You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Analisis korelasi kanonik ditemukan untuk mengidentifikasi dan mengukur
kumpulan antara dua himpunan dari variabel. Analisis korelasi kanonik fokus pada
korelasi antara sebuah kombinasi linear dari variabel dalam satu himpunan dan
kombinasi linear dari variabel dalam himpunan lainnya. Ide pertama adalah untuk
menentukan bagian dari kombinasi linear yang memiliki korelasi terbesar. Berikutnya,
kita menentukan bagian dari kombinasi linear yang memiliki korelasi terbesar diantara
semua bagian yang tidak berkorelasi dengan bagian yang dipilih di awal. Proses
berlanjut. Bagian dari kombinasi linear dinamakan variabel kanonik, dan korelasi yang
lainnya dinamakan korelasi kanonik.
Ada beberapa masalah penelitian yang melibatkan hubungan antara dua
kelompok variabel, misalnya hubungan antara sekelompok variabel kepribadian dan
sekelompok variabel kemampuan, hubungan antara indeks harga dan indeks produksi.
Disamping hubungan fungsional yang dinyatakan dengan persamaan regresi, ada juga
yang perlu dipersoalkan yaitu ukuran kuat lemahnya antara dua kelompok variabel.
Kajian tentang ukuran kuat lemahnya hubungan antara sekelompok variabel
peramal dan sekelompok variabel tanggapan dikenal sebagai Analisis Korelasi Kanonik.
Korelasi kanonik mengukur kekuatan kumpulan antara dua himpunan dari variabel.
Aspek terbesar dari suatu teknik merepresentasikan sebuah perobaan ke sebuah intisari
yang berdimensi tinggi dengan hubungan antara dua himpunan dari variabel ke dalam
sebuah bagian keil dari variabel kanonik.
Analisis Korelasi Kanonik
!
Pada Analisis "egresi #inear, diari kombinasi linear dari sekelompok variabel
peramal yang dipandang dapat paling baik menjelaskan variasi dan variabel$variabel
tanggapan. %edangkan pada Analisis Korelasi Kanonik diari kombinasi linear dari
variabel$variabel peramal dan kombinasi linear dari variabel$variabel tanggapan yang
bersifat bahwa koefisien korelasi momen hasil kali antara kedua kombinasi linear itu
menapai nilai maksimum. Koefisien korelasi yang maksimum itu disebut koefisien
korelasi kanonik antara kedua kelompok variabel tersebut dan koefisien$koefisien dari
masing$masing variabel yang menghasilkan koefisien korelasi maksimum disebut
bobot$bobot kanonis.
Dalam makalah ini penulis menoba untuk mengambil satu kasus sehingga judul
makalah yang diambil adalah & PENENTUAN PASANGAN VARIASI KANONIK
SAMPEL DENGAN TEKNIK ANALISIS KORELASI KANONIK.
1.2 R!"an Ma"ala#
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
petanyaan tentang bagaimana penentuan pasangan variasi kanonik sampel dengan
teknik analisis multivariat.
1.$ T%an Penl&"an
%etiap kegiatan yang dilakukan oleh individu dan kelompok tidak terlepas dari
tujuan yang hendak diapai. Demikian pula dengan penulisan makalah ini, dimana
penulisan makalah ini bertujuan untuk lebih memahami ara penentuan pasangan variasi
kanonik sampel dengan teknik analisis multivariat.
Analisis Korelasi Kanonik
'
1.' S&"te!at&ka Penl&"an
Penulisan makalah ini akan dikemas dalam sistematika penulisan sebagai
berikut(
BAB I ( PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang permasalahan yang akan
dibahas, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II ( ANALISIS KORELASI KANONIK
Bab ini membahas uraian tentang analisis korelasi kanonik beserta
formula$formula yang akan digunakan dalam pengolahan data dan
analisis pada bab selanjutnya.
BAB III ( PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas perhitungan untuk menentukan pasangan variasi
kanonik sampel.
BAB IV ( KESIMPULAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari keseluruhan perhitungan
dalam penulisan makalah ini.
Analisis Korelasi Kanonik
)
BAB II
ANALISIS KORELASI KANONIK
2.1 Var&a)el Kan*n&k +an K*rela"& Kan*n&k
Kita akan tertarik dalam mengukur dari kumpulan antara dua kelompok variabel.
Kelompok pertama dari p variabel diwakili oleh *p + !, vektor aak -
*!,
. Kelompok
kedua dari . variabel diwakili oleh *. + !, vektor aak -
*',
. Kita asumsi, dalam
pengembangan teoritis, bahwa -
*!,
mewakili himpunan yang lebih keil, sehingga p ..
/isalkan untuk vektor aak -
*!,
dan -
*',
(
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )




0
'! ''
' !
''
' ' '
!!
! ! !
,
1
1
X X Cov
X Cov X E
X Cov X E

,2-1.
2ektor aaknya (
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

1
]
1

+
'
'
!
'
!
!
!
'
!
!
'
!
, ! , **
q
p
x q p
X
X
X
X
X
X
X
X
X
,2-2.
2ektor rata$ratanya (
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1
]
1

1
]
1


+
'
!
'
!
!

X E
X E
X E
x q p
,2-$.
Dan matriks kovariannya (
( )( )
( )( )

+ +

, *
0
q p q p
X X E
Analisis Korelasi Kanonik
3
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )

+ +
1
]
1

q p q p
X X E X X E
X X E X X E
0 0
0 0
' ' ' ' ! ! ' '
' ' ! ! ! ! ! !


