan asyarakat (inisiati+ Pemerintah Kabupaten Kupang)$ &leh sebab itu, pihak luar desa, terutama pemerintah, harus diberi kesempatan untuk bela%ar melaksanakan peran barunya sebagai +asilitator (hasil reposisi peran)$ Peluang bela%ar tersebut harus pula men%angkau semua aras, mulai dari para pembuat kebi%akan di aras propinsi6kota6kabupaten hingga ke aparat pemerintah di aras ke!amatan$ 5ni berarti sosialisasi terhadap peran baru pemerintah (sebagai +asilitator pembangunan) harus men!apai semua aras$ @al yang tidak kalah penting, dalam upaya pemberdayaan penduduk miskin (terutama yang terkait dengan suistainable livelihood) yang berbasis komunitas adalah memberi penghargaan yang lebih besar pada lingkungan alam dan keari+an/keari+an lokal yang terbukti adapti+

dengan lingkungan alamnya$ 5ni diberi stressing khusus karena pada dasarnya, masyarakat N(( telah memiliki pola na+kah tradisional (pola na+kah agro/pastoral) yang terbukti se!ara turun menurun adapti+ terhadap konteks ekologi yang tergolong semi/arid (lahan kering)$ )e!ara tradisional ketahanan pangan mereka (+ood se!urity) bersandar pada 1 penyanggah yaitu ;3) Penyanggah pertama adalah usaha tani lading (%agung, ketela pohon dan ka!ang/ ka!angan), 2) Penyanggah kedua adalah ternak besar (sapi, kerbau dan kuda), 1) Penyanggah ketiga adalah tanaman pangan yang tersedia di hutan$ &leh sebab itu, bila dilihat se!ara mendalam, dapat dikatakan semua aturan/aturan adat, dan lain/lain, sebenarnya mengarah pada upaya men%aga agar ketiga penyanggah tersebut tetap kokoh$ @anya sa%a input/input baru dari luar a!apkali %ustru melemahkan aturan/aturan adat yang telah ada sebelumnya sehingga mengarah pada pengikisan ketiga penyanggah tersebut$ 8akta empirik %uga menun%ukkan bah'a dalam per%alanan se%arahnya, beberapa input baru dari luar (mulai dari penerapan Undang/Undang Pokok =graria yang mengakui kepemilikan lahan pribadi hingga introdusir mekanisme pasar L monetasi perdesaan) ternyata berindikasi %ustru merusak ketahanan pangan mereka$ Pentingnya ketiga penyangga tersebut sebenarnya telah disadari oleh Pemerintah Daerah, terutama di ,aman #ubernur *en boy$ *ahkan #ubernur *en boy, memperkenalkan industri kera%inan rakyat sebagai penyanggah ke empat$ Dengan harapan, bila ter%adi pan!eklik, penduduk N(( masih bisa bersandar pada hasil kera%inannya yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pangannya$ @anya sayang, kesadaran/kesadaran seperti di atas selan%utnya men%adi agak terlupakan karena masuknya program/program pembangunan yang didesain dari pusat, yang !enderung tidak peka terhadap konteks lokal sema!am itu$ )aat ini, ada indikasi kesadaran di atas tumbuh kembali di kalangan pemerintah daerah$ 5ni terlihat dari +alsa+ah yang dianut dalam berbagai dokumen peren!anaan (Pola Dasar Pembangunan, Program Pembangunan Daerah, "en!ana )trategi Pembangunan Daerah dan "en!ana Pembangunan (ahunan Daerah)$ Dalam dokumen/dokumen peren!anaan tersebut dianut +alsa+ah;

> ulai membangun dari apa yang ada dan yang dimiliki ole rakyat? melalui pendekatan yang bertumpu pada nilai/nilai moral keagamaan (religius), sosio/kultural dan ekosistem$
@anya sayangnya implementasikan a!apkali tidak sesuai dengan semangat di atas$ @al ini mungkin karena aparat pemerintah masih memerlukan 'aktu untuk bela%ar men%alankan peran barunya sebagai +asilitator (bukan sebagai agen pembangunan)$

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DALAM ERA OTONOMI DAERAH


Pendahuluan )e%ak era pembangunan ber/Pelita mulai tahun 34-4 propinsi ,a'a (engah >ter%epit? di antara 2 propinsi besar ,a'a *arat/DK5 ,akarta dan ,a'a (imur, yang keduanya >ma%u pesat? melalui industrialisasi yang berpusat di >,abotabek? dan )urabaya$ emang benar

,a'a (engah memperoleh >pelimpahan kemakmuran? ( tri!kle do'n) dari kema%uan propinsi/ propinsi tetangganya ini, tetapi pada saat yang sama %uga menerima dampak negati+ karena men%adi pemasok tenaga ker%a murah yang hanya dinikmati mereka yang meninggalkan desanya$ =kibatnya kemiskinan tetap luas dan )D /nya terdiri atas mereka yang >tersisa?, yang kualitasnya bukan yang terbaik$ Nilai 5ndek Pembangunan anusia (5P ) ,a'a (engah tahun 344- adalah -A,0 lebih rendah dari 5P ,akarta A-,3 dan )urabaya A2,3$ 5P 0 ibukota propinsi di ,a'a adalah sebagai berikut; (tabel 3)

Cang menarik, 5P )emarang ke!uali dalam pendidikan selalu lebih baik dari 5P )urabaya meskipun selalu lebih buruk dibanding 1 kota lainnya yaitu ,akarta, *andung, dan Cogyakarta$ =mat %elas 5P kota )emarang yang tinggi berbeda %auh sekali dengan 5P terburuk di ,a'a (engah yaitu *rebes (-0$0, 344-) dan Pemalang (0-$3, 3444)$

Kemiskinan di ,a'a (engah ,ika tingkat kemiskinan di ,a'a (engah di bagi 1, Kemiskinan (inggi, )edang dan "endah, maka pada tahun 3444 1 besar kabupaten termiskin adalah *an%arnegara (02,4K), *lora (40,4K), dan *anyumas (44,3K) dengan rata/rata 32 kabupaten termiskin men!atat tingkat kemiskinan 1B,1K, yang 3,0 kali lebih miskin ketimbang kemiskinan sedang (20,BK) dan hampir 1 kali lebih miskin dibanding kemiskinan rendah (31,3K)$ Dari tabel 2 adalah menarik membandingkan tingkat kemiskinan tahun 344- (sebelum krismon) dan tahun 3444 (setelah krismon)$ =da kabupaten yang dalam periode 1 tahun kemiskinannya berlipat dua ( *anyumas) bahkan di kabupaten "embang meningkat 1 kali dari 0,3K men%adi 30,AK$ )ebaliknya ada 1 kabupaten )ragen, *atang, dan Kudus, yang tingkat kemiskinan penduduknya menurun meskipun ke!il$ 8enomena pergeseran/pergeseran ini sangat penting bagi penentu kebi%akan Pemerintah Daerah propinsi yang harus terus menerus melakukan pemantauan kondisi kese%ahteraan rakyatnya, terma/suk mengadakan evaluasi program/program penanggulangan kemiskinan, mana yang ber%alan dan e+ekti+ dan mana yang tidak e+ekti+ men!apai sasaran$

