You are on page 1of 14

Dosen Pengampu: Asrul Anam, S.pdi, M.

pdi FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN 2013

BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Al-quran adalah salah satu nama sebuah kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, melalui malaikat jibril yang ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir. Karenanya al-quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril, maka perlu diteliti pula bagaimana sejarah turunnya dan bagaimana alquran akhirnya dapat ditulis dan dibakukan sebagaimana al-quran yang dapat disaksikan sekarang ini. Maka dengan makalah ini kami bisa mengetahui tentang devinisi al-quran secara bahasa, istilah, tentang nama lain al-quran, sejarah turunnya al-quran dan sejarah penulisan al-quran.

1.2 Rumusan masalah


Apa pengertia al-quran secara bahasa dan istilah?
Apa saja nama-nama lain al-quran? Bagaimana sejarah turunnya al-quran?

Bagaimana sejarah penulisan al-quran?

1.3 Tujuan peulisan


Tujuan kami membuat makalah ini adalah supaya kami bisa mengetahui pengertian, nama-nama alquran, sejarah turunnya al-quran dan sejarah pembukuan al-quran.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Al-Quran

Menurut bahasa Al-quran adalah suatu kitab, atau dokumen untuk umat manusia yang muslim. Bahkan al-quran menamakan dirinya petunjuk dari manusia. Menurut istilah Al-quran adalah kalam yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah, diawali dari awal surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.

2.2 Nama-nama Lain Al-Quran


Al-quran dan nama ini dapat dilihat antara lain pada surat al-

baqarah: [185], yang artinya: bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Al-furqan dapat dilihat pada surat al-furqan: [1], yang artinya maha suci (allah) yang telah menurunkan al-furqon kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. Al-kitab dapat dilihat pada surat al-nahl: [89], yang artinya dan kami turunkan kepadamu al-kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira pada orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). Al-dhikr terdapat di surat al-hijr, yang artinya sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-dikr (al-quran) dan sesungguhnya kami (pulalah) yang memeliharanya.

2.3 Sejarah Turunnya Al-Quran


Al-quran diturunkan secara berangsur-angsur ini bisa berupa ayat dari sebuah surat atau berupa sebuah surat yang pendek secara lengkap. Sedangkan

menyampaikan al-quran secara keseluruhan memakan waktu 23 tahun, yakni 13 tahun waktu nabi masih tinggal di mekkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu nabi sesudah hijrah ke madinah. Wahyu ilahi yang diturunkan sebelum hijrah tersebut disebut surat/ayat makkiyah, surat dan ayatnya pendek-pendek dengan gaya bahasanya singkatpadat (ijaz), karena sasaran yang pertama dan utama adalah orang arab asli yang sudah tentu mereka paham benar akan bahasa arab. Wahyu ilahi yang diturunkan sesudah hijrah tersebut disebut surat/ayat madaniyyah surat dan ayatnya panjang-panjang bahasanya panjang lebar dan lebih jelas (itnab), karena sasaran mereka bukan hanya orang arab asli ,melainkan juga non arab dari berbagai bangsa. Al-quran mulai diturunkan kepada nabi Muhammad pada malam qadar tanggal 17 ramadhan pada waktu nabi berusia 41 tahun bertepatan pada tanggal 16 agustus 610 M (perhatikan surat al-qadar:[1], surat al-dukhan:[3], surat al-anfal:[41], dan surat al-baqarah:[185]).

2.4 Sejarah Penulisan Al-Quran


Penulisan al-Quran megalami 3 periode di antaranya:

1. Periode Nabi Muhammad


Nabi Muhammad menunjuk beberapa sahabat yang pandai baca

tulis sebagai penulis wahyu, antara lain empat sahabat Nabi yang terkemuka yang kemudian setelah Nabi wafat menjadi Khalifah (Abu Bakar, Umar ibn al-Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Talib), Muawiyah, Zaid bin Sabit, Ubai bin Kaab dan Khalid bin Walid. Para penulis wahyu itu diperintahkan oleh Nabi untuk menuliskan setiap wahyu yang diterimanya. Kemudian ayat-ayat al-Quran ditulis di hadapan Nabi di atas benda-benda yang bermacam-macam antara lain batu, tulang, kulit binatang, pelepah kurma dan sebagainya dan disimpan di rumah Nabi. Tetapi para penulis wahyu secara pribadi masing-masing membuat naskah dari tulisan ayat-ayat al-Quran tersebut utuk pribadi masing-masing.

