You are on page 1of 7

BKF

Badan Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional Dan Industri Berwawasan Lingkungan

!endahuluan
1. Untuk azas transparansi dan akuntabilitas, kebijakan fiskal dirumuskan dalam bentuk produk hukum yang harus selalu berada pada koridor hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku Alat-alat Kebijakan Fiskal diran ang untuk mendukung kebijakan perekonomian nasional dengan memperhatikan beberapa perspektif kepentingan seperti
a. b. . d. Kepentingan masyarakat umum Arah kebijakan industri nasional Arah kebijakan sektor nasional yang lain !enerimaan negara "sebagai upaya pen apaian fis al sustainability#

2.

$. Untuk menjamin ketepatan, konsistensi, dan sinergi kebijakan fiskal dibidang sektor industri, !emerintah harus fokus pada peta panduan "roadmap# klaster industri prioritas yang dibangun berdasarkan
a. b. . !emilihan industri berdaya saing tinggi !emilihan produk-produk unggulan daerah %endorong tumbuhnya industri andalan masa depan

Kebijakan Fiskal diharapkan dapat mendukung ter&ujudnya tujuan pembangunan industri nasional yaitu "2' (ahun 2))' (entang Kebijakan *ndustri +asional#,
angka !anjang ,.membangun industri dengan konsep pembangungan yang-berkelanjutan yangdidasarkan pada pembangunan ekonomi,-pembangunan sosial dan lingkungan hidup/ b. angka menenga" ,
tumbuh dan berkembang memberikan sumbangan nilai tambah yang-berarti bagi perekonomian dan menyerap tenaga kerja0 menguasai pasar dalam negeri dan meningkatkan ekspor0 mendukung-perkembangan-sektor-infrastruktur0 memberikan sumbangan terhadap penguasaan teknologi nasional0 meningkatkan pendalaman struktur industri dan mendi1ersifikasi jenis-jenis produksinya0 tumbuh menyebar ke luar !ulau 2a&a.

a.

3ubungan Kebijakan *ndustri dengan Kebijakan Fiskal

3ilirisasi *ndustri !engembangan *ndustri 5trategis dll

Arah 4anKebijakan *ndustri +asional

5inkronisasi Kebutuhan Akan Kebijakan Fiskal 7ang-Bersifat ,


8*nsentif Untuk *ndustri 84isinsentif sektor hulu untuk pengembangan industri hilir 8!roteksi *ndustri

Alat Kebijakan Fiskal


8 Kebijakan !enerimaan +egara 8 Kebijakan Belanja +egara

(er apainya Kepentingan +asional 4an5inergi Antar 5ektor 9konomi

Arah dan Kebijakan 5ektor 6ain Kebijakan energi nasional &a&asan lingkungan "green e onomy# dll

Alat Kebijakan Fiskal


Kebijakan *ndustri 2enis Kebijakan Fiskal Alat Kebijakan Fiskal
!embebasan bea masuk Bea Keluar !!+-tidak dipungut:dibebaskan Fasilitas !!h Badan 5ubsidi sektor tertentu !ajak 4itanggung !ermerintah (arif Bea-%asuk

Kebijakan !endapatan +egara

*nsentif:4isinsentif
Kebijakan Belanja +egara

Bauran Kebijakan Fiskal

!rotektif

Kebijakan !endapatan +egara

B%A4 5afeguard

Insentif Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal

$a- )oliday dan In%estment &llowan'e INDUS$+I !I,NI+


1. *ntergrasi ekonomi yang-tinggi 2. %emberikan nilai tambah dan eksternalitas $. %emperkenalkan teknologi baru <. %emiliki peran strategis dalam ekonomi nasional
B#N$UK INS#N$IF 1. !embebasan !ajak !enghasilan badan untuk jangka &aktu =sampai dengan 1)-tahun. 2. (ambahan pengurangan !ajak !enghasilan sebesar =);selama 2-tahun.-

$a- )oliday

BID&N( US&)&*D&#+&) D#N(&N !+I,+I$&S $IN((I SK&L& N&SI,N&L


In%estment &llowan'e 1. %endukung di1ersifikasi ekonomi 2. %emperkuat struktur industri nasional $. %eningkatkan daya saing di pasar internasional <. %enyerap untuk tenaga kerja dan mendukung transfer-teknologi =. Berlokasi terutama di 6uar 2a&a dan Bali

B#N$UK INS#N$IF 1. *n1estment-allo&an e-"$);-dari nilai penanaman modal# 2. !enyusutan dan amortisasi diper epat0 $. !engurangan tarif !!h atas di1iden luar negeri0 <. !erpanjangan kompensasi kerugian