,2-'.
Kovarian antara pasangan variabel$variabel dari himpunan berbeda yaitu satu
variabel dari -
*!,
, satu variabel dari -
*',
yang termuat di
!'
atau ekuivalen di
'!
. p.
elemen dari
!'
mengukur kumpulan antara dua himpunan. Ketika p dan . relatif besar,
menginterpretasikan elemen dari
!'
seara bersamaan biasanya adalah peruma. %elain
itu, sering bahwa kombinasi linear dari variabel itu menarik dan berguna untuk
memprediksi atau membandingkan tujuan. 4ugas pokok dari analisis korelasi kanonik
adalah meringkaskan kumpulan antara himpunan -
*!,
dan -
*',
dalam syarat$syarat yang
sedikit berhati$hati memilih kovarian *atau korelasi, daripada kovarian p. di
!'
.
Kombinasi linear menyediakan ringkasan sederhana mengukur suatu himpunan dari
variabel. 5impunan
( )
( ) '
!
0
dan
0
X b V
X a U

,2-/.
6ntuk beberapa bagian dari koefisien vektor a dan b. Dengan menggunakan *'$7, dan
kombinasi linear 8 9 :- dimana,
( ) ( )
( ) ( )



0 C C CX Cov Z Cov
C CX E Z E
X Z
X Z

%ehingga,
( )
( )
( )
( )
( ) ( )
( )




b a b X X Cov a V U Cov
b b b X Cov b V Var
a a a X Cov a U Var
!'
' !
''
!
!!
!
0 , 0 , , *
0 0 , *
0 0 , *
,2-0.
Analisis Korelasi Kanonik
7
Kemudian dapat diari koefisien vektor a dan b sedemikian sehingga,
( )

b b a a
b a
V U Corr
'' !!
!'
0 0
0
,
,2-1.
sebisa mungkin bernilai besar.
De2&n&"&(
Bagian pertama pasangan dari variabel kanonik adalah bagian dari kombinasi
linear U
1
, V
1
yang mempunyai unit variansi, yang memaksimalkan korelasi *'$;,1
Bagian kedua dari variabel kanonik adalah bagian dari kombinasi linear U
2
, V
2
yang
mempunyai unit variansi, yang memaksimalkan korelasi *'$;, diantara semua
pilihan yang tidak berkorelasi dengan bagian pertama dari variabel kanonik.
Pa+a langka# ke-k(
Bagian ke-k pasangan dari variabel kanonik adalah bagian dari kombinasi linear U
k
,
V
k
yang mempunyai unit variansi, yang memaksimalkan korelasi *'$;, diantara
semua pilihan yang tidak berkorelasi dengan bagian k$! sebelumnya dari pasangan
variabel kanonik.
Korelasi antara bagian ke$k dari variabel kanonik dinamakan korelasi kanonik ke$k.
Ak&)at 2.1. /isalkan p . dan vektor aak -
*!,
dan -
*',
mempunyai,
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( ) ( )
( )
( )


pxq qxq pxp
X X Cov X Cov X Cov
!'
' !
''
'
!!
!
, dan ,
dimana <
mempunyai rank lengkap. 6ntuk koefisien vetor
( ) ( ) ! !
dan
qx px
b a
, bentuk kombinasi
Analisis Korelasi Kanonik
=
linear 6 9 a>-
*!,
dan 2 9 b>-
*',
. /aka
( )

!
,
, ma+ V U Corr
b a
diperoleh dengan
kombinasi linear *variabel kanonik bagian pertama,.
( ) ( )



' ' ? !
''
0
! !
! ' ? !
!!
0
! !
dan X f V X e U
,
Bagian ke$k dari variabel kanonik, k 9 ', ), ..., p,
( )

! ' ? !
!!
0
X e U
k k
dan
( )

' ' ? !
''
0
X f V
k k
memaksimumkan
( )

k k k
V U Corr ,
diantara kombinasi linear
yang tidak berkorelasi dengan variabel kanonik !, ', ..., k$! sebelumnya.
' '
'
'
!
...


p

adalah nilai eigen dari
' ? !
!! '!
!
'' !'
' ? !
!!
dan
p
e e e ,..., ,
' ! adalah vektor eigen *p + !,. *@umlah
' '
'
'
!
...


p

juga nilai eigen
p paling besar dari matriks
' ? !
!! '!
!
'' !'
' ? !
!!
yang bersesuaian dengan
vektor eigen *. + !,, f
!
,f
'
, ..., f
p
. 4iap f
i
adalah proporsi untuk


i
e
' ? !
!! '!
!
'' !'
' ? !
!!
,. 2ariasi kanonik mempunyai sifat sebagai berikut(
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) l k V U Corr V U Cov
l k V V Corr V V Cov
l k U U Corr U U Cov
V Var U Var
l k l k
l k l k
l k l k
k k




A , ,
A , ,
A , ,
!
untuk k, l 9 !, ', ..., p.
@ika variabel awal distandardisasikan dengan
( ) ( ) ( ) ( )
[ ]
0
! !
'
!
!
!
,..., ,
p
Z Z Z Z dan
( ) ( ) ( ) ( )
[ ]
0
' '
'
'
!
'
,..., ,
q
Z Z Z Z maka variabel kanonik berbentuk(
( ) ( )
( ) ( ) ' ' ? !
''
0 ' 0
! ' ? !
!!
0 ! 0
Z f Z b V
Z e Z a U
k k k
k k k

,2-3.
Analisis Korelasi Kanonik
;
Disini
( )
( )
( )
( )
( ) ( )
( )
'! !'
' !
''
'
!!
!
, , , Z Z Cov Z Cov Z Cov dan
k
e
dan f
k
adalah
vektor$vektor eigen dari
' ? !
!! '!
!
'' !'
' ? !
!!

dan
' ? !
'' !'
!
!! '!
' ? !
''

seara berurut.
Korelasi kanonik

k
memenuhi,
( ) p k V U Corr
k k k
,..., ' , ! dimana , ,

,2-4.
dan
' '
'
'
!
...


p

adalah vektor eigen tak nol dari matriks
' ? !
!! '!
!
'' !'
' ? !
!!


atau matriks
' ? !
'' !'
!
!! '!
' ? !
''

.
2. 2 Meng&nter5reta"&kan P*5la"& Var&a)el Kan*n&k
2ariabel kanonik seara umumnya artifisal. @ika variabel awal -
*!,
dan -
*',
digunakan, koefisien kanonik a dan b mempunyai unit proporsi dari himpunan -
*!,
dan
-
*',
. @ika variabel awal yang distandardisasikan mempunyai rata$rata nol dan unit
varians, maka koefisien kanonik tidak mempunyai unit dari pengukuran, dan pasti
diinterpretasikan ke dalam bentuk variabel yang distandarkan.
2.2.1 Meng&+ent&2&ka"& Var&)el Kan*n&k
Balaupun variabel kanonik artifisal, variabel kanonik dapat diidentifikasi dalam
bentuk variabel pokok. Identifikasi sering dibantu dengan menghitung korelasi antara
variabel kanonik dan variabel awal.
/isalkan A 9 Ca
1
, a
2
, ..., a
p
D> dan B 9 Cb
1
, b
2
, ..., b
p
D>, sehingga vektor dari
variabel kanonik adalah
( )
( )
( )
( ) '
!
!
!
dan X V !X U
qx px

