You are on page 1of 9

KEPEMIMPINAN Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah uatu kemampuan dari seseorang memberi inspirasi kepada orang lain untuk

bekerja sama sebagai suatu kelompok , agar dapat mencapai suatu tujuan umum. Kemampuan memimpin diperoleh melalui pengalaman hidup sehari-hari . Dengan kata lain, kepemimpinan adalah segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam menggerakkan, membimbing dan mengarahkan orang lain agar melaksanakan tugas dan mewujudkan

sasaran yang ditetapkan ( LAN RI , 1996 ) Kriteria Pemimpin Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab 2. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif 3. Mempunyai kemampuan untuk menentukan prioritas 4. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi Teori Kepemimpinan 1. Teori Bakat ( Trait Theory ) Teori Bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin ( pemimpin dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain( Marquis dan Huston, 1998) Teori ini biasa disebut Great Man Theory . teori ini mengidentifikasi karakteristik umum tentang intelegensi , personalitas , dan kemampuan ( perilaku ). Ciri-ciri Pemimpin menurut Teori Bakat. Intelegensi a. Pengetahuan b. Keputusan c. Kelancaran berbicara Kepribadian a. Adaptasi b. Kreatif c. Kooperatif d. Siap / siaga e. Rasa percaya diri f. Integritas Perilaku a. Kemampuan bekerja sama b. Kemampuan interpersonal c. Kemampuan diplomasi

g. Keseimbangan emosi mengontrol h. Independen i. Tenang dan

d. Partisipasi sosial e. prestise

2. Teori Perilaku Teori perilaku lebih menekankan dengan apa yang dilakukan seorang pemimpin dan bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku yang terlihat sebagai suatu rentang dari perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu produksi ke fokus pegawai. Teori perilaku ini sering disebut gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi. 3. Teori Kontingensi dan Situasional Dalam teori ini menerangkan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasi antara faktor bawaan, perilaku dan situasi. Fielder ( 1967) menegaskan bahwa gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah ideal dengan situasi. Dia menekankan bahwa hubungan antara kelompok manajer dan pegawai merupakan unsur yang penting dalam menilai sebagai manajer yang baik. 4. Teori Kontemporer ( Kepemimpinan dan Manajemen) Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam suatu pengelolaan, yaitu manajer / pemimpin , staf dan atasan , pekerjaan serta lingkungan . Dia menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Teori kontemporer didukung oleh teori motivasi, interaksi dan teori transformasi. 5. Teori Motivasi Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli , yaitu Maslow, Alfeder, Herzberg, McCelland, Adams dan V.Room. Dalam teori ini menggambarkan perbandingan beberapa teori motivasi yang dapat membantu dalam meningkatkan kinerja dan kualitas layanan kesehatan. Teori 1. Hierarki Kebutuhan ( Maslow) Penjelasan Fisiologis = gaji pokok

Aman = perencanaan yang regular (gaji) Kasih Sayang = kerja sama secara tim Aktualisasi = tantangan dalam bekerja 2. Teori ERG ( Clayton Alderfer) E = existence ( fisiologis ) R = Relatedness ( Kasih sayang ) G = Growth ( Harga diri dan aktualisasi) 3. Teori Dua faktor ( Frederich Motivator = kepuasaan kerja Herzberg ) 4. Teori Belajar ( McClelleand) Hygiene = lingkungan yang terkontrol Affiliation = bersahabat Power = memerintah orang lain Achievement = suka tantangan,

kompetisi dan menyelesaikan masalah secara detail.

6. Teori Z Teori Z merupakan pengembangan Teori Y dari McGregor ( 1460 ) dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis . komponen teori ini meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan , menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf. 7. Teori Interaktif Schein (1970 ) menekankan bahwa staf ataupun pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis. Sistem yang terbuka terjadi jika ada perubahan energi dan informasi dengan linkungan. Asumsi teori ini sebagai berikut : 1. Motivasi memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka mempunyai motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan 2. Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan waktu 3. Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula 4. Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus

diselesaikan , kemampuan seseorang , pengalaman dan motivasi 5. Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi.

Gaya Kepemimpinan 1. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, factor karyawan dan factor situasi. Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan mengunginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya. 2. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu: a. Sistem Otoriter-Eksploitatif Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down). b. Sistem Benevolent-Otoritatif (Authoritative) Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat. c. Sistem Konsultatif Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.

d. Sistem Partisipatif

Pemimpin

mempunyai

kepercayaan

sepenuhnya

terhadap

bawahan,

memnggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja. 3. Gaya Kepemimpinan menurut Teori X dan Teori Y Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsian bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam yaitu: a. Gaya Kepemimpinan Diktator Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X. b. Gaya Kepemimpinan Autokratis Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan dictator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X. c. Gaya Kepemimpinan Demokratis Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dengan musyawarah. Gaya ini pada dasarnya sesuai dengan Teori Y. d. Gaya Kepemimpinan Santai Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64) 4. Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet House Berdasarkan Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam (2002) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu: a. Direktif

Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya. b. Suportif Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan. c. Parsitipatif Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan. d. Berorientasi Tujuan Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak dalam Nursalam, 1990)

5. Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi: a. Instruksi 1) Tinggi tugas dan rendah hubungan 2) Komunikasi sejarah 3) Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan sangat minimal 4) Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta mengawasi dengan ketat b. Konsultasi 1) Tinggi tugas dan tinggi hubungan 2) Komunikasi dua arah 3) Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan c. Parsitipatif 1) Tinggi hubungan rendah tugas 2) Pemimpin dan bawahan bersama-sama member gagasan dalam

pengambilan keputusan d. Delegasi 1) Rendah hubungan dan rendah tugas

2) Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan 6. Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokrasi, liberal yang mulai dikembangkan di Unversitas Lowa. a. Otoriter , gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Wewenang mutlak berada pada pimpinan 2) Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan 3) Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan. 4) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan 5) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat 6) Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan 7) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat 8) Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif 9) Lebih banyak kritik daripada pujian 10) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat 11) Pmpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat 12) Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman 13) Kasar dalam bersikap 14) Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan b. Demokratis Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar besedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Wewenang pimpinan tidak mutlak 2) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan 3) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan 4) Komunikasi berlangsung timbal balik 5) Pengawasan dilakukan secara wajar

6) Prakarsa datang dari bawahan 7) Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan 8) Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif 9) Pujian dan kritik seimbang 10) Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing 11) Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar 12) Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak 13) Terdapat suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai 14) Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama c. Liberal atau Laissez Faire Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan

mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengancara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut: 1) Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan 2) Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan 3) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan 4) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan 5) Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku 6) Prakarsa selalu berasal dari bawahan 7) Hampir tiada pengarahan dari pimpinan 8) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok 9) Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok 10) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan 7. Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:

a. Otoriter Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekaryan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas. Motivasi dengan reward dan punishment. b. Demokratis Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka. c. Partisipatif Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf dimintai saran dan kritiknya serta

mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok. d. Bebas Tindak Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekaryan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.

You might also like