You are on page 1of 10

TUTORIAL

ORBITAL SATELIT 1

Ditulis oleh: Raras Wirasto

Pendahuluan
Tutorial Orbital ini dibuat untuk membantu saya dan orang-orang yang senasib
dengan saya yaitu berawal dari ketidaktahuan mengenai orbital Satelit. Diharapkan
melalui tutorial ini saya atau pun yang membaca akan menguasai Orbital Satelit
.Penulisan tutorial ini akan dibuat sesederhana mungkin untuk memperoleh pengertian
secara umum mengenai orbital dan setiap bab akan diberi judul yang relevan dalam
bentuk pertanyaan.

Apa itu orbit?


Walaupun saya sudah memahami apa itu orbit secara sempit dalam artian sebatas
pengetahuan saya mengenai orbit, tentunya akan lebih benar jika saya mencari
dibeberapa sumber yang dapat diakui secara ilmiah. Sebelumnya saya akan menuliskan
definisi orbit menurut saya sendiri:

“Suatu posisi dari benda-benda yang berada diruang angkasa baik seperti planet atau
satelit atau pun benda-benda angkasa lainnya”

ya tentunya definisi ini bisa dikatakan tidak tepat, berikut ini saya lampirkan beberapa
definisi yang saya temui, saya akan mengetikan kalimat asli dalam bahasa inggrisnya
untuk menghindari kesalahan pemahaman saya dalam mengartikannya:

Orbit: The path, relative to a specified frame of reference, described by the center of
mass of a satellite or other object in space subjected primarily to natural forces, mainly
the force of gravity. [NTIA] [RR]

refrensi: http://www.atis.org/tg2k/_orbit.html

Orbit Definition:
1. path of planet, satellite, or moon: the path that an astronomical object such as a
planet, moon, or satellite follows around a larger astronomical object such as the Sun

2. revolution of astronomical object:


a single revolution of an astronomical object around a larger astronomical object.

refrensi:
http://encarta.msn.com/encnet/features/dictionary/DictionaryResults.aspx?refid=1861635
322
Orbit:
In mathematics, in the study of dynamical systems, an orbit is a collection of points
related by the evolution function of the dynamical system. The orbit is a subset of the
phase space and the set of all orbits is a partition of the phase space, that is different
orbits do not intersect in the phase space. Understanding the properties of orbits by using
topological method is one the objectives of the modern theory of dynamical systems.

Refrensi:http://en.wikipedia.org/wiki/Orbit_%28dynamics%29

Orbit:

a. The path of a celestial body or an artificial satellite as it revolves around another


body.
b. One complete revolution of such a body.

Refrensi: http://www.answers.com/topic/orbit

Apa itu orbit satelit geosynchronous?


Definition:
geosynchronous orbit: A direct, circular, low inclination orbit in which the satellite's
orbital velocity is matched to the rotational velocity of the planet; a spacecraft appears to
hang motionless above one position of the planet's surface. In other words, the satellite
and planet move at the exactly the same speed.

Refrensi: http://space.about.com/od/glossaries/g/geosynchorbit.htm

Definition:
A geostationary (GEO=geosynchronous) orbit is one in which the satellite is always in
the same position with respect to the rotating Earth. The satellite orbits at an elevation of
approximately 35,790 km because that produces an orbital period (time for one orbit)
equal to the period of rotation of the Earth (23 hrs, 56 mins, 4.09 secs). By orbiting at the
same rate, in the same direction as Earth, the satellite appears stationary (synchronous
with respect to the rotation of the Earth).

Refrensi: http://asd-www.larc.nasa.gov/SCOOL/orbits.html

Dasar Teori

Sebelum memahami lebih dalam mengenai satelit dengan orbit geostationer kita akan
mempelajari dasar-dasar mengenai bagaimana satelit itu bekerja secara umum.
Hukum Kepler menyatakan bahwa satelit bergerak dalam orbit yang elips(lingkaran
adalah elips yang khusus). Elips berbentuk oval atau lingkaran yang dipencet/penyek, dan
memiliki dua titik imaginer yang disebut foci (jamaknya fokus). Setiap foci berada pada
major axis berupa garis sepanjang elips terpanjang yang membagi elips tersebut dan
memiliki jarak yang sama dari titik pusat.