,2-16.
dimana kita awalnya tertarik di variabel kanonik pertama p di V. /aka,
Analisis Korelasi Kanonik
E
( )
( )
( ) ( )
( )


!!
! ! !
, , ! X !X Cov X U Cov

,2-11.
Karena ( )
( )
( )
!
, , !
k i i
X U Corr U Var diperoleh dengan membagi
( )
( )
( )
( )
' ? ! ! !
var oleh ,
kk k
X X U Cov . %eara ekuivalen,
( )
( )
( )
( )
! ' ? ! !
, * ,
k kk i k i
X U Cov X U Corr

.
Pendahuluan *p + p, diagonal matriks
' ? !
!!

V elemen diagonal ke$k


' ? !
kk

dalam
bentuk matriks,
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( ) ( )
( )



' ? !
!! !!
! ' ? !
!!
! ! ' ? !
!!
!
,
, , ,
!
V ! X V !X Cov X V U Cov X U Corr
pxp
X U


Perhitungan yang sama untuk bagian
( )
( )
( )
( )
( )
( )
! ' '
, dan , , , , X V X V X U menghasilkan
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
, ,
, ,
' ? !
!! '!
,
' ? !
'' !'
,
' ? !
'' ''
,
' ? !
!! !!
,
! !
! !






V V !
V V !
qxp
X U
pxq
X U
qxq
X U
pxp
X U


,2-12.
dimana
' ? !
''

V adalah matriks diagonal *. + ., dengan elemen ke$i


( )
( ). var
'
i
X
2ariabel kanonik diturunkan dari variabel standard terkadang diinterpretasikan dengan
menghitung korelasi.
( ) ( )
( ) ( )
'!
,
!'
,
''
,
!!
,
! '
' !


Z
Z V
Z
Z U
Z
Z V
Z
Z U
!
!


,2-1$.
dimana
( ) ( ) .+.
8
B dan
pxp
Z
!
adalah matriks yang barisnya memuat koefisien kanonik untuk
himpunan 8
*!,
dan 8
*',
seara berurut. Korelasi pada matriks yang ditunjukkan *'$!),
Analisis Korelasi Kanonik
F
mempunyai nilai numerik sama dengan yang dimunulkan *'$!',, yakni
( ) ( ) ! !
, , Z U X U

dan seterusnya. /engikuti ini,
( ) ( ) ! !
,
!!
' ? !
!! !!
' ? !
!!
' ? !
!!
' ? !
!! !!
, Z U
Z
X U
! V V !V V !


korelasi tidak
dipengaruhi oleh standaridisasi.
2.2.2 K*rela"& Kan*n&k Se)aga& General&"a"& Dar& K*e2&"&en K*rela"& La&nn7a
Pertama$tama, koefisien korelasi menyamaratakan korelasi antara dua variabel.
Ketika -
*!,
dan -
*',
masing$masing terdiri dari variabel tunggal, sehingga p 9 . 9 !,
( )
( )
( )
( )
'
!
!
!
'
!
!
!
, , b a Corr Corr
untuk semua a, b. Gleh karena itu variasi kanonik
( ) !
! !
U dan
( ) '
! !
V memiliki korelasi
( )
( )
'
!
!
! !
,

Corr
ketika -
*!,
dan -
*',
memiliki komponen lebih, kondisi
[ ] A ,..., A , ! , A ,..., A 0 a
dengan ! pada posisi ke$i dan
[ ] A ,..., A , ! , A ,..., A 0 b
dengan ! pada posisi ke$i menghasilkan,

( )
( )
( )
( )
( )
( )


!
'
!
!
!
,
'
!
!
!
' !
0 , 0 ma+ 0 , 0 , b a Corr b a Corr Corr
b a
k i ,2-
1'.
yaitu bahwa korelasi kanonik yang pertama lebih besar dari harga mutlak semua elemen
dalam

!'
' ? !
''
' ? !
!! !'
V V
.
Kedua, perkalian koefisien korelasi
( )
( )
'
! X

adalah persoalan khusus dari


korelasi kanonik ketika -
*!,
memiliki elemen tunggal
( ) !
'
X *p9!,, menimbulkan
( )
( )
( ) ( )

!
' !
!
!
0 , ma+
'
X b "orrX
b
X
, untuk p9! ,2-1/.
Analisis Korelasi Kanonik
!A
Ketika p H !,

!
lebih besar dari setiap korelasi perkalian
( ) !
i
dengan -
*',
atau
korelasi perkalian
( ) '
!
dengan -
*!,
. Akibatnya,

( )
( )
( )
( ) ( ) p k V U Corr b U Corr
k k k k
b
X U
k
,..., ' , ! , , 0 , ma+
'
'



,2-
10.
yaitu bahwa korelasi kanonik juga merupakan perkalian koefisien korelasi dari U
k
dengan -
*',
atau perkalian koefisien korelasi V
k
dengan -
*!,
.
Karena interpretasi dari perkalian koefisien korelasi, korelasi kanonik ke$k
kuadrat,
'
k

, adalah sebanding dengan varians dari variasi kanonik U


k
yang dijelaskan
oleh himpunan -
*',
dan juga sebanding dengan varians dari variasi kanonik V
k
yang
dijelaskan oleh himpunan -
*!,
. Gleh karena itu,
'
k

seringkali dinamakan varians


bersama antara dua himpunan -
*!,
dan -
*',
. 6ntuk nilai yang semakin besar,
'
k

,
kadang$kadang dianggap sebagai ukuran dari himpunan yang overlap *tumpang tindih,.
2.2.$ Var&a)el Kan*n&k r 7ang Perta!a Se)aga& Var&a)el Ke"&!5lan
Perubahan koordinat dari
( ) ( ) ( ) ( ) ' ' ! !
ke - dari dan ke X V !X U X
dilakukan untuk memaksimalkan ( )
! !
,V U Corr dan berturut$turut
( )
i i
V U Corr ,
dimana *U
i
, V
i
, memiliki korelasi nol dengan pasangan *U
i
, V
i
,, *U
2
, V
2
,, ..., *U
i-1
, V
i-1
,.
Korelasi antara himpunan -
*!,
dan -
*',
telah dimasukkan kedalam pasangan variabel
kanonik.
Dengan model, vektor koefisien a
i
, b
i
dipilih untuk memaksimumkan korelasi,
tidak perlu menampilkan variabel penaksir himpunan bagian dari kovarian
!!
dan
Analisis Korelasi Kanonik
!!

