You are on page 1of 7

1.

Dasar diagnosa kondiloma akuminata Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang teliti. Pada ananmnesa mengenai perilaku seksual dari penderita yang didapatkan adanya multipartner sex yang aktif dan klinis penyakitnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ujud kelainan kulit berupa papul verukous lunak tidak nyeri berwarna pucat yng semakin lama semakin banyak dan membesar. Pada pemeriksaan asam asetat 5 % positif ditandai dengan perubahan warna kulit mejadi keputihan. Selain itu diperlukan pemeriksaan histopatologi. Pada pemeriksaan histologi didapatkan hasil epidermal hiperplasi, akantosis, parakeratosis, koilocytosis, kerationocytes dengan perinuklear halo dan nukleus yang irreguler ( cytophatic effect ).

Masa inkubasinya 1- 8 bulan dengan rata-rata 2-3 bulan.

2. Patofisiologi HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual. HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing. Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi. Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari adanya epitel skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel, namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural menunjukkan adanya partikel partikel virus pada suatu bagian nuclei sel. Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari HPV.

Hubungan seksual

Kontak dengan HPV

PV 6 & 11 masuk melalui mikro lesi

Penetrasi melalui kulit

Ditumpangi oleh patogen

Mikroabrasi permukaan epitel

HPV masuk lapisan basal Keputihan disertai infeksi mikrorganisme Bau, berwarna kehijauan Respon radang Mengambil alih DNA

Merangsang mediator kimia: histamin Stimulasi saraf perifer Menghantarkan pesan gatal ke otak Impuls elektronikimia (gatal) sepanjang nervus ke dorsal spinal cord Thalamus Korteks (intensitas) dan lokasi gatal dipersepsikan Persepsi gatal Gangguan rasa nyaman : Gatal

HPV naik ke epidermis

Gatal dan terasa terbakar Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual Gangguan pola fungsi seksual

Bereplikasi

Tidak terkendali

Nodul kemerahan di sekitar genitalia

Penumpukan nodul merah membentuk seperti bunga kol

Gangguan citra diri Gang. Integritas kulit

Pecah/muncul lesi

Lesi terbuka, terpajan mikroorganisme Pelepasan virus bersama sel epitel Resti penularan

3. Diagnosa banding Veruka vulgaris yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu abu atau sama dengan warna kulit. Kondiloma latum atau sifilis stadium II, klinis berupa plakat yang erosi. Karsinoma sel skuamosa vegetasi yang seperti kembang kol mudah berdarah dan berbau. 4. Terapi Topikal 1. Podofilin. Podofilin adalah derivat tanaman resin yang terdiri dari beberapa campuran bahanbahan sitotoksik, yang rationya tidak dapat diperkirakan. Konsentrasi podofilin bervariasi dari 10-25% dan didalamnya mengandung campuran tinktura benzoin, spiritus dan cairan paraffin. Podofilin mempunyai sifat antimitotik dan sitotoksik. Mempunyai efek teratogenik dan onkogenik. Kontraindikasi pada wanita hamil karena dapat menimbulkan kematian fetus dan tidak digunakan pada daerah serviks maupun anal, tetapi dapat digunakan pada daerah vagina dan uretra. Pengobatan dengan cara ini sudah dimulai kira-kira empat puluh tahun yang lalu, sampai sekarang masih dipergunakan karena murah, hasilnya memuaskan, cara pengobatan mudah, komplikasi relatif sedikit, dan pada penyembuhan tidak menimbulkan jaringan parut. Pemberian pengobatan dapat dilakukan seminggu dua kali sampai lesi menghilang. Respon pengobatan bervariasi. Beberapa penderita perlu hanya beberapa kali pengobatan, beberapa yang lainnya menunjukkan sedikit respon sehingga timbul kekambuhan.

2. Podofilotoksin Bahan ini merupakan zat aktif yang terdapat di dalam podofilin. Dalam bentuk cairan 0,5% atau krem 0,15%. Pengobatan dengan cara ini dapat dilakukan di rumah oleh penderita sendiri dan cocok digunakan pada wanita dengan lesi di vagina .Kontraindikasi untuk kehamilan dan menyusui. Pemakaiaan 1 kali sehari diulang setiap 1 minggu, dengan menggunakan aplikator dan kemudian dikeringkan, tanpa perlu dicuci sehingga

berbeda dengan podofilin. Pengobatan yang diberikan pada daerah lesi tidak boleh melebihi 10 cm2 dan total volume podofilotoksin sebaiknya tidak melebihi 0,5 ml per hari .Reaksi iritasi pada pemakaian podofilotoksin lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan podofilin dan reaksi sistemik belum pernah dilaporkan.

3. TCA/BCA Konsentrasi TCA bervariasi antara 80-90%. Bahan ini penetrasinya cepat dan mampu membakar kulit, keratin dan jaringan yang lain. Mempunyai efek kaustik dengan menimbulkan koagulasi dan nekrosis pada jaringan superfisial terutama pada bentuk hiperkeratotik. Dapat digunakan jeli petrolatum pada daerah disekitar lesi. Kurang menimbulkan iritasi lokal dan jarang menimbulkan toksisitas sistemik, sehingga dapat digunakan untuk wanita hamil dan dapat digunakan pada daerah vagina, anal dan serviks (apabila CIN tidak ditemukan), tetapi boleh digunakan pada daerah uretra.

