You are on page 1of 45

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Kesehatan 2.1.1. Definisi Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kesehatan secara optimal (Notoatmodjo, 1993). emua petugas kesehatan mengakui bah!a pendidikan kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. tuart (19"#) dalam de$enisi yang dikemukakan, dikutip oleh sta$ jurusan P%&'P (%)*' (19#+) mengatakan bah!a pendidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, keluarga dan masyarkat yang merupakan cara perubahan ber$ikir, bersikap dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hidup sehat ( uhila, ,--,). )enurut .rout pendidikan kesehatan adalah upaya menterjemahkan sesuatu yang telah diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku yang diinginkan dari perseorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan, sedangkan menurut Nys!ander pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perseorangan dan masyarakat. /ila dilihat dari de$enisi&de$enisi pendidikan kesehatan tersebut tidak

Universitas Sumatera Utara

jauh berbeda dan keduanya menekankan pada aspek perubahan perilaku individu dan masyarakat dalam bidang kesehatan (0$$endy, 1991). 2.1.2. Tujuan Pendidikan Kesehatan ecara umum tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku individu dan masyarakat di bidang kesehatan (Notoatmodjo, 1992). )enurut 0$$endi (1991), tujuan pendidikan kesehatan yang paling pokok adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara perilaku sehat serta berperan akti$ dalam me!ujudkan derajat kesehatan yang optimal. /anyak $aktor yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan pendidikan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan !aktu dari masyarakat. )ateri yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat sehingga dapat langsung dirasakan man$aatnya. ebaiknya saat memberikan pendidikan kesehatan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam bahasa kesehariaannya dan menggunakan alat peraga untuk mempermudah pemahaman serta menarik perhatian sasaran (3algino, 1991). )etoda yang dipakai dalam pendidikan kesehatan hendaknya dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang memberikan pendidikan kesehatan terhadap sasaran, sehingga diharapkan pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami. )etoda yang dipakai antara lain4 curah pendapat, diskusi, demonstrasi, simulasi dan bermain peran.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Sasaran dan Tempat Pe aksanaan Pendidikan Kesehatan uliha (,--,), dalam bukunya membagi sasaran pendidikan kesehatan dalam 3 kelompok, yaitu pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu, pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok dan pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat. 5empat penyelenggaraan pendidikan kesehatan dapat dilakukan di institusi pelayanan antara lain puskesmas, rumah bersalin, klinik dan sekolah serta dimasyarakat berupa keluarga masyarakat binaan. 6asil yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan masyarakat adalah terjadinya perubahan sikap dan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat untuk dapat menanamkan prinsip&prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari&hari demi mencapai derajat kesehatan yang optimal (0$$endy, 1991). uliha (,--,) juga membagi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam 3 bagian, yaitu7 1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam usaha kesehatan sekolah (*% )7 ,) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat %esehatan )asyarakat, /alai %esehatan, 8umah akit *mum maupun khusus

dengan sasaran pasien dan keluarga pasien7 3) Pendidikan kesehatan di tempat&tempat kerja dengan sasaran buruh atau karya!an.

Universitas Sumatera Utara

2.2. Pendidikan Se!a"a 2.2.1. Defenisi Pendidikan Se!a"a Pendidikan sebaya adalah suatu proses komunikasi, in$ormasi dan edukasi yang dilakukan oleh dan untuk kalangan yang sebaya yaitu kalangan satu kelompok, dapat berarti satu kelompok sebaya pelajar, kelompok mahasis!a, sesama rekan kerja, sesama pro$esi dan jenis kelamin ( ahiva * * dan %omisi Penanggulangan 9': dan Penanggulangan Narkoba :aerah, ,---). 2.2.2. Keuntun#an Pendidikan Se!a"a Pendekatan pendidikan sebaya mempunyai sejumlah keuntungan, yaitu4 a. b. Pendidikan sebaya dapat menyampaikan pesan&pesan sensiti$ di dalamnya. Pendidikan sebaya merupakan peran serta masyarakat dalam mendukung dan melengkapi program lain yang berkaitan dengan strategi masyarakat lainnya. c. %elompok target lebih merasa nyaman berdiskusi dengan sebaya mengenai masalah mereka seperti seksualitas. d. Pendidikan sebaya memberikan pelayanan besar yang e$ekti$ dengan biaya yang sedikit. 2.2.3. Kriteria Pendidik Se!a"a Pendidik sebaya adalah orang yang menjadi narasumber bagi kelompok sebayanya (Pusat %ajian dan Perlindungan 9nak, ,--#). yarat&syarat menjadi pendidik sebaya antara lain4 a. 9kti$ dalam kegiatan sosial dan populer di lingkungannya

Universitas Sumatera Utara

b. /erminat pribadi menyebarluaskan in$ormasi kesehatan c. ;ancar membaca dan menulis d. )emiliki ciri&ciri kepribadian antara lain4 ramah, lancar dalam

mengemukakan pendapat, lu!es dalam pergaulan, berinisiati$ dan kreati$, tidak mudah tersinggung, terbuka untuk hal&hal baru, mau belajar serta senang menolong. 2.2.$. Teknik Pem!erian Inf%rmasi Pendidikan sebaya dapat dilakukan di mana saja asalkan nyaman buat pendidik sebaya dan kelompoknya. %egiatan tidak harus dilakukan di ruangan khusus tetapi bisa dilakukan di teras mesjid, di ba!ah pohon yang rindang, di ruang kelas yang sedang tidak dipakai dan sebagainya. 5empat pendidikan sebaya sebaiknya tidak ada orang lalu lalang dan jauh dari kebisingan sehingga diskusi bisa berlangsung tanpa gangguan. )enurut P%P9 (Pusat %ajian dan Perlindungan 9nak, ,--#), pemberian in$ormasi agar e$ekti$, pendidik sebaya perlu4 1. Pelajari dan dipahami materi ,. Paham bah!a pemberian materi4 a. 5idak menggurui, jangan pernah menggurui teman, karena bakal dianggap meremehkannya. b. 5idak harus mengetahui semuanya, kelompok sebaya bukanlah seorang ahli, maka apabila teman merasa kurang puas atas ja!aban yang diberikan, maka

Universitas Sumatera Utara

diperlukan guru pendamping, atau dapat mencari ja!aban ke pusat in$ormasi yang ada. ehingga tidak memaksakan diri untuk menja!ab semua

pertanyaan dari teman. c. 5idak memutuskan pembicaraan, dalam kegiatan diskusi hendaknya membiarkan teman untuk menyelesaikan pendapatnya atau pertanyaannya dulu !alaupun kelompok sebaya<pendidik sebaya sudah tahu maksud dari pendapat atau pertanyaannya. uasana saling menghargai bakal terbentuk, dan yang pasti, partisipasi sis!a juga meningkat. d. 5idak diskriminati$, pendidik sebaya harus berusaha memberikan perhatian dan kesempatan kepada semua teman, bukan hanya kepada satu atau dua peserta saja, atau dengan kata lain =tidak pilih kasih>. 3. 8asa percaya diri Pendidik sebaya harus memiliki rasa percaya diri (Pe:e<P:) agar penyampaian materi berjalan lancar. Pe:e dapat tumbuh bila4 a. )aterinya dapat dikuasai b. Penampilan ?% c. Inner Beauty atau kepribadian kelompok sebaya dapat diteladani sama yang lain. d. 5eknik penyampaian in$ormasi tidak monoton e. :apat menguasai audiens atau peserta $. :apat berkomunikasi dengan baik dan jelas maksudnya