Minor axis adalah garis yang membagi elips antara jarak terpendek. Jarak dari titik
manapun di elips ke foci selalu memiliki panjang yang sama dengan major axis.

Jika satelit pada orbit bumi, salah satu foci akan selalu titik pusat bumi dan foci yang
lainnya kosong. Perhitungan menghitung nilai penyek/pencetan dari elips dalam bentuk
eccentricity. Menggabungkan foci bersama sehingga berada pada titik pusat dari major
axis membuat nilai eccentricity menjadi 0 dan membentuk lingkaran. Perlakuan
memisahkan foci akan meningkatkan nilai kepencetan/kepenyekan hingga maksimum 1.
Sebuah elips dengan eccentricity mendekati 0 akan berbertuk menyerupai lingkaran dan
jika eccentricity mendekati 1 akan berbentuk seperti oval yang panjang. Suatu cara untuk
menghitung eccentricity dari elips adalah membagi jarak antara dua foci dengan panjang
dari major axis.

Jarak satelit ke bumi bervariasi tergantung dari jalur orbitnya, dengan jarak terdekat
dengan bumi disebut perigee dan titik terjauh disebut apogee. Kedua titik ini berada pada
major axis.

Jarak antara apogee (atau perigee) dengan titik pusat major axis disebut semi-major axis.
Jika eccentricitynya cukup besar, jalur orbit satelit dapat bersilangan dengan permukaan
bumi. Satelit kemudian akan menabrak permukaan bumi tsb.

Sebuah satelit menghabiskan setengah waktu orbitnya bergerak dari perigee ke apogee
dan setengah waktu lainnya bergerak pada orbitnya dari apogee ke perigee. Untuk tetap
dapat memantau satelit, harus digunakan 360 derajat untuk menentukan orbit. Setengah
pertama dari orbit berada dari 0° sampai dengan 180°, dan setengah orbitnya antara 180°
s/d 360°. Jika satelit berada antara 0° dan 180° berarti satelit berada antara perigee dan
apogee, dan jika antara 180° s/d 360° berarti satelit berada antara apogee dan perigee.
Hukum kepler kedua menjelaskan kecepatan satelit dalam hubungannya dengan titik
lokasi di orbitnya. Jika kita bayangkan sebuah garis dari titik pusat bumi ke satelit akan
membentuk suatu area sesuai dengan pergerakan satelit, di perigee satelit menepuh
perjalanan yang lebih jauh agar terbentuk luas area yang sama saat di apogee. Dengan
kata lain satelit bergerak lebih cepat saat berada di perigee. Kita dapat mencontohkan
kondisi tersebut dengan bola, ketika melempar bola ke udara. Bola akan berlahan
melambat saat ia mendaki ke titik pucat dan bertambah cepat saat turun kembali. Garis
yang menghubungkan antara matahari dan planet menyapu luas area yang sama dalam
interval waktu yang sama.

Hukum kepler ketiga berhubungan dengan jumlah waktu yang dibutuhkan satelit untuk
menempuh satu orbitnya mengitari bumi. Hal ini disebut periode orbit. Periode orbit
selalu terkait denga ketinggian/jarak satelit. Semakin tinggi orbit maka akan memakan
waktu yang semakin lama dibandingkan dengan orbit rendah. Hal tersebut karena pada
orbit tinggi satelit harus menempuh perjalan yang lebih jauh untuk satu kali revolusinya
atau periode orbit mengitari bumi.

Bagaimana orbit geostationer itu bekerja?

Sebelumnya harus dijelaskan dahulu apa yang dimaksud dengan perioda rotasi bumi.
Untuk pewaktuan kita perhitungkan rotasi bumi diukur relatif terhadap posisi(rata-rata)
matahari. Karena matahari bergerak relatif terhadap bintang-bintang (inertial
space)akibat dari orbit bumi, perioda satu solar hari bukan hal yang akan kita perhatikan.
Satelit geostationer menyelesaikan satu orbitnya mengitari bumi dengan waktu yang
sama bumi melakukan rotasi pada inertial space. Waktu periode ini kita kenal sebagai
satu hari dan sama dengan 23jam56menit04detik waktu solar.