Kemiskinan Eersi *KK*N ,ika angka/angka kemiskinan yang disebut dan dianalisis di atas bersumber pada taksiran angka kemiskinan >makro? berdasar penetapan garis kemiskinan tertentu (pengeluaran pangan dan bukan pangan), se%ak krismon 344A/4B dikenal angka/angka kemiskinan versi *KK*N dengan men%umlahkan angka keluarga Pra/K) dan K)/5 alasan ekonomi$ Dengan menggunakan data *KK*N ini diperoleh angka keluarga miskin di ,a'a (engah seperti terlihat pada tabel 2 kolom 1$ (erlihat perbedaan antara taksiran %umlah penduduk miskin versi *P) yang 2-,0AK tahun 3444 dengan data keluarga miskin versi *KK*N yang men!apai 24,4-K$ )ementara itu )=K:"(5 1 ()urvei =spek Kehidupan "umah (angga 5ndonesia) yang dilakukan Pusat Penelitian Kependudukan U# beker%asama dengan "and .orporation )anta oni!a (,uni L &ktober 2000) melaporkan tingkat kemiskinan yang menurun di perkotaan ,a'a (engah dari 20,4K men%adi 34,1K selama periode 344A/2000 meskipun di perdesaan meningkat dari31,AK men%adi 3A,3K$ Penemuan angka/angka kemiskinan dengan menggunakan garis kemiskinan *P) yang disempurnakan ini merupakan hasil/hasil penelitian ekonomi riil di 31 propinsi dengan me'a'an!arai 30$000 kepala keluarga (40$100 individu), sehingga dapat dibandingkan dengan >mikro? data *KK*N$ Kriteria keluarga miskin yang dipakai *KK*N pada a'alnya memang bukan untuk mendata keluarga miskin, tetapi untuk tugas operasional kantor6lembaga itu yakni program keluarga beren!ana dan kemudian keluarga se%ahtera$ (etapi dalam perkem/bangannya, data tersebut dipakai sebagai pedoman dalam berbagai ma!am program peningkatan

kese%ahteraan keluarga yaitu program (akesra6Kukesra, dan se%ak krismon 344A, program ,P) &PK beras dan program ,P) lainnya$ Dengan demikian besar kemungkinan ter%adi kelebihan taksiran$ (aksiran keluarga miskin yang >pesimistis? di daerah diduga ada kaitannya dengan usulan D=U dan D=K pada pemerintah pusat$ Dengan kata lain, data penduduk miskin tersebut ditetapkan tinggi supaya dana yang masuk ke daerah %uga besar$ enurut pe%abat di dinas sosial, memang petimbangan yang dipakai tidak %auh berbeda dengan kondisi ketika diadakan pendataan desa miskin dalam program 5D($ Pada a'alnya sedikit sekali yang mau mengakui daerah6desanya masuk kategori miskin$ (etapi setelah mengetahui bah'a daerah6desa miskin itu akan mendapatkan guliran dana, maka banyak kepala daerah6desa yang berusaha meyakinkan daerah6desanya adalah miskin$ Namun sumber di *KK*N tidak sependapat %ika angka kemiskinan yang diterbitkan dikaitkan dengan guliran dana dari pusat$ enurutnya, yang penting bukanlah mempertentangkan data6kriteria kemiskinan, tetapi bagaimana man+aat data itu bagi program/program yang akan dilaksa/nakan$ enurutnya semakin banyak kriteria akan semakin banyak pula in+ormasi yang didapat, dan karena itu akan semakin memperkaya 'a'asan$ Namun diakuinya, bah'a saat ini ada kesan bah'a data yang dikeluarkan *KK*N untuk melaksanakan program dari pusat, dan data dari dinas/dinas di pemda untuk melaksanakan program/program Pemerintah Daerah$ )elain masalah transparansi yang sering dituduhkan pada penyelenggaraan program/ program yang dilaksanakan oleh pemerintah, kritik yang banyak dilontarkan dalam program penanggulangan kemiskinan adalah dalam penentuan target sasaran, yaitu dalam penentuan penduduk yang benar/benar miskin dan membutuhkan bantuan$ Data6 in+ormasi penduduk miskin yang tepat dan akurat sangat menentukan tepat tidaknya sasa/ran dan keberhasilan suatu program$ *aik data dari *adan Pusat )tatistik, *KK*N, mau/pun Dinas )osial, semuanya memiliki kelebihan dan kelemahannya masing/masing$ *P) menyadari bah'a terdapat beberapa kelemahan data6in+ormasi tentang pendu/duk miskin yang dihasilkannya se%ak 34A- hingga 3444, dan karena itu tidak sepenuhnya dapat dipakai sebagai dasar ketepatan pelaksanaan program bantuan pada penduduk miskin (*P), 2000)$ *aik data tentang penduduk miskin maupun da+tar desa tertinggal pada tahun 3441/3440 bersi+at >makro? dan tidak sampai pada nama individu dalam suatu daerah tertentu yang dapat dikategorikan sebagai penduduk miskin$ Kriteria Kemiskinan *ank Dunia Publikasi *ank Dunia 5ndonesia .onstru!ting a Ne' )trategy +or Poverty "edu!tion &ktober 2003 berisi pembahasan komprehensi+ tentang agenda penanggulangan kemiskinan (poverty redu!tion) di 5ndonesia$ )alah satu tema yang dikemukakan adalah perlunya memperluas de+inisi, +akta/+akta dan tu%uan/tu%uan dari program anti kemiskinan$ )elain >pu%ian? bah'a sampai dengan krisis 344A/4B 5ndonesia mampu men!apai hasil >spekta/kuler? dalam mengurangi %umlah penduduk miskin, *ank Dunia %uga memberikan kritik bah'a pendekatan yang diterapkan 5ndonesia dalam penanggulangan kemiskinan terlalu menitikberatkan pada target/target angka$ #aris kemiskinan ( poverty line) misalnya, dite/kankan pada pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam arti yang sangat sempit$ (arget angka dikombinasikan dengan pendekatan pembangunan yang bersi+at atas/ba'ah (top/do'n approa!h) telah mengesampingkan banyak dimensi kemiskinan yang mes/kipun sulit diukur, tetapi sangat penting$ Dengan hanya melihat mereka yang se!ara statistik masuk dalam kategori di ba'ah garis kemiskinan, pendekatan ini menyempitkan ruang lingkup kemiskinan dan men%auhkan dari realitas penduduk miskin yang lebih dinamis$ engabaikan angka/angka dan men%auhkan diri dari target/target matematik tentu %uga tidak mungkin, karena bagaimanapun angka/angka tetap diperlukan$ Di lain pihak, terlalu menitikberatkan pada pen!apaian target/target statistik %uga tidak bi%aksana karena terlalu menyederhanakan masalah$ *ank Dunia kemudian merekomendasikan penggunaan indikator/indikator pembangunan internasional (5nternational Development #oals