''
. Ketika beberapa pasangan dari variabel kanonik yang pertama memberikan
kesimpulan yang keil dari variabilitas dalam
!!
dan
''
, maka tidaklah jelas
bagaimana korelasi kanonik dapat diinterpretasikan.
2.2.' Inter5reta"& Ge*!etr&k +ar& Anal&"&" K*rela"& Kan*n&k P*5la"&
Interpretasi geometrik dari prosedur pemilihan variabel kanonik memberrikan
pengetahuan yang berharga kedalam sifat analisis korelasi kanonik. 4ransformasi
( )

!
!X U
dari
( )
U X ke
!
memberikan
( ) # ! ! U Cov

!!
0
.
Dari '.! dan
0
!
' ? !
! !
0
' ? !
!!
0
$ ! $ E E !

dimana
0
E
adalah matriks orrthogonal
dengan baris
0
i
e dan

!!
0
! ! !
$ ! $
. %ekarang
( ) ! 0
!
$ adalah himpunan dari
komponen utama yang berasal dari -
*!,
saja. /atriks
( ) ! 0
!
' ? !
!

$ ! memiliki ke$i baris


( ) ! 0
!

i
i
$

, yang komponen utama ke$i nya ditetapkan memiliki varians I. Iaitu


( )
( )



!!
' ? !
! !
' ? !
!
' ? !
! !
0
! ! !
0
!
' ? !
!
' ? !
! !
0
!
' ? !
!
! 0
!
' ? !
!
! ! ! ! ! $ $ ! $ $ ! ! $ $ ! $ ! Cov
.
Akibatnya, 6 9 A-
*!,
9
( ) ! 0
!
' ? !
! !
0

$ ! $ E dapat diinterpretasikan sebagai(


!. 4ransformasi dari -
*!,
ke komponen utama standar yang tidak berkorelasi,
'. "otasi orrthogonal $
1
yang ditentukan oleh
!!
, dan
). "otasi E% yang ditentukan dari matriks kovarian penuh <.
Analisis Korelasi Kanonik
!'
Interpretasi serupa berlaku untuk
( ) '
X V .
2.$ Var&a"& Kan*n&k Sa!5el Dan K*rela"& Kan*n&k Sa!5el
%ampel aak dari n observasi pada masing$masing variabel dari *p J ., variabel
-
*!,,
-
*',
dapat digabungkan kedalam **p J ., + n, data matriks
( )
( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
[ ]
n
pn p p
n
n
pn p p
n
n
x x x
x x x
x x x
x x x
x x x
x x x
x x x
,..., ,
' !
' '
'
'
!
'
'
'
''
'
'!
'
!
'
!'
'
!!
! !
'
!
!
!
'
!
''
!
'!
!
!
!
!'
!
!!
'
!

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

1
]
1

dimana
( )
( )
1
1
]
1

'
!
&
&
&
x
x
x
,2-11.
Adapun vektor rata$rata sampelnya adalah
( )
( )
( )
1
1
]
1

+
'
!
!
x
x
x
x q p
dimana
( )
( )

n
&
&
x
n
x
!
!
! !
dan
( )
( )

n
&
&
x
n
x
!
'
' !
,2-13.
Analisis Korelasi Kanonik
!)
Dan matriks kovarian sampel dapat ditulis
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
1
1
1
1
]
1

+ +
qxq qxp
pxq pxp
q p x q p
' '
' '
'
'' '!
!' !!

dimana
( )
( )
( )
( )
( )
( )
0
!
!
! l
l
&
n
&
k
k
& kl
x x x x
n
'

, k,l 9 !, ' ,2-14.


Kombinasi linear
( ) !
0
x a U

,
( ) '
0
x b V

,2-26.
memiliki korelasi sampel


b ' b a ' a
b ' a
r
V U
!'
0
!'
0
!'
0
,
,2-21.
Pasangan pertama dari variasi kanonik sampel dalam kombinasi linear
!

U
dan
!

V
memiliki unit varian sampel yang memaksimumkan rasio *'$'!,. Pada umumnya,
ke$k pasangan variasi kanonik sampel adalah pasangan dari kombinasi linear
k U

dan
k V

yang memiliki unit varian sampel yang memaksimumkan *'$'!, diantara


kombinasi linear yang tidak berkorelasi dengan k$! variasi kanonik sampel yang
sebelumnya.
Korelasi sampel antara
k U

dan
k V

dinamakan korelasi kanonik sampel.


2ariasi sampel kanonik dan korelasi kanonik sampel dapat diperoleh dari matriks
kovarian sampel %
!!
, %
!'
9 %
'!
>, dan %
''
dengan ara yang bersesuaian dengan persoalan
yang dibahas dalam '.!.
Analisis Korelasi Kanonik
!3
Ak&)at 2.2. /isalkan
' '
'
'
!
...


p

adalah p order nilai eigen dari
' ? !
!! '!
!
'' !'
' ? !
!!

' ' ' ' ' vektor eigen yang berkoresponden dengan
p
e e e

,..., ' , !

dimana
kl
'
didefinisikan pada *'$!F, dan
. q p
/isalkan
q
f f f

,...., ,
' !
menjadi
vektor eigen dari
' ? !
'' !'
!
!! '!
' ? !
''

' ' ' ' ' dimana p yang pertama
s 0

f
diperoleh dari
. ,..., ' , ! ,
!
' ? !
!! '!
' ? !
''
p k e ' ' ' ' f k
k
k

,
_

Pasangan variasi kanonik sampel ke$k


adalah
( ) ( )

0 0
' ' ? !
''
0 ! ' ? !
!!
0
dan
k k b
k
k
a
k k x ' f V x ' e U



dimana +
*!,
dan +
*',
adalah nilai variabel
dari -
*!,
dan -
*',
untuk unit ekperimen khusus. 2ariasi kanonik sampel pertama
mempunyai korelasi sampel maksimum


!
, ! !

