You are on page 1of 16

Nukleus

Robert Brown (1831) pertama kali menemukan nukleus. A. Koosel (1910) meneliti tentang komposisi kimia nukleus. R. Feulgen dan H. Rosenbeak (1924) menjelaskan tentang cara menguji DNA. J.B. Watson dan Crick (1953) menemukan struktur molekul DNA. A.R. Todd (1957) menemukan nukleotida pada nukleus. Nuklues merupakan komponen sel yang penting, karena dapat mengontrol berbagai aktivitas dari sel dan mengandung DNA sebagai material genetik.

Nukleus ditemukan pada sel-sel eukaryot dari tanaman atau hewan, kecuali pada beberapa sel eukaryot tertentu seperti pembuluh tapis dan eritrocyt mamalia tidak memiliki nukleus. Posisi nukleus tergantung pada karakteristik dari sel tersebut dan sangat bervariasi, tetapi umumnya terletak pada bagian tengah sel. Jumlah inti pada sel umumnya hanya satu, tetapi mungkin saja ada yang lebih dari satu.

Berdasarkan jumlah inti pada sel ada yang terdiri dari : - satu inti (mononukleat) - dua inti (binukleat) - lebih dari dua inti (polinukleat) ; pada sel hewan disebut syncytial, sedangkan pada tanaman disebut coenocyt

Bentuk dari nukleus bervariasi. Sel yang spheroid, cuboic, polyhedral memiliki inti yang polyhedral atau bulat, sel-sel yang silendris,
prismatis intinya berbentuk elips atau lonjong.

Ukuran nukleus berhubungan dengan jumlah khromosom atau ploidi. Sel haploid memiliki inti yang lebih kecil dibandingkan dengan diploid.
Komponen utama penyusun inti : 1. Asam nukleat 2. Protein 3. Garam-garam dan kandungan inti lainnya

Asam nukleat yang terdapat pada inti biasanya berikatan dengan protein inti, disebut dengan nukleoprotein Protein inti terdiri dari : - protein basa yang sederhana, yaitu protamin dan histon - protein asam, yaitu nonhiston protein dan enzim nukelus : Enzim-enzim inti yang termasuk kelompok nonhiston protein : Nukleoprotamin Nukleohiston Nonhiston dan protein asam Enzim inti berupa DNA polymerase, RNA polymerase, endonuklease, eksonuklease dan ligase Pada inti ditemukan sejumlah besar ko-faktor, precursor, NAD dan ATP. Pada inti terdapat kandungan phosphor, potassium, sodium, calcium dan magnesium

Struktur yang menyusun inti :


1. Membran inti atau karyotheca - merupakan lapisan pembungkus atau envelop inti - memisahkan cairan inti dan cairan plasma (sitoplasma) - terdiri atas dua unit membran ; inner membran dan outer membran - ketebalan membran 70 - 90 - mengandung lipoprotein - ditemukan juga pori-pori yang disebut nuclear pore ; berarti ada bagian inti yang terbuka, pori-pori inti ditutupi oleh suatu struktur yang melingkar yang disebut annuli. Fungsi membran inti serta pori-pori inti adalah sebagai tempat pertukaran ion dari cairan inti dan sitoplasma, seperti ion K+, Na+ dan Cl-, pengaturan keluar masuk ion dilakukan oleh annuli

2. Nukleolus atau anak inti


merupakan granular yang cukup besar pada inti, padat, spherical aktivitasnya berhubungan dengan sintesis/biogenesis ribosom jumlah nucleolus pada inti sel dapat satu, dua atau empat terdapat RNA antara 3 5% dan protein dalam bentuk phosphoprotein, enzim acid phosphatase, nukleo phosphorilase dan enzim-enzim yang berperan dalam sintesis co-enzym

3. Cairan inti (nukleoplasma atau nukleosap) merupakan matriks inti, tempat terdistribusinya benang-benang khromatin, butir-butir nukleoprotein, nukleolus 4. Benang-benang khromatin strukturnya berbentuk benang, menggulung dan dapat diwarnai dengan pewarna basa seperti basic-fuchsin terdistribusi secara merata pada cairan inti hanya dapat diamati pada saat interphase, pada saat mitosis yaitu pada stadia tertentu benang khromatin menebal dan strukturnya berbentuk pita, dikenal sebagai khromosom

Khromosom Merupakan komponen inti yang sangat penting dan memiliki susunan khusus Mampu melakukan reproduksi sendiri dan berperan dalam kebakaan, mutasi, variasi dan perkembangan evolusi suatu spesies W. Fleming (1879) pertama menemukan khromosom yang dapat memisah/split dan menggelung yang dapat diwarnai dan disebut khromatin W. Roux (1883) menyatakan bahwa khromosom berperan dalam kebakaan Benden dan Bovery (1887) melaporkan bahwa jumlah khromosom pada setiap spesies selalu tetap

W.S. Sutton dan T. Bovery (1902) mengatakan bahwa khromosom memiliki struktur fisik yang dapat berperan sebagai duta (messenger) kebakaan Morgan (1933) menemukan bahwa adanya fungsi khromosom pada transmisi dari sifat-sifat kebakaan

Berdasarkan jumlah dan set khromosom, sel dibedakan : sel haploid : hanya memiliki sepasang khromosom sel diploid : memiliki dua pasang khromosom

Pasangan-pasangan khromosom disebut genom, sel-sel gamet seperti sperma dan ovum adalah haploid, sedangkan sel somatis diploid. Ukuran khromosom sangat bervariasi, sedangkan jumlahnya konstan. Panjang khromosom antara 0,2-50, khromosom manusia panjangnya 6. Diameter khromosom antara 0,2-20.

Berdasarkan posisi centromer pada khromosom, maka ditemukan beberapa tipe khromosom : 1. Telocentris 2. Acrocentris 3. Submetacentris 4. Metacentris

Struktur Khromosom Suatu khromosom terdiri dari kromonemata/stromastroma dan centromer Kromonemata adalah filament-filamen pada khromosom yang saling melilit sesamanya dan akan terlihat jika khromosom dalam keadaan longgar. Jumlahnya dapat dua, empat atau lebih. Khromatin (DNA + protein inti) yang ada pada khromosom dapat ditemukan dalam bentuk : heterochromatin : bagian yang tetap terkondensasi pada saat interphase dan awal prophase, fungsinya dalam sintesa ribosom dan molekul tRNA

eukhromatin

: bagian yang terurai

Struktur Molekuler Khromosom

Secara kimia, penyusun utama khromosom adalah DNA.


Variasi Khromosom Adanya kerusakan (accident) dan tidak teraturnya pembelahan sel, crossing over akan menyebabkan perubahan pada khromosom yang disebut sebagai variasi khromosom.

You might also like