indi!ators) yang disusun oleh 'akil/'akilnya dari komunitas internasional dan 5ndonesia termasuk salah satu anggotanya$ Perluasan target/target penanggulangan kemiskinan seperti disarankan oleh *ank Dunia tersebut lebih ter+okus pada kedalaman target/ target yang telah ditetapkan selama ini$ Pada dimensi standar kehidupan materiil misalnya, proporsi penduduk miskin (3444) adalah 2AK, sehingga kemungkinan target pada tahun 2004 adalah sebesar 31,0K$ Pada dimensi sumber daya manusia dapat %uga dikembangkan target/target misalnya angka tamat pendidikan dasar pada kelompok penduduk paling miskin, tingkat kematian bayi maupun tingkat kesehatan$ Demikian pula akses terhadap prasarana, apakah akses kelompok paling miskin terhadap sumber daya air maupun sanitasi dapat ditingkatkan lima tahun mendatang, Dan yang tidak kalah pentingnya apakah partisipasi kalangan penduduk miskin dalam keputusan/keputusan politik setempat yang mempengaruhi kehidupan mereka dapat ditingkatkan melalui program/program tertentu$
)elama kurun 'aktu 34A0 L 3440 5ndonesia dipu%i/pu%i telah berhasil dalam mengurangi kemiskinan terutama diukur melalui penurunan %umlah penduduk miskin dari -4,1K pada tahun 34A0 men%adi hanya 33,4K pada tahun 3440$ Pada tahun yang sama umur harapan hidup mengalami peningkatan dari 4A,4 tahun men%adi -1,A tahun, angka kematian bayi per seribu kelahiran bisa ditekan dari 33B men%adi 03, tingkat partisipasi sekolah dasar meningkat dari A0,- men%adi 40, dan tingkat partisipasi sekolah menengah %uga meningkat dari 31 men%adi 00K$ Pendekatan yang dipakai pemerintah selama ini lebih mementingkan target/target angka untuk men!apai tu%uan penanggulangan kemiskinan$ (anpa tu%uan yang pasti dan disepakati bersama oleh berbagai pelaku (stakeholder), maka pelaksanaan program penang/gulangan kemiskinan hanya sekedar memenuhi target/target yang bersi+at sektoral belaka$

+riteria Miskin .ada "ra Otonomi /aera( )ampai saat ini masih sulit untuk membayangkan bah'a suatu daerah, baik propinsi, kabupaten, maupun desa, memiliki program penanggulangan kemiskinan yang lebih baik daripada daerah yang lain$ isalnya, propinsi = memiliki program penang/gulangan kemiskinan yang %auh lebih baik dengan pen!apaian target >Q? persen ketimbang propinsi *$ Demikian pula untuk pemerintahan daerah di ba'ahnya yaitu kabupaten dan desa$ )ulit pula untuk dapat mengukur kiner%a suatu pemerintah daerah dikaitkan dengan pelaksanaan program/ program penanggulangan kemiskinan$ )alah satu sebabnya adalah selain tidak6belum adanya kesamaan persepsi dari dinas/dinas di pemerintah daerah %uga dipengaruhi oleh peranan pemerintah pusat yang masih sangat besar$ )elama ini sulit ditemukan publikasi dari pemerintah daerah untuk konsumsi masyarakat umum menyang/kut permasalahan kiner%a pembangunan yang ada di daerah$ *erbagai laporan tebal yang disusun instansi/instansi pemerintah daerah lebih ditu%ukan untuk memenuhi tuntutan >administrati+? dari pusat sebagai >laporan kepada atasan?, dan bukan untuk masyarakat daerah sendiri$ )alah satu tu%uan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka$ Di sisi lain, masalah kemiskinan yang dihadapi oleh setiap daerah di 5ndonesia %uga memiliki karakteristik yang berbeda/beda$ Dengan demikian, garis kemiskinan )a%ogyo misalnya mungkin sa%a tidak relevan diterapkan di daerah yang makanan pokok penduduknya bukan beras, atau kriteria mengenai luas dan kondisi lantai rumah yang dipakai *KK*N tentu tidak akan relevan diterapkan di daerah yang rumah penduduknya kebanyakan berbentuk rumah panggung atau perumahan nelayan yang terapung di pantai$ Dengan kata lain keanekaragaman budaya masyarakat perlu dipertimbangkan dalam menyusun data kemiskinan suatu daerah$ Paradigma penanggulangan kemiskinan pada era otonomi daerah saat ini adalah bah'a kebi%akan atau program anti kemiskinan akan dapat berhasil apabila >kaum miskin men%adi aktor utama dalam perang mela'an kemiskinan? (@)$Dillon; 2003)$ Untuk membantu kaum

