Professional Documents
Culture Documents
OUTLINE
1. Pendahuluan
a. b. c. d. e. f. g. h. i. Keterkaitan Desa-Kota Pendekatan Pengembangan Kawasan Konsep Agropolitan Kebijakan dan Strategi Upaya-upaya yang diperlukan Pihak yang berperan dalam kawasan Agropolitan Wujud riil Sinergitas Pengembangan Agropolitan Faktor Kunci Keberhasilan Komponen Pokok Kegiatan Fasilitasi
2. 3.
4.
Permasalahan Pembangunan Pertanian. Pengembangan kawasan Agropolitan/Minapolitan di Jawa Tengah Konsep Agropolitan/Minapolitan ke depan
2
DESA
KOTA
BERKEMBANGNYA KOTA SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN TERNYATA TIDAK MEMBERIKAN TRICKLE DOWN EFFECT, TAPI JUSTRU MENIMBULKAN EFEK PENGURASAN SUMBERDAYA (BACKWASH EFFECT) DARI WILAYAH SEKITARNYA
2.
FORMAL
Koordinasi, Integrasi dan Sinergitas, baik dari sisi Kewenangan dan Penyusunan Program Lintas Wilayah dan Pelaku
Keseluruhan (comprehensive) sektor secara terpadu 2. Bukan lagi penjumlahan (agregatif) masing-masing sektor secara terpisah
1. Asas
Mewujudkan sinergitas pembangunan antar sektor yang partisipatif dengan melibatkan berbagai stakeholders serta mengakomodir kebutuhan masyarakat (need driven) dalam satu kawasan secara fungsional tanpa menghilangkan kespesifikan kawasan
KONSEP AGROPOLITAN
Perda No. 6/2010 : RTRWP JATENG
Beberapa Kawasan Strategis dan Prospektif, dengan keanekaragaman sumber daya yang dapat dikembangkan guna peningkatan kemandirian daerah, peningkatan perekonomian wilayah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Kawasan Agropolitan merupakan bagian (sub kawasan) dari Kawasan Strategis, yaitu Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis (UU No. 26/2007 ttg Penataan Ruang). Dalam Ps. 15 (1) UU 26/2007, disebutkan bahwa RTR Kaw. Agropoltan merupakan rencana rinci tata ruang 1 (satu) atau beberapa wilayah kabupaten.
AGROPOLITAN = KOTA TANI, Kawasan sentra produksi, Agribisnis-Agroindustri, Pemukiman Masyarakat Tani + IKM + UKM, Sarana-Prasarana Produksi Hulu-Hilir
AGROPOLITAN METROPOLITAN, Kawasan perdagangan+perkantoran, Industri manufaktur+jasa, Pemukiman penduduk padat heterogen, Sarana-Prasarana kebutuhan sekunder
RPPK
POSISI SPASIAL KAW. BUDIDAYA DAN KAW. LINDUNG PERDA 6/2010 RTRW PROV. JATENG
PEMBERDAYAAN ------EMPOWERMENT
MEMBERIKAN POWER KEPADA YANG POWERLESS
Dengan memiliki Power, maka akan dapat melaksanakan Proses AKTUALISASI EKSISTENSI Power atau Kekuatan, menjadi modal utama dari Proses AKTUALISASI EKSISTENSI
7
1. 2. 3. 4.
UNSUR MASYARAKAT / PETANI UNSUR BIROKRASI / PEMERINTAH UNSUR PENGUSAHA / SWASTA UNSUR PENDUKUNG : LSM, PT, PONPES, PAKAR, PRAKTISI, DLL
KELEMBAGAAN KAWASAN : 1. KELOMPOK TANI 2. REMBUG, PAGUYUBAN 3. FORUM, ASSOSIASI 4. KOPERASI, BUMDES 5. LEMBAGA LOKAL LAINNYA
MUSRENBANG NAS POKJA PUSAT MUSRENBANG PROV POKJA PROVINSI MUSRENBANG KAB POKJA KABUPATEN MUSRENBANG KEC KOORD LAPANGAN
MUSRENBANG DESA
PASAR
Sbg. LOKO thd. Rangkaian Gerbong AGRIBISNIS : Info Pasar Jaringan Pasar Tata Niaga Bargaining Jaminan Pasar Membutuhkan : Informasi Bimbingan Alih Teknologi Infrastruktur
KAWASAN AGROPOLITAN
RESPON PENAWARAN MASTER PLAN RPJM INDIKASI PROGRAM
10
11
13
15
PUAP
Prog pemberdayaan masy berbentuk BLM / bantuan permodalan usaha melalui Gapoktan dalam 3 tahap pelaksanaan yaitu : pengelolaan usaha produktif (tahun I), usaha simpan pinjam (tahun II) dan pembentukan LKM-Agribisnis (tahun III)
Program Pemberdayaan Petani melalui Informasi dan Teknologi, bertujuan meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan organisasi petani mengakses informasi, teknologi, modal, saprodi untuk mengembangkan agribisnis dan kemitraan dgn sektor swasta melalui Farmer Manage Activity (FMA) dgn kegiatan berupa Pelatihan manajerial, leadership dan kewirausahaan
FEATI
PRIMATANI
Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang dimulai tahun 2007, merupakan proses diseminasi inovasi teknologi pertanian agar dapat berjalan secara cepat dan tepat, sesuai dengan karakteristik spesifik lokal
16
PERENCANAAN PENGEMBANGAN
PROSES PERENCANAAN TAHAP PERENCANAAN
Penetapan kawasan di daerah Kab./Kota Sosialisasi program Menyusun rencana pengembangan kawasan agropolitan jangka panjang Inventarisasi dan identifikasi di kawasan wilayah binaan
Secara bertahap
17
2. Meningkatnya Pendapatan dan Daya Beli Masyarakat Lokal 3. Meningkatnya Kesehatan, Pendidikan dan Lingkungan Kawasan 4. Meningkatnya Kesempatan Kerja 5. Meningkatnya Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan
18
4. 5.