Untuk memastikan satelit tetap berada diatas titik tertentu dari permukaan bumi, orbit
satelit haruslah lingkaran dan memiliki inklinasi nol. Gambar 1 memperlihatkan
perbedaan antara geostationer( geostationary/GSO) dengan geosynchrounous orbit(GEO)
dengan inklinasi 20 derajat. Keduanya lingkaran orbit. Walaupun keduanya
menyelesaikan orbitnya dalam waktu yang sama yaitu satu kali rotasi bumi, terlihat
dengan jelas bahwa geosyncrounous akan bergerak ke utara dan selatan dari katulistiwa
sat orbitnya sedangkan geostationer(geostationary orbit) tidak.
Gambar 1. Geostationary and Geosynchronous Orbits

Orbit dengan eccentricity (nilai kecenderungan lingkaran) yang tidak nol (elips) akan
menghasilkan penyimpangan timur dan barat bersamaan satelit menjadi cepat atau lambat
pada beberapa titik diorbitnya. Kombinasi inklinasi dan eccentricity tidak nol akan
menghasilkan pergerakan yang relatif terhadap titik tetap dipermukaan bumi.

Gambar 2 menggambarkan hasilnya. Jalur bentuk-delapan pada permukaan adalah


geosynchronous orbit (GEO) yang terlihat pada gambar 1. Satelit
geostationer/geostationary berada tetap pada titik silang dari bentuk delapan (diatas
katulistiwa).
Gambar 2. Geosynchronous Ground Tracks

Jadi jelaslah bahwa satelit dengan orbit yang memilki perioda yang sama dengan perioda
rotasi bumi dan dengan eccentricity dan inklinasi nol adalah geostationer/geostionary
satelit-berada pada sabuk lingkaran bumi katulistiwa pada altitude/ketinggian sekitar
35,786 km.

Harus dijelaskan juga bahwa tidak mustahil membuat orbit satelit menjadi stationer diatas
titik yang bukan katulistiwa, Keterbatasan ini tidak serius, tetapi karena hampir seluruh
permukaan bumi dapat terlihat dari orbit geostationer/ geostationary. Bahkan, satu satelit
geostationer dapat melihat 42 persen permukaan bumi.

Refrensi: http://celestrak.com/columns/v04n07/

Mengapa perlu maneuver?

Saat satelit komunikasi ditempatkan pada orbit geostationary, terdapat beberapa gaya
yang mengubah orbit satelit beriiringan dengan waktu. Karena jalur orbit geostationary
tidak serupa dengan jalur orbit bumi(elips) ataupun jalur orbit bulan, gaya tarik gravitasi
dari matahari dan bulan bertindak menarik satelit geostationary keluar dari orbit
katulistiwa, secara bertahap menambah inklinasi orbit satelit. Sebagai tambahan, ketidak
lingkaran bentuk katulistiwa bumi menyebabkan satelit secara berlahan tertarik ke satu
dari dua titik stabil keseimbangan sepanjang katulistiwa menyebabkan pergeseran timur-
barat(bergeser maju dan mundur) pada titik-titik tersebut. Untuk mengatasi gangguan
tersebut, bahan bakar yang cukup diisikan pada semua satelit geostationary agar dapat
secara periodic memperbaiki perubahan jalur selama umur satelit. Perbaikan secara
priodik ini dikenal sebagai stationkeeping(periodik manuver).

Stationkeeping Utara-Selatan memperbaiki penambahan berlahan inklinasi menjadi nol


dan stationkeeping Timur-Barat menjaga agar satelit tetap pada posisi yang ditetapkannya
dalam sabuk geostationary. Maneuver tersebut dirancang untuk memelihara satelit
geostationary tetap pada jarak yang mendekati lokasi idealnya(baik utara-selatan dan
timur-barat).

Jika satelit telah habis bahan bakarnya, inklinasinya akan mulai bertambah dan akan
mulai bergeser longitude-nya dan memungkinkan akan menggangu satelit lain.
Seringkali, satelit geostationery didorong ke orbit yang lebih tinggi diakhir umurnya
untuk mencegah terjadinya gangguan ke satelit lain.