miskin keluar dari lingkaran kemiskinan dibutuhkan kepedulian, komit/men, kebi%aksanaan, organisasi, dan program yang tepat$ Diperlukan pula sikap yang tidak memperlakukan orang miskin sebagai obyek, tetapi sebagai subyek$ >&rang miskin bukan orang yang tidak memiliki apa/apa, melainkan orang yang memiliki sesuatu, 'alaupun serba seadanya? ( ubyarto; 2003)$ Disadari bah'a pendekatan sektoral yang telah berlangsung selama ini kurang berhasil dalam menanggulangi kemiskinan sebagaimana yang pernah di%alankan peme/rintah karena yang dipakai sebagai kriteria adalah target/target sektoral$ )ebagaimana dikemukakan di atas, masing/masing instansi dalam pemerintahan mempunyai kriteria penentuan orang miskin menurut >versi?nya masing/masing sehingga kadang/kadang terdapat perbedaan/perbedaan besar$ eskipun saat ini belum ada titik temu >pola otonomi? yang disepakati antara peme/rintah pusat dan daerah sehingga masih mun!ul tuntutan/tuntutan untuk mengka%i ulang UU otonomi daerah, namun desentralisasi dan otonomi daerah sebenarnya telah mulai ber%alan$ Daerah/ daerah dan desa/desa sudah banyak yang dengan rasa per!aya diri yang tinggi mengeluarkan Perda6Perdes, semuanya disesuaikan dengan kebutuhan, aspirasi masyarakat setempat, tuntutan/tuntutan, serta prioritas/prioritas yang ada di lingkungan mereka$ *anyak daerah sudah mengeluarkan Perda tentang pembentukan *PD (*adan Per'akilan Desa), dan bahkan sudah melakukan pemilihan serta melantik anggota/anggotanya$ Di beberapa daerah lain, karena bukan men%adi prioritas atau dianggap tidak diperlukan, ada yang belum memilih anggota *PD termasuk belum membuat Perda6 Perdesnya$ Dalam era otonomi daerah tidak ada lagi >penyeragaman?, ke!uali untuk bidang/bidang tertentu seperti bidang pendidikan, yang mengharuskan setiap daerah membuat Perda dan sekaligus melaksanakannya$ )alah satu tu%uan diberlakukannya otonomi daerah adalah untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan tentang hal/hal yang menyangkut diri mereka$ Ke'enangan yang lebih besar diberikan kepada pemerintah propinsi, kabupaten maupun desa, agar lembaga/lembaga ini lebih kreati+ menyusun berbagai program pembangunan daerah sesuai potensi daerahnya masing/masing$ =sumsi yang menda/sarinya adalah bah'a pemerintah di daerah lebih mengetahui potensi dan aspirasi yang dimiliki daerahnya$ Dengan kedekatan ini diharapkan produk kebi%aksanaan yang dihasil/kan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi rakyat setempat$ )eiring dengan %i'a dan semangat otonomi daerah, dan kenyataan bah'a >daerah lebih mengetahui potensi daerahnya masing/masing?, diperlukan re/orientasi peran baik pemerintah pusat, daerah, maupun desa dalam program/program penanggulangan kemis/kinan$ Program penanggulangan kemiskinan pada era otonomi daerah harus lebih mengan/dalkan kreativitas dan prakarsa daerah dan masyarakat di daerah$ Pemerintah pusat yang sebelumnya sangat dominan, harus berubah men%adi sekedar pemberi +asilitas, pandangan dan pendampingan/pendampingan bagi program/program penanggulangan kemiskinan$

+esim0u)an
=pakah kriteria kemiskinan diperlukan pemerintah, dan apakah diperlukan indikator tertentu bagi keluarga miskinD Untuk apa kriteria atau indikator kemiskinanD =pakah agar program/ program penanggulangan kemiskinan lebih mengena sasaranD ,ika kebi%akan/kebi%akan, strategi dan program/program penanggulangan kemiskinan selama ini ternyata tidak e+ekti+ men!apai sasaran, apakah berarti kriteria kemiskinan yang dipakai tidak tepat atau indikatornya keliruD =pakah tidak ter!apainya sasaran/sasaran program penanggulangan kemiskinan selama ini tidak disebabkan +aktor/+aktor lain, misalnya kurangnya kepedulian dan komitmen para pelaksana programD Demikian banyak lagi pertanyaan serupa dapat dia%ukan de'asa ini untuk lebih memastikan langkah/langkah apa yang kiranya tepat dilakukan untuk memperbaiki kiner%a program/program penang/gulangan kemiskinan di masa datang khususnya pada era otonomi daerah$

Pertama, sudah !ukup banyak program/program yang baik dan tepat sasaran di masa lalu yang sepertinya diabaikan hanya karena setiap pe%abat masa sekarang merasa berhak menganggap semua program di masa lalu gagal$ ,ika program/program di masa lalu dianggap semuanya gagal maka pe%abat/pe%abat dan penentu kebi%akan masa sekarang merasa harus mulai dari nol lagi$ *enarkahD Kedua, dalam era otonomi daerah pemerintah daerah yang paling dekat dengan rakyat, yaitu pemerintah desa, harus benar/benar mendapat keper!ayaan untuk bersama rakyat menyusun program/program penanggulangan kemiskinan yang paling tepat dan yang paling mengena pada sasaran$ Kelompok/kelompok masyarakat (Pokmas) yang ber%umlah 310$000 buah yang dibentuk dalam program 5D( masih banyak yang ber%alan dengan baik di daerah/daerah seperti D5C dan *ali$ 5nilah Pokmas yang semestinya mendapat keper!ayaan untuk terus berkembang$ Penduduk miskin tidak dapat >dientas/kan?, tetapi pemerintah dapat membantu men!iptakan iklim yang mendukung mereka agar lebih mampu menanggulangi kemiskinan mereka$ Penduduk miskin bukanlah orang yang tidak mempunyai apa/apa tetapi memiliki serba sedikit modal sosial untuk mengembang/kan diri$ Ketiga, pemerintah tidak perlu terlalu merisaukan indikator kemiskinan dan tidak perlu menetapkan kriteria/kriteria yang ketat dengan harapan dapat menyampaikan pro/ yek6program yang tepat bagi orang6penduduk miskin$ Namun setiap program yang dipra/ karsai pemerintah harus !epat berubah men%adi gerakan masyarakat dari, oleh, dan untuk meningkatkan kese%ahteraan masyarakat$