6.
7.
DASAR HUKUM
1. 2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan 20
2
3 4 5
Pemalang
Batang
STA Belik
STA Limpung
21
NO KABUPATEN
6 Magelang
STA
STA Sewukan
KONDISI
7.
Karanganyar
8.
Boyolali
Dimanfaatkan, aktivitas dari jam 11.00 - 13.00 WIB, tapi tidak optimal setelah bencana G. Merapi yang menyebabkan jembatan penghubung runtuh, sehingga omset perdagangan mengalami penurunan hingga 60%. tinggal 7 8 ton sayuran per hari dari yang semula 20 25 ton per hari. Selain itu adanya 2 STA baru di daerah Ketep dan Sawangan membuat orang beralih ke 2 STA tersebut. STA Sewukan merupakan percontohan pengembangan kawasan agropolitan yang berhasil di Indonesia, yang bermula dari pasar desa STA Watusambang Dimanfaatkan, tapi tidak optimal karena mesin pencucian wortel yang beroperasi tinggal 1 buah, produksi wortel saat ini tidak besar dan banyaknya mesin yang sudah dimiliki masyarakat (22 buah). STA Ampel Dimanfaatkan, lokasi STA bersebelahan dengan Pasar Ampel, Kec. Ampel dengan aktivitas pada pagi dini hari jam 03.00 - 08.00 WIB
22
NO
9
KABUPATEN
Brebes
STA
Larangan
KONDISI
Dimanfaatkan, masih kekurangan lahan untuk menjemur panen, karena kadangkala bawang merah dari luar brebes masuk terlebih dahulu ke STA Larangan baru dijual keluar daerah dengan nama Bawang Merah Brebes Belum dimanfaatkan, karena ada bagian dari STA yang ambles sampai saat ini belum diperbaiki, sehingga para pedagang masih beraktivitas di pasar lama yang sudah terlalu sempit Dimanfaatkan, untuk aktivitas jual-beli sayuran Dimanfaatkan, lokasi STA bersebelahan dengan Pasar Bagelen,komoditas kelapa , gula kelapa dan buah-buahan (manggis dan durian)
10.
Banjarnegara
STA Batur
11 12
Temanggung Purworejo
23
KABUPATEN
Pekalongan Demak Banyumas Cilacap Klaten Pati Pemalang
KONDISI
Aktivitas pengemb. kws agropolitan tetap berjalan dengan komoditas : buah-buahan (rambutan, durian) Aktivitas pengemb. kws agropolitan tetap berjalan dng komoditas : buah (belimbing Demak, Jambu Citra) Aktivitas pengemb kws minapolitan tetap berjalan (pembenihan, pembesaran, pasca panen), komoditas : gurami Aktivitas untuk perkebunan rakyat (karet) tetap berjalan aktivitas pengemb. kws minapolitan tetap berjalan (pembenihan, pembesaran, pasca panen) , komoditas : nila Aktivitas pengembangan kawasan agropolitan tetap berjalan , komoditas : jeruk pamelo dan kelapa kopyor Aktivitas pengembangan kawasan minapolitan tetap berjalan (pembesaran, pasca panen), komoditas : kepiting soka, ikan bandeng dan udang Aktivitas pengemb kws minapolitan tetap berjalan (pembesaran, pasca panen), komoditas : bandeng,udang
8.
Kota Tegal
24
PENGEMBANGAN AGROPOLITAN
KONDISI
16 Kab 1.Berkembang : Mgl, Pml, Tmg, Byll, Brbs, Pwrj, Kranyr. 2. Stagnan : Wnsb, Btg, Bnjgr, Pblg, Smrg 3.Belum ada STA : Dmk, Pkl, Clp, Pati 1. Opt pemanfaatan STA 2. Pengemb usaha sub sektor hilir (industri berbahan baku pertanian) sesuai komoditas unggulan kaw 3. KatSDM dan Kelembagaan 4. Pemb STA & pemanf pasar desa yg ada di kaw mell kat sarpras 5. Penguatan peran & dukungan Pemerintah.
LANGKAH KE DEPAN
27
PENGEMBANGAN MINAPOLITAN
Pada 4 Kab : 1.Berkembang : Bms, Kltn 2.Baru terbentuk : Pml & Kt Tgl
KONDISI
LANGKAH KE DEPAN
1. Kat produksi, produktivitas & kualitas produk 2. KatSDM & Kelembagaan kelompok pembudidaya
STRATEGI
1. Optimalisasi pemanfaatan STA 2. Pengemb usaha sub sektor hilir (industri berbahan baku pertanian) 3. Peningkan SDM dan Kelembagaan 4. Pembangunan STA dan pemanf pasar desa yg ada di kawasan melalui peningkatan sarpras 5. Peningk fasilitasi dan inisiasi program Klaster Pertanian sbg upaya pemberdayaan usaha tani, penguatan partisipasi stakeholders STA (pedagang, penyedia jasa layanan, buruh bongkar muat, LKM). 6. Peningk dukungan Pem Kab (sbg ruang inisiatif lokal).
29
TERIMA KASIH
30