Universitas Sumatera Utara

g. )ampu menghayati peran yang dijalankan. +. %omunikasi dua arah %omunikasi yang terjadi hendaknya bersi$at dua arah, atau terjadi hubungan timbal balik. :ialog sangat e$ekti$ menghadapi teman yang si$atnya tertutup, cenderung menolak pandangan lain atau perubahan. Pendidik sebaya harus bisa mendengarkan setiap teman, terbuka dan menghargai pandangan dengan menghindari kesan bah!a pendidik sebaya hendak memaksakan suatu in$ormasi baru pada sasaran. )elalui komunikasi dua arah ini hambatan atau permasalahan yang mungkin terjadi bisa beres tanpa ada yang dikece!akan. 2.3. K%nsep K%munikasi 2.3.1. Definisi K%munikasi %omunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan in$ormasi dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu. %omunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang menggunakan tanda&tanda (alamiah atau universal) berupa simbol&simbol (berdasarkan perjanjian manusia) verbal atau non verbal yang disadari atau tidak disadari yang bertujuan untuk memengaruhi sikap orang lain. )enurut %napp dalam ;ili!eri (,--3), komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem symbol linguistic, seperti sistem simbol verbal (kata&kata), verbal dan non verbal. istem ini dapat disosialisasikan secara langsung<tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual).

Universitas Sumatera Utara

/erdasarkan prinsip umum dari de$inisi di atas dan berdasarkan bah!a pengertian komunikasi ini akan digunakan untuk memahami komunikasi organisasi, yaitu komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok atau organisasi. /egitu juga halnya dengan si penerima pesan dapat berupa seorang anggota organisasi, seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok orang dalam organisasi, atau organisasi secara keseluruhan. 'stilah proses maksudnya bah!a komunikasi itu berlangsung melalui tahap& tahap tertentu secara terus menerus, berubah&ubah, dan tidak ada henti&hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kogniti$, a$ekti$ atau psikomotor. 2.3.2. K%mp%nen Dasar K%munikasi 9da empat komponen yang cenderung sama yaitu4 orang yang mengirimkan pesan, pesan yang akan dikirimkan, saluran atau jalan yang dilalui pesan dari si pengirim kepada si penerima, dan si penerima pesan. %arena komunikasi merupakan proses dua arah atau timbal balik maka komponen balikan perlu ada dalam proses komunikasi. :engan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima, yaitu4 pengirim pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan balikan.

Universitas Sumatera Utara

1. Pen#irim Pesan Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau in$ormasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan, oleh sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. )enciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian menyandikan<encode arti tersebut ke dalam suatu pesan, sesudah itu baru dikirim melalui saluran. 2. Pesan Pesan adalah in$ormasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara. 3. Sa uran aluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. aluran yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar, tetapi jika pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan, maka gelombang cahaya sebagai saluran yang memungkinkan kita dapat melihat huru$ pada surat tersebut. %ertas dan tulisan itu sendiri adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan. %ita dapat menggunakan bermacam&macam alat untuk

Universitas Sumatera Utara

menyampaikan pesan seperti buku, radio, $ilm, televisi, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahaya. $. Penerima Pesan Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya. &. Ba ikan /alikan adalah respons terhadap suatu pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan, dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut

diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. eringkali respons yang diberikan tidak seperti yang diharapkan oleh si pengirim karena si penerima pesan kurang tepat dalam menginterpretasikan pesan. 6al ini disebabkan oleh adanya $aktor&$aktor dalam diri si penerima yang mempengaruhi dalam pemberian arti pesan. 2.3.3. 'un#si K%munikasi ecara umum ada lima kategori $ungsi (tujuan) utama komunikasi, yakni4 1. ,. 3. +. umber atau pengirim menyebarluaskan in$ormasi agar dapat diketahui penerima umber menyebarluaskan in$ormasi dalam rangka mendidik penerima umber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima umber memengaruhi konsumen dengan in$ormasi yang persuasi$ untuk mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima

Universitas Sumatera Utara

1.

umber menyebarluaskan in$ormasi untuk menghibur sambil memengaruhi penerima.

1. Inf%rmasi (ungsi utama dan pertama dari in$ormasi adalah menyampaikan pesan (in$ormasi), atau menyebarluaskan in$ormasi kepada orang lain. 9rtinya diharapkan dari penyebarluasan in$ormasi itu, para penerima in$ormasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui. 2. Pendidikan (ungsi utama dan pertama dari in$ormasi adalah menyampaikan pesan (in$ormasi), atau menyebarluaskan in$ormasi yang bersi$at mendidik kepada orang lain. Penyebarluasan in$ormasi itu diharapkan para penerima in$ormasi akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang diinginkan. 3. Instruksi (ungsi instruksi adalah $ungsi komunikasi untuk memberikan instruksi (me!ajibkan atau melarang) penerima melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diperintahkan. $. Persuasi (ungsi persuasi kadang disebut $ungsi memengaruhi. (ungsi persuasi adalah $ungsi komunikasi yang menyebarluaskan in$ormasi yang dapat memengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.

Universitas Sumatera Utara

&. (en#hi!ur (ungsi hiburan adalah $ungsi pengirim untuk mengirimkan pesan&pesan yang mengandung hiburan kepada para penerima agar penerima menikmati apa yang diin$ormasikan. 2.$. K%munikasi) Inf%rmasi dan *dukasi +KI*, %omunikasi, 'n$ormasi dan 0dukasi (%'0) berasal dari bahasa 'nggris yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa 'ndonesia, yaitu dari kata Information, Education, Communication (IEC). 5ujuan %'0 adalah mengin$ormasikan,

mempersuasi, mendidik dan membentuk perilaku (0!les 199+ dalam 5riamanah ,--+). %'0 juga mengikut model yag telah diperkenalkan oleh :avid /erlo (19"dalam 5riamanah (,--+) yaitu didalamnya adalah4 1. Sourch (Pengirim pesan atau komunikator) yaitu seseorang atau sekelompok orang atau organisasi< institusi yang mengambil inisiati$ mengirim pesan. ,. Message (Pesan) berupa lambing atau tanda baik secara lisan maupun tulisan. Namun dapat pula berupa gambar, angka bahkan gerakan. 3. Channel ( aluran) yaitu sesuatu yang digunakan sebagai alat<media penyampai pesan. +. Receiver (penerima atau komunikan) yaitu seseorang<sekelompok orang yang menjadi sasaran penerima pesan. &)&@&8 dimana elemen&elemen yang terlibat