Desentralisasi Korupsi Melalui Otonomi Daerah

Kamis, 04 November 2004 | 18:51 WIB

Desentralisasi Korupsi

elalui &tonomi Daerah

)etelah #ubernur Nanggroe =!eh Darussalam, resmi men%adi tersangka korupsi pembelian genset senilai "p 10 miliar, lalu giliran #ubernur )umatera *arat Rainal *akar resmi sebagai tersangka kasus korupsi anggaran de'an dalam =P*D 2002 sebesar "p -,4 miliar, oleh Ke%aksaan (inggi )umatera *arat$ Dua kasus korupsi menyangkut gubernur ini, masih ditambah hu%an kasus korupsi yang menyangkut puluhan anggota De'an Per'akilan "akyat Daerah di berbagai 'ilayah di 5ndonesia, dengan modus mirip; menyele'engkan =P*D$ Kasus/kasus tersebut dinilai peneliti (he @abibie .enter, =ndrino+ =$.haniago merupakan salah satu akibat meningkatnya kekuasaan legislati+ maupun eksekuti+ di daerah$ @al itu dimungkinkan karena dalam UU No$2263444 tentang pemerintah daerah, de'an memiliki hak besar untuk mengatur anggaran$ (api, undang/undang tersebut tidak mengatur mekanisme pertanggung%a'aban yang transparan kepada publik$ (idak heran %ika 'e'enang yang besar itu %ustru melahirkan penyimpangan, yaitu mengalirkan dana negara ke kantong pribadi$ Dan lebih parahnya, upaya memperkaya diri itu dilakukan se!ara massal$ S,adi, berat di hak, lemah di ke'a%iban,S u%ar =ndrino+$ )ehingga ada ketidak %elasan akuntabilitas kepala daerah terhadap masyarakat setempat, yang membuat bentuk/bentuk tanggung %a'ab kepala daerah ke publik pun men%adi belum %elas$ DKarena posisi masyarakat dalam proses penegakan prinsip akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah, belum %elas, publik tidak pernah tahu bagaimana kiner%a birokrasi di daerah,D u%arnya$ )emua itu terungkap dalam penelitian =ndrino+, DPerubahan Pola dan Kesinambungan Korupsi dari &rde *aru ke &rde "e+ormasiD yang ia lakukan selama ,uni hingga )eptember 2004 ini$ Dari berbagai Dkelemahan sistemD yang diidenti+ikasi, =ndrino+ berharap, dalam amandemen UU &tonomi daerah nantinya di!antumkan distribusi hak dan ke'a%iban anggota De'an, sama besarnya emin%am istilah (eten asduki, Koordinator 5ndonesia .orruption 9at!h , korupsi di tingkat daerah merupakan bentuk ker%asama yang manis antara kekuasaan politik di daerah, dengan kelompok kepentingan tertentu, sehingga menghasilkan koruptor/koruptor daerah yang diktaktor$ D5ni merupakan !orruption by design, karena A0 persen Perda yang lahir untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, malah sarat korupsi,D kata (eten$ Untuk itu =ndrino+ mengusulkan, selain di!antumkan prosedur administrasi dalam pertanggung %a'aban anggota De'an, %uga perlu ada prosedur politik yang melibatkan masyarakat dalam menga'asi proyeksi dan pelaksanaan =P*D$ isalnya, dengan adanya rapat terbuka atau laporan rutin ke masyarakat melalui media massa$ *erikut ini beberapa modus korupsi di daerah; 3$ Korupsi Pengadaan *arang odus ; a$ Penggelembungan (mark up) nilai barang dan %asa dari harga pasar$ b$ Kolusi dengan kontraktor dalam proses tender$ 2$ Penghapusan barang inventaris dan aset negara (tanah) odus ; a$ emboyong inventaris kantor untuk kepentingan pribadi$ b$ en%ual inventaris kantor untuk kepentingan pribadi$ 1$ Pungli penerimaan pega'ai, pembayaran ga%i, keniakan pangkat, pengurusan pensiun dan sebagainya$ odus ; emungut biaya tambahan di luar ketentuan resmi$ 4$ Pemotongan uang bantuan sosial dan subsidi (sekolah, rumah ibadah, panti asuhan dan

%ompo) odus ; a$ Pemotongan dana bantuan sosial b$ *iasanya dilakukan se!ara bertingkat (setiap me%a)$ 0$ *antuan +ikti+ odus ; a$ embuat surat permohonan +ikti+ seolah/olah ada bantuan dari pemerintah ke pihak luar$ -$ Penyele'engan dana proyek odus ; a$ engambil dana proyek pemerintah di luar ketentuan resmi$ b$ emotong dana proyek tanpa sepengtahuan orang lain$ A$ Proyek +ikti+ +isik odus ; Dana dialokasikan dalam laporan resmi, tetapi se!ara +isik proyek itu nihil$ B$ anipulasi hasil penerimaan pen%ualan, penerimaan pa%ak, retribusi dan iuran$ odus ; a$ ,umlah riil penerimaan pen%ualan, pa%ak tidak dilaporkan$ b$ Penetapan target penerimaan pa%ak lebih rendah dari penerimaan riil$ 4$ anipulasi proyek/proyek +isik (%alan, %embatan, bangunan, kantor, sekolah, asrama) odus ; a$ ark up nilai proyek b$ Pungutan komisi tidak resmi terhadap kontraktor 30$ Da+tar #a%i atau honor +ikti+ odus ; Pembuatan peker%aan +ikti+$ 33$ anipulasi dana pemeliharaan dan renovasi +isik$ odus ; a$ Pemotongan dana pemeliharaan b$ ark up dana pemeliharaan dan renovasi +isik 32$ Pemotongan dana bantuan (inpres, banpres) odus ; Pemotongan langsung atau tidak langsung oleh pega'ai atau pe%abat ber'enang$ 31$ Proyek pengembangan )umber Daya anusia ()D ) se!ara +ikti+ (tidak ada proyek atau intensitas) odus ; (idak ada proyek atau intensitas yang tidak sesuai laporan$ isalnya kegiatan dua hari dilaporkan empat hari$ 34$ anupulasi ganti rugi tanah dan bangunan odus ; Pega'ai atau pe%abat pemerintah yang ber'enang tidak memberikan harga ganti rugi se!ara 'a%ar atau yang disediakan$ 30$ anipulasi biaya se'a +asilitas dan transportasi odus ; anipulasi biaya penye'aan +asilitas pemerintah kepada pihak luar 3-$ Pembayaran +ikti+ uang lauk pauk Pega'ai Negeri sipil, pra%urit, tahanan dan lain/lain odus ; a$ =lokasi +ikti+ uang lauk pauk Pega'ai Negeri )ipil, pra%urit tahanan dalam !atatan resmi seperti =P*D$ b$ enggunakan kuitansi +ikti+$ 3A$ Pungli Peri7inanG 5 *, serti+ikat )5UPP, besuk tahanan, i%in tinggal, i%in (K5, i%in +rekuensi, impor ekspor, pendirian apotik, "), klinik, Delivery &rder pembelian sembilan bahan pokok agen dan distributor$ odus ; a$ emungut biaya tak resmi kepada anggota masyarakat yang mengurus peri%inan$ b$ mark up biaya pengurusan i%in !$ Kolusi dengan pengusaha yang mengurus i%in$

3B$ Pungli kependudukan dan 5migrasi odus ; a$ emungut biaya tidak resmi kepada anggota masyarakat yang mengurus peri%inan$ b$ mark up biaya pengurusan i%in !$ Kolusi dengan pengusaha yang mengurus i%in$ 34$ anipulasi Proyek Pengembangan :konomi "akyat odus ; Penyerahan dalam bentuk uang$ 20$ Korupsi 'aktu ker%a odus ; a$ eninggalkan peker%aan b$ elayani !alo yang memberi uang tambahan !$ enunda pelayanan umum

