You are on page 1of 8

BAB II Tinjauan Pustaka

KURANG ENERGI DAN PROTEIN BERAT (KEP)

1.

Batasan Kekurangan berat badan yang besar (BB/TB < 70% P50 standar NCHS atau < -3 SD) dengan atau tanpa edema. Etiologi Spektrum penyebab Intake kurang (kemiskinan, ketidaktahuan, penyakit), penyakit sistemik. Patogenesis Siklus infeksi, diare dan kurang gizi yang diperberat oleh imunodefisiensi, atrofi/disfungsi organ, malabsorbsi/maldigesti, kehilangan/defisiensi meningkat, katabolisme meningkat defisiensi makro/mikronutrien gangguan pertumbuhan KEP. Bentuk Klinis Klasifikasi berdasarkan klinis: Marasmus : sangat kurus Marasmik kwashiorkor : antara marasmus dan kwashiorkor Kwashiorkor : dengan edema Marasmus Marasmus merupakan satu dari 3 bentuk kurang energi protein. Marasmus lebih erat dikaitkan dengan defisiensi kalori dan energi. Marasmik kwashiorkor Kwashiorkor

2.

3.

4.

5.

Komplikasi Jangka pendek : Ganguan fungsi vital yang dapat mengancam kehidupan karena hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit-asam basa serta infeksi berat (septikemia), hambatan penyembuhan penyakit penyerta. Jangka panjang : stunting, berkurangnya potensi tumbuh kembang. Prognosis

6.

KEP yang dirawat: kematian 20-30%, akan meningkat bila kadar albumin < 1,5 g%, glukosa darah < 3 mmol/L atau < 50 mg/dl, suhu rektal < 35,5oC dan adanya infeksi berat. Gejala sisa: pencapaian tumbuh kembang terhambat termasuk penurunan intelegensi, terutama jika KEP terjadi pada usia kurang 2 tahun. 7. Diagnosis Dasar Diagnosis: BB/TB < 70 %, < - 3SD Klasifikasikan berdasarkan manifestasi klinis. Langkah Diagnosis: Tetapkan KEP Berat Tetapkan klasifikasi / bentuk klinik KEP Tetapkan kondisi Tetapkan diagnosis penyakit yang menyertai (mendasari dan penyerta), secara rutin: TBC standard profesi TBC ISK standard profesi ISK Infeksi telinga kronis / mastoiditis standar profesi THT Cari penyebab lain (metabolik/ endokrin, penyakit jantung bawaan) Indikasi Rawat: Semua penderita KEP berat dirawat. Penatalaksanaan A. 10 Langkah dalam 3 Fase
Stabilisasi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tindakan H 1-2 Atasi/cegah hipoglikemia Atasi/cegah hipotermia Atasi/cegah dehidrasi Perbaiki ggn elektrolit Obati infeksi Perbaiki def. nutrien mikro Makanan stab. Trans Makanan tumbuh kejar Stimulasi Siapkan tindak lanjut
Tanpa Fe +Fe

8.

H 3-7

Transisi H 8-14

Rehabilitasi Mg 3-6

Tindak Lanjut Mg 7-26

B. Urutan Pelaksanaan B.1. Menetapkan 5 Kondisi berdasarkan:


Tanda Bahaya & Tanda Penting Renjatan (Shock) Lethargis (Tidak Sadar) Kondisi I + + II + III IV + V -

Muntah/Diare/Dehidrasi

B.2. Stabilisasi B.2.1. Stabilisasi Awal Pastikan apakah ada gangguan fungsi vital (penurunan kesadaran, presyok, gangguan kardiovaskuler dan pernapasan) / tanda bahaya yang mengancam kehidupan penderita seperti hipoglikemia, hipotermia, infeksi berat (sepsis) dan dehidrasi/gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. B.2.2. Stabilisasi Lanjutan B.3. Tatalaksana Fase Stabilisasi Awal dan Lanjutan Setiap Kondisi B.3.1. Kondisi I Stabilisasi awal : - O2 1-2 l/menit, pasang NGT - IVFD RLG 5% (RL + D10% 1:1) - D10% IV bolus dosis 5 ml/kgBB - ReSoMal 5 ml/kgBB/NGT Lanjutan: - Jam I : IVFD RLG 5% 15 ml/kgBB (5 tts/m/kgBB) - Jam II : - Nadi kuat, frek nafas IVFD 1 jam berikutnya ReSoMal (sesuai kemampuan). - Nadi dan frekuensi napas tetap tinggi IVFD RLD 5% 4 ml/kgBB/jam (1 tts/kgBB/m) - 10 Jam berikutnya : - IVFD diteruskan (sementara) - ReSoMal selang-seling tiap jam dengan F-75 - ASI (+) diteruskan setelah F-75 - Catat nadi, frekuensi napas tiap 1 jam Stabilisasi lanjutan bila telah: Rehidrasi Resomal stop, F-75 / 2 jam Diare / muntah berkurang dapat menghabiskan F-75 F-75 / 3 jam (sisanya lewat NGT) Bisa menghabiskan F-75 F-75 / 4 jam