Universitas Sumatera Utara

)odel &)&@&8 ini kemudian disempurnakan menjadi model &)&@&8&0&( dengan menambahkan , (dua) elemen, yaitu4 1. Effect4 akibat<dampak dari hasil yang terjadi pada pihak penerima<komunikan (target sasaran<target audiens) ,. Feedbac 4 umpan balik, yakni tanggapan balik dari pihak penerima< komunikan atas pesan ulang diterimanya. ( endjaja, 1993) dalam 5iamanah (,--+). *ntuk memahami effect dan feedbac dalam model ini perlu ditambahkan satu

elemen lagi yaitu noise! "oise atau ganguan, adalah $aktor&$aktor $isik maupun psikologi yang dapat mengganggu tau menghambat kelancaran proses komunikasi, dengan kata lain noise dapat memengaruhi pengiriman, dan penerimaan pesan maupun dampak pesan tersebut. 2.$.1. Pen#e % aan KI* Pengelolaan %'0 dibagi tiga tahap pokok, yaitu4 1. 5ahap Perencanaan Pada tahap ini, kegiatan pokoknya yang dilakukan adalah4 & )engumpulkan data & )engembangkan strategi & )engembangkan, mengujicoba, dan memproduksi bahan&bahan komunikasi. & )embuat rencana pelaksanaan & )enyiapkan pelaksanaan

Universitas Sumatera Utara

,. 5ahap 'ntervensi (pelaksanaan) 5ahap intervensi ini dibagi kedalam siklus&siklus pesan yang terpisah. etiap

siklus pesan mencakup in$ormasi yang serupa dengan pendekatan yang sedikit berbeda disesuaikan dengan perubahan keutuhan sasaran. Perubahan&perubahan ini dilakukan secara periodik, dapat mengurangi kejenuhan sasaran dan memungkinkan keterlibatan sasaran secara berkesinambungan. 3. 5ahap )onitoring dan 0valuasi (Pemantauan dan penilaian) 5ahap monitoring dan evaluasi memberikan in$ormasi kepada perencana mengenai pelaksanaan program, secara teratur dan pada !aktu yang tepat, hingga perbaikan yang diperlukan dapat segera dilaksanakan, dengan adanya

pemantauan dan penilaian ini dapat diperoleh in$ormasi&in$ormasi megenai hal& hal yang perlu perbaikan dan juga bisa diketahui apakah kira&kira program akan berhasil atau gagal. Pengelolaan suatu komunikasi kesehatan seharusnya dilaksanakan dalam bentuk kerjasama yang terkoordinasi antara pihak pemerintah atau pihak s!asta. Pihak s!asta diharapkan pro$esionalisme dan $leksibilitas, sedangkan dari pihak pemerintah kita mengharapkan !e!enang dan !iba!a yang dimiliki. 2.&. K%nsep Peri aku Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Aadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada

Universitas Sumatera Utara

kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh $aktor genetik (keturunan) dan lingkungan (Notoadmodjo, 1993). Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau $aktor&$aktor lain dari orang bersangkutan. 6al ini berarti bah!a meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons terhadap stimulus berbeda&beda pada setiap orang (Notoadmodjo, ,--3). 8ogers dan hoemaker (1921) menerangkan bah!a dalam upaya perubahan

seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku yang baru, terjadi berbagai tahapan pada seseorang tersebut, yaitu4 1. #aha$ %engetahuan, yaitu tahap seseorang tahu dan sadar ada terdapat suatu inovasi sehingga muncul adanya suatu kesadaran terhadap hal tersebut. ,. #aha$ Bu&u an, yaitu tahap seseorang mempertimbangkan atau sedang membentuk sikap terhadap inovasi yang telah diketahuinya tersebut sehingga ia mulai tertarik pada hal tersebut. 3. #aha$ %utusan, yaitu tahap seseorang membuat putusan apakah ia menolak atau menerima inovasi yang dita!arkan sehingga saat itu ia mulai mengevaluasi. +. #aha$ Im$lementasi, yaitu tahap seseorang melaksanakan keputusan yang telah dibuatnya sehingga ia mulai mencoba suatu perilaku yang baru. 1. #aha$ %emastian, yaitu tahap seseorang memastikan atau mengkon$irmasikan putusan yang diambilnya sehingga ia mulai mengadopsi perilaku baru tersebut.

Universitas Sumatera Utara

%enyataan pengalaman di lapangan ternyata proses orang mengadopsi peruban perilaku tidak berhenti segera setelah suatu inovasi diterima atau ditolak. %ondisi ini akan berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan penerima adopsi. ?leh sebab itu, 8ogers dan hoemaker (192#) merevisi kembali teorinya tentang

keputusan tentang inovasi menjadi + tahap, yaitu4 (i) taha$ $engetahuan, yaitu tahap seseorang untuk memahami atau mengetahui suatu inovasi7 (ii) taha$ $ersuasi, yaitu tahap peningkatan motivasi dalam menanggapi suatu inovasi sehingga mau dipersuasi atau dibujuk untuk berubah7 (iii) taha$ e$utusan, yaitu tahap seseorang untuk

membuat keputusan dalam menerima atau menolak suatu inovasi7 dan (iv) taha$ $enguatan, yaitu tahap seseorang untuk meminta dukungan dari lingkungannya atas keputusan yang telah diambilnya. Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. /enyamin /loom (19-#) membagi perilaku kedalam tiga domain yang terdiri dari domain cognitif, domain afectif dan domain $sycomotor! Proses perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari pengetahuan, sikap dan psikomotor berupa praktek atau tindakan (Notoatmodjo, ,--3).

2.&.1. Pen#etahuan (cognitif) Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan

Universitas Sumatera Utara

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. %arena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, ,--3). Potter (1993) dalam Notoadmodjo (,--3), mengemukakan pengetahuan yang tercakup dalam domain kogniti$ mempunyai enam tingkatan, yaitu4 (1) 5ahu ( no'), tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesi$ik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, (,) )emahami (com$rehension), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar, (3) 9plikasi (a$$lication), aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, (+) 9nalisa (analysis), analisa adalah suatu kemampuan untuk memahami hubungan antara bagian dalam suatu pengorganisasian. 6al ini membantu seseorang membedakan antara sesuatu yang penting dan yang tidak penting, (1) intesis (synthesis), intesis merupakan suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menggabungkan bagianBbagian in$ormasi sebagai suatu bentuk keseluruhan yang baru, (") 0valuasi (evaluation), evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek atau materi berdasarkan kriteria tertentu.

Universitas Sumatera Utara

2.&.2. Sikap (affective) ikap merupakan kesiapan merespon ataupun menyesuaikan diri dalam bentuk positi$ atau negati$ terhadap objek, situasi dan stimuli sosial (9C!ar, 199#). ikap dalam bentuk negati$ memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. ikap positi$

memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati dan menerima objek tersebut (Pur!anto, 1999). ikap mempunyai tiga komponen, yaitu kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek7 kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek dan kecenderungan untuk bertindak, ketiga komponen ini secara bersamaBsama membentuk sikap yang utuh (9llport, 1931 dalam Notoatmodjo, ,--3). ikap yang terbentuk memiliki empat tingkatan, yaitu4 menerima (receiving), merespon (res$onding), menghargai (valuing), dan bertanggung ja!ab (res$onsible), menerima (receiving) diartikan bah!a subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obye ). )erespon berarti memberi ja!aban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan, karena dengan usaha untuk menja!ab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan berarti dia menerima ide tersebut. )enghargai (valuing) berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan masalah kepada orang lain dan bertanggung ja!ab (res$onsible)