Pusat Perbelanjaan di Era Otonomi Daerah


*=#5 masyarakat Pulau ,a'a, terutama yang bermukim di kota/kota besar, nama pla7a, mal, atau pusat perbelan%aan sudah tidak asing lagi$ *ahkan, mal atau pusat perbelan%aan sekarang ini sudah men%adi bagian dari gaya hidup sebagian 'arga kota$ P: *=N#UN=N pusat perbelan%aan di kota/kota besar di 5ndonesia tidak terlepas dari kepeloporan atahari Department )tore yang dikendalikan @ari Darma'an$ 2angkah ini kemudian diikuti @ero )upermarket, (oko *uku #ramedia, serta beberapa restoran !epat sa%i dan beberapa pedagang e!eran yang mempunyai merek sendiri$ Pada a'al tahun 3440/an, setiap ibu kota provinsi di Pulau ,a'a sudah memiliki pusat/pusat perbelan%aan$ )ementara itu, di luar Pulau ,a'a hanya kota/kota yang mempunyai penduduk lebih dari satu %uta %i'a yang memiliki pusat perbelan%aan modern, seperti edan dan Palembang di Pulau )umatera, *alikpapan dan Pontianak di Pulau Kalimantan, serta akassar dan anado di Pulau )ula'esi$ Pembangunan pusat perbelan%aan di ibu kota provinsi di Pulau ,a'a pada masa itu memba'a pengaruh yang tidak sedikit pada gaya hidup masyarakat$ Pengaruh tersebut tidak tampak ketika pusat perdagangan masih berupa deretan toko/toko di pinggiran %alan yang di%aga oleh pemiliknya sendiri, dengan bentuk dan penataan toko yang masih sederhana$ )e%ak adanya pusat perbelan%aan ter%adi pengaruh sebagai berikut; 3$ Kebutuhan tenaga ker%a sales promotion girl ()P#) bagi department store, dengan pendidikan )2(=, !ukup besar %umlahnya$ Untuk department store seluas -$000 mI, dibutuhkan sekitar 100 tenaga ker%a yang biasanya 'anita, belum lagi untuk kasir dan bagian/bagian lainnya$ 2$ Perubahan %am ker%a$ Di kota/kota provinsi pada umumnya ada %am tidur siang bagi pemilik toko sehingga antara pukul 34$00 sampai dengan 3-$00, tokonya ditutup untuk sementara$ Pada %am/%am tersebut, kota men%adi sepi, hening, dan nyaris tanpa aktivitas berarti$ Namun, setelah adanya pusat perbelan%aan, %am ker%a berubah total sesuai dengan buka tutupnya pusat perbelan%aan, yang biasanya buka antara pukul 30$00 sampai dengan 23$00, tanpa istirahat$ Keadaan ini mengubah gaya hidup pemilik toko untuk menyesuaikan keadaan dalam menghadapi persaingan dengan pusat perbelan%aan$ 1$ Pusat perbelan%aan memberi pengaruh pada gaya hidup berpakaian masyarakat golongan menengah, seiring dengan mode/mode yang sedang up to date$ *egitupun dengan supermarket, memberi pengaruh pada kualitas produk makanan yang akan dibeli, baik dari kebersihan maupun kesehatan$

4$ Produsen/produsen lokal, baik berupa makanan maupun barang kera%inan lokal, biasanya %uga dapat ikut berpartisipasi di pusat perbelan%aan untuk di%a%akan atau dipromosikan karena banyaknya pengun%ung yang datang, terutama pada )abtu dan inggu$ Produk/ produk lokal yang sebelumnya tidak terkenal dapat terbantu dengan keberadaannya di pusat perbelan%aan tersebut$ (idak menutup kemungkinan barang kera%inan atau barang makanan tersebut dibeli oleh para pengelola department store atau supermarket$ (oko tersebut bukan sa%a sebagai tempat distribusi barang, tetapi %uga sebagai salah satu agen pembelian barang dagangannya$ 0$ Pengoperasian sebuah mal tidak bisa berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan aspek lain, seperti tenaga teknisi untuk listrik, petugas kebersihan, petugas =., petugas keamanan, serta petugas kesekretariatan$ -$ asyarakat di kota tersebut akan mendapat barang dengan kualitas maupun kuantitas yang sama dengan barang serupa yang di%ual di pusat perdagangan lainnya$ A$ (he last but not the least$ Perubahan kebudayaan akan ter%adi pada masyarakat tersebut, antara lain perubahan penampilan dengan gaya berpakaian dan dandanan, serta pusat perbelan%aan men%adi salah satu tu%uan untuk bersantai dengan keluarga$ Dampak langsung maupun tidak langsung dari kehadiran pusat perbelan%aan akan memberi pengaruh bagi kehidupan masyarakat, baik yang positi+ maupun yang negati+$ Dampak negati+nya adalah terutama banyak para pedagang yang men%ual produk yang sama$ )upermarket akan memberi pengaruh kepada pedagang toko kelontong yang men%ual dengan harga tinggi karena mereka tidak dapat berbuat seperti itu lagi$ *egitu %uga dengan pedagang produk +ashion, mereka harus menata kembali tokonya serta !orak pakaian yang di%ual harus lebih modis dan %uga harga %ualnya harus lebih kompetiti+$ *agaimana dengan era otonomi daerah sekarang iniD )e%ak di!anangkannya otonomi daerah, pembangunan pusat perbelan%aan men%adi salah satu tu%uan penguasa daerah untuk memberikan !itra kema%uan daerah$ Pusat perbelan%aan %uga diyakini bisa mema!u pertumbuhan ekonomi daerah dan perubahan budaya dari agraris men%adi budaya %asa$ (idak heran %ika kemudian penguasa daerah berlomba/lomba mema!u pembangunan pusat perbelan%aan di daerahnya$ Padahal, dari sisi investasi, membangun pusat perbelan%aan sekarang ini membutuhkan perhitungan yang sangat !ermat$ )elain memerlukan investasi yang sangat besar, suku bunga bank saat ini sangat tinggi$ )elain itu, mengoperasikan pusat perbelan%aan %uga membutuhkan daya listrik yang sangat besar$ Untuk pusat perbelan%aan seluas 20$000 meter persegi, misalnya, dibutuhkan listrik sekitar 1$000$000 E= atau 1 mega'att$ =pabila sebuah rumah tangga membutuhkan 3$100 E=, berarti daya listrik pusat perbelan%aan dapat digunakan untuk hampir 2$000 rumah tangga$ Pada sisi lain, pendapatan masyarakat di daerah/daerah umumnya masih kurang merata$ *isanya masyarakat di daerah didominasi sektor agraris serta pega'ai negeri, sedangkan yang ber'irausaha masih terbatas$ Karena itu, membuka pusat perbelan%aan di daerah harus dengan perhitungan !ermat karena %umlah masyarakat yang berpotensi untuk berbelan%a haruslah !ukup untuk menghidupi biaya operasi pusat perbelan%aan$ ,angan sampai belum setahun pembukaan pusat perbelan%aan, banyak toko yang tutup karena om7et pen%ualannya semakin hari semakin menurun, yang pada akhirnya tidak dapat menutupi biaya operasi$