Refrensi: http://celestrak.com/columns/v04n07/

Launching/Peluncuran

Saat ini semua satelit menggunakan roket untuk mencapai orbitnya atau menggunakan
pasawat antariksa. Beberapa negara dan perusahaan memiliki tempat peluncuran roket,
dan mampu mengirimkan satelit beberapa tons untuk dapat sampai pada orbitnya.

Untuk sebagian besar peluncuran satelit, waktu peluncuran ditetapkan secara tepat
terlebih dulu. Hal ini bertujuan agar roket melalui lapisan tertipis dari atmosfer dengan
cepat dan meminimalkan penggunaan bahan bakar.

Setelah roket meluncur lurus keatas, mekanisa pengontrolan roket menggunakan inertial
guidance system untuk menghitung penyesuaian yang perlu dilakukan oleh nozzles untuk
mengarahkan roket ke jalur yang telah direncanakan. Pada banyak kasus perencanaan
peluncuran meminta roket untuk mengarah ke timur karena Bumi berputar ke arah timur,
memberikan peluncuran dorongan ekstra. Kekuatan dari dorongan ini tergantung dari
kecepatan rotasi dari bumi pada lokasi peluncuran. Dorongan terbesar diperoleh di daerah
katulistiwa, dimana jarak keliling bumi adalah yang terbesar sehingga rotasinya yang
tercepat.

Seberapa besar daya dorong dari peluncuran dikatulistiwa? Untuk membuat perkiraan
kasar, kita dapat menentukan Keliling bumi dengan mengalikan diameternya dengan
3,1416. Diameter bumi mendekati 12,753km(7,926 mil). Diperoleh keliling berkisar
40.065km (24.900 mil). Untuk mengelilingi keliling bumi dalam 24 jam, titik
dipermukaan bumi harus bergerak dgn kecepatan 1,669km/jam (1,038 mil/jam).
Peluncuran dari Cape Canaveral, Florida tidak memperoleh dorongan yang besar dari
rotasi bumi. Kennedy Space Center komplek peluncuran 39-A, salah satu fasilitas
peluncuran, berada di 28 derajat 36 menit 29.7014 detik lintang utara. Kecepatan rotasi
bumi sekitar 1,440 km/jam (894 mil/jam). Perbedaan kecepatan permukaan bumi di
katulistiwa dengan Kennedy Space Center berkisar 229 km/jam (144mil/jam).
(catatan: Bumi pada dasarnya benjol—rata disekitar tengah—tidak bulat sempurna. Oleh
karena itu, diperkirakan keliling bumi lebih kecil)

Mempertimbangkan roket dapat mencapai kecepatan ribuan km/mil per jam, kita akan
bertanya mengapa perbedaan hanya berkisar 229 km/jam(144 mil/jam) sangat
berpengaruh. Jawabannya terletak pada roket, bersamaan dengan bahan bakar dan isi/
beban tumpangan sangatlah berat. Sebagai contoh, 11 Februari 2000 pelepasan Space
Shuttle Endeavor dengan Misi Shuttle Radar Topograpy membutuhkan peluncuran
dengan berat total 2,050,447kg (4,520,415 pounds) Membutuhkan energi yang sangat
besar untuk menakselerasi massa seberat itu untuk mencapai kecepatan 229 km/jam, dan
dibutuhkan bahan bakar yang cukup signifikan. Peluncuran dari katulistiwa memberi
perbedaan yg berarti.

Ketikan roket telah mencapai udara yang sangat tipis, ketinggian sekitar lebih dari 193
km (120 mil), sistem navigasi roket menembakan roket kecil, cukup untuk membelokan
kendaraan peluncur menjadi posisi horizontal. Satelit kemudian dilepaskan. Pada titik
tersebut roket menembak lagi untuk memastikan pemisahan antara kendaraan peluncur
dengan satelit itu sendiri

Inertial Guidance Systems

Sebuah roket harus dikontrol secara tepat agar dapat memasukan satelit pada orbit yang
diingikan. IGS(Inertial Guidance Systems) dalam roket membuat pengontrolan ini terjadi.
IGS menentukan letak roket secara tepat dan orientasinya melalui perhitungan yang tepat
berdasarkan percepatan yang dialami oleh roket, menggunakan gyroscopes dan
accelemrometer. Terpasang pada gimbals, axis gyroscope menunjuk arah yang
tetap.Perangkat Gyroscopically-stable ini memiliki accelerometer yang menghitung
perubahaan percepatan pada tiga axis yang berbeda. Jika diketahui secara tepat dimana
roket diluncurkan dan mengetahui percepatannya selama peluncuran, IGS dapat
menghitung posisi roket dan orientasinya diangkasa.