V U
r . 6ntuk pasangan ke$k


k
V U k k
r
,

dan korelasi ini merupakan kemungkinan terbesar diantara kombinasi linear yang tidak
berkorelasi dengan k$! variasi kanonik sampel sebelumnya. @umlah

p
,..., ,
' !

adalah korelasi kanonik sampel. @ika ( )
! !'
p ' rank p > , maka korelasi kanonik sampel
tak nol adalah

! ' !
,..., ,
p

.
Analisis Korelasi Kanonik
!7
@ika observasi distandardisasikan, maka data matriks menjadi
( )
( )
[ ]
( )
( )
1
1
]
1


1
]
1

'
!
' !
'
!
dengan ,..., ,
&
&
& n
(
(
( ( ( (
Z
Z
Z
dan variasi kanonik sampel menjadi (
( )
( )
( )
( ) '
!
!
!
1 ( V ( ! U (
qx
(
px

,2-22.
dimana
. dan
' ? !
''
' ? !
!!
) ) ! ! ( (


Korelasi kanonik sampel tidak efektif dengan
standardisasi. %ebagai atatan bahwa # ) )
' ? !
''
' ? !
!!
untuk observasi standard.
2.' Ukran De"kr&5"& Pena!)a#an Sa!5el
@ika variasi kanonik memberikan kesimpulan yang bagus dari masing$masing
himpunan variabel, maka persekutuan antara variabel$variabel dapat digambarkan
dalam bagian variasi kanonik dan korelasinya. Ini berguna untuk mendapatkan ukuran
kesimpulan dari tingkat dimana variasi kanonik menginformasikan untuk masing$
masing himpunan. Dan juga berguna ketika menghitung proporsi varian dalam suatu
himpunan variabel yang dijelaskan oleh variasi kanonik dari himpunan lain.
2.'.1 Penak"&ran +ar& Matr&k" Ke"ala#an
Analisis Korelasi Kanonik
!=
Diberikan matriks
( ) ( )
0
' !
0
' ! ,..., , 1 ,..., ,
1
]
1

1
]
1


q
qxq
p
pxp
b b b a a a ! . /isalkan
( ) i
a
K
dan
( ) i
b
K
menotasikan ke$i kolom dari
!
K

!
dan
!
K

berturut$turut. Karena
( ) !
K K
x ! U
dan
( ) '
K K
x V
maka,

( )
( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )


!
!
'
! !
!
!
!
1
qx qxq qx px pxp px
V x U ! x ,2-2$.
Karena sampel
K
!'
K K K
, ' ! V U Cov

,
_

, sampel
( ) pxp
# ! ' ! U Cov

,
_

0
K
!!
K K
dan sampel
( ) qxq
# ' V Cov

,
_

0
K
''
K K
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 0 0 ' '
'
0 ! !
!
!
'
!
!
!'
... A
A A
A A
A A
p p
p
p
b a b a b a ! '

+ + +

,
_

1
1
1
1
1
1
]
1

,2-2'.
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
0 0
' '
0
! !
0
! !
!!
...
p p
a a a a a a ! ! '

+ + +

,
_

,
_

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
0 0
' '
0
! !
0
! !
''
...
p p
b b b b b b '

+ + +

,
_

,
_

Analisis Korelasi Kanonik


!;
Karena ( )

U ! x
! ! dan

U
memiliki kovarians sampel I , r kolom petama dari
!

!
memuat kovarian sampel dari r variasi kanonik pertama
r U U U

,..., , ' !
dengan
variabel komponennya
( ) ( ) ( ) ! !
'
!
!
,..., ,
p
X X X
. Demikian pula r kolom pertama dari
!

memuat kovarian sampel


r V V V

,..., , ' !
dengan variabel komponennya. @ika pasangan
r kanonik pertama digunakan maka dimisalkan,
( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
1
1
1
1
1
]
1

1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

1
]
1


r
r
r
r
V
V
V
b b b x dan
U
U
U
a a a x

'
!
' !
'
'
!
' !
!
,2-2/.
sehingga %
!'
diperkirakan :ov
( ) ( )
( )
' !
, x x .
%elanjutnya, penaksiran untuk matriks kesalahannya adalah
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
0 0
! !
0 0
' '
0
! !
!!
... ...
p p r r r r
a a a a a a a a a a '

+

+

+ +

,
_

+ + +
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
0 0
! !
0 0
' '
0
! !
''
... ...
q q r r r r
b b b b b b b b b b '

+

+

+ +

,
_

+ + +
,2-20.
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
0
0 ! !
!
0 0
' '
'
0 ! !
! !'
... ...
p p
p
r r
r
r r
r
b a b a b a b a b a '

+ +

,
_

+ + +
Penaksir matriks kesalahan *'$'=, dapat diinterpretasikan sebagai kesimpulan
dari gambaran seberapa baik r variasi kanonik sampel yang pertama menghasilkan
matriks kovarian sampel. Pola entr* yang terbesar dalam baris atau kolom dari
penaksiran matriks kesalahan menandakan hal yang kurang baik terhadap variabel
koresponding.
Analisis Korelasi Kanonik
!E
Biasanya r variasi yang pertama melakukan kerja yang baik untuk menghasilkan
elemen dari %
!'
9 %>
!'
daripada elemen dari %
!!
atau %
''
. %eara matematis, ini terjadi
karena matriks sisa pada persoalan yang lalu seara langsung berhubungan dengan p L r
korelasi sampel kanonik terkeil. Korelasi ini biasanya tertutup terhadap nol. Disisi lain,
matriks sisa bersesuaian dengan penaksiran matriks %
!!
dan %
''
hanya bergantung pada p
L r yang sebelumnya dan . L r vektor koefisien. Mlemen$elemen dalam vektor ini relatif
besar, dan karena itu matriks sisa memiliki entr* yang besar.
2.'.2 Pr*5*r"& +ar& Var&an Sa!5el 7ang D&keta#&
Ketika observasi distandardisasi, matriks kovarian '
kl
merupakan matriks
korelasi +
kl
. 2ektor koefisien kanonik merupakan baris dari matriks
( !

dan
(

serta
kolom
!