Pembangunan pusat perbelan%aan di kota provinsi sudah harus dibatasi dalam %angka 'aktu tertentu agar kehidupan pusat perbelan%aan dapat ber%alan dengan lan!ar dan stabil, kemudian barulah pembangunan pusat perbelan%aan lainnya dibangun$ igrasi penduduk dari kota/ kota ke!il ke ibu kota provinsi akan menaikkan %umlah masyarakat yang berbelan%a di pusat perbelan%aan, sedangkan imigrasi di daerah lebih banyak masyarakat yang men!ari ker%a atau peker%a pemula$ &leh karena itu, pembatasan pembangunan harus diperhatikan sekali, %angan sampai ter%adi kelebihan ruangan sehingga akan banyak ruangan yang muba7ir (tidak produkti+)$ &tonomi daerah akan memberi kemakmuran yang lebih baik dan merata bagi masyarakat daerah, bukan hanya dengan pembangunan pusat perbelan%aan sa%a, tetapi kemakmuran dapat ter!apai dengan memperdayakan sumber daya alam dan sumber daya manusia se!ara lebih e+ekti+ dan e+isien serta mana%emen dan aparatur yang %u%ur$

Otonomi Daerah Masih Jalan di Tempat


)urabaya, Pelaksanaan otonomi daerah mulai ,anuari 2003 ternyata masih %alan di tempat, dan tidak sesuai dengan ren!ana besar yang sebetulnya sangat berpeluang untuk mengembangkan daerah$ )e%ak ditetapkan berlaku hingga sekarang, setiap daerah selalu meributkan pembagian 'e'enang dan sumber pendapatan/baik dengan pemerintah pusat maupun daerah tetangga/tanpa pernah memikirkan pembangunan yang sebenarnya merupakan esensi dari otonomi daerah$ Dalam dialog S2ingkungan *isnis dalam "angka Pendayagunaan Potensi Daerah Kabupaten6Kota untuk Pembangunan :konomiS, Kamis (206-), di )urabaya, sta+ penga%ar 8akultas :konomi (8:) Universitas 5ndonesia (U5) Dr =khmad )yakhrosa mengatakan, bah'a pelaksanaan otonomi daerah selama ini tidak menun%ukkan hasil ker%a yang optimal$ enurut )yakhrosa, akibat perdebatan seputar pendelegasian 'e'enang kepada pemerintah daerah yang terus berlarut/larut itu, pengembangan perekonomian daerah %ustru men%adi terbengkalai$ @adir dalam dialog tersebut Deputi a!ro :!onomi! #ro'th *appenas Dr )oekarno 9irokarno, Direktur Pembiayaan dan Pin%aman Daerah Direktorat ,enderal (Dit%en) Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah =rlen ( Pakpahan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi ,atim 8a!hrul =bdul "a!hman, dan se%umlah anggota legislati+ se/ ,atim$ S)ebagai ideologi, otonomi daerah tidak %alan, yang %alan %ustru perdebatan tentang konsepnya$ 8okus tentang bagaimana membangun daerah setelah pelaksanaan otonomi %ustru kabur$ :nergi bangsa ini habis untuk memperdebatkan sesuatu yang tidak perlu,S katanya$ Padahal, seharusnya pemerintah kabupaten atau kota dapat segera menyusun langkah strategis untuk membangun sinergi guna membangun daerahnya dengan segala potensi besar yang ada$ )inergi yang mutlak diperlukan adalah ker%a sama intensi+ yang %elas dan terarah antara pemerintah, DP"D, dan pengusaha besar dan ke!il di daerah tersebut$ )ama dengan kondisi perekonomian nasional yang banyak bergantung pada sektor usaha ke!il dan menengah (UK ), perekonomian daerah pun banyak didorong oleh pengusaha tahan banting ini$ &leh sebab itu, seharusnya pemerintah dapat memberikan bantuan maksimal pada UK , dengan pembagian tugas yang %elas agar setelah pelaksanaan otonomi, perekonomian daerahnya tidak gun!ang$ enanggapi hal itu, 8a!hrul =bdul "a!hman mengakui bah'a hingga saat ini belum ada

pembagian tugas yang %elas seperti yang disarankan )yakhrosa$ Namun, pihaknya telah mengupayakan pen!arian pasar bagi produk/produk UK dengan menga%ak mereka berpameran, memberikan pelatihan ekspor/impor, dan berbagai upaya lain yang bertu%uan mengembangkan usaha UK $ S(api, UK tidak bisa 300 persen bergantung pada pemerintah dan perbankan, dong$ ereka %uga harus mulai bela%ar se%ak sekarang,S katanya$ (rma/k!m)

Otonomi /aera( /i 1i)a%a( 2aut, .ers0ekti' .emerinta( +abu0aten +ota 2aut merupakan bagian tidak terpisahkan dari 'ilayah Negara Kesatuan "epublik 5ndonesia $ Karena laut merupakan perekat persatuan dari ribuan kepulauan Nusantara yang terbentang dari u%ung )umatera sampai ke 5rian$ Dua pertiga dari luas 'ilayah 5ndonesia terdiri dari laut sehingga laut mempunyai arti dan +ungsi strategis bagi bangsa dan negara 5ndonesia $ 2aut %uga memberikan kehidupan se!ara langsung bagi %utaan rakyat 5ndonesia dan se!ara tidak langsung memberikan kehidupan bagi seluruh rakyat 5ndonesia$

)elama laut belum bisa dikelola dan diman+aatkan se!ara optimal oleh Daerah$ hal ini disebabkan karena terbatasnya ke'enangan Daerah untuk melakukan pengelolaan 'ilayah laut$ *erbagai ke'enangan yang berhubungan dengan pengelolaan dan peman+aatan 'ilayah laut selama ini berada di tangan Pusat$ 2ahirnya Undang/Undang Nomor 22 (ahun 3444 tentang Pemerintahan Daerah memberikan ke'enangan yang luas kepada Daerah Kabupaten dan Kota untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri berdasarkan aspirasi msyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang/undangan$ )alah satu ke'enangan tersebut adalah ke'enangan Daerah di 'ilayah laut$ Pasal 30 ayat (2) UU Nomor 22 (ahun 3444 menyatakan ke'enangan daerah di 'ilayah laut adalah ; :ksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas 'ilayah laut tersebut$ Pengaturan kepentingan administrati+$ Pengaturan tata ruang$ Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Daerah atau yang dilimpahkan ke'enangannya oleh Pemerintah$ *antuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara$