4. Imiquimod. Tersedia dalam bentuk krem 5%. Bersifat merangsang respon imun. Aktivitas Imiquimod tidak langsung sebagai antivirus. Cara kerjanya merangsang CMI, sehingga dapat menghilangkan warts. Imiquimod mampu merangsang sitokin, khususnya interferon alfa (IFN-alfa) dan juga sitokinsitokin yang lain, seperti IL-1, IL-6 dan IL-8. Semuanya itu adalah komponen-komponen sistem imun. Cara pemakaiannya digunakan pada malam hari mau tidur, dioleskan dengan menggunakan jari tangan, kemudian dicuci setelah 6-7 jam. Diulang 3 kali seminggu. Oleh karena respon pengobatan mungkin lama, dalam beberapa minggu, sehingga pengobatan dilakukan sampai lesi menghilang atau maksimal 16 minggu.

5. 5-FU Tersedia dalam bentuk krem 1-5%. Bersifat sebagai antimetabolit yang dapat mengganggu sintesis DNA, antineoplasma dan merangsang, aktifitas imun. Kebanyakan sediaan kaustik tidak efektif terhadap lesi daerah meatus, karena dapat menimbulkan peradangan yang disebabkan bahan kimia serta menyebabkan stenosis. 5-FU krem 1 % digunakan 2 kali sehari secara periodik selama 2-6 minggu, Dan krem 5% digunakan 4 kali sehari secara. periodik selama 10 minggu. Rasa tidak enak disekitar lesi setelah pengobatan dapat diberikan krem steroid.

B. Bedah

1. Elektrokauterisasi dan kuretase Dikerjakan dengan menggunakan pembiusan lokal. Mekanisme kerjanya

menimbulkan kerusakan jaringan. Dapat dapat digunakan untuk pengobatan KA yang resisten terhadap pengobatan topikal. Cara ini dapat menimbulkan rasa terbakar pada daerah lesi dan pada jaringan sekitarnya setelah dilakukan kauterisasi . Jaringan parut salah satu efek samping yang kurang menyenangkan.

2. Bedah beku Dengan menggunakan nitrogen cair (-70C) atau cryoprobe. Cara ini sederhana, tidak memerlukan pembiusan lokal ,Nitrogen cair yang membeku pada daerah lesi dapat menyebabkan terbentuknya kristal es sehingga KA akan terlepas.Cara melakukan yaitu dioleskan dengan menggunakan cotton-wolltipped swabstick selama kurang lebih 10-15 detik dan lesi akan membeku hingga terbentuk halo beberapa millimeter disekitar dasar lesi. Cara ini dapat diulang setiap 1-2 minggu kemudian.

3 . Bedah laser Laser karbondioksida (C02) menghasilkan sinar yang mengeluarkan energi. Kemudian terjadi transformasi energi menyebabkan perubahan dalam sitoplasma dan inti sel. Penggunaannya lebih tepat mengenai lesi. tingkat penyembuhan terhadap lesi anogenital menunjukkan angka yang tinggi. Cara ini memerlukan pembiusan lokal. Luka lebih cepat sembuh dan lebih sedikit menimbulkan jaringan parut bila dibanding dengan elektrokauterisasi .

4. Bedah skalpel Beberapa penulis menyatakan bahwa selain ketiga cara pembedahan tersebut diatas, ada cara lain dalam pengobatan KA, yaitu dengan bedah skalpel atau eksisi , Cara ini khususnya digunakan pada KA yang bertangkai dan dilakukan dengan pembiusan lokal dibawah lesi. Beberapa penulis mengatakan bahwa pengobatan KA dengan bedah skapel atau eksisi memberikan hasil penyembuhan yang baik.

C. Sistemik 1. IFN i.m Pada penderita HIV yang sudah stadium IV atau AIDS tidak dianjurkan, karena memerlukan pengobatan yang lama untuk penyembuhan total, jadi harus dikombinasikan dengan pengobatan lain, seperti bedah laser. IFN mempunyai efek antivirus, anti proliferasi, dan imunomodulator IFN-alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU i.m 3 kali seminggu selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU i.m. selama 6 minggu. Akan tetapi perlu hati-hati pada saat memberikan terapi kombinasi, karena mungkin dapat menyebabkan efek yang berat. Beberapa ahli berpendapat bahwa terapi kombinasi tidak meningkatkan efikasi tetapi mungkin meningkatkan komplikasi.

2. Isoprinosin Menurut laporan, imunoterapi misalnya isoprinosin dapat digunakan terhadap berbagai inteksi virus. Pemberian imunoterapi didasarkan pada anggapan bahwa terjadi gangguan sistem imunitas seluler pada penderita kondilama. Pada penderita KA yang lama, luas dan resisten terhadap pengobatan, terjadi defisiensi imunitas seluler. Bila sistem respon imun diperbaiki, akan terjadi regresi lesi kondiloma. Dalam kondisi tersebut dapat diberikan isoprinosin dengan dosis 3x1 gram selama 4 minggu.

5. Prognosis Ad vitam Ad sanam Ad fungsionam : baik : baik : baik

Ad kosmetikam : baik ( tergantung jumlah lesi )

You might also like