Sebuah roket harus memiliki kecepatan setidaknya sampai 40.320 km/jam (25.039
mil/jam) agar dapat lepas dari gravitasi bumi dan terbang ke ruang angkasa.

Kecepatan lepas bumi ini jauh lebih besar dari yang dibutuhkan untuk menempatkan
satelit diorbitnya. Pada satelit, objek tidak untuk melepaskan dari gravitasi bumi, tetapi
menyeimbangkan. Kecepatan orbit adalah kecepatan yang dibutuhkan untuk mencapai
keseimbangan antara gaya tarik pada satelit dan inertia dari pergerakan satelit—satelit
cenderung terus bergerak. Pergerakannya sekitar 27,359 km/jam (17,000 mil/jam) pada
ketinggian 242km (150 mil). Tanpa gravitasi kelembaman/inertia satelit akan
membawanya lepas keruang angakasa. Meski dengan gravitasi, jika kecenderungan
satelit semakin cepat, ia pun akhirnya akan lepas ke angkasa. Sebaliknya jika
kecenderungan satelit melambat, gravitasi bumi akan menariknya kembali kebumi. Pada
kecepatan orbital yang benar, gravitasi tepat seimbang denga inertia satelit, menarik ke
pusat bumi cukup untuk menjaganya pada jalur yang melengkung seperti lengkungan
permukaan bumi, tidak cenderung lepas pada garis lurus.

Kecepatan orbit satelit tergantung ketinggian satelit tersebut dari bumi. Semakin dekat
dengan bumi, semakin cepat kecepatan orbitnya. Pada ketinggian 200km (124 mil),
kecepatan yang dibutuhkan sekitar 27,400 km/jam (17,000mil/jam). Untuk menjaga orbit
pada 35.786 km(22.223mil) diatas bumi, satelit harus memiliki kecepatan sekitar 11.300
km/jam (7000 mil/jam). Kecepatan tersebut dan jaraknya memungkinkan satelit
memiliki revolusi 24 jam. Karena bumi berotasi 24 jam, satelit pada ketinggian 35.786
km akan berada relatif tetap terhadap suatu titik dipermukaan bumi Karena satelit selalu
berada diatas titik yang sama, maka orbit seperti ini dinamakan geostasioner orbit dan
ideal untuk satelit cuaca dan komunikasi.

Bulan memiliki ketinggian sekitar 384,400km (240,000miles), kecepatan sekitar 3,700


km/jam (2,300 mil/jam) dan orbitnya memerlukan 27,322 hari.(Catatan: Kecepatan orbit
bulan lebih lambat karena ia berada lebih jauh dari bumi dibandingkan satelit).

Secara umum, semakin tinggi orbit maka semakin lama satelit akan tetap berada pada
orbitnya, Pada ketinggian yang rendah, satelit menuju kepada atmorfir bumi, sehingga
menimbulkan daya tarik. Tarikan tersebut membuat orbit menjadi rusak sampai satelit
kembali ke atmosfir dan terbakar. Pada orbit yang lebih tinggi, dimana udara hampir
seutuhnya vakum, hampir tidak ada daya tarik dan satelit dapat mengorbit cukup lama
(contohnya bulan).

Satelit dimulai pada orbit yang elips. Stasiun kontrol mengatur roket kecil yang terpasang
untuk membuat perbaikan. Tujuannya adalah untuk memperoleh orbit sebulat mungkin.
Dengan menembakan roket saat orbit berada di apogee(saat terjauh dari bumi), dan
menggunakan thruster pada arah dari jalur orbit, perigee(jarak terdekat dgn bumi)
bergerak menjauh. Hasilnya adalah orbit yang lebih bulat.

Bersambung…..

You might also like