You are on page 1of 23

Kekompakan Kelompok Sebelumnya kita melihat bahwa kemampuan individu sebagai anggota di dalam sebuah tim olahraga biasanya

ditentukan oleh keberhasilan tim olahraga (Widmeyer 1990). Bagaimanapunjuga telah ditekankan bahwa sebuah tim mungkin memiliki banyak sumber daya untuk menarik potensi produktivitas (kemungkinan tingkat kinerja) yang sangat tinggi sedangkan variabel tingkat kelompok mungkin terbatas atau bahkan dapat menghambat ini. Satu bentuk yang dapat menyediakan penambahan hubungan antara potensi produktivitas dan kinerja adalah kesatuan kelompok atau kekompakan tim. !erlihat bahwa tim yang kompak lebih mungkin untuk men"apai kesuksesan dalam men"apai kinerja yang optimal dan banyak "ontoh anekdot dari tim yang "endrung memiliki kemampuan individu yang relati# rendah namun memiliki tingkat kekompakan yang tinggi di luar per#orma tim dengan terang$ terangan tingkat potensi produktivitas tinggi tetapi rendah kekompakan. Bab ini akan membahas kekompakan kelompok dalam tim olahraga dengan mende#inisikan kekompakan kelompok melihat suatu usulan model dari kekompakan kelompok mempelajari dampak sebuah kekompakan pada kinerja dan hasil psikologis lain di dalam tim olahraga prediksi dan penentuan kekompakan. Apakah yang dimaksud dengan kekompakan kelompok? %ajian tentang kekompakan kelompok dalam olahraga telah mun"ul dari literatur dinamika kelompok dalam sosial psikologi dan dide#inisikan sebagai kekuatan sosial yang mempertahankan atraksi antara anggota kelompok dan perlawanan dari kelompok pengganggu. &arron dan kolega (&arron 19'() &arron et al. 19'*) &arron dan +ausanblas 199') mengusulkan sebuah kerangka konseptual kekompakan kelompok dalam olahraga yang memperhitungkan #aktor yang berkontribusi dalam pembentukan kekompakan kelompok dan dampak dari kelompok yang kompak terhadap hasil kinerja tim. ,odel ini diperlihatkan pada #igur -.(. %ekompakan tim dipandang sebagai #ungsi dari pribadi tim kepemimpinan dan situasi atau #aktor lingkungan. .aktor pribadi men"erminkan atribut psikologis pribadi bersama dari anggota tim seperti tujuan bersama dan motivasi untuk sukses. /ni seperti tingkatan seseorang misalnya masing$masing anggota melaporkan keberhasilan diri dalam tugasnya atau di tingkat kelompok seperti tingkat keberhasilan se"ara kolekti# dari tim se"ara keseluruhan dan dukungan dan pemeliharaan norma$norma pada kelompok seperti produkti#itas dan norma kinerja. /ni digabungkan dengan kekompakan tetapi mungkin bertindak bersamaan atau berinteraksi dengan #aktor$#aktor pribadi seperti tugas untuk keberhasilan pribadi. 0elatih memiliki potensi untuk mempengaruhi kesinambungan kelompok dan #aktor$#aktor kepemimpinan mungkin mempengaruhi keterpaduan se"ara langsung maupun tidak langsung melalui meditasi pribadi dan #aktor dari tim. 0elatih bertanggung jawab dalam meresapi suasana motivasi dan norma kelompok yang beroperasi pada tim yang berlatih dan situasi yang kompetiti#

Faktor pribadi: Kepuasan Kesamaan pengalama Faktor Tim: Keberhasila n sebelumny a Komunikasi Tujuan tim Pentingnya Faktor kepemimpinan Usaha dalam mengembang kan kekompakan Faktor lingkungan: Ukuran kelompok

%ekompakan !im !ugas sosial

Hasil Kelompok Stabilitas tim Efektifitas kinerja absolut Efektifitas kinerja relatif Pentingnya tujuan Hasil individu Hasil perilaku Efektifitas kinerja absolute Efektifitas kinerja relatif Pentingnya tujuan

.igur -.( &arron1s (19'() model ante"edents dan hasil kekompakan kelompok dalam olahraga Sumber2 &arron (19'(2 131) yang telah diperlihatkan dalam mempengaruhi variabel pribadi seperti tugas keberhasilan pribadi dan keberhasilan kolekti#. 4khirnya #aktor situasi yang meliputi #isik dan kedekatan #ungsional dari anggota tim seperti kedekatan di lapangan tapi juga dalam hal hidup dan sosialisasi. 0enelitian telah menunjukkan bahwa tim menghabiskan lebih banyak waktu bersama di barak perumahan pelatihan guna meningkatkan kekompakan (5ainey and S"hwei"kert 199') dan hal ini terlihat pada pertengahan akhir dan awal musim di barak pelatihan tempat pemain tinggal berlatih dan bersosialisasi bersama di tempat mereka berbagi. Se"ara bersama #aktor ini istilah masukan oleh &arron (19'() yang dilihat sebagai pengaruh latihan kekompakan yang menengahi pengaruh variabel masukan pada kelompok dan hasil individu. +asil ini menyertakan hasil kelompok sebagai kinerja dan tingkat variabel tim seperti kestabilan tapi juga mungkin untuk mempengaruhi hasil kinerja individu dan

hasil psikologis seperti kepuasan. Seksi selanjutnya akan mengidenti#ikasi si#at kekompakan kelompok dalam tim olahraga dan memeriksa hubungan antara #aktor utama pada kerangka &arron ( 19'( ) kekompakan kelompok.

Model konseptual kekompakan kelompok dan pengukurannya &arron et al (19'*) mengidenti#ikasi dua keterkaitan dari dimensi yang independen dari kekompakan yaitu atraksi individu terhadap kelompok atau integrasi kelompok dan tugas atau alasan sosial untuk keterlibatan dengan kelompok ini memun"ulkan ( 6 ( kerangka untuk kekompakan kelompok pada #igur -.3

4traksi individu 4traksi individu terhadap terhadap kelompok 7 !ugas kelompok 7 so"ial /ntegrasi /ntegrasi %elompok 7 %elompok 7 !ugas Sosial 4traksi individu :imensi %epada kekompakan kelompok /ntegrasi kelompok .igur -.3 &arron et al.1s (19'*) (6( kerangka kekompakan kelompok Sumber2 &arron et al. (19'*2 (8') yang mana persepsi individu dari kekompakan tim dapat ditandai dengan pro#il dari peningkatan skor dari atraksi individu kepada kelompok sosial (4!9$S) atraksi individu untuk tugas kelompok (4!9$!) sosial integrasi kelompok (9/$S) dan tugas integrasi kelompok (9/$!). :imensi ini diukur pada skala dari kuesioner kelompok lingkungan (9;<) instrumen psikometrik berstandar yang divalidasi untuk pengukuran kekompakan kelompok di tim olahraga. Skala ini menunjukkan validitas dan reliabilitas yang sesuai (&arron et al. 19'*). 0ada 9;< item integrasi kelompok meminta responden pada kesatuan tim yang terlibat pada tugas atau moti# sosial. 4traksi individu dalam kelompok men"erminkan moti# pribadi dalam mempertahankan penyatuan tim. Hubungan Kinerja Kekompakan +ipotesis bahwa kekompakan tim akan lebih berhasil sesuai dengan &arron et al =s (19'*) model konseptual telah diuji dalam sebuah studi meta analyti" yang dari 8> studi diadopsi 9;< untuk mengukur kekompakan dalam aturan olahraga. Besar rata$rata kebenaran dampak ukuran korelasi yang terlihat pada kekompakan kelompok 7 hubungan per#orma kelompok. Selain itu kekompakan kelompok juga memperkirakan kinerja individu

dalam tim (Bray dan Whaley (001). Selanjutnya ethnographi" studi yang mengadopsi pendekatan kualitati# juga telah didukung oleh persepsi bahwa kekompakan tim menghasilkan kinerja unggul (+olt dan Sparkes (001). Se"ara keseluruhan keakuratan bukti dari studi ini menganjurkan kepada tim yang memiliki kekompakan yang bagus akan memberikan kinerja yang lebih baik. 0enelitian juga telah berusaha untuk menguji mekanisme yang mungkin dapat menjelaskan hubungan kinerja kerjasama kelompok. :engan menggunakan manipulasi sederhana 9rieve Whelan dan ,eyers ((000) menemukan bahwa mereka mampu mengubah tingkat kekompakan dalam triadi" tim basket. ,anipulasi berhasil men"iptakan tim dengan kekompakan yang tinggi dan rendah tetapi %ekompakan tim memberikan sedikit dampak pada kinerja. ?amun kinerja memiliki memiliki dampak yang kuat terhadap kekompakan tim sehingga tim yang menang adalah yang memiliki kekompakan yang tinggi. /ni didukung oleh penelitian yang telah memeriksa hubungan timbal balik dari kekompakan kelompok terhadap kinerja (e.g. ,ullen dan &opper 1998). Studi ini menjawab pertanyaan2 4pakah kesuksesan kinerja menghasilkan kekompakan atau apakah kekompakan menghasilkan kesuksesan kinerja 4tau keduanya@ Studi ini mengadopsi desain korelasi a "ross lagged yang mana kekompakan dan kinerja diukur se"ara bersamaan pada satu waktu dan dilanjutkan pada waktu yang kedua. %orelasi sebagian "ross lagged kemudian dihitung untuk diusulkan sebagai hubungan timbal balik sambil mempertahankan pengaruh variabel 1 terhadap variabel konstan yang dependen. /ni diilustrasikan pada #igur -.8. +ubungan timbal balik dapat didukung jika korelasi "ross lagged adalah sama dan arah kausalitas dapat disimpulkan jika sebuah korelasi se"ara signi#ikan lebih tinggi daripada yang lain. ,eta$analisis dari studi longitudinal terhadap hubungan per#orma kekompakan kelompok pada banyak situasi yang kompetiti# yang mendukung hubungan sebab akibat dari per#orma kepada kekompakan (,ullen dan &ooper 1998). ?amun studi panel "ross lagged menemukan hanya dukungan yang lemah terhadap hubungan sebab akibat antara kekompakan dan kinerja dalam konteks olahraga (e.g. Slater dan Sewell 1998). Studi lain yang diperlukan untuk menguji hubungan ini dengan menggunakan desain yang kuat untuk menguji kebenaran hubungan ini dalam literatur psikologi olahraga.