2. Periode Khalifah Abu Bakar


Setelah Nabi wafat dan Abu Bakar diangkat/dipilih sebagai Khahfah,

terjadilah gerakan pembangkangan membayar zakat dan gerakan keuar dari agama islam (murtad) di bawah pimpinan Musailimah alKadzdzab. Gerakan ini segera ditindak oleh Abu Bakar dengan mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Khalid bin al-Walid. Terjadilah clash fisik di Yamamah pada tahun 12 H yang menimbulkan korban tidak sedikit di kalangan pasukan Islam termasuk 70 sahabat yang hafiz al-Quran terbunuh sebagai shuhada. Kemudian Khalifah memerintahkan kepada Zaid bin Thabit agar segera menghimpun ayatayat al-Quran dalam satu mushaf/suhuf. Zaid sangat hati-hati dalam menjalankan tugas ini, sekalipun ia seorang penulis wahyu yang utama dan hafal seluruh al-Quran. Ia dalam menjalankan tugasnya berpegang dengan dua hal, yaitu: Ayat-ayat al-Quran yang ditulis di hadapan Nabi dan yang disimpan di rumah Nabi. Ayat-ayat yang dihafal oleh para sahabat yang hafid al-Quran. Zaid tidak mau menerima tulisan ayat-ayat al-Quran, kecuali kalau disaksikan dengan dua orang saksi yang adil, bahwa ayat itu benarbenar ditulis di hadapan Nabi atas perintah/petunjuknya.

3. Periode Khalifah Usman


Pada masa pemerintahan usman, terjadilah perbedaan

bacaan al-Quran di kalangan umat Islam. Karena itu sahabat Hudhaifah menyarankan kepada Khalifah agar segera mengusahakan keseragaman bacaan al-Quran dengan dengan jalan menyeragamkan penulisan al-Quran. Khalifah Usman dapat menerima ide Hudhaifah, kemudian membentuk panitia terdiri dari empat (4) orang, yakni: Zaid bin Sabith, Said bin al- As, Abdullah bin al-Zubair dan Abdurrahman bin Harith bin Hisyam. Panitia Zaid diperintahkan menyalin suhuf Hafsah ke dalam mushaf dalam jumlah beberapa buah untuk dikirimkan ke beberapa daerah Islam. Setelah panitia Zaid berhasil melaksanakan tugasnya, suhuf Hafsah yag dipinjamya itu dikembalikan kepada Hafsah. Marwan_ bin al-Hakam seorang Khalifah dari dinasti Umayyah (wafat tahun 65 H) pernah meminta Hafsah agar suhufnya itu dibakar, tetapi ditolak oleh Hafsah.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi setiap

manusia, dan membacanya merupakan ibadah, karena Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril, yang lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, yang diturunkan secara mutawatir, dan ditulis dalam mushaf. Al-Quran memilki arti secara bahasa dan istilah. Al-Quran juga memiliki sejarah tersendiri di antaranya yakni, sejarah turunnya Al-Quran dan sejarah penulisan Al-Quran. Sebuah hadits meriwayatkan bahwa Allah swt berfirman: Ibadah umatku yang paling utama ialah membaca Al-Quran.

DAFTAR PUSTAKA
Dra. Channa Liliek AW., M.Ag., Ulum Al-Quran dan

Pembelajarannya, Surabaya: Koperatis IV Press, 2011 H. Syaiful Hidayat, Lc., M. HI., Ulum Al-Quran dan Pembelajarannya, Surabaya: Koperatis IV Press, 2011 Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah, Al-madkhal li Dirasat Al-Quran Al-karim, Maktabah Alsunnahkairo, 1992

Sekian terima kasih

You might also like