*nsentif !embebasan Bea-%asuk 4alam >angka !embangunan:!engembangan *ndustri


*ndustri yang dapat memanfaatkan , a. *ndustri yang menghasilkan barang. b. ? "tujuh# kategori *ndustri penghasil 2asa yaitu !ari&isata dan kebudayaan, transportasi:perhubungan, pelayanan kesehatan, pertambangan, konstruksi, telekomunikasi, dan kepelabuhan

(ahap !embangunan:!engembangan *ndustri


1. !embebasan bea masuk atas impor mesin 2. 4iberikan untuk jangka &aktu pengimporan selama 2 "dua# tahun. $. 4apat diperpanjang sesuai dengan jangka &aktu pembangunan : !engembangan industri

(ahap 5iap !roduksi

1. !embebasan bea masuk atas barang dan bahan untuk keperluan produksi untuk 2 tahun 2. dengan jangka &aktu pengimporan 2tahun $. 4apat diperpanjang 1-tahun

Contoh Kasus : Bauran Kebijakan Fiskal Sektor Pertambangan Mineral


Insentif fiskal
PP 52/2011 (Tax Allowance-Pengurangan PPh) Pembangunan dan perluasan smelter baru untuk seluruh provinsi kecuali pulau Jawa. PMK 130/2011 (Tax Holiday) Pembebasan PPh dalam jangka waktu tertentu. (Ind.logam dasar) PMK76/2012 Pembebasan Bea Masuk Impor Barang Modal untuk Kegiatan Penanaman Modal.

Tujuan Kebijakan adalah Hilirisasi Produk Pertambangan (Mineral) Subyek Kebijakan adalah Pengusaha Pertambangan dan Industri Smelter

Dis-insentif fiskal
Pengenaan bea keluar atas ekspor bijih mineral sebesar 20% dalam rangka mendorong pengembangan industri pengolahan dan pemurnian dengan PMK 75 Tahun 2012.
'

Contoh Kasus 2 : Bauran Kebijakan Fiskal pada Sektor Industri Kakao

Insentif fiskal
PP 52/2011 (Tax Allowance-Pengurangan PPh) Pembangunan dan perluasan industri kakao (10731) dan industri olahan makanan mengandung coklat (10732) PMK76/2012 Pembebasan Bea Masuk Impor Barang Modal untuk Kegiatan Penanaman Modal Industri Pengolahan Kakao

Tujuan Kebijakan adalah Hilirisasi Produk Kakao Subyek Kebijakan adalah Petani Kakao, Industri Kakao dan industri pengolahan makanan

Dis-insentif fiskal
Pengenaan bea keluar atas ekspor bijih kakao sebesar maksimal 15% dalam rangka mendorong pengembangan industri pengolahan kakao dengan PMK 75 Tahun 2012.

!ergeseran !roporsi #kspor Biji Kakao dan Kakao ,la"an


1<) 12) 1)) +ibu $on ') 2))) A) 1=)) <) 2) ) 1))) =)) )

Export Duty enter into force 1 April 2010

S"i.ting proportion o. e-ports

<))) $=)) $))) USD* $on 2=))

Bolume-Biji-Kakao )ol. *o+oa Beans

Bolume-Kakao-Clahan )ol. #ro+esse, *o+oa

3arga-Biji-Kakao *o+oa Beans #ri+e

Ekspor Kakao olahan meningkat : 82.000 ton (2009) 178.000 ton (2011). Ekspor Biji Kakao Turun : !9.000 ton (2009) 210.000 ton (2011) Ekspor "ahan "aku turun #roporsi pasar "iji kakao 2010 (se"elum pengenaan BK) E$port : %omestik & 72' : 28' Target proporsi pasar "iji kakao 201( E$port : %omestik & (0' : (0'

K95*%!U6A+
1. Alat-alat Kebijakan Fiskal diran ang dalam rangka mendukung kebijakan perekonomian nasional dengan memperhatikan beberapa perspektif kepentingan seperti
a. b. . d. Kepentingan masyarakat umum Arah kebijakan industri nasional Arah kebijakan sektor nasional yang lain !enerimaan negara "sebagai upaya pen apaian fis al sustainability#

2. $.

9fektifitas Alat Kebijakan Fiskal dalam upaya peningkatan daya saing sangat ditentukan dengan penentuan tujuan dan subyek kebijakan serta pilihan bauran kebijakan fiskal yang o ok. Untuk azas transparansi dan akuntabilitas, kebijakan fiskal dirumuskan dalam bentuk produk hukum yang harus selalu berada pada koridor hukum sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku

!ermasalahan-umum-dalam-pengajuan-insentif
*nformasi-teknis-yang-kurang-memadai - !resentasi:pengajuan- enderung-profile business - Fragmented !emahaman-terhadap-insentif-yang-kurang-lengkap - Economy driven - Limited period - (ransparan - +etral %asalah-lain, - Transfer pricing - Transfer know how terbatas:tidak-ada - >oyalti-di-retain di-negara-asal

$#+IM& K&SI)

You might also like