( !
dan
!

(
yang merupakan korelasi sampel antara variasi kanonik dan
variabel komponennya. Khususnya,

( )
! !
!
, ,

,
_

,
_

Z ( ! U U ! Cov sampel U ( Cov sampel


dan
( )
! !
'
, ,

,
_

,
_

Z ( V V Cov sampel V ( Cov sampel


( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
1
1
1
1
1
1
]
1

1
]
1

!
,
!
, '
!
, !
!
'
,
!
'
, '
!
'
, !
!
!
,
!
!
, '
!
!
, !
,..., ,
' ! !
p
x p
p
x
p
x
x p x x
x p x x
U U U
U U U
U U U
p
( ( ( Z
r r r
r r r
r r r
a a a !

Analisis Korelasi Kanonik


!F
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
1
1
1
1
1
1
]
1

1
]
1

'
,
'
, '
'
, !
'
'
,
'
'
, '
'
'
, !
'
!
,
'
!
, '
'
!
, !
,..., ,
' ! !
q
x q
q
x
q
x
x q x x
x q x x
V V V
V V V
V V V
q
( ( ( Z
r r r
r r r
r r r
b b b

,2-21.
dimana ( ) ( ) '
,
!
,
k
x i
k
x i V U
r dan r

adalah koefisien korelasi sampel antara elemen yang ditulis.
Dengan menggunakan *'$'3, dan observasi standar, maka
4otal varian sampel standar dalam himpunan pertama
( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
p a a a a a a tr + tr
p
(
p
( ( ( ( (

,
_

+ + +

0 0
' '
0
! !
!!
...
4otal varian sampel standar dalam himpunan kedua
( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
q b b b b b b tr + tr
q
(
q
( ( ( ( (

,
_

+ + +

0 0
' '
0
! !
''
...
,2-23.
Karena korelasi dalam r N p kolom pertama dari
!

( !
dan
!

(
hanya melibatkan
variasi kanonik sampel
r U U U

,..., , ' !
dan
r V V V

,..., , ' !
berturut$turur, kita
definisikan kontribusi dari r variasi kanonik yang pertama terhadap total varians sampel
standar sebagai
( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )

,
_

+ + +
r
i
p
k
U
p
(
p
( ( ( ( (
k
x i
r a a a a a a tr + tr
! !
'
0 0
' '
0
! !
!!
!
,
...
dan
( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )

,
_

+ + +
r
i
p
k
x i V
q
(
q
( ( ( ( (
k
r b b b b b b tr + tr
! !
,
'
0 0
' '
0
! !
''
'
...
.
Proporsi dari total varian sampel standar dijelaskan dengan r variasi kanonik yang
pertama menjadi(
Analisis Korelasi Kanonik
'A
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
p
r
+ tr
a a a a tr
U U U
+
r
i
p
k
U
r
(
r
( ( (
r
U U U (
k
( i
r



,
_

+ +

,
_

! !
'
!!
0 0
! !
' !
'
,..., ,
!
,
' !
!
...
,..., , oleh dijelaskan yang
pertama himpunan dalam standar sampel varian total dari proporsi
dan
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
q
r
+ tr
b b b b tr
V V V
+
r
i
q
k
V
r
(
r
( ( (
r
V V V (
k
( i
r



,
_

+ +

,
_

! !
'
''
0 0
! !
' !
'
,..., ,
!
,
' !
'
...
,..., , oleh dijelaskan yang
pertama himpunan dalam standar sampel varian total dari proporsi
,2-24.
6kuran deskripsi diatas memberikan petunjuk seberapa baik variasi kanonik
menggambarkan masing$masing himpunannya yang memberikan deskripsi nilai tunggal
dari matriks kesalahannya, terutama
( ) ( ) ( ) ( )
( )
'
,..., ,
0 0
! !
!!
' !
!
! ...
!
r U U U (
r
(
r
( ( ( + a a a a + tr
p

,
_



( ) ( ) ( ) ( )
( )
'
,..., ,
0 0
! !
''
' !
'
! ...
!
r V V V (
r
(
r
( ( ( + b b b b + tr
q

,
_

+ +

Analisis Korelasi Kanonik
'!
berdasarkan *'$'E, dan *'$'F,.
2./ Ke"&!5lan Sa!5el Be"ar
Ketika <
!'
9 A maka a>-
*!,
dan b>-
*',
memiliki kovarians a><
!'
b 9 A untuk
semua vektor a dan b. Akibatnya semua korelasi kanonik haruslah nol sehingga analisis
kanonik tidak diteruskan lagi. 5asil selanjutnya memberikan ara untuk menguji <
!'
9 A
untuk sampel besar.
/isalkan(
( )
( )
n &
X
X
X
&
&
&
,..., ' , ! ,
'
!

1
1
]
1

merupakan sampel aak dari populasi O


*pJ.,
*P, <,
dengan
( ) ( )
( ) ( )



1
1
1
1
1
]
1

qxq qxp
pxq pxp
'' '!
!' !!

4es rasio likelihood dari 5


A
( <
!'
9
( ) pxq
A
melawan 5
!
( <
!'
Q
( ) pxq
A
menolak 5
A
untuk
nilai yang besar dari

,
_

,
_


p
! i
'
'' !!
$ ! ln n ln n ln '
i
'
' '

,2-$6. dimana
Analisis Korelasi Kanonik
''
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
1
1
1
1
]
1

+ +
qxq qxp
pxq pxp
q p x q p
' '
' '
'
'' '!
!' !!

adalah estimator tak bias dari . 6ntuk n yang besar, tes


statistik *'$)A, mendekati variabel aak yang berdistribusi :hi$kuadrat ( )
'
.
BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
$.1 8*nt*# Ka""
Dalam sebuah sekolah dasar terdapat beberapa siswa yang diukur kemampuan
membaa dan berhitungnya. Dengan
( )
/embaa Keepatan
!
!
X
( )
/embaa Kekuatan
!
'
X
( )
Berhitung Keepatan
'
!
X
( )
/embaa Kekuatan
'
'
X , sehingga bentuk
matriks korelasi sampelnya seperti dibawah ini(
1
1
1
1
]
1