Kekompakan Kelompok

Kekompakan Kelompok

kinerja Tim

kinerja Tim

.igur -.8 Sebuah model "ross lagged dari hubungan antara kekompakan kelompok dan kinerja

Banyak penelitian tentang hubungan kekompakan dan kinerja pada kelompok yang di#okuskan pada tim olahraga yang mana kelompok lingkungan melibatkan interaksi yang konstan diantara anggota anggota tim dan tim lawan. Beberapa penelitian di#okuskan pada peranan kekompakan yang dimainkan dalam tim olahraga yang mana ada sedikit atau tidak ada interaksi sama sekali antara anggota tim ataupun tim oposisi. Sebagai "ontoh ,atheson ,athes dan ,urray (199>) membandingkan perubahan pada tingkatan interaksi kekompakan kelompok (gol# basket) dan "oa"ting olahraga (berenang senam) pada musim sebelum$ pertengahan $ dan akhir. !erdapat perubahan se"ara signi#ikan pada atraksi dimensi tugas kelompok pada kelompok musim pertengahan menyarankan bahwa pengalaman pada semua musim olahraga "enderung untuk mendorong meningkatkan kekompakan meskipun hanya sedikit upaya dalam peningkatan kekompakan yang sudah ber#ungsi dalam interaksi tim olahraga. :alam menindaklanjuti analisis ,atheson et al. (199-) meneliti dampak dari hasil (kemenangan dan kekalahan) terhadap kekompakan sepanjang musim dalam berinteraksi dan "oa"ting tim. Skor dari atraksi untuk skala tugas kelompok lebih tinggi semua kesempatan di tim "oa"ting maka ini disebut sebagai situasi kekalahan dalam menurunkan situasi. Bersamaan dengan hasil ini disarankan bahwa kekompakan tampaknya berpengaruh terhadap kinerja pada "oa"ting olahraga dan tingkatannya mungkin lebih tinggi daripada tim olahraga untuk atraksi terhadap dimensi tugas kelompok. +al ini mungkin karena aspek kekompakan paling relevan kepada peserta olahraga yang tidak berinteraksi dalam batas$batas olahraga mereka jadi mereka men"irikan hubungan mereka dengan teman$teman tim pada atraksi dan kekompakan aspek tugas. Hubungan kekompakan-hasil %ekompakan tim mempengaruhi sejumlah variabel hasil selain per#orma individu dan kelompok. ,enurut &arron et al.1s (19'*) kekompakan akan memiliki dampak kepada kinerja dan hasil psikologis. !im dengan kekompakan yang tinggi sering melaporkan peningkatan dalam membangun tingkat motivasi psikologis di tingkat kelompok seperti keberhasilan se"ara kolekti# (Spink 1990) dan pada tingkat pribadi seperti motivasi (Williams dan Widmeyer 1991). :engan demikian tampaknya bahwa kekompakan dapat diadaptasi melalui motivasi dan memprediksi peningkatan yang berkaitan dengan ketekunan dalam perilaku dalam berinteraksi dan "oa"ting tim olahraga dan dalam situasi yang tidak kompetiti#. Aebih lanjut kekompakan juga terkait dengan pembentukan psikologis yang baik dalam anggota tim seperti tujuan dan kepuasan kinerja (&arron 19'(). Sejalan dengan ini tim dengan kekompakan yang tinggi juga tahan terhadap hal yang dapat mengganggu (Brawlet et al. 19'') dan memiliki tingkat rendah terhadap hasil yang tidak diinginkan di antara anggota tim seperti keluar (5obinson dan &arron 19'() sosial loa#ing (;verett et al. 199() dan ke"emasan (;ys et al. (003). Singkatnya terlihat bahwa kekompakan kelompok akan konsisten dengan hasil adapti# dan a#ekti# di antara anggota tim dalam mengurangi hal yang dapat mengganggu. Prediksi kekompakan :alam kerangka kerja konseptual untuk kekompakan dan dinamika kelompok &arron (19'() menunjukkan bahwa sejumlah #aktor yang berpengaruh akan menentukan tingkatan

kekompakan tim2 pribadi tim kepemimpinan dan #aktor$#aktor lingkungan B situasi (Aihat #igur -.(). .okus pertama pada #aktor$#aktor pribadi penelitian menunjukkan bahwa variasi yang signi#ikan di dalam kekompakan kelompok dapat dijelaskan oleh persepsi individu dan pengorbanan tim (0rapavessis dan "arron 199-) sehingga disini terlihat bahwa pengetahuan bahwa para pendahulu mendapatkan keuntungan pribadi dan mengkontribusikan sumber daya terhadap pembentukan kekompakan tim. :i samping #aktor tim keberhasilan sebelumnya dan tujuan tim yang diusulkan memiliki dampak pada kekompakan (Widmeyer dan :u"harme 199-). .aktor lainnya dari tim yang mempengaruhi kekompakan tim adalah komunikasi. Sebagai "ontoh Sullivan dan .eltC ((003) mengidenti#ikasi tiga dimensi kee#ekti#an komunikasi $ penerimaan kekhasan dan kon#lik positi# 7 yang se"ara positi# berhubungan dengan semua dimensi 9;<. Bukti awal ini menunjukkan bahwa aspek adapti# komunikasi memungkinkan kekompakan kelompok. 0ada #aktor kepemimpinan persepsi kepemimpinan dan pembinaan perilaku telah terlihat mempengaruhi kekompakan. %ekompakan anggota tim "endrung menilai pelatih mereka sebagai perilaku demokratis yang baik umpan balik yang positi# dukungan sosial dan pelatihan dan instruksi perilaku dan perilaku otokratis yang rendah (9ardner et al 199>). !urman ((003) mengidenti#ikasi perilaku pembinaan yang mempromosikan kekompakan tim seperti motivasi pidato arahan teknik atlet tim doa dan dedikasi dan perilaku yang merusak kekompakan seperti menghina atau pemain yang memalukan. !erakhir untuk #aktor lingkungan terdapat bukti bahwa ukuran kelompok mempengaruhi kekompakan. Widmeyer Brawley dan &arron (1990) menemukan bahwa terdapat hubungan signi#ikan yang terbalik antara ukuran tim dan kekompakan tim. Bersamaan temuan ini memberikan dukungan untuk #aktor$#aktor yang berpengaruh dalam kekompakan kelompok yang diusulkan dalam kerangka &arron (19'(). Membangun tim intervensi dan kekompakan kelompok /ntervensi dan program$program untuk meningkatkan tingkat kekompakan kelompok di bidang olahraga telah menuai keberhasilan. Aatihan pembentukan tim biasanya mengadopsi sejumlah strategi untuk meningkatkan variabel kun"i pemikiran dalam meningkatkan kekompakan antara tim seperti keberhasilan kolekti# komunikasi kerjasama dan penerimaan. Widmeyer dan ,"9uire (199> dikutip dalam &arron dan +ausenblas 199') menawarkan pendekatan sepanjang musim untuk membangun tim yang dimulai di pelatihan pre$musim dan memiliki empat tahap. !ahap pendidikan di mana pemain dengan kesadaran akan prinsip$prinsip utama yang meliputi peningkatan penetapan tujuan dan pentingnya penekanan penetapan tujuan kelompok. !ahap pengembangan tujuan pada dasarnya merupakan tahap peren"anaan yang mana pemain membentuk komponen penting dari tim seperti serangan dan pertahanan dan membahas strategi untuk mengatasi daerah$daerah yang bermasalah dalam permainan mereka ditandai oleh statistik musim sebelumnya. Strategi ini membentuk dasar dari lima tujuan utama tim yang disepakati dalam sidang pleno. Selama tahap implementasi tim memperoleh umpan balik dari statistik pertandingan untuk mengevaluasi e#ektivitas tujuan tim mereka selama enam periode permainan atau kompetisi. 4khirnya tahap pembaharuan adalah evaluasi se"ara keseluruhan dari kee#ekti#an tim dalam menangani tujuan tim untuk periode enam pertandingan terhadap statistik dan kesempatan