Cang termasuk 'ilayah laut Daerah Propinsi adalah se%auh dua belas mil laut yang diukur dari garis pantai arah laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan$ )edangkan 'ilayah laut Daerah Kabupaten dan Kota adalah sepertiga dari 'ilayah laut Daerah Propinsi atau se%auh empat mil laut yang diukur dari garis pantai arah laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan$ Dengan kebi%akan &tonomi Daerah tersebut Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mempunyai ke'enangan yang sangat luas untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya dalam 'ilayah laut yang telah ditetapkan$ Dengan ke'enangan tersebut Daerah berke'a%iban dan bertanggung%a'ab untuk meningkatkan kese%ahteraan masyarakatnya melalui pengelo/laan dan peman+aatan 'ilayah laut tersebut$ ,ika selama ini nelayan di daerah seringkali kehilangan lahan untuk penangkapan ikan karena sudah dikuasai oleh nelayan asing yang menggunakan perlengkapan modern, maka sekarang Daerah mempunyai ke'enangan unutk melindungi nelayan daerah$

5mplementasi kebi%akan &tonomi Daerah di 'ilayah laut belakangan ini memang menimbulkan beberapa permasalahan dan menimbulkan polemik dari berbagai kalangan$ )ebagian menganggap ke'enangan Daerah di bidang kelautan akan menimbulkan kon+lik hori7ontal dan vertikal, sedangkan sebagian lagi menilai positi+ adanya ke'enangan daerah di bidang kelautan tersebut$ Kedua anggapan tersebut mungkin ada benarnya, tergantung dari sisi mana kita memandang dan pendekatan yang digunakan$ Kalau dilihat dari sisi kesiapan Pemerintah Daerah dalam mengelola ke'enangan bidang kelautan, kemampuan sebagian Daerah untuk itu masih terbatas$ Namun demikian hal ini %angan sampai menutup kemungkinan bagi Daerah yang sudah mampu untuk mengelola ke'enangan tersebut$ )edangkan bagi Daerah yang belum mampu se!ara bertahap dapat diberdayakan dan dikembangkan kemampuannya$ (imbulnya berbagai permasalahan seperti kon+lik hori7ontal di tengah masyarakat seperti pelarangan bagi nelayan dari Daerah lain untuk melaut dalam suatu Daerah bukanlah disebabkan oleh kesalahan kebi%akan &tonomi Daerah namun merupakan ekses dari masa transisi implementasi kebi%akan &tonomi Daerah$ Penyebab timbulnya hal tersebut lebih banyak disebabkan oleh perbedaan pemahaman dan interpretasi terhadap kebi%akan &tonomi Daerah di 'ilayah laut dari berbagai kalangan$ =ntara pemerintah Pusat, pemerintah Daerah, masyarakat dan pelaku ekonomi belum terhadap pemahaman dan persepsi yang sama tehadap kebi%akan &tonomi Daerah di 'ilayah laut$ Kemudian belum tersedianya peraturan yang memadai untuk implementasi ke'enangan Daerah di bidang kelautan$ *erdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 (ahun 2000 tentang Ke'enangan Pemerintah dan Ke'enangan Propinsi sebagai Daerah &tonom telah ditetapkan yang men%adi ke'enangan Pusat dan ke'enangan Daerah Propinsi$ *erarti di luar ke'enangan tersebut men%adi ke'enangan daerah Kabupaten dan Kota $ )ementara ke'enangan pengelolaan laut yang berhubungan dengan lintas Kabupaten, Kota dan Propinsi belum diatur dengan %elas, sehingga hal ini potensial bagi memi!u kon+lik hori7ontal maupun vertikal$ Kebi%akan &tonomi Daerah di bidang kelautan sebagaimana dinyatakan oleh pasal 30 ayat (4) UU 2263444 akan diatur lebih lan%ut dengan Peraturan Pemerintah$ enyikapi permasalahan yang timbul tersebut kami berharap Pemerintah dapat menetapkan Peraturan Pemerintah yang %elas sehingga dapat men%adi pedoman dan a!uan bagi pengelolaan lebih lan%ut ke'enangan Daerah di bidang kelautan$ &leh sebab ada beberapa hal yang men%adi pemikiran =sosiasi Pemerintah Kabupaten )eluruh 5ndonesia terhadap ke'enangan Daerah di bidang kelautan, diantaranya yaitu ; Kebi%akan &tonomi Daerah yang memberikan ke'enangan kepada Daerah Kabupaten dan Kota untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat daerah di 'ilayah laut perlu dipertahankan$ Untuk mendukung implementasi kebi%akan &tonomi Daerah di bidang kelautan maka perlu dipersiapkan, antara lain ; Peraturan dan regulasi yang memadai tentang ke'enangan, mekanisme, standar dan kriteria pengelolaan 'ilayah laut$ )umber daya manusia aparatur dan masyarakat yang akan menyelenggarakan pengelolaan 'ilayah laut di Daerah$ Kelembagaan dan in+rastruktur pengelolaan 'ilayah laut di Daerah$ Untuk mengatasi timbulnya berbagai permasalahan dalam implementasi kebi%akan &tonomi daerah di bidang kelautan, disarankan beberapa hal berikut ; )osialisasi kebi%akan &tonomi Daerah di bidang kelautan kepada semua pihak$ engupayakan persamaan pemahaman dan persepsi terhadap ke'enangan Daerah dalam pengelolaan kelautan antara Pemerintah, masayarakat dan pihak ketiga$

Penegakan hukum terhadap penyelenggaraan ke'enangan daerah di bidang kelautan$ Koordinasi antara Pusat dengan Daerah dan antar Daerah dalam pengelolaan kelautan$

elalui kebi%akan &tonomi Daerah di 'ilayah laut dan ke'enangan Daerah di bidang kelautan diharapkan ke depan dapat di'u%udkan dan ditingkatkan kese%ahteraan masyarakat pada umumnya dan nelayan pada khususnya$ Ke'enangan Daerah di bidang kelautan adalah bagian integral dari ke'enangan daerah berdasarkan kebi%akan &tonomi Daerah$ &leh sebab itu dalam membahas ke'enangan daerah di bidang kelautan tidak bisa terlepas dari ke'enangan Daerah se!ara menyeluruh dalam rangka &tonomi Daerah$

,akarta , &ktober 2003

Catatan: Disa%ikan pada Diskusi > en!ari Kon+igurasi &tonomi Daerah *idang Kelautan dan Perikanan yang Kondusi+ bagi Keutuhan 9ilayah Negara dan Keadilan =ntar Daerah? yang diselenggarakan Departemen Kelautan dan Perikanan, ,akarta, 30 &ktober 2003

You might also like