B.3.2. Kondisi II Stabilisasi awal : - Bolus D10% IV 5 ml/kgBB - NGT D10% lar. Gula 10% 50 ml 2 Jam I : ReSoMal oral/NGT tiap 30, 5 ml/kgBB/kali Catat nadi, napas tiap 30 10 Jam berikutnya:

Membaik ReSoMal- F-75 / 1 jam Catat nadi, napas tiap 1 jam

Memburuk IVFD (kondisi I)

Rehidrasi, diare (-) Rehidrasi, diare (+) ReSoMal stop ReSoMal/kali diare F-75/2 jam (Tabel 3B, buku I Hal. 8 /3 jam /4jam) ASI

B.3.3. Kondisi III Stabilisasi awal : 50 ml D10% atau lar. Gula Pasir 10% (Oral/NGT) 2 Jam I : ReSoMal oral/NGT tiap 30, 5 ml/kgBB/kali Catat nadi, napas tiap 30 (Tabel 4, Buku I Hal. 10) 10 Jam berikutnya: Membaik ReSoMal- F-75 / 1 jam Catat nadi, napas tiap 1 jam Rehidrasi, diare (-) ReSoMal stop F-75/2 jam /3 jam /4jam ASI B.3.4. Kondisi IV Stabilisasi awal Memburuk IVFD (kondisi I) Rehidrasi, diare (+) ReSoMal/kali diare

: - Bolus D10% IV 5 ml/kgBB - 50 ml D10% atau lar. Gula Pasir 10% (Oral/NGT)

2 Jam I : F-75 tiap 30, dosis tiap 2 jam (NGT) Catat nadi, napas tiap 30 (Tabel 5) Lethargis (+) F-75 / 30, dosis/2 jam (NGT) Catat nadi, frekuensi napas dan F-75 Tiap 30 Penyebab lain? Lethargis (-) 10 jam berikutnya: - F-75/2 jam (oral/NGT) - Nadi, napas, kesadaran 1 jam - ASI Stabilisasi lanjutan:

tiap

Lethargis (-)

F-75/3 jam F-75/4 jam B.3.5. Kondisi V Stabilisasi awal : - 5 ml D10% atau lar. Gula Pasir 10% oral - Catat nadi, napas, kesadaran 2 Jam I : F-75/30, selama 2 jam sesuai BB (Tab. F-75 dengan/tanpa edema) Catat nadi, frek. Napas, kesadaran dan asupan F-75/30

10 Jam berikutnya: - F-75/2 jam (Tabel F-75 dengan/tanpa edema) - Catat nadi, frek. Napas, asupan F-75/30 - ASI antara F-75 Stabilisasi lanjutan: Edema berkurang F-75 / 3 jam

edema minimal F-75/4 jam

Akhir fase stabilisasi: F-75/4 jam, edema (-)/minimal B.4. Fase Transisi Pastikan tidak ada gejala pada stadium stabilisasi, mulai pemberian makanan peroral dengan menilai keadaan diare dan memperhatikan kemampuan makan, digesti, dan absorpsi saluran cerna. - F-75 F-100/4 jam (Tab. F-75) pertahankan 2 hari Catat nadi, frek. Napas, dan asupan F-100/4 jam (Tabel 7) - Hari ke-3 F-100 (Tabel F-100) 4 Jam dinaikkan 10 ml (tidak/mampu menghabiskan) (tidak melebihi dosis maksimal pada tabel F-100) - Hari ke-4 F-100/4 jam (Tabel F-100) Pertahankan sampai hari ke 7-14 atau sesuai dengan kondisi anak. B.5. Fase Rehabilitasi Pastikan tidak ada gejala pada stadium stabilisasi/transisi, kemampuan makan baik. BB < 7 Kg - F-135 - Makanan Lunak/Lembik - Sari buah BB > 7 Kg - F-135 - Mak. Lunak/Lembik dan Mak. Biasa - Buah

B.6. Persiapan untuk Tindak Lanjut di Rumah Indikasi Pulang:

- Anoreksia teratasi/intake makanan sudah adekuat - Infeksi teratasi, pengobatan lanjutan dapat dilakukan dipelayanan kesehatan terdekat - Ibu/Keluarga dapat merawatnya di rumah

C. Antibiotika
Berikan Tidak ada komplikasi Komplikasi (renjatan, hipoglikemia, hipotermia, dermatosis dengan kulit kasar/ infeksi saluran nafas atau infeksi saluran kencing atau letargis/tampak sakit) Bila tidak membaik dalam waktu 48 jam tambahkan Bila ada infeksi khusus yang membutuhkan tambahan antibiotik Kotrimoksazol per oral (25 mg Sulfametoksazol + 5 mg Trimetoprim/kgBB) setiap 12 jam selama 5 hari Gentamisin IV atau IM (7,5 mg/kgBB) setiap hari sekali selama 7 hari, ditambah:

Ampisilin IV atau IM (50 mg/kg) setiap 6 jam selama 2 hari Antibiotik khusus

Ikuti dengan: Amoksisilin oral (15 mg/kg), setiap 8 jam selama 5 hari

D. Mikronutrien dan Elektrolit D.1. Vitamin A


Umur < 6 bulan 6-11 bulan 1-5 tahun Dosis 50.000 SI ( kapsul biru) 100.000 SI (1 kapsul biru) 200.000 SI (1 kapsul merah)

Jadwal dan dosis Pemberian Vitamin A


Gejala Tidak ada gejala mata atau tidak pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir Ada salah satu gejala: - Bercak / Bitot - Nanah/radang - Ulkus keruh - Ulkus kornea - Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir Hari Ke-1 Diberi kapsul dengan dosis sesuai umur Diberi kapsul dengan dosis sesuai umur Hari Ke-2 Tidak diberi kapsul Diberi kapsul dengan dosis sesuai umur Hari Ke-3 Tidak diberi kapsul Diberi kapsul dengan dosis sesuai umur

D.2. Fe Dosis Tablet Besi dan Sirup Besi untuk Anak Umur 6 Bulan sampai 5 Tahun
Bentuk Formula Fe Dosis Tablet Besi/Folat (60 mg Bayi usia 6-12 bulan 1 X sehari tablet (15 mg) Besi elemental dan 0,25 mg Anak usia 1-5 tahun 1 X sehari tablet (30 mg) Asam Folat) Sirup Besi Setiap 5 ml mengandung 30 mg Besi elemental Bayi usia 6-12 bulan 1 X sehari sendok teh (15 mg) Anak usia 1-5 tahun 1 X sehari 1 sendok teh (30 mg)

Catatan: - Periksa kadar Hb untuk memastikan apakah ada anemia berat. - Fe diberikan setelah memasuki fase stabilisasi atau hari ke-14. - Fe diberikan setiap hari selama 4 minggu atau lebih sampai kadar Hb normal selama 2 bulan berturut-turut. - Dosis Fe: 1-3 mg Fe elemental/kgBB/hari. - Bila ada lakukan pemeriksaan Hb ulang tiap 1 bulan. D.3. Asam Folat 5 mg/hari pada hari pertama, selanjutnya 1 mg/hari D.4. Elekmin dan ReSoMal (lihat lampiran) E. Transfusi
Jika Hasil Pemeriksaan Hb atau Ht - Hb < 4,0 g/dl Tatalaksananya Berikan transfusi darah segar sebanyak 10 ml/kgBB dalam waktu 3 jam. Bila ada tanda gagal jantung gunakan Packet Red Cell untuk transfusi dalam jumlah yang sama Berikan Furosemid 1 mg/kgBB secara IV pada saat transfusi dimulai. Hentikan semua pemberian cairan lewat oral/NGT selama anak ditransfusi.

Atau - Hb 4,0-6,0 g/dl disertai distres pernafasan atau tanda gagal jantung

Lampiran.
Formula Susu untuk KEP Bahan Susu Skim (g) Gula (g) Minyak (g) Elekmin (ml) Air F 75 25 100 30 20 1000 F 100 30 50 60 20 1000 F 135 90 65 75 27 1000

Larutan ReSoMal Oralit WHO 1 L Gula (g) Elekmin (ml) Air (ml) 1 50 40 2000

Larutan Elekmin KCl (g) Tripotasium Citrat (g) Magnesium Chlorida (g) Zinc Acetate (g) Copper Sulphate (g) Sodium selenate Air (ml) 224 81 76 8,2 1,4 0,028 2500

You might also like