untuk menghasilkan revisi untuk enam permainan berikutnya. ;#ektivitas program dalam meningkatkan tim didukung dengan peningkatan dalam kekompakan tim yang di"atat setelah program selesai (e.g. Doight dan &allaghan (001). Peran ambiguitas, peran efektivitas, dan kinerja tim %eterlibatan peran di dalam kerangka konseptual &arron untuk studi dari proses kelompok sebagai #aktor tim yang memiliki pengaruh yang meresap dan langsung terhadap kekompakan kelompok tim e#ektivitas tim dan kinerja. ,enurut &arron dan +ausenblas2 peranan adalah pola perilaku yang diharapkan dari seorang individu dalam situasi sosial (199'21*-). !eori dalam dinamika kelompok mengidenti#ikasi dua jenis peranan dalam tim olahraga2 #ormal dan in#ormal. 0eran #ormal adalah pemain ditugaskan dan personil tim dalam struktur tim seperti maju kembali penanda kapten dan seterusnya dan mun"ul dalam pembentukan tim. 0eran in#ormal mun"ul dari interaksi sosial antara anggota tim dan mun"ul dalam pengembangan tim. ,ereka tidak memiliki tujuan #ungsi terhadap strategi tim untuk per#orma. &ontoh dari peran in#ormal adalah tim personil polisi juru bi"ara direktur sosial tim pelawak. kinerja tim bergantung pada personil tim melakukan peran #ormal mereka dalam tim dan banyak dari literatur di#okuskan pada pengaruh peran #ormal dalam tim olahraga. +al ini tidak berarti bahwa peran in#ormal harus dikurangi dan mereka mungkin menjadi penentu signi#ikan terhadap proses penting lainnya dalam kelompok. 0eran #ormal pada tim olahraga mempengaruhi karakteristik tim seperti kekompakan kelompok dan kinerja tim. Se"ara tidak langsung properti dari kekompakan tim adalah situasi dimana pemain menerima mengasumsikan dan melakukan sesuai dengan perananya. Aebih lanjut dalam tim ada pula peranan seperti pro#il yang lebih menonjol dalam hal pengakuan dan prestisenya. ?amun kekompakan tim se"ara tidak langsung e#ektivitas dan produktivitas tergantung pada semua pemain dengan melakukan sesuai dengan peran mereka bahkan jika itu di biayai dengan asumsi peran yang lebih bergengsi. ,emang ini adalah kekompakan kelompok yang mana pengorbanan seperti ini dapat diterima dan diakui oleh anggota tim. Beau"hamp et al. ((00() mengidenti#ikasi tiga peran utama terkait pembentukan yang menentukan kinerja pemain dalam tim dan peranannya. 0eran kinerja hasil variabel utama dalam studi peranan pemain dalam tim dan kinerja tim adalah sejauh mana individu berperilaku se"ara konsisten dengan peran yang ditugaskan dan diharapkan dari mereka. %eberhasilan peran kinerja adalah hasil yang penting karena kinerja tim dan si#at tim lainnya seperti kekompakan tim yang bergantung pada hal itu. 0eran kinerja dipengaruhi oleh peran kon#lik peran ambiguitas dan peran keberhasilan (.igur -.*). 0eran kon#lik menga"u pada tingkat pengalaman pemain atau ketidakmampuan untuk memenuhi tuntutan peranan yang diberikan atau ditugaskan kepada mereka. 0eran ambiguitas men"erminkan kurangnya pemahaman pemain dari tuntutan peranan perilaku yang diharapkan kejelasan peranan diperlukan untuk kinerja yang optimal. 0eran kesuksesan adalah perkiraan pemain terhadap kemampuan mereka untuk melakukan perilaku yang diharapkan dalam meraih kinerja peranan. /ni memiliki sumber dan si#at yang serupa dengan keyakinan keberhasilan lainnya seperti tugas keberhasilan diri dan keberhasilan kolekti# (Bandura 199-) namun telah

ditemukan sebuah konseptual dan se"ara empiris berbeda dari keyakinan keberhasilan ini (Bray dan Brawley (00(). :iperkirakan bahwa peran ambiguitas yang tinggi dan peran keberhasilan yang rendah dapat menyebabkan kon#lik peran. Sederhananya jika seorang pemain mendapatkan sebuah peran dalam tim dia tidak per"aya diri terhadap kemampuannya dalam melaksanakan peran mereka mereka "enderung mengalami kon#lik antara tuntutan perilaku yang berbeda yang terkait dengan peran mereka. ;#ek peran kon#lik pada peran keberhasilan dimediasi oleh peran ambiguitas (Aihat #igur -.*) Beau"hamp dan Bray (001). Beau"hamp et al. mempelajari e#ek dari peran ambiguitas terhadap peran kinerja pada pemain rugby dan mengusulkan model meditasi triadi" di mana e#ek dari peran ambiguitas kinerja dimediasi oleh peran keberhasilan (Aihat #igur -.*). 0enelitian ini menyarankan bahwa e#ek peran ambiguitas pada peran kinerja berbeda untuk pemain penyerang dan pertahanan tetapi model pertahanan didukung oleh model mediasi.

Tim lahraga Peran formal Peran informal

Peran konflik

Peran ambiguit as

Peran keberhasil an

Peran kinerja

.igur -.* ,odel Beau"hamp terhadap peran kinerja Sumber2 Beau"hamp ((008) :ianjurkan untuk pemain yang kurang mengetahui kejelasan dari perananya di dalam tim akan berpengaruh terhadap peran kinerja peranannya tetapi hubungan ini dikurangi dengan keyakinannya terhadap kemampuan mereka sendiri untuk melakukan peran dengan baik. :isini ditekankan kebutuhan untuk mempromosikan keberhasilan yang baik dengan menggunakan strategi serupa untuk mempromosikan keberhasilan diri diusulkan oleh Bandura (19-- 199-) untuk mengurangi adanya potensi peran ambiguitas yang akan mempengaruhi kinerja. Selain itu peran ambiguitas juga terkait dengan hasil adapti# lain dan maladapti# dalam tim olahraga. 0enelitian dalam tim olahraga menunjukkan bahwa ambiguitas se"ara positi# berkaitan dengan kogniti# dan somatik kompetiti# menyatakan ke"emasan bahwa kejelasan lingkup tanggung jawab berhubungan dengan kepuasan dan kemampuan tim peman#aatan strategi pelatihan dan instruksi kontribusi tugas kelompok dan integrasi kelompok di awal dan akhir musim (Beau"hamp et al. (003) ;ys et al. (003). +asil ini telah memberikan bukti awal yang menunjukkan bahwa kurangnya kejelasan

terhadap peran para pemain dalam tim olahraga yang dapat berdampak sebagai pengganggu dan berkaitan dengan hasil maladaptive dan proses kelompok seperti peran kon#lik. Beberapa pedoman praktis yang penting mun"ul dari penelitian ini (Beau"hamp dan Bray (001) Beau"hamp et al. (00(). 0ertama pelatih akan melakukan yang terbaik untuk membantu peran keberhasilan kepada pemain dalam tim. :alam hal ini penguasaan pengalaman pelatihan juga penting untuk memberikan pemain pelatihan yang diran"ang untuk menekankan pentingnya peran mereka dalam tim. Selain itu pelatih harus memasukkan program pendidikan dan sesi in#ormasi ke dalam tim dengan tujuan untuk menjelaskan2 (a) ruang lingkup tanggung jawab pemain di dalam tim (b) peran perilaku pemain) (") kriteria evaluasi pemain) dan (d) konsekuensi. ,engingat bahwa perbedaan aspek dari ambiguitas mempengaruhi peran kinerja dalam peran penyerang dan pertahanan pelatih juga harus mempertimbangkan dalam konteks apa peranan itu dapat diberikan. :alam hal ini dianjurkan agar pelatih menjadi tegas dan jelas dalam menjelaskan alasan pemain diberikan peran tertentu (menekankan spesialisasi dan kemampuan tertentu) dan bagaimana pemain dapat menyesuaikan dengan keseluruhan strategi tim. %ebanyakannya pelatih seharusnya tidak membuat strategi sebagai sebuah rahasia atau metoda yang mereka desain tetapi sebaliknya mereka harus menekankan tujuan umum dan #akta bahwa kesuksesan tim tergantung pada pemain yang menjalankan peran mereka. Pengaruh sosial 0ada awal studi mengenai so"ial psikologi dilakukan dalam konteks olahraga dan diuji dampak kehadiran orang terhadap kinerja keterampilan motorik dan tugas kogniti# sebuah #enomena yang dikenal sebagai #asilitas sosial (!riplett 1'9'). Studi yang dilakukan oleh !riplett (1'9') meneliti e#ek dari orang yang hadir di arena balap sepeda dan anak$anak yang berpartisipasi terhadap motorik halus (Eturning #ishing$line reels1). !riplett menemukan bahwa pengendara sepeda akan lebih "epat ketika mereka dalam kompetisi dengan orang lain dibandingkan dengan bersepeda sendiri di arena bersepeda. Sejalan dengan ini anak$anak juga akan jauh lebih "epat ketika dalam dalam persaingan langsung dibandingkan ketika mereka sendiri. !riplett menyarankan bahwa kehadiran pesaing disajikan untuk membebaskan energi biasanya tidak tersedia (1'9'2*0-) dalam pen"apaian tugas. Studi perintis ini dirangsang dengan banyak penelitian terhadap dampak dari kehadiran yang lain terhadap keterampilan dan tugas termasuk keterampilan olahraga. ?amun penelitian di lapangan menemui temuan yang tidak konsisten dengan beberapa studi yang menemukan e#ek yang signi#ikan terhadap kehadiran orang lain pada kinerja (e.g. :ashiell 1930) dan beberapa studi yang menemukan dampak yang tidak konsisten atau dampak signi#ikan (e.g. 4llport 19(0). +asil yang tidak konsisten ini menyebabkan terhentinya kemajuan wilayah teoritis dan empiris sampai Fajon" (19>*) mengusulkan penjelasan teoretis mengenai dampak penonton terhadap perilaku yang diremajakan dan penelitian intensi# pada #asilitas sosial (&ottrell 19-(). Teori ajon! "#$%&' untuk (asilitas sosial !eori Fajon" (19>*) tentang #asilitas sosial yang memberikan penjelasan mengenai temuan yang tidak konsisten dalam penelitian #asilitas sosial. Fajon" melakukan sejumlah