1
]
1

AA , ; AA , ' AA , ) AA , !
AA , ' AA , = AA , ! AA , )
AA , ) AA , ! AA , 7 AA , '
AA , ! AA , ) AA , ' AA , E
'' '!
!' !!
+ +
+ +
+
$.2 Peng*la#an Data
Analisis Korelasi Kanonik
')
Korelasi kanonik sample dan variasi kanonik sampel dijabarkan dalam
perhitungan berikut ini(
&.
1
]
1

AA , 7 AA , '
AA , ' AA , E
!!
+
&&.
A
!!
# +
( )( ) ( )
AA , 3 AA , F
A AA , )= AA , !)
A AA , ' AA , 7 AA , E
A
AA , 7 AA , '
AA , ' AA , E
A
! A
A !
AA , 7 AA , '
AA , ' AA , E
' !
'
'

+

1
]
1

1
]
1

dan
&&&. 6ntuk
AA , F
!

7A , A , AA , ! (
3 AA , '
AA , '
AA , F AA , 7 AA , '
AA , F AA , ' AA , E
AA , F
AA , 7 AA , '
AA , ' AA , E
!' !!
!' !!
!! !'
!! !' !!
!! !' !!
!'
!!
!'
!!

+
+
1
]
1

1
]
1

1
]
1

e maka e misal
e e
e e
e e e
e e e
e
e
e
e
@adi,
1
]
1

37 , A
EF , A
!
e
6ntuk
AA , 3
'

7A , A , AA , ! (
'
' AA , 3
AA , 3 AA , 7 AA , '
AA , 3 AA , ' AA , E
AA , 3
AA , 7 AA , '
AA , ' AA , E
'! ''
'! ''
'' '!
'! '' '!
'! '' '!
''
'!
''
'!



+
+
1
]
1

1
]
1

1
]
1

e maka e misal
e e
e e
e e e
e e e
e
e
e
e
Analisis Korelasi Kanonik
'3
@adi,
1
]
1

EF , A
37 , A
'
e
&9.

k
i
i i i
e e +
!
0 ' ? !
!!

[ ] [ ]
1
]
1

1
]
1

+
1
]
1

1
]
1

+
1
]
1

3; , A A; , A
A; , A )= , A
3A , A 'A , A
'A , A !A , A
A; , A !) , A
!) , A '= , A
EF , A 37 , A
EF , A
37 , A
3
!
37 , A EF , A
37 , A
EF , A
F
!
! !
!
0
' '
'
0
! !
!
!
0 ' ? !
!!
e e e e
e e +
k
i
i i
i

1
]
1

AA , ; AA , '
AA , ' AA , =
''
+
( )
1
]
1

1
]
1

1
]
1

!= , A A7 , A
A7 , A !E , A
AA , = AA , '
AA , ' AA , ;
A) , A
AA , = AA , '
AA , ' AA , ;
, ' * ; =
!
'
!
''
x
+

' ? !
!! '!
!
'' !'
' ? !
!!

+ + + + +
1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
]
1


1
]
1

1
]
1

1
]
1


1
]
1

1
]
1

1
]
1

'E , A A3 , A
A3 , A '= , A
3; , A A; , A
A; , A )= , A
=A , A A! , A
A) . A ;) , A
3; , A A; , A
A; , A )= , A
3) , A )! , A
A) . A 7F , A
)3 , ! =E , A
!7 , A !7 , !
3; , A A; , A
A; , A )= , A
) !
! )
!= , A A7 , A
A7 , A !E , A
) !
! )
3; , A A; , A
A; , A )= , A
Oilai eigen
'
!

dan
'
'

diperoleh dari(
( )( ) ( )
A A; , A 73 , A
A A3 , A 'E , A '= , A A
'E , A A3 , A
A3 , A '= , A
A
! A
A !
'E , A A3 , A
A3 , A '= , A
'
'
+

1
]
1

1
]
1

Analisis Korelasi Kanonik


'7
'
!! , A 73 , A
'
A! , A 73 , A
'
3
'
!'
t

a
a" b b

@adi,
3= , A '' , A
7; , A )' , A
'
'
' '
!
'
! !

,
_

,
_



Pasangan variasi kanonik

,
_


! !,V U
dan

,
_


' ' ,V U
adalah sebagai berikut(
Diketahui
7; , A
!

dan vektor eigen


!
e
nya yaitu (
;7 , ; AA , ! (
A3 , A
)! , A
)! , A A3 , A
7; , A 'E , A A3 . A
7; , A A3 , A '= , A
7; , A
'E , A A3 , A
A3 , A '= , A
!' !!
!! !'
!! !'
!' !' !!
!! !' !!
!'
!!
!'
!!


+

1
]
1

1
]
1

1
]
1

e maka e ,isal
e e
e e
e e e
e e e
e
e
e
e
@adi,
1
]
1

FF , A
!) , A
!
e
1
]
1

1
]
1

1
]
1

3; , A
!' , A
FF , A
!) , A
3; , A A; , A
A; , A )= , A
!
' ? !
!!
! e + a
!
' ? !
!! '!
' ? !
'' !
e + + + f

dan
!
' ? !
''
! f + b

, maka
1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
]
1


1
]
1

!= , A
AE , A
3; , A
!' , A
3) , A )! , A
A) , A 7F , A
3; , A
!' , A
) !
! )
!= , A A7 , A
A7 , A !E , A
!
'!
!
''
! a + + b
( )
[ ] [ ] '; , A
!= , A
AE , A
'E , ! EA , A
!= , A
AE , A
AA , ; AA , '
AA , ' AA , =
!= , A AE , A
! !
''
0
!
'
0
! !

1
]
1


1
]
1

1
]
1

,
_

,
_


b + b ( b Var V Var
Analisis Korelasi Kanonik
'=
Dengan menggunakan 7' , A '; , A , maka
1
]
1

1
]
1

)! , A
!7 , A
!= , A
AE , A
7' , A
!
! b
. @adi,
pasangan variasi kanonik sampel pertama yaitu

,
_


! !,V U
sebagai berikut(
7; , A
!