Universitas Sumatera Utara

merupakan sikap menerima segala risiko yang terjadi terhadap keputusan yang telah dipilih (Notoatmodjo, 1992). ikap mempunyai $ungsi untuk membantu orang dalam memahami dunia disekelilingnya, melindungi harga diri dengan memungkinkan menghindar dari kenyataan&kenyataan yang kurang menyenangkan sehubungan dengan diri mereka serta untuk memungkinka orang mengekspresikan nilai atau pandangan hidup yang mendasar. 2.&.3. Psik%m%t%r atau tindakan +Psycomotor) uatu sikap belum otomatis ter!ujud dalam suatu tindakan (overt behavior). *ntuk ter!ujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan $aktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah $asilitas. elain $aktor $asilitas, juga diperlukan $aktor dukungan (su$$ort). 5ingkat&tingkat praktek terdiri atas persepsi, respon terpimpin, (Notoatmodjo, 1993). 2.-. K%nsep .emaja 2.-.1. Definisi .emaja )enurut )uangman (19#-, dalam ar!ono, ,--1) menyatakan bah!a 36? mende$enisikan remaja berdasarkan tiga kriteria yaitu biologi, psikologi, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap de$enisi tersebut berbunyi sebagai berikut, remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan mekanisme dan adaptasi

Universitas Sumatera Utara

tanda&tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identi$ikasi dari kanak&kanak menjadi de!asa, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relati$ lebih mandiri. 2.-.2. K asifikasi .emaja )onks (199#) menyatakan bah!a ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu remaja a!al (usia 1,&11 tahun), remaja pertengahan (usia 11&1# tahun) dan remaja akhir (usia 1#&,1 tahun). )enurut /los (19", dalam ar!ono, ,--1) ada tiga tahap perkembangan remaja dalam rangka penyesuaian diri menuju kede!asaan, yaitu4 a. .emaja a/a +early adolescence, eorang remaja pada tahap ini masih terheran&heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai perubahan&perubahan itu. )ereka mengembangkan pikiran&pikiran baru, cepat tertarik pada la!an jenis dan mudah terangsang secara erotis. %epekaan yang berlebih&lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap =ego> menyebabkan pada remaja a!al ini sulit mengerti dan dimengerti orang de!asa. !. .emaja mad"a +middle adolescence, Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan ka!an&ka!an. 'a senang kalau banyak teman yang menyukainya. 9da kecenderungan =narcistic>, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman&teman yang punya si$at&si$at yang sama dengan dirinya. elain itu remaja berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu

Universitas Sumatera Utara

harus memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai&ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya. 0. .emaja akhir +late adolescence, 5ahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode de!asa dan ditandai dengan pencapaian 1 hal, yaitu 4 a. )inat yang makin mantap terhadap $ungsi&$ungsi intelek b. 0gonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang&orang lain dan dalam pengalaman&pengalaman baru. c. 5erbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d. 0gosentris (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e. 5umbuh =dinding> yang memisahkan diri pribadinya =$rivate self> dan masyarakat umum. 2.-.3. 'akt%r1fakt%r "an# (emen#aruhi Peri aku (en"impan# pada .emaja 8emaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. /erikut ini $aktor&$aktor yang dapat memengaruhi perilaku menyimpang pada remaja (Dusu$, ,--#), antara lain4 a. Perselisihan atau kon$lik orang tua (antar anggota keluarga) b. Perceraian orang tua

Universitas Sumatera Utara

c. %elalaian orang tua dalam mendidik anak (memberikan ajaran dan bimbingan tentang nilai&nilai agama d. ikap perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak

e. %ehidupan ekonomi yang morat&marit (miskin<$akir) $. %ehidupan moralitas masyarakat yang bobrok g. Pergaulan negati$ (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memperhatikan nilai&nilai moral h. :iperjualbelikannya minuman keras< obat&obatan terlarang secara bebas i. /eredarnya $ilm&$ilm atau bacaan&bacaan porno j. Penjualan alat&alat kontrasepsi yang kurang terkontrol k. 6idup menganggur l. %urang dapat meman$aatkan !aktu luang 2.2. Pen"a ah#unaan NAP3A 2.2.1. Definisi Pen"a ah#unaan NAP3A Penyalahgunaan N9PE9 adalah pemakaian N9PE9 diluar anjuran dokter atau tanpa indikasi medis untuk meminum atau menggunakannya (.una!an, ,--"). Penyalahgunaan<ketergantungan N9PE9 adalah suatu sindrom atau kumpulan $enomena $isiologis (lahiriah), perilaku dan kogniti$ akibat penggunaan Cat psikoakti$ dan kesulitan mengendalikan perilakunya serta munculnya gejala (toleransi) atau keinginan yang kuat untuk mengkonsumsi dosis N9PE9 yang lebih besar sampai over dosis (melebihi takaran normal).

Universitas Sumatera Utara

2.2.1.1. Definisi NAP3A N9PE9 adalah singkatan dari Narkotika 9lkohol Psikotropika dan Eat adikti$ lainya. N9PE9 merupakan bahan<Catyang dapat mempengaruhi kondisi perilaku) serta dapat

keji!aan<psikologi seseorang (pikiran,

perasaan,dan

menimbulkan ketergantungan $isik dan psikologi. 2.2.1.2. Nark%tika Narkotika dalam *ndang&*ndang Nomor 31 tahun ,--9 diartikan dengan Cat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan4 1. .olongan '4 narkotika yang hanya dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan, contoh4 heroin, o ain, gan&a! ,. .olongan ''4 narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan, contoh4

morfin, $etidin!

Universitas Sumatera Utara

3. .olongan '''4 narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan, contoh4 odein! 2.2.1.3. Psiktr%pika )enurut *ndang&*ndang 8' No. 1 tahun ,--9, psikotropika adalah4 Cat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoakti$ melalui pengaruh selekti$ pada susunan sara$ pusat yang menyebabkan perubahan khas pada akti$itas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari + golongan4 1. .olongan '4 psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh4 ekstasi ,. .olongan ''4 psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh4 am$hetamine! 3. .olongan '''4 psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh $henobarbital! +. .olongan 'F4 psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh4 dia*e$am, nitra*e$am!

Universitas Sumatera Utara

2.2.1.$. 3at Adiktif Eat adikti$ adalah Cat atau bahan akti$ bukan narkotika dan psikotropika yang bekerja pada sistem sara$ pusat dan dapat menimbulkan ketergantungan. Eat adikti$ adalah bahan atau Cat yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Dang termasuk Cat adikti$ adalah4 1. )inuman alkohol yang mengandung etanol etil alcohol, yang berpengaruh menekan susunan sara$ pusat dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia. 9da 3 golongan minimum beralkohol a. b. c! .olongan 94 kadar etanol 1&1G (bir) .olongan /4 kadar etanol 1&,-G (berbagai minuman alkohol) .olongan @4 kadar etanol ,-&+1G ('his y, vod a, manson house, &ohny)

,. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (Cat pelarut) mudah menguap berupa senya!a organik yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin, yang sering disalahgunakan adalah4 lem, tiner, penghapus cat kuku, bensin. 3. 5embakau4 pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas

dimasyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol serig menjadi pintu masuk penyalahgunaan N9PE9 lain yang berbahanya.