pengamatan penting mengenai si#at penonton dan "ara pemain mena#sirkannya. !eori ini didasarkan pada temuan bahwa organ tubuh memiliki seperangkat ke"enderungan berperilaku atau merespon se"ara dominan dan mengesampingkan yang lainnya. 5espon dominan ini "endrung menjadi keterampilan yang dipelajari dengan baik atau pola tanggapan yang telah dimasukkan kepada individu melalui pengalaman. /ni bertentangan dengan respon yang tidak dominan yang biasanya menggambarkan keterampilan novel sulit atau keterampilan yang tidak dilatihkan. Fajon" men"atat studi mengenai teori pengendara dengan gairah yang tinggi "enderung mendatangkan hasil kepada individu dengan memberikan respon dominan kepada stimulus dan kinerja respon diperburuk atau di#asilitasi oleh peningkatan gairah (Gerkes dan :odson 190'). :ihipotesiskan bahwa kondisi dari "oa"tion atau di hadapan penonton seseorang akan mengalami peningkatan gairah yang akan menimbulkan dominan respon yang ditampilkan ketika seseorang terlibat dalam tugas. Hntuk tugas yang mudah #asilitas so"ial dampak #asilitas sosial telah diamati karena respon yang dominan merupakan keberhasilan pelaksanaan keterampilan. ?amun untuk tugas yang kompleks novel atau unpra"ti"ed respon yang dominan "enderung menjadi salah satu kegagalan dan karena merupakan kebalikan dari dampak #asilitas sosial yang diamati hambatan sosial. !eori ini mampu menghitung pengamatan dampak #asilitas sosial pada tugas sederhana mudah dipelajari atau naluriah seperti keterampilan motor dasar atau mengendarai mobil sementara dampak negati# #asilitas sosial ditemukan ketika peserta terlibat dalam novel atau tugas$tugas yang kompleks seperti motorik kompleks atau meme"ahkan teka$teki dan masalah$masalah matematika. Gang terpenting gagasan Fajon" tentang #asilitas sosial ditentukan dengan kehadiran orang lain yang bersi#at pasi# dan tidak ada interaksi dengan pemain. :engan demikian Fajon" mengusulkan dampak #asilitas so"ial memun"ulkan hipotesis kehadiran. ,aksudnya pengamat dari individu melakukan tugas yang akan membangkitkan gairah dan respon dominan berdasarkan #akta bahwa mereka hanya sebagai penonton dan peneliti #asilitas sosial sebagai penonton pasi# yang membenarkan hipotesis kehadiran. ?amun harus di"atat bahwa kehadiran #isik tidak selalu diperlukan dalam menimbulkan dampak #asilitas sosial in#ormasi bahwa orang lain melaksanakan tugas se"ara bersama tetapi di lokasi yang berbeda mungkin "ukup dalam memberi e#ek #asilitas sosial yang diamati pada beberapa individu (:ashiell 1930). !emuan ini telah diperkuat dalam studi yang mana peserta diberitahu bahwa mereka dipantau oleh pengintaian elektronik (e.g. 4iello dan :outhitt (001).

Antisipasi evaluasi dan fasilitas sosial &ottrell (19-() mengusulkan bahwa mekanisme dibalik e#ek #asilitas sosial tidak dapat mengabaikan kehadiran itu sendiri namun penampilan individu di depan penonton diper"aya akan mengundang penilaian ataupun evaluasi terhadap kinerjanya. 4ntisipasi evaluasi ini dirasakan dapat menjadi sumber gairah untuk meningkatkan kinerja pemain dengan demikian akan timbul respon yang dominan. :ampak mediasi dalam antisipasi evaluasi telah didukung dengan beberapa studi pada individu dan kelompok dan pemain yang telah diadopsi se"ara pasi# atau tanpa evaluasi evaluasi evaluati# dan kondisi tanpa penonton

(e.g. Bray dan Sugarman 19'0). ,eskipun banyak studi menunjukkan bahwa antisipasi evaluasi menjelaskan berbagai jenis dampak #asilitas sosial namun tidak benar$benar memperhitungkan e#ek dan penulis menyarankan bahwa kehadiran memiliki e#ek yang unik pada #asilitas sosial (Bond dan !itus 19'3). Bond dan !itus melakukan meta analisis (81 studi yang menguji e#ek #asilitas sosial. Se"ara signi#ikan meskipun ukuran ke"il rata$rata dampak ukuran koreksi terhadap pengaruh penonton pada kinerja ditemukan terhitung antara 0 3 dan 3 persen dari dalam perbedaan kinerja jika dihubungkan dengan keadaan bebas penonton. 4nalisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa gairah hanya meningkat dengan adanya penonton untuk tugas kompleks. %e"epatan untuk tugas sederhana di#asilitasi dengan penonton sementara tugas$ tugas kompleks menunjukkan e#ek hambatan sosial. :itemukan juga bahwa kehadiran penonton dikompromikan dalam keakuratan tugas yang kompleks tetapi memiliki e#ek #asilitati# yang ke"il pada keakuratan tugas sederhana. Gang terpenting dampak #asilitas sosial itu unik dan tidak terpengaruh oleh antisipasi evaluasi. !emuan ini menyarankan agar antisipasi evaluasi mungkin sebuah metodologis arte#ak dan menimbulkan keraguan tentang modi#ikasi &ottrell (19-() dari teori Fajon". :alam konteks olahraga dampak #asilitas so"ial telah dikon#irmasi di sejumlah studi dengan hasil yang "enderung memberikan dukungan untuk hipotesis antisipasi evaluasi daripada kehadiran (Strauss (00(). Strauss menunjukkan bahwa dampak kehadiran "enderung lemah dan dampak dari penonton dari berbagai jenis tugas motor "enderung tidak konsisten. Beberapa studi telah mendukung peran evaluati# penonton atau peran pendukung pada pemain olahraga. Sebagai "ontoh Smith dan &rabbe (19->) menemukan bahwa partisipasi akti# meningkatkan pembelajaran dalam menyeimbangkan tugas motor peserta dibandingkan dengan keadaan pasi# atau kondisi tidak bergerak mendukung hipotesis antisipasi evaluasi. :alam adaptasi novel dari eksperimen #asilitas sosial 0aulus et al. (19-() mempelajari kinerja pemula dan pesenam yang berpengalaman di hadapan penonton. Satu kelompok pesenam di setiap tingkat kinerja diperingatkan tentang keberadaan penonton sementara yang lainnya tidak. Irang$orang yang tidak diperingatkan menghasilkan pertunjukan berkualitas tinggi dibandingkan dengan pesenam yang diperingatkan mengalami penurunan kinerja. 0enulis menyarankan bahwa pengantisipasi evaluasi terhadap evaluasi dari penonton bertanggung jawab dalam penurunan kinerja dan merongrong respon dominan para pemain yang terampil. %ehadiran evaluasi penonton Bell dan Gee (19'9) menemukan bahwa kinerja ahli karate terpengaruh dalam hal ke"epatan dan ketepatan ralti# pada latihan menendang dibandingkan keadaan sendiri. ?amun pemain karate yang terampil mengurangi kinerja menendang mereka untuk menghindari kesalahan menunjukkan bahwa kehadiran penonton memiliki e#ek penghambatan sosial yang menyebabkan ke"epatan$akurasi berkurang. /ni mendukung temuan$temuan yang ditemukan dalam studi sebelumnya di mana tugas$tugas kompleks untuk pemain pemula "enderung menimbulkan penurunan akurasi (4llport 19(0) Bond dan !itus 19'3). Sementara studi ini menemukan e#ek konsisten dari Fajon" J u(019s (19>*) dan hipotesis &ottrell (19-() hipotesis %oCar (19-3) menemukan tidak ada perbedaan yang mendukung tidak mendukung atau kondisi tidak ada penonton dalam pembelajaran