,
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) '
'
'
!
'
0
! !
!
'
!
!
!
0
! !
)! , A !7 , A
3; , A !' , A
( ( ( b V
( ( ( a U




Diketahui
3= , A
'

dan vektor eigen


'
e
nya yaitu (
AA , 7 AA , ! (
A3 , A
'A , A
'A , A A3 , A
3= , A 'E , A A3 . A
3= , A A3 , A '= , A
3= , A
'E , A A3 , A
A3 , A '= , A
'' '!
'! ''
'! ''
'' '' '!
'! '' '!
''
'!
''
'!


+

1
]
1

1
]
1

1
]
1

e maka e ,isal
e e
e e
e e e
e e e
e
e
e
e
@adi,
1
]
1

FE , A
'A , A
'
e
1
]
1

1
]
1

1
]
1

3; , A
!3 , A
FE , A
'A , A
3; , A A; , A
A; , A )= , A
'
' ? !
!!
' e + a
'
' ? !
!! '!
' ? !
'' '
e + + + f

dan
'
' ? !
''
' f + b

, maka
1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
]
1


1
]
1

!= , A
!A , A
3; , A
!3 , A
3) , A )! , A
A) , A 7F , A
3; , A
!3 , A
) !
! )
!= , A A7 , A
A7 , A !E , A
'
'!
!
''
' a + + b
( )
[ ] [ ] 7; , A
!= , A
!A , A
)' , ! F' , A
!= , A
!A , A
AA , ; AA , '
AA , ' AA , =
!= , A !A , A
! '
''
0
'
'
0
' '

1
]
1


1
]
1

1
]
1

,
_

,
_


b + b ( b Var V Var
Analisis Korelasi Kanonik
';
Dengan menggunakan
;7 , A 7; , A
, maka
1
]
1

1
]
1

'! , A
!) , A
!= , A
!A , A
;7 , A
!
' b
. @adi,
pasangan variasi kanonik kedua yaitu

,
_


' ' ,V U
sebagai berikut(
3= , A
'

,
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) '
'
'
!
' 0
'
'
!
'
!
!
! 0
'
'
'! , A !) , A
3; , A !3 , A
( ( ( b V
( ( ( a U

dan
( )
( )
1
]
1

1
]
1

,
_

1
]
1

1
]
1

,
_


A7 , !; ;; , !3
') , )7 E= , ')
'! , A !) , A
)! , A !7 , A
,
! !; , !
E7 , ) E7 , )
3; , A !3 , A
3; , A !' , A
,
!
!
'
!
!
!
(
(
V ( Cov sampel
! U ( Cov sampel
Proporsi dari total varian sampel standar yang pertama adalah (
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
( ) ( ) ( ) ( ) [ ] AA , E ! !; , ! E7 , ) E7 , )
3
!
...
' ' ' '
! !
'
!!
0 0
! !
'
,..., ,
!
,
' !
!
+ + +

,
_

+ +


p
r
+ tr
a a a a tr
+
r
i
p
k
U
r
(
r
( ( (
U U U (
k
( i
r
dan proporsi dari total
varian sampel standar yang kedua adalah (
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
( ) ( ) ( ) ( ) [ ] 73 , 7E! A7 , !; ;; , !3 ') , )7 E= , ')
3
!
...
' ' ' '
! !
'
''
0 0
! !
'
,..., ,
!
,
' !
'
+ + +

,
_

+ +


q
r
+ tr
b b b b tr
+
r
i
q
k
V
r
(
r
( ( (
V V V (
k
( i
r
. %ehingga terlihat
Analisis Korelasi Kanonik
'E
bahwa proporsi dari total varian sampel standar yang kedua lebih baik dari
proporsi dari total varian sampel standar yang pertama.
4est signifikansi dari relasi kanonik kemampuan membaa dan berhitung siswa.
5
A
( 4idak ada hubungan antara kemampuan membaa siswa dengan
berhitung siswa.
5
!
( Ada hubungan antara kemampuan membaa siswa dengan berhitung
siswa.
5
A
ditolak jika
A
' !


, karena
7; , A
!

dan
3= , A
'

, dua korelasi
kanonik

dan

'

terlihat non(ero, atau dengan kata lain


A A
' !

dan
,
jadi 5
A
diterima.
BAB IV
KESIMPULAN
'.1 Ke"&!5lan
Analisis Korelasi Kanonik
'F
Dari pengolahan data pada bab sebelumnya, diketahui matriks korelasi
sampelnya adalah
1
1
1
1
]
1

1
]
1

AA , ; AA , ' AA , ) AA , !
AA , ' AA , = AA , ! AA , )
AA , ) AA , ! AA , 7 AA , '
AA , ! AA , ) AA , ' AA , E
'' '!
!' !!
+ +
+ +
+
, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa (
Analisis korelasi kanonik dari himpunan kemampuan membaa dan berhitung
siswa menggunakan variabel " menghasilkan dua korelasi kanonik dan dua
pasangan variasi kanonik yaitu korelasi kanonik 7; , A
!

dengan pasangan
variasi kanonik
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) '
'
'
!
' 0
! !
!
'
!
!
! 0
! !
)! , A !7 , A
3; , A !' , A
X X X b V
X X X a U


serta korelasi kanonik
3= , A
'

dengan pasangan variasi kanonik


( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) '
'
'
!
' 0
' '
!
'
!
!
! 0
' '
'! , A !) , A
3; , A !3 , A
X X X b V
X X X a U


.
Proporsi dari total varian sampel standar
( )
AA , E
'
,..., , ' !
!


r U U U (
+
dan
( )
73 , 7E!
'
,..., , ' !
'


r V V V (
+
, sehingga %ehingga terlihat bahwa proporsi dari total
varian sampel standar yang kedua lebih baik dari proporsi dari total varian
sampel standar yang pertama.
Analisis Korelasi Kanonik
)A
5
A
diterima karena
7; , A
!

dan
3= , A
'

, dua korelasi kanonik

dan

'


terlihat non(ero yang artinya tidak ada hubungan antara kemampuan membaa
siswa dengan berhitung siswa.
Analisis Korelasi Kanonik
)!

You might also like