You are on page 1of 3

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang Proses penyidikan dan penegakan hukum untuk kepentingan peradilan ilmu kedokteran forensik dapat dimanfaatkan dalam membuat terangnya perkara pidana yang menimbulkan korban manusia, baik korban hidup maupun mati. Dengan otopsi dapat dipelajari tentang sebab kematian, hubungan diagnosis premortem dan postmortem, identifikasi penyakit yang tak dikenal, konfirmasi penyakit genetik dalam keluarga, evaluasi pengobatan atau operasi, komplikasi penyakit, audit medik, anatomi tubuh untuk mahasiswa kedokteran, serta hubungan kecideraan dengan sebab kematian. Penyebab kematian merupakan data yang penting untuk membentuk program kesehatan masyarakat yang baik. Pemeriksaan otopsi forensik umumnya diperlukan apabila korban dari tindak perkara pidana tersebut korban mati akibat suatu sebab yang tidak wajar seperti kasus kecelakaan, pembunuhan, maupun bunuh diri. Dalam tiga dekade terakhir terjadi penurunan jumlah jenazah yang diotopsi yaitu 4-50% dari seluruh dunia. Di Australia jumlah jenazah yang diotopsi menurun dari 40% pada tahun 2000 menjadi 10% pada tahun 2001. Di Indonesia otopsi forensik tidak merupakan keharusan bagi semua kematian, namun sekali diputuskan oleh penyidik perlunya otopsi maka tidak ada lagi yang boleh menghalangi pelaksanaannya (pasal 134 KUHAP dan pasal 222 KUHP), dan tidak membutuhkan persetujuan keluarga terdekatnya.
1

Di RSUP Dr. Kariadi Semarang pemeriksaan otopsi yang sering dilakukan adalah otopsi forensik. Permintaan pemeriksaan Visum Et Repertum Jenazah di rumah sakit ini tahun 2005 terdapat 206 kasus, tahun 2006 sebanyak 190 kasus, tahun 2007 sebanyak 193 kasus. Dari permintaan tersebut sebagian besar hanya meminta pemeriksaan luar saja, sedangkan permintaan pemeriksaan lengkap, baik pemeriksaan luar dan dalam (otopsi) yaitu tahun 2005 sebanyak 38 kasus, tahun 2006 sebanyak 41 kasus dan 2007 sebanyak 22 kasus. I.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut ; 1. Teknik otopsi apa saja yang dapat dilakukan? 2. Bagaimana cara melakukan teknik otopsi konvensional? I.3. Tujuan Penelitian I.3.1. Tujuan Umum Mengetahui teknik otopsi apa saja yang dapat dilakukan untuk menentukan penyebab kematian. I.3.2. Tujuan Khusus Diketahuinya teknik dalam melakukan otopsi konvensional

I.4. Manfaat Penelitian Menambah pengetahuan mengenai berbagai macam teknik otopsi terutama teknik otopsi konvensional.

You might also like