keterampilan motor kasar. %oCar juga tidak menemukan perbedaan dalam kinerja pembelajaran yang tinggi $ dan rendahnya ke"emasan peserta meniadakan potensi moderator mempengaruhi antisipasi evaluasi. ?amun harus ditekankan bahwa studi #okus pada pembelajar daripada kinerja dan menggunakan tugas motor kasar relati# sederhana bukan tugas yang kompleks. Peran kesadaran dalam dampak fasilitasi sosial 0engembangan sosial kogniti# juga memberikan dampak penting terhadap #asilitas sosial. 0enelitian yang menguji variabel kogniti# terhadap dampak #asilitas sosial telah memberikan penjelasan terhadap masalah yang sedang dialami yang menyebabkan penonton berlomba mendapatkan sumber kogniti# atau perhatian dari individu (Baron 19'>). Sebagai "ontoh +all dan Bunker (19-9) menemukan interaksi yang signi#ikan diantara #asilitas sosial dan variabel sosial kogniti# dari tempat pengontrolan. 0eserta menggunakan tugas novel yang dilaporkan dengan kontrol dari dalam dengan tidak memperlihatkan pengurangan dalam kinerja sebelum penonton menyampaikan dari luar tentang apa yang terjadi. :emikian pula .orgas et al. (19'0) menemukan hambatan sosial yang mempengaruhi penasehat dalam menundukkan pemain dan dampak #asilitas sosial untuk pemain baru ketika bermain berpasangan sebelum adanya penonton. Hntuk menjelaskan ini .orgas et al. menyarankan pada kondisi sendiri pertandingan dilihat sebagai kompetisi yang sebenarnya sehingga lebih dapat diterima bahwa pemain bermain sesuai dengan kemampuannya. Bagaimanapun juga bermain sebelum adanya penonton penasehat merasa perlu untuk membatasi pemain agar bisa meningkatkan kebutuhan agar tampak berpartisipasi dan bekerjasama. +asil ini menyarankan bahwa dampak #asilitas sosial lebih kompleks dibandingkan alas an yang diberikan oleh Fajon" (19>*) dan &ottrell (19-() lebih dari empat de"ade lalu. 0enelitian selanjutnya dalam #asilitas so"ial akan menghitung kogniti# dan membuat hipotesis menjadi mekanisme yang meliputi #enomena kompleks.

sosial loafing Sementara literatur fasilitas sosial memberikan penjelasan teoritis untuk kondisi di mana !o$aktor dapat memfasilitasi atau melemahkan kinerja para peneliti telah mengidentifikasi tambahan hasil dari kinerja tugas dalam situasi !o$a"ting atau situasi kolektif di mana seorang individu memperlihatkan motivasi penurunan yang jelas atau kehilangan kinerja. Proses ini disebut sosial loafing dan kinerja individu dari tugas olahraga$ terkait di lingkungan tim adalah pengaturan naturalistik yang ideal untuk menguji fenomena ini efek so!ial loafing diamati dalam penelitian a"al pengaruh kelompok pada kinerja individu terhadap tugas kolektif oleh #ingelmann $%&'( dikutip dalam )atane et al. %&(&* di mana orang menunjukkan kinerja buruk ketika terlibat dalam tugas dalam kerjasama dengan orang lain daripada ketika mereka bekerja dalam kesendirian. Pada dasarnya pengamatan ini adalah kebalikan dari efek fasilitasi sosial

pada kondisi !o$a"ting $bekerja bersama orang lain daripada di depan penonton) diamati dalam studi Triplett $%&'+) dan ,ashiell $%&-+* dan sejak inilah menjadi dikenal sebagai efek #ingelmann. Karena para peneliti berpendapat bah"a efek ini harus dipelajari dalam hubungannya dengan efek fasilitas sosial untuk memberikan teori terpadu fasilitas sosial $4iello dan ,outhitt '++%*. Salah satu studi pertama untuk mengintegrasikan temuan ini dan menawarkan penjelasan untuk dua e#ek yang tampaknya bertentangan dengan pengaruh sosial dilakukan oleh Ka"kson dan Williams (19'*). ,enggunakan penyelesaian labirin komputer penelitian menunjukkan bahwa kinerja individu adalah optimal ketika bekerja se"ara kolekti# pada labirin yang sulit dan ketika bekerja se"ara individual pada labirin sederhana. Gang penting hanya ketika kinerja kelompok pada labirin itu mudah diidenti#ikasi dan individu tidak adalah pertunjukan individu pada labirin terhambat. %etika kinerja individu dibedakan dengan kelompok tersebut kinerja individu ketika bekerja se"ara kolekti# adalah ditingkatkan. Sanna (199() memberikan bukti bahwa e#ikasi diri yang tinggi dimoderasi e#ek so"ial loa#ing. 0ara ahli juga menyarankan bahwa sosial loa#ing diamati ketika pemain tidak menerima umpan balik mengenai kinerja mereka sendiri atau kinerja kelompok. Singkatnya sosial loa#ing tampaknya mun"ul ketika e#ikasi diri individu yang tinggi yang bekerja menuju tugas kolekti# menyadari bahwa mereka tidak sedang dievaluasi dan tidak diberi umpan balik yang berkaitan dengan kinerja ini. :alam olahraga penelitian so"ial loa#ing telah di#okuskan pada identi#ikasi #aktor$#aktor yang bertanggung jawab untuk motivasi yang berkurang pada persaingan individu dalam olahraga tim yang kolekti# bukan individu yang bertanggung jawab (&K +ardy 1990). Sesuai dengan teori identi#iability dide#inisikan sebagai sejauh mana kinerja seorang atlet yang dikenalkan kepadanya dan lain$lain dari individu dalam tim moderator e#ek sosial loa#ing di perguruan tinggi perenang (;verett et al.199(). %emampuan olahraga seorang pemain individu dalam tim relati# terhadap rekan tim juga telah ditunjukkan untuk memperbesar e#ek sosial sloa#ing menunjukkan bahwa persepsi ketidakmampuan dapat menjelaskan kemunduran motivasi mungkin karena persepsi atlet bahwa mereka akan memberikan dampak ke"il terhadap kinerja kolekti# (+ardy dan &ra"e 1991. ;#ek ini juga terlihat dalam situasi tim kolekti# ketika berhadapan dengan oposisi yang jauh lebih unggul untuk diri mereka sendiri (+euCe dan Brunel (003). 0enelitian terbaru telah di#okuskan pada kelompok$berpusat pada variabel kogniti# sosial yang dapat mempengaruhi sosial loa#ing. Ai"ha"C dan 0artington (199>) menemukan bahwa peserta dengan keberhasilan kolekti# yang tinggi dan dengan pengalaman sebelumnya kelompok menunjukkan e#ek penghambatan sedikit karena so"ial loa#ing. ,emang penelitian telah menunjukkan bahwa kekompakan tim se"ara negati# berhubungan dengan e#ek sosial loa#ing (;verett et al. 199() ?amun harus di"atat bahwa tim kohesi dan kemanjuran kolekti# saja tidak mungkin meniadakan dengan e#ek #asilitas sosial. ,isalnya +ardy dan Aatane (19'') menemukan bahwa anggota tim dibentuk untuk melakukan motivasi intrinsik (yaitu menarik) tugas menunjukkan sosial loa#ing e#ek yang dapat dijelaskan dengan puas dengan tidak adanya umpan balik evaluati#. ,enariknya ketika atlet

diberi in#ormasi lebih lanjut tentang e#ek sosial loa#ing sebelum kompetisi kelompok masih ada bukti penurunan motivasi dan kinerja dalam kompetisi tim dibandingkan dengan kondisi solo (+uddleston et al.19'*). +al ini menunjukkan bahwa pengetahuan sebelumnya tidak mengganggu karakteristik situasional yang dapat mempengaruhi sosial loa#ing seperti adanya umpan balik kinerja evaluati# keberhasilan kolekti# dan tingkat kompetensi. 4rah ,asa :epan dalam penelitian sosial #asilitasi 0enelitian sosial #asilitasi telah "ukup sukses dalam mengidenti#ikasi #enomena memberikan penjelasan untuk e#ek dan mengidenti#ikasi kondisi yang berbeda dan pengaruh terhadap kinerja dalam kondisi sosial #asilitasi. ?amun beberapa telah mengkritik kurangnya pendekatan integrati# atau terpadu dengan penjelasan yang berbeda dan kondisi mem#asilitasi dalam literatur yang masih ada (4iello dan :outhitt (001). 4iello dan :outhitt mengklaim bahwa kurangnya kerangka membatasi penelitian di daerah karena kurangnya hipotesis yang jelas. 0ara penulis menyarankan bahwa teori$teori #asilitasi sosial bisa mendapatkan keuntungan dari klari#ikasi lebih lanjut dari beberapa prinsip$prinsip kun"i atau #itur dari e#ek2 (1) de#inisi #asilitasi sosial (() identi#ikasi dimensi penting dari #asilitasi sosial dan (3) yang diprediksi e#ek dari adanya lainnya di bawah kondisi tertentu situasional dan psikologis. Seperti pendekatan integrati# dapat membantu dalam mengarahkan penyelidikan masa depan terhadap hipotesis penelitian yang sesuai yang diperlukan untuk mengisi kesenjangan dalam teori. Sebuah model integrati# disajikan oleh 4iello dan :outhitt dalam upaya untuk menarik bersama untai teoritis berbagai temuan penelitian menjadi sebuah kerangka kerja konseptual untuk menjelaskan e#ek sosial #asilitasi. ,odel integrati# disajikan pada 9ambar -.>. model disajikan dengan pengaruh individu pada sosial #asilitasi pada intinya menunjukkan bahwa variabel intrapersonal memediasi e#ek lain yang lebih asing pengaruh #aktor$#aktor kinerja dan variabel hasil digambarkan pada yang terbaik dari angka - >. tiga bidang utama pengaruh asing pada #aktor individu atau pribadi yang berhubungan dengan e#ek sosial #asilitasi diidenti#ikasi2 1. .aktor$#aktor situasional (. .aktor kehadiran 3. .aktor tugas. .aktor situasional mewakili karakteristik iklim di mana penonton disajikan apakah mereka melihat atau mendengar seberapa dekat mereka apakah umpan balik pada situasi yang tersedia dan struktur iklim motivasi. Satu set #aktor kehadiran memetakan #itur dari penonton mungkin memiliki e#ek pada #asilitasi sosial yaitu jenis kehadiran atau make$up kelompok peran penonton seberapa penting mereka kepada individu dan hubungan mereka kepada mereka (misalnya orang tua vs orang asing) dan panjang kehadiran. %emudian rekening model untuk #aktor tugas yang #itur yang paling menonjol dalam penelitian sosial #asilitasi 2 kesulitan (sederhana vs kompleks) dan jenis tugas (kogniti# vs motor) dan permintaan waktu tugas. Dariabel ini diusulkan untuk mempengaruhi #aktor individu. 0usat ini adalah persepsi dan reaksi dari individu ke #aktor$#aktor luar. /ni termasuk tekanan evaluasi perbandingan sosial kesadaran diri atau sel#$presentasi apakah #aktor$#aktor luar adalah tantangan atau an"aman atau invasi#. 0ersepsi awal dan reaksi yang dipertimbangkan untuk memediasi pengaruh pengaruh asing pada reaksi berikutnya seperti gairah #isiologis kon#lik kogniti# pemantauan diri dan sel#$e##i"a"y. %epribadian dan karakteristik individu lainnya seperti motivasi ke"erdasan dan kemampuan juga memainkan peran moderat dalam e#ek persepsi asing dan