Universitas Sumatera Utara

2.2.2. *fek terhadap Peri aku "an# Ditim!u kan dari NAP3A /erdasarkan e$ek terhadap perilaku yang ditimbulkan dari N9PE9 dapat digolongkan menjadi 3 golongan4 1. .olongan :epresan (+o'ner) 9dalah jenis N9PE9 yang ber$ungsi mengurangi akti$itas $ungsional tubuh. Aenis membuat pemakaiannya menjadi4 tenang dan bahkan tak sadarkan diri, contohnya4 o$ioda (morfin, heroin, codein), sedative (penenang), hi$noti (obat tidur) dan trans,uili*er (anti cemas) ,. .olongan timultan (-$$er) 9dalah jenis N9PE9 yang merangsang $ungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Aenis ini membuat pemakaiannya menjadi akti$, segar dan bersemangat, contoh4 am$hetamine (shabu, ekstasi) dan cocain 3. .olongan 6alusinogen )erupakan jenis N9PE9 yang dapat menimbulkan e$ek halusinasi yang bersi$at merubah perasaan, pikiran dan sering kali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu, contoh4 anabis (ganja).

Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Jenis dan *fek "an# ditim!u kan NAP3A 1. %okain %okain merupakan al aloid yang didapatkan elatan. dari tanaman belukar

Erytrocyclon coca yang berasal dari 9merika

ebutannya daun tanaman

belukar tersebut biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan e$ek stimulant. Cocaine hydrocheroide merupakan Cat perangsang yang sangat kuat yang terbentuk dari kristalisasi bubuk putih yang disuling dari daun tanaman belukar tersebut biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan e$ek stimultan. ,. .anja .anja sering pula disebut dengan canabis, yakni sejenis tanaman yang mengandung Cat delta 9, yakni tetrahydrocannabinol (56@). 'stilah yang sering digunakan untuk menyebutkan istilah yang sering digunakan untuk menyebutkan istilah ganja ini antara lain adalah rumput, grass, gelek, daun jayus, gum, cimeng, marijuana dan lain&lain. 0$ek yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan ganja ini, antara lain adalaah hilangnya konsentrasi (suka bengong), peningkatan denyut jantung, kehilangan keseimbangan, rasa gelisah dan panik, sering menguap (mengantuk), cepat marah (temperamental), perasaan tidak tenang dan tidak bergairah, paranoid (kecurigaan berlebihan). 3. 6eroin 6eroin (diamor$hine) adalah candu yang berasal dari opium poppy ($a$aver somniverum). 6eroin dapat berbentuk serbuk putih, sekalipun biasanya ditemukan

Universitas Sumatera Utara

juga !arna kecoklatan. 6eroin biasanya dapat dikenal dengan istilah hero, scag! gear, smac atau horse! @andu atau heroin merupakan Cat kebal tubuh (analgesi ) yang e$ekti$ dengan pengaruh penenang diri (sedative). 0$ek negati$, yang antara lain4 tertariknya bola mata (miosis), mengalami mual& mual, muntah, gatal& gatal, perasaan tegang, hidung dan mata berair. 1. Putta! Putta! merupakan sejenis heroin dengan kadar yang lebih rendah (heroin kelas lima atau enam) Cat ini berasal dari o$ium! 'stilah ini kadang digunakan untuk menyebutkan nama narkotika ini adalah $utih, 'hite, beda , $ete atau ete$ jenis obat yang masuk dalam kategori putta! ini adalah banana, dan sno' 'hite yang berbentuk bubuk putih sampai ke coklat tua atau dapat pula berbentuk cair atau larutan. 0$ek negati$ yang ditimbulkan dari akibat mengkonsumsi putta! ini antara lain4 terlihat sayu matanya, pupil mata melebar atau mengecil, disforia (rasa sedih tanpa sebab), lemah tidak bertenaga<lesu, sering mengantuk<tidur, bicara cadel, mual& mual, dan bersikap pendiam, daya ingat menurun, pemarah, sulit untuk berkonsentrasi, bicara melantur, apatis. ". 9lkohol 9lkohol merupakan jenis minuman yang mengandung unsur kimia etil alcohol atau etanol yang juga sering disebut grain alcohol. Etil alcohol atau etanol berbentuk cairan jernih, tidak ber!arna dan rasanya pahit. 9lkohol dapat diperoleh dari hasil $ermentasi (peragian) oleh mikroorganisme dari gula, sari buah, biji&bijian, madu,

Universitas Sumatera Utara

umbi&umbian dan getah kaktus tertentu. 0$ek negati$ yang muncul akibat dari penyalahgunaan alkohol ini adalah sebagai berikut4 berkurangnya kemampuan hati dalam mengoksidasikan lemak, menimbulkan kanker, menyebabkan gangguan $ungsi hati, kecendrungan melakukan tindakan kriminal, rentan terhadap in$eksi, hipertensi, atau tekanan darah tinggi. 2. habu& shabu habu&shabu adalah sebutan untuk Cat atau bahan metham$hetamine. ?bat ini dapat ditemukan dalam bentuk kristal, tidak mempunyai !arna maupun bau. habu& shabu dikenal juga dengan istilah ice yang mempunyai pengaruh kuat terhadap syara$. Pengguna shabu&shabu akan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada obat ini dan akan berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian. 'stilah lain yang sering digunakan untuk menyebut nama shabu& shabu ini, antara lain4 ice, ristal, ubas, mean, glass, ,uart*, hirro$on. 0$ek yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan shabu&shabu ini adalah impotensi, halusinasi, kerusakan pada anggota tubuh, seperti pada liver, lambung, jantung,ginjal, saria!an yang parah, pupil mata melebar, tekanan darah naik, keringat berlebih dengan rasa dingin, mual dan muntah, agitasi psikomotor (hiperakti$ =tri$ing=), bicara melantur, penyimpangan seks, sukar tidur (insomnia), hilang na$su makan, kematian. #. 0kstasi 0kstasi merupakan obat bius yang diracik secara ilegal dalam bentuk kapsul atau tablet. 0kstasi ini sering digunakan untuk menahan kantuk hingga dapat

Universitas Sumatera Utara

membuat tubuh memiliki energi yang melebihi kemampuan tubuh sebenarnya danjuga bisa mengalami dehidrasi yang tinggi. Nama lain dari ekstasi ini adalah ine., kucing, jenisnya yaitu a$el atadin, ele tri , gober, butterfly yang berbentuk pil atau kapsul yang berisi 3&+ methylendio si metham$hetamine ()?)9). 0$ek yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan ekstasi ini adalah hiperakti$, rasa haus yang sangat, sering pusing, gemetar, detak jantung jantung yang cepat, rasa mual, dan muntah, kehilangan na$su makan, mata sayu dan pucat, dehidrasi, menggigil tak terkontrol, gangguan pada liver, tulang, gigi, syara$ dan mata, daya ingat menurun, syara$ mata rusak, sulit konsentrasi,. 9. /m$hetamine /m$hetamine merupakan salah satu obat bius yang dapat ditemukan dalam bentuk pil, kapsul ataupun bubuk. ?bat menstimulasikan mood pengguna menjadi tinggi. Nama lain dari am$hetamine adalah s$eed, 'hi*, billy'hi*, $e$ $ils. 0$ek yang dapat ditimbulkan adalah4 berat badan menurun, terlihat seperti kurang tidur, tekanan darah tinggi, detak jantung cepat dan tidak beraturan, mengalami ras takut, serig pingsan karena kelelahan, gelisah. 1-. Inhalant abuse Inhalant merupakan senya!a organik yang ber!ujud gas atau Cat pelarut yang mudah menguap. Penggunaan obat ini memba!a e$ek pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan otot&otot, urat syara$, dan organ tubuh yang dapat menimbulkan permasalahan sum&sum tulang, bahkan dapat menyebabkan mati

Universitas Sumatera Utara

mendadak yang disebabkan denyut jantung mendadak menjadi cepat, tidak beraturan dan akhirnya terjadi gagal jantung. Pengguna obat biusini dikenal dengan sebutan =ngelem=. 0$ek yang dapat ditimbulkan adalah4 ingatan dan daya pikir berkurang, mudah mengalami perdarahan dan luka, kerusakan pada sistem sara$ utama, liver dan jantung, sakit perut, sakit bila sedang buang air kecil, otot&otot cepat keram, sering batuk. 11. ; : (0isergic /cid ) 5ermasuk dalam golongan halusinogen, nama lain dari ; : adalah4 acid, tri$s, tabs, ertas. /entuk biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperampat perangko dalam banyak !arna dan gambar. 9da juga yang berbentuk pil dan kapsul. @ara penggunaan4 meletakkan ; : pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 3-&"- menit kemudian, menghilanh setelah #&1, jam. 0$ek yang dapat ditimbilkan4 terjadi halusinasi tempat, !arna dan !aktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkandan lama&lama menjadikan penggunanya $aranoid. 2.2.$. 'akt%r Pen"e!a! Pen"a ah#unaan NAP3A )enurut /adan Narkotika Nasional (,--"), $aktor penyebab penyalahgunaan N9PE9 terdiri dari tersedianya N9PE9, $aktor kepribadian, $aktor lingkungan, dan $aktor teman sebaya.

Universitas Sumatera Utara

2.2.$.1. Tersedian"a NAP3A )eningkatnya penyalahgunaan N9PE9 disebabkan oleh tersedianya N9PE9 dimana&mana seperti7 di pemukiman, sekolah )P< )*, kampus, di !arung&!arung kecil pun ada, asal tahu tempatnya gampang mendapatkanya dan harganya relati$ terjangkau. 2.2.$.2. 'akt%r Kepri!adian %epribadian dari hasil dan pengamatan terungkap bah!a ada tipe kepribadian tertentu dari anak yang memiliki kemungkinan untuk dengan mudah

menyalahgunakan N9PE94 kepribadian ingin melanggar, suka mengambil resiko berlebihan (karena kurang perhatian<reaksi terhadap suatu larangan), mudah kece!a, mudah bosan atau jenuh, ingin dianggap sebagai orang hebat (menggunakan obat<N9PE9 agar memiliki perasaan superior dalam lingkungan pergaulannya, mengalami kesulitan dalam bergaul mudah terba!a<ikut&ikutan menyalahgunakan N9PE9 sehingga dapat diterima dalam kelompok ka!an&ka!annya, tidak tahu bagaimana mengambil keputusan yang bijaksana dan juga tidak dapat memahami dan mengungkapkan perasaan hatinya pada orang lain. )enurut :i!anto (,--"), $aktor kepribadian yang lemah, kurangnya kepercayaan diri, dorongan ingin tahu, ingin mencoba, ingin meniru, dan ingin berpetualang, mengalami tekanan ji!a, tidak mempunyai tanggung ja!ab, tidak memikirkan bahaya N9PE9, mengalami kesunyian, keterasingan dan kecemasan.

Universitas Sumatera Utara

2.2.$.3. 'akt%r 4in#kun#an (aktor lingkungan yang memengaruhi penyebab penyalahgunaan N9PE9 adalah 4 a. (aktor keluarga4 ada beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi anggota keluarganya (terutama anak remaja) terlibat penyalahgunaan N9PE9. )ereka adalah keluarga dengan ciri sebagai berikut keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan N9PE9, keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya, ayah bilang >ya>. dan ibu bilang >tida >), keluarga dengan ko$lik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkon$lik, keluarga dengan orang tua otoriter yang menuntut anaknya harus menuruti apapun kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuan, kematian orang tua (salah satu atau keduanya), kedua orang tua berpisah atau bercerai, hubungan kedua orang tua tidak harmonis (sering bertengkar), suasana rumah tangga yang tegang, orang tua yang sibuk dan jarang berada dirumah, orang tua mengalami kelainan kepribadian (mudah depresi, neuresis). :i!anto (,--"), juga menyebutkan adanya $aktor keluarga yaitu keadaan dengan keluarga pecah, orang tua terlalu memiliki, menguasai atau melindungi, mengarahkan atau mendikte, orang tua tidak acuh dan tidak mengadakan penga!asan, orang

Universitas Sumatera Utara

tua terlalu memanjakan, orang tua terlalu sibuk baik karena mencari na$kah ataupun karena karir. b. (aktor sekolah4 ternyata sukses dalam prestasi sekolah, dan mempunyai unjuk kerja yang baik disekolah dapat menjadi pencegah seseorang menjadi pengguna N9PE9. 6ubungan yang baik dengan guru bisa menjadi kekece!aan hubungan dengan orang tua. (aktor sekolah terkait dengan $aktor individu antara lain4 rasa takut akan kompetisi dan kegagalan, kebutuhan akan memberontak dan mela!an, kebutuhan akan bereksperimen kekuatan $isik dan psikis untuk mengetahui batas kekuatan dirinya, kebutuhan pengalaman rasa nikmat dan asyik, kebutuhan untuk diterima kelompok, kebutuhan akan pemuasan yang segera (instant), melarikan diri (esca$e) melalui cara&cara yang salah, rasa bosan, penolakan terhadap kemapanan, segala sesuatu serba dimungkinkan yaitu mudah mendapatkan segala&galanya tanpa dituntut suatu tanggung ja!ab. c. (aktor masyarakat4 masyarakat dapat memengaruhi pola penggunaan N9PE9, masyarakat yang tidak acuh, tidak peduli, longgarnya penga!asan sosial masyarakat, lembaga penegakan hukum, banyaknya pelanggaran hukum, penyele!engan dan korupsi, banyaknya pemutusan hubungan kerja, pelayanan masyarakat yang buruk, menurunya moralitas masyarakat, lingkungan pemukiman yang tidak mempunyai $asilitas tempat anak bermain, menyalurkan hobinya, serta kreati$itasnya. )enurut :i!anto

Universitas Sumatera Utara

(,--"), juga mengatakan $aktor pemicu ketegangan ji!a dalam masnyarakat seperti kemacetan lalu lintas, kenaikan harga&harga bahan pokok, polusi, banyaknya pemutusan hubungan kerja, kemiskinan dan pengangguran. 2.2.$.$. 'akt%r Teman Se!a"a 6asil penelitian menunjukkan bah!a alasan pertama mengapa

menyalahgunakan N9PE9, adalah karena teman sebaya. %ebanyakan pemakai mulai berkenalan dengan obat dari ka!an&ka!annya. Penolakan terhadap tekanan ini dapat mengakibatkan anggota yang menolak dikucilkan atau disepak dari kelompok. )enurut :i!anto (,--"), mengatakan $aktor pengaruh teman sebaya, adanya satu atau beberapa anggota kelompok teman sebaya yang menjadi pengedar N9PE9, ajakan bujukan dan iming&iming teman sebaya, pelaksanaan dan tekanan kelompok teman sebaya, bila tidak ikut melakukan penyalahgunaan N9PE9 dianggap tidak setia pada kelompok. 2.2.&. Dampak Pen"a ah#unaan NAP3A Penyalahgunaan N9PE9 oleh remaja akan memba!a dampak dan e$ek yang negati$ dan sangat berpengaruh pada perkembangan psikis, $isik, perilaku dan kehidupan sosial, antara lain sebagai berikut 4 a. %ondisi psikis4 sangat sensiti$ dan cepat bosan, emosinya naik turun, na$su makan tidak teratur atau tidak menentu, timbulnya perasaan depresi dan ingin bunuh diri, gangguan persepsi dan daya membangkang. pikir, menunjukkan sikap

Universitas Sumatera Utara

b.

%ondisi $isik4 berat badan turun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam&hitaman, buang air besar dan buang air kecil kurang lancar, sakit perut tanpa alasan yang jelas, gangguan impotensi, ra!an terin$eksi berbagai penyakit, seperti hepatitis, 6'F<9': , gangguan $ungsi ginjal, pendarahan otak.

c.

Perilaku4 malas dan sering meninggalkan tugas rutin, menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga, suka mencuri uang dan barang orang lain, selalu kehabisan uang, takut kena air, sering berbohong dan ingkar janji, mengeluarkan keringat berlebihan, gangguan terhadap prestasi disekolah, kuliah dan pekerjaan.

d.

%ehidupan sosial4 gangguan $ungsi dalam anggota masyarakat, bekerja dan sekolah, prestasi menurun, lalu dipecat<dikeluarkan yang berakibat makin kuatnya dorongan untuk menyalahgunakan obat, hubungan antara anggota keluarga dan ka!an dekat terganggu, memungkinkan terjadinya tindak kriminal, keretakan rumah tangga sampai bercerai, melakukan pelanggaran, baik norma sosial maupun hukum.

2.2.-. Pen"a ah#unaan NAP3A )enurut 6a!ari (,--") membagi penyalahgunaan N9PE9 menjadi 3 golongan yaitu4 a. 1etergantungan %rimer, ditandai dengan adanya kecemasan dan depresi, yang pada umumnya terdapat pada orang dengan kepribadian tidak stabil. )ereka ini

Universitas Sumatera Utara

sebetulnya dapat digolongkan orang yang menderita sakit (pasien) namun salah atau tersesat ke N9PE9 dalam upaya& upaya untuk mengobati dirinya sendiri yang seharusnya meminta pertolongan ke dokter ($si iater). .olongan ini memerlukan terapi dan rehabilitasi dan bukannya hukuman. b. 1etergantungan Rea tif, yaitu terutama terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, bujukan dan rayuan teman, jebakan dan tekanan,serta pengaruh teman kelompok teman sebaya ($eer grou$ $ressure). )ereka ini sebenarnya merupakan korban (victim) golongan ini memerlukan terapi dan rehabilitasidan bukannya hukuman. c. 1etergantungan Simtomatis, yaitu penyalahgunaan<ketergantungan N9PE9 sebagai salah satu gejala tipe kepribadian yang mendasarinya, pada umumnya terjadi pada orang dengan kepribadian antisosial ($si o$at) dan pemakaian N9PE9 itu untuk kesenangan semata. )ereka dapat digolongkan sebagai kriminal karena sering kali mereka juga merangkap sebagai pengedar ($usher). )ereka ini selain memerlukan terapi juga rehabilitasi dan hukuman. 2.2.2. Upa"a Pr%m%tif dan Pre5entif akan Baha"a Pen"a ah#unaan NAP3A /eberapa upaya prevensi dan promosi akan bahaya penyalahgunaan N9PE9, yaitu4 1. Program 'n$ormasi uatu pesan yang sama si$atnya, misalnya pesan melalui media massa aan diterima oleh pelbagai kelompok dalam masyarakat yang berbeda&beda pula, sehingga timbul dampak yang tidak diinginkan. )ateri dan cara memberikan

Universitas Sumatera Utara

in$ormasi hendaklah sesuai dengan penerima in$ormasi. 5eknik menakut& nakuti hanya e$ekti$ dalam keadaan terbatas. ,. Program Pendidikan 9$ekti$ /ertujuan untuk mengembangkan kepribadian, mende!asakan kepribadian, meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang bijak, mengatasi tekanan mental secara e$ekti$, meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan gambaran negati$ mengenai diri sendiri dan meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal. 3. Program Penyediaan Pilihan yang /ermakna %onsep ini bertujuan untuk mengalihkan penggunaan N9PE9 kepada pilihan lain yang diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi kebutuhan manusia!i yang mendasar, $isik maupun psikologis. %ebutuhan yang dimaksud antara lain kebutuhan >ingin tahu>, kebutuhan mengalami hal&hal baru dalam hidupnya, kebutuhan terbentuknya identitas diri, kebutuhan akan bebas ber$ikir dan berbuat, kebutuhan akan penghargaan serta kebutuhan diri diterima kelompok. +. Pengenalan :ini dan 'ntervensi :ini )engenal dengan baik ciri&ciri anak yang mempunyai resiko tinggi akan pengguna obat, termasuk mereka yang telah berada dalam tara$ eksperimental. egera memberikan dukungan moril bila anak mengalami<menghadapi masa kritis dalam hidupnya. 6al ini sangatlah penting peran guru /P dan orang tua, bila tidak dapat teratasi segera dirujuk ke tenaga ahli.

Universitas Sumatera Utara

1. Program ;atihan %eterampilan Psikososial ;atihan ini diterapkan atas dasar teori bah!a gangguan penggunaan obat merupakan perilaku yang dipelajari seseorang dalam lingkup pergaulan sosialnya dan mempunyai maksud dan makna tertentu bagi yang bersangkutan. Dang tergolong dalam pelatihan ini antara lain4 a. %sychological inoculation4 dalam pelatihan ini diputar $ilm yang

memperlihatkan bagaimana remaja mendapat tekanan dari pergaulannya agar tidak merokok. ;alu dikembangkan sikap menentang dorongan dan tekanan untuk merokok itu. :alam hal ini dikemukakan persepsi yang salah mengenai rokok dan akibat&akibat yang ditimbulkan oleh rokok baik bagi perokok sesaat maupun kronis. b. %ersonal and social s ill training2 kepada remaja dikembangkan suatu keterampilan dalam menghadapi problema hidup menyebabkan mereka mampu menolak suatu ajakan (&ust say )"3)) serta mengembangkan keberanian dan keterampilan untuk mengekspresikan kebenaran sehingga ia terbebas dari bujukan atau tekanan kelompoknya ( udirman, ,--1).

2.2.6. Penan##u an#an /eberapa terapi (pengobatan) pada pengguna NapCa, adalah4 a. 5erapi )edik Psikiatrik (deto sifi asi) )etode ini berlaku untuk jenis heroin, kanabis, kokain, alkohol (minuman keras), am$hethamine, dan Cat adikti$ lainnya. 5erapi detoksi$ikasi ini gunanya untuk

Universitas Sumatera Utara

menghilangkan racun N9PE9 dari tubuh pasien dan penyalahgunaan N9PE9. 5erapi ini tergolong jenis ma&or tran,uili*er yang ditujukan terhadap gangguan sistem neuro transmitter susunan sara$ pusat (otak). b. 5erapi Psiko$armaka 5erapi ini berkhasiat memperbaiki gangguan dan memulihkan $ungsi neuro transmitter pada susunan sara$ pusat (otak), yaitu psiko$armaka golongan tran,uili*er. c. 5erapi Psikoterapi Psikoterapi banyak macam ragamnya tergantung dari kebutuhan yaitu4 1. %si otera$i su$ortif4 memberikan dorongan, semangat, dan motivasi agar pasien penyalahguna N9PE9 tidak merasa putus asa untuk berjuang mela!an ketagihan dan ketergantungannya. ,. %si otera$i re4edu atif4 memberikan pendidikan ulang yang maksudnya yang memperbaiki kesalahan pendidikan di !aktu lalu. 3. %si otera$i re onstru tif4 memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami gangguan . +. %si otera$i ognitif4 memulihkan kembali $ungsi kogniti$ rasional yang mampu membedakan nilai&nilai moral etika, mana yang baik dan yang buruk.

Universitas Sumatera Utara

1. %si otera$i $si odinami 4 menganalisa dan menguraikan proses dinamika keji!aan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang terlibat penyalahguna N9PE9. ". %si otera$i eluarga4 hubungan kekeluargaan dapat pulih kembali dalam suasana harmonis dan religius sehingga resiko kekambuhan dapat dicegah. d. 5erapi medik somatik Pengunaan obat&obat yang berkhasiat terhadap kelainan&kelainan $isik baik sebagai akibat dilepaskannya N9PE9 dari tubuh yaitu gejala putus N9PE9 maupun komplikasi medik berupa kelainan organ tubuh akibat penyalahgunaan N9PE9. e. 5erapi psikososial 5erapi psikososial adalah upaya untuk memulihkan kembali kemampuan adaptasi penyalahgunaan N9PE9 dalam kehidupannya sehari&hari. $. 5erapi psikoreligius 5erapi keagamaan ($si oreligius) terhadap pasien penyalahguna N9PE9 memegang peranan penting, baik dari segi pencegahan tetapi maupun rehabilitasi. 2.2.7. .eha!i itasi Pasien penyalahgunaan N9PE9 menjalani program terapi dan komplikasi medik selama satu minggu dan dilanjutkan dengan program pemantapan dengan melanjutkan kepada program rehabilitasi. 8ehabilitasi adalah upaya memulihkan dan mengembalikan kondisi para mantan penyalahguna N9PE9. %embali sehat dalam arti sehat $isik, psikologi, sosial dan spiritual<agama (6a!ari, ,--").

Universitas Sumatera Utara

2.2.18. Pemakaian NAP3A 2.2.18.1. Definisi Pemakaian NAP3A Pemakaian adalah proses atau pemakaian, penggunaan (/alai Pustaka, 1993). Pemakaian terus menerus dan berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan, dependensi, adiksi atau kecanduan karena bermula ingin tahu, senang&senang<hura& hura, sering kali pada a!alnya pemakai berpikiran bah!a kalau hanya mencoba&coba saja tidak mungkin bisa jadi kecanduan<ketagihan. %enyataannya, !alaupun hanya coba&coba (e.$erimental user), derajat pemakaian tanpa disadari akan meningkat (intensive user) dan pada akhirnya akan menjadi sangat tergantung pada obat tersebut (com$ulsory user). 2.2.18.2. Ti#a Tin#katan Pemakaian NAP3A 5ingkatan pemakaian N9PE9 yaitu4 1. -ser atau pengguna4 tingkat cobaBcoba memakai. )ereka yang disebut pemula. ,. /buser atau penyalahguna4 tingkat mulai rutin memakai (kebiasaan). 3. /di tif (ketergantungan)4 tingkat sudah kecanduan. Pada tingkat abuser atau penyalah guna anak tersebut perlu diba!a kedokter untuk mengeluarkan CatBCat itu dari tubuhnya (deto sifi asi), harus juga dimasukkan rehabilitasi N9PE9. 9palagi jika anak tersebut sampai tingkat adikti$ atau ketergantungan, karena biasa dua sampai tiga kali sehari (Nasution, ,--+).

Universitas Sumatera Utara

2.6. 4andasan Te%ri %onteks penelitian pendidikan kelompok sebaya yang memengaruhi terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko penyalahgunaan narkoba, mengacu kepada konsep umum yang digunakan untuk menganalisis perilaku adalah konsep dari 0e'rence 5reen yang menjelaskan bah!a perilaku itu dipengaruhi oleh tiga $aktor pokok baik individu maupun secara kolekti$, masing&masing memiliki tipe pengaruh yang berbeda terhadap perilaku yaitu4 $aktor&$aktor predisposisi

($redis$osing factors) yang mencakup4 pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal yang berkaitan dengan kesehatan sistem nilai yang dianut, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. (aktor&$aktor pemungkin (enabling factors) yang mencakup4

ketersediaan sarana kesehatan, rumah sakit dan keterampilan tenaga kesehatan. (aktor&$aktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors) yang meliputi4 $aktor&$aktor yang mengikuti sebuah perilaku yang memberikan pengaruh berkelanjutan terhadap perilaku tersebut, dan berkontribusi terhadap persistensi atau penanggulangan perilaku tersebut. Penelitian ini memodi$ikasikan konsep 60! Bloom (192+) yang

mengemukakan tentang pendidikan kesehatan. ecara garis besar $aktor&$aktor yang mempengaruhi kesehatan, baik individu, kelompok, maupun masyarakat,

dikelompokan menjadi empat berdasarkan urutan besarnya (pengaruh) terhadap

Universitas Sumatera Utara

kesehatan, yaitu4 lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, keturunan. .ambar ,.1. menyatakan hubungan status kesehatan, perilaku, dan pendidikan kesehatan. %eturunan

Pelayanan %esehatan

tatus %esehatan

;ingkungan

Perilaku

%redis$osing factors (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,

:eterminan Perilaku4 (aktor 'nternal4 tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin (aktor 0ksternal4 lingkungan sekolah

Enabling factors (ketersediaan sumber& sumber< $asilitas)

Reinforcing factors (%eluarga, kelompok sebaya, guru, petugas kesehatan, tokoh agama dan masyarakat, pengambil kebijakan)

Pendidikan Kesehatan (%omunikasi, 'n$ormasi, dan 0dukasi 9am!ar 2.1. Keran#ka 4andasan Te%ri

Universitas Sumatera Utara

2.7. Keran#ka K%nsep %erangka konsep pada penelitian ini adalah4 H D

Pendidikan Ke %mp%k Se!a"a: K%munikasi Inf%rmasi *dukasi

Pen#etahuan Sikap

9am!ar 2.2. Keran#ka K%nsep /erdasarkan kerangka konsep di atas dapat menjelaskan de$enisi konsep pada variabel penelitian sebagai berikut bah!a Pendidikan Ke %mp%k Se!a"a yang meliputi komunikasi, in$ormasi dan edukasi yang dianalisis untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel Pengetahuan dan Sikap remaja tentang risiko penyalahgunaan Narkoba. )enurut 9llport (191+, dalam Notoatmodjo ,--3) sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), maka seseorang itu harus mengetahui terlebih dahulu arti dan man$aat perilaku tersebut bagi dirinya. Peranan penting dalam penentuan sikap seseorang adalah pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi. Pengetahuan yang dimiliki akan memba!a seseorang untuk berpikir dan bersikap terhadap objek perilaku.

You might also like