situasional dan reaksi pada reaksi berikutnya dan kinerja. +al ini diusulkan bahwa reaksi berikutnya terutama gairah psikologis akan mempengaruhi #aktor kinerja banyak yang telah variabel dependen dalam penelitian #asilitasi sosial2 ke"epatan dan akurasi. 4iello dan :outhitt ((001) menyatakan bahwa tanggapan lain untuk #asilitasi sosial seperti agresivitas kerjasama vs kompetisi dan e#ek #asilitasi sosial kinerja orang lain perlu dipelajari se"ara lebih mendalam. Sementara sejumlah aspek$aspek yang telah dipelajari peningkatan ke"anggihan pada metodologi dalam penelitian #asilitasi sosial dapat memberikan masa depan studi yang menggabungkan unsur$unsur yang lebih dari model yang diusulkan. +al ini khususnya penting dalam menguji e#ek #asilitasi sosial dalam olahraga seperti temuan sampai saat ini tidak konsisten. %euntungan sebagai tuan rumah Salah satu dampak sosial yang paling luas konsisten dan sering dikutip dalam psikologi olahraga adalah keuntungan sebagai tuan rumah. ;#eknya begitu baik mengamati bahwa telah diangkat ke dalam pengetahuan olahraga statistik sebagai prinsip daripada teori belaka. Selanjutnya e#ek dari keuntungan sebagai tuan rumah telah menjadi topik yang menarik penelitian intensi# oleh ahli statistik ilmuwan olahraga dan psikolog olahraga. Ilahraga psikolog bunga berasal dari pandangan bahwa keuntungan sebagai tuan rumah adalah #enomena psikologis sebagian besar terutama jika parameter #isik antara dua tim yang dianggap relati# sama dan perbedaan sebagian besar substansial. %arena olahraga kompetiti# sering dilakukan oleh individu yang kompeten baik gairah dan penjelasan kogniti# #asilitasi sosial meminjamkan keper"ayaan dengan harapan bahwa tim pemain di kandang sendiri akan memiliki respon dominan mereka diperkuat dan menikmati e#ek #asilitati# terhadap kinerja. ?amun sebagai bagian sebelumnya bersaksi situasional keberadaan tugas dan #aktor individu dapat mengubah e#ek. !ujuan dari bagian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang keuntungan "angkul dalam olahraga dan untuk menguji teori$teori yang telah dikemukakan dalam psikologi sosial diterapkan untuk menjelaskan e#ek ini. Se"ara khusus premis yang mempengaruhi orang akan memiliki e#ek yang paling luas pada keuntungan sebagai tuan rumah sesuai dengan teori #asilitasi sosial akan ditangani. %elaCiman metode investigasi dan keuntungan sebagai tuan rumah ;#ek keuntungan sebagai tuan rumah telah di"atat dalam berbagai olahraga termasuk sepak bola 4merika (S"hwartC dan Barsky 19--) baseball (S"hwartC dan Barsky 19--2 &ouneya dan &arron 1991) basket (S"hwartC dan Barsky 19-- Silvia dan 4ndrew 19'-) Dar"a 19'0) kriket (Kones et al (001.) lari lintas alam (,"&ut"heon 19'8) hoki di lapangan (5ussell 19'3) hoki di es (S"hwartC dan Barsky 19-- ,"9uire et al 199(). 4gnew dan &arron 1998) sepak bola (Brown et al (00(). ski alpine (Bray dan ,artin (003) dan gulat (9ayton dan Aangevin 199(). Studi$studi telah menunjukkan bahwa tim yang menang antara *( persen dan '' persen dari pertandingan di kandang mereka (S"hwartC dan Barsky 19-&ourneya dan &arron 1991) 9ayton dan Aangevin 199( Bray 1999). Studi juga telah menunjukkan bahwa tim dalam olahraga outdoor seperti 4meri"an #ootball dan baseball tampaknya hanya memiliki keuntungan sebagai tuan rumah ke"ill sementara tim dalam olahraga indoor seperti hoki es dan baseball tampaknya menikmati perdebatan lebih mengenai apakah keuntungan rumah (S"hwartC dan Barsky 19--). ?amun ada perdebatan

mengenai apakah keuntungan rumah terjadi sepanjang waktu. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa dalam seri kejuaraan dan pertandingan play$o## di bisbol dan kapal tim tuan rumah memenangkan mayoritas permainan di awal seri namun kehilangan sebagian besar pertandingan #inal (Baumeister dan Stein hilber 19'8). 4kibatnya hipotesis telah diperdebatkan dan merupakan topik perdebatan di kalangan penelitian di daerah (Baumeister 199*). S"hlenker et al 199*) "ukup untuk mengatakan bahwa pada beberapa kesempatan mungkin dalam pertandingan tekanan tinggi keuntungan rumah mungkin dinegasikan atau bahkan terbalik. Bagian selanjutnya akan mengunjungi metode dan teori diusulkan untuk menjelaskan temuan meyakinkan. Sejumlah metode telah diadopsi untuk menguji pengaruh keuntungan sebagai tuan rumah. S"hwartC dan Barsky adalah di antara yang pertama untuk mengadopsi prosedur statistik #ormal dan in#ormasi demogra#is untuk menjelaskan keuntungan sebagai tuan rumah di dalam ruangan (hoki es dan basket) dan outdoor (4meri"an #ootball dan baseball) olahraga. 0ara penulis menggunakan statistik resmi yang diterbitkan arsip dari semua tim liga untuk menjelaskan kemenangan dan rasio kerugian di rumah dibandingkan dengan alasan pergi. Banyak penelitian telah mengadopsi metodologi (misalnya Dar"a 19'0) 9ayton dan Aangevin 199( ,"9uire et al 199(). 4gnew dan &arron 1998). Studi$studi lain telah meneliti keuntungan sebagai tuan rumah dari perspekti# statistik tim individu selama musim daripada rata$rata liga (Bray 1999). Beberapa penelitian telah menggunakan teknik observasi oleh pengamat terlatih untuk memberikan in#ormasi tambahan mengenai kinerja yang tidak didasarkan pada statistik yang dipublikasikan seperti yang 9reer (19'3) pengamatan protes kerumunan selama musim. Studi juga televisi pertandingan olahraga (Salminen 19'3). 4khirnya studi yang paling menantang dari sudut pandang empiris adalah mereka yang mengumpulkan data tambahan dari pemain dan peserta dalam kompetisi sepanjang musim (Bray dan ,artin (003) ?eave dan Wol#son (003). Studi$studi ini biasanya kaya data tetapi sangat mahal dan memakan waktu untuk melakukan dan sering terganggu oleh masalah$ masalah yang biasanya dialami dalam penelitian terapan psikologi sosial seperti ukuran sampel ke"il dan data yang hilang karena peserta putus. Bersama$sama metode penyelidikan telah memberikan bukti konvergen untuk #aktor$#aktor yang berpengaruh dan konsekuensi dari keuntungan sebagai tuan rumah dalam olahraga. 0enjelasan dan teori keuntungan sebagai tuan rumah %euntungan sebagai tuan rumah telah dikaitkan dengan sejumlah #aktor beberapa demogra#i seperti usia orang lain situasional seperti ukuran kerumunan dan jarak ke tempat. !eori yang lebih "anggih telah diajukan untuk menjelaskan mekanisme di balik pengaruh #aktor$#aktor dan bagaimana mereka mempengaruhi proses psikologis sosial yang mendasari kinerja. :ari semua #aktor ini tampaknya bahwa make$up dari para pemain tim tuan rumah yang paling luas. Bagian ini akan membahas berbagai teori dan #aktor berpikir untuk mempengaruhi dan menjelaskan keuntungan sebagai tuan rumah.

!eritorial B teori etologis

Salah satu penjelasan yang lebih kontroversial tapi merupakan penjelasan menarik untuk keuntungan sebagai tuan rumah yang didasarkan pada pengamatan etologis dalam organisme berkaitan dengan wilayah yang ditandai dan pertahanan mereka itu. 5ussell (19'3 1993) berpendapat bahwa organisme yang lebih kuat dalam pertahanan mereka dari wilayah mereka karena itu merupakan hidup$lihoop mereka untuk berkembang biak dan makan. Ileh karena itu organisme melampirkan nilai yang lebih besar dalam pertahanan wilayah diperebutkan ketika mereka sendiri karena mereka memiliki banyak kehilangan. Selain itu ini memiliki keuntungan evolusioner sebagai organisme yang tidak dapat mempertahankan wilayah mereka berhasil dipilih keluar dari spesies dan ada bukti untuk mendukung ini =keuntungan sebagai tuan rumah= pada hewan (misalnya 5aje"ki et al. 19-9). ,enurut 5ussell (1993) semangat se"ara teoritis lebih besar dipamerkan di pertahanan wilayah mereka yang dapat dikaitkan dengan tampilan yang lebih besar dari perilaku agresi# oleh tim tuan rumah dan ini telah didukung dalam beberapa studi (misalnya Dar"a 19'0). Selanjutnya bukti terbaru telah memberikan beberapa aviden"e tambahan untuk mendukung penjelasan teritorial keuntungan sebagai tuan rumah di =pertemuan kompetiti# manusia= seperti kompetisi olahraga. ?eave dan Wol#son ((003) menemukan bahwa tingkat testosteron lebih tinggi pada pemain sepak bola sebelum pertandingan kandang mereka dan terutama lebih tinggi ketika menghadapi =ekstrim= saingan dibandingkan dengan =moderat= saingan. 0ara penulis menunjukkan bahwa peningkatan kadar hormon mungkin seiring dengan ke"enderungan bawaan yang lebih besar untuk mempertahankan wilayah rumah dan perilaku layar. ?amun penelitian olahraga tidak meyakinkan didukung peningkatan menampilkan perilaku agresi# dalam tim tuan rumah. Sementara penjelasan etologis dan teritorial berpotensi dapat menjelaskan e#ek keuntungan sebagai tuan rumah 5ussell (1993) menyatakan bahwa teori ini memberikan lebih #iloso#is daripada penjelasan empiris untuk keuntungan sebagai tuan rumah. Hkuran keramaianBpenonton kepadatan dan permusuhan Seperti yang diusulkan sebelumnya salah satu penjelasan utama yang ditawarkan untuk keuntungan sebagai rumah adalah kehadiran penonton di rumah partisan atau kerumunan saat bermain. Sejumlah studi telah meneliti e#ek dari ukuran kerumunan dan kepadatan pada kinerja tim di rumah. Seperti hampir se"ara eksklusi# terjadi di tim olahraga khususnya di tingkat elit sebagian besar penonton di rumah mendukung tim tuan rumah bahkan dalam apa yang disebut permainan derby. Ileh karena itu masuk akal untuk mengasumsikan bahwa ukuran penonton rumah adalah "erminan dari jumlah pendukung rumah yang sekarang. S"hwartC dan Barsky (19--) adalah di antara yang pertama untuk menguji pengaruh ukuran penonton pada keuntungan rumah di sepak bola 4merika basket bisbol dan hoki es dan hasilnya ditemukan bahwa persentase menang dari tim tuan rumah meningkat se"ara proporsional dengan ukuran kerumunan. Selain itu 5ussell (19'3) mempelajari pengaruh ukuran kerumunan pada indikator kinerja (misalnya men"etak gol) dalam tim tuan rumah di lapangan hoki dan tidak menemukan korelasi signi#ikan antara untuk tim tuan rumah. ?amun korelasi negati# yang signi#ikan antara ukuran kerumunan dan parameter kinerja tim jauh ditemukan. /ni menunjukkan bahwa keuntungan sebagai tuan rumah rumah mungkin lebih karena e#ek penghambatan pada ukuran kerumunan pemain pergi. !emuan ini didukung bahwa menyarankan keuntungan sebagai tuan rumah benar$benar sebuah =kelemahan away=

(Silva dan 4ndrew 19'-). Beberapa peneliti telah memperkirakan bahwa hal itu tidak mungkin ukuran kerumunan per se tetapi kerapatannya. 4gnew dan &arron (1998) mempelajari pengaruh kepadatan penonton di rumah Lkinerja junior hoki es tim dan menemukan bahwa kepadatan se"ara signi#ikan terkait dengan keuntungan sebagai tuan rumah tetapi hanya menyumbang sebagian ke"il dari varians dalam memenangkan persentase. +asil ini memberikan dukungan beberapa hipotesis bahwa kepadatan daripada ukuran hal keramaian di keuntungan sebagai tuan rumah sedangkan ukuran kerumunan dapat terlibat dalam merugikan pengunjung. ,engingat temuan bahwa pengunjung dapat terpengaruh oleh penonton peneliti telah berusaha untuk memeriksa apakah si#at dukungan yang ditawarkan oleh kerumunan memiliki e#ek merugikan pada tim pergi. 9reer (19'3) meneliti e#ek protes penonton (=men"emooh=) pada parameter kinerja tim kandang dan tandang dalam permainan basket perguruan tinggi. +asil penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan kinerja antara tim kandang dan tandang meningkat gramatikal selama episode protes. ?amun meskipun ada peningkatan marginal dalam kinerja tim tuan rumah itu adalah penurunan kinerja tim jauh (lebih banyak pelanggaran yang dilakukan dan mengurangi kinerja keseluruhan) yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan keuntungan kinerja yang telah dinikmati oleh rumah !im. :engan "ara penjelasan Silva (19'>) menyarankan bahwa perilaku bermusuhan dan marah dipamerkan oleh kerumunan terhadap para pemain dapat mengganggu konsentrasi dan menghambat pelaksanaan keterampilan motorik. ;#ek ini =gangguan= konsisten dengan #asilitasi sosial dan sastra santai sosial bahwa penonton menarik sumber daya kogniti# dan perhatian yang harus berkomitmen untuk kinerja tugas (Baron 19'>). ?amun penelitian lain tidak didukung e#ek negati# protes penonton untuk mengunjungi kinerja tim. (1993) studi Salminen tentang basket hoki es dan tim sepak bola mengungkapkan bahwa bertentangan dengan hipotesis ketika penonton tuan rumah mendukung tim tamu tim tuan rumah juga men"etak gol lebih poin. !emuan ini mempertanyakan kesimpulan bahwa tim pergi menderita penurunan dalam kinerja sebelum kerumunan bermusuhan dan menyarankan bahwa setiap tampilan dukungan tanpa arah "enderung memiliki pengaruh positi# terhadap kinerja tim tuan rumah. Singkatnya penelitian meneliti ukuran komposisi dan si#at kerumunan pada keuntungan rumah masuk akal intuiti# dan teoritis. Sebuah dukungan rumah partisan misalnya yang menyebar di seluruh stadion besar kurang kemungkinan untuk mem#asilitasi kinerja tim tuan rumah karena dukungan kemungkinan akan dien"erkan dibandingkan dengan penonton dengan ukuran yang sebanding yang erat dikemas. 0enjelasan e#ek #asilitati# dan penghambatan dalam penelitian sebagai tuan rumah dapat dijelaskan oleh teori$teori #asilitasi sosial. ?amun penelitian menunjukkan bahwa e#ek dari kerumunan pada keuntungan sebagai rumah pengunjung merugikan menuntut penjelasan yang lebih kompleks daripada Fajon" (19>*) teori %ehadiran. Beberapa peneliti menyarankan bahwa e#ek gairah dari kehadiran orang banyak bisa menimbulkan perilaku lebih tegas pada atlet seperti yang disarankan sebelumnya dalam penjelasan etologis dari keuntungan sebagai tuan rumah. Dar"a (19'0) menyarankan bahwa keuntungan sebagai rumah membangkitkan jenis perilaku yang konsisten dengan bermain agresi# tetapi meningkatkan kinerja. ,eneliti perilaku aserti# #ungsional dalam tim basket sekolah

mendukung hipotesis ini. Selanjutnya tim mengunjungi dipamerkan sejumlah signi#ikan lebih besar dari perilaku aserti# dis#ungsional seperti pelanggaran sebuah temuan yang konsisten dengan merugikan pengunjung. Dar"a menganggap bahwa kehadiran perilaku agresi# sebagian menjelaskan e#ek keuntungan sebagai tuan rumah. ,"9uire et al (199() membenarkan hasil ini di liga hoki es pemain. ,ereka menemukan bahwa agresi itu menguntungkan pemain rumah tetapi merugikan diri pemain tim. Salah satu mekanisme yang mungkin untuk agresi ini adalah gairah meningkat ditimbulkan oleh kerumunan partisan (Sanna 199(). Kenis Ilahraga S"hwartC dan Barsky (19--) mengidenti#ikasi olahraga indoor seperti basket dan hoki es sebagai yang paling dipengaruhi oleh keuntungan sebagai tuan rumah sementara olahraga outdoor memiliki e#ek lebih sedikit. +al ini mungkin karena kedekatan dan kepadatan keramaian di arena dalam ruangan. ?amun sedikit penelitian untuk menyelidiki parameter yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan senagai tuan rumah di olahraga yang berbeda. ?amun beberapa penelitian yang menarik telah memeriksa apakah keuntungan sebagai tuan rumah adalah sebagai meresap dalam olahraga individu seperti dalam olahraga tim. Studi telah menemukan keuntungan sebagai rumah yang signi#ikan dalam olahraga individu seperti gulat (9ayton dan Aangevin 199(). +asil yang dikaitkan dengan perasaan peningkatan keamanan dan dominasi dan dikaitkan dengan e#ek tinggal sebelumnya di mana seorang penduduk awal di wilayah geogra#is memiliki keunggulan dominasi sosial atas seorang penduduk sikap awal di wilayah geogra#is memiliki keunggulan dominasi sosial terhadap penyusup. ?amun yang lain tidak menemukan keuntungan sebagai tuan rumah ditemukan dalam studi individu pemain ski menuruni bukit (Bray dan ,arthin (003). 0enelitian dari keuntungan sebagai tuan rumah dalam olahraga individu terbatas dan penelitian lebih lanjut akan mengungkapkan tren lanjut. 4da kemungkinan bahwa tingkat keuntungan sebagai tuan rumah akan bervariasi sesuai dengan olahraga itu sendiri seperti yang diamati di olahraga tim yang berbeda. 5umah tempat keakraban %eakraban pesaing dengan situs dan #asilitas tempat rumah dapat menjelaskan varians dalam kinerja selama perlengkapan kandang dan tandang. :alam sebuah studi baru longhead et al. ((003) meneliti e#ek dari perubahan tempat rumah pada kinerja rumah basket pro#esional hoki dan tim sepak bola. ,ereka tidak menemukan perbedaan dalam kinerja tim =segera setelah relokasi dan pertandingan menyusul relokasi dibandingkan dengan sebelum lokasi. ?amun ketika kualitas tim diperkenalkan sebagai moderator ditemukan bahwa tim berkualitas tinggi yang tidak terpengaruh oleh bergerak sementara tim kualitas rendah diuntungkan dalam hal kinerja dari relokasi. Sebuah alasan yang mungkin untuk ini mungkin bahwa peningkatan kualitas #asilitas untuk tim berkualitas rendah dapat lebih besar dari e#ek merugikan dari lingkungan yang tidak dikenalnya mungkin karena kesenjangan dalam standar antara #asilitas lama dan baru adalah lebih besar untuk tim berkualitas rendah. Kones et al. menunjukkan keakraban bahwa dengan #asilitas adalah penjelasan yang masuk akal untuk e#ek keuntungan sebagai tuan rumah ditemukan dalam tim kriket olahraga yang

mempengaruhi penonton sangat minim. Satu penjelasan yang mungkin untuk e#ek keakraban pada keuntungan sebagai tuan rumah mungkin bahwa atlet lebih mungkin untuk melakukan lebih baik ketika melakukan keterampilan dalam lingkungan di mana mereka awalnya belajar mereka sebagai lawan dari sebuah novel satu (5ussell 1993). Karak dan !ravel Salah satu yang paling baik diteliti #aktor diperkirakan berkontribusi pada keuntungan rumah adalah jarak yang ditempuh oleh tim "ara. 0enelitian awal mendukung pengaruh jarak tempuh pada keuntungan rumah (S"hwartC dan Barsky 19--). ?amun e#ek dari jarak tempuh sendiri hanya menyediakan sebagian penjelasan e#ek jarak pada keuntungan sebagai tuan rumah dan ada sejumlah jarak$variabel terkait yang dapat mempengaruhi keuntungan sebagai tuan rumah. &ourneya dan &arron (1991) menemukan hanya e#ek yang sangat ke"il untuk jarak tempuh kehadiran perjalanan rumah baik untuk rumah atau tim pergi dan waktu musim (jumlah game ke musim) pada keuntungan rumah di pemain bisbol. 0engaruh jarak jauh$parameter terkait termasuk jumlah Cona waktu dilintasi oleh tim tamu pada keuntungan rumah di hoki es pro#esional pemain diselidiki oleh 0a"e dan &arron (199(). Sementara jumlah Cona waktu menyeberang dan waktu persiapan yang berbanding terbalik dengan mengunjungi kinerja tim #aktor$#aktor ini juga hanya menyumbang sejumlah ke"il varians dalam keuntungan sebagai tuan rumah. %onvergensi bukti dari studi ini menunjukkan bahwa ada minimal meskipun pengaruh yang signi#ikan dari perjalanan mengunjungi tim pada keuntungan sebagai tuan rumah tetapi varians arte#ak ini menjelaskan dalam kinerja ke"il. Baru$baru ini perspekti# baru yang menarik tentang pengaruh kunjungan tim bepergian melintasi Cona waktu pada keuntungan sebagai tuan rumah telah diusulkan dan memiliki janji untuk menjelaskan inkonsistensi dalam penelitian tentang e#ek perjalanan. Steenland dan :eddens (199-) menggunakan data arsip dari pro#esional basket 4merika Serikat (HS ?ational Basketball 4sso"iation) dan sepak bola 4merika (4meri"an .ootball Aeague 4S) tim untuk menguji pengaruh kali sirkadian pemain =dari hari keuntungan sebagai tuan rumah. Seperti hipotesis mereka menemukan bahwa tim didasarkan pada 0antai Barat 4merika Serikat bermain tandang di lokasi ;ast &oast dilakukan se"ara signi#ikan lebih baik dalam permainan mereka pergi tertentu karena mereka bermain pada saat hari dekat dengan pun"ak teoritis #isiologis mereka. +asil ini menunjukkan bahwa pengaruh jarak dan perjalanan melintasi Cona waktu per se mungkin tidak sepenuhnya menjelaskan e#ek dari perjalanan tim pengunjung pada keuntungan sebagai tuan rumah. 4da kemungkinan bahwa hasil ini dapat diekstrapolasikan untuk perjalanan tim mengunjungi internasional dari barat ke timur dan menunjukkan bahwa periode pemulihan yang memadai harus dimasukkan untuk tim bepergian dari timur ke barat. 0rasangka Wasit Iposisi pendukung untuk tim sukses sering menyatakan meskipun sedikit lidah$di$pipi bahwa lawan$lawan mereka jarang mendapatkan sanksi dengan denda (pelanggaran misalnya tendangan bebas) terhadap mereka dan sering mendapatkan hukuman yang menguntungkan mereka dari wasit pertandingan dan pejabat saat bermain di kandang. Bias wasit karena itu telah dikutip sebagai salah satu #aktor yang mungkin berkontribusi terhadap keuntungan

sebagai tuan rumah. :alam studinya pada protes kerumunan 9reer (19'3) tidak atribut jumlah signi#ikan lebih besar dari pelanggaran yang terjadi dengan mengunjungi tim setelah episode protes kepada wasit bias bukan ini tampaknya disebabkan oleh penurunan se"ara keseluruhan kinerja tidak hanya peningkatan insiden pelanggaran . Baru$baru ini bagaimanapun ?evill et al. ((00() melakukan studi eksperimental di mana para pejabat sepak bola dinilai situasi permainan direkam dengan dan tanpa kebisingan kerumunan. +asil penelitian menunjukkan bahwa pejabat menonton permainan dengan kebisingan kerumunan lebih pasti dalam pengambilan keputusan mereka dan diberikan pelanggaran se"ara signi#ikan lebih sedikit untuk tim tuan rumah. +asil ini menunjukkan bahwa kebisingan kerumunan memiliki e#ek luas pada bias wasit tapi pertanyaan masih tetap atas validitas ekologis per"obaan dan si#at partisan dari kebisingan kerumunan. ,enariknya dalam studi pada jangkrik kabupaten olahraga dengan hampir tidak ada pengaruh kerumunan Kones et al ((001) tidak menemukan bukti keputusan wasit pertandingan untuk tim kandang dan tandang yang dapat memberi bobot lebih kepada pengaruh dari kerumunan di biasing keputusan . .aktor lain yang dapat mempengaruhi "o"ok dengan pejabat atau bias wasit adalah kualitas dan pro#il dari para anggota tim. :alam sebuah penelitian di tim bola basket pro#esional Aehman dan 5ei#man (19'-) juga menemukan bahwa sementara para pejabat diberikan jumlah yang sama untuk pelanggaran biasa pemain nonstar dalam tim kandang dan tandang para pemain bintang terkenal pada tim tuan rumah terjadi hukuman se"ara signi#ikan lebih sedikit dari pemain tim tamu. Sejumlah penjelasan untuk bias wasit telah diajukan. Salah satu e#ek yang menonjol diamati dalam psikologi sosial dikenal sebagai bias interpersonal sering disebut sebagai e#ek 0ygmalion dapat menjelaskan untuk bias wasit. Wasit tidak sadar mungkin Bias keputusan mereka terhadap tim tuan rumah dan pemain bintang karena mereka memiliki harapan bahwa tim tuan rumah dan pemain bintang akan tampil lebih baik. Bukti untuk ini diberikan oleh dua studi tentang menghakimi pejabat di skating senam dan angka masing$masing. S"heer dan 4nsorge (19-9) mempelajari e#ek dari ekspektasi sebelumnya pada keputusan hakim gymnast"s =. :alam senam hal ini umumnya diketahui bahwa pelatih di setiap tim selalu mengirim mereka keluar untuk pesenam aparat dalam urutan terbalik dari kemampuan sebagai hakim memiliki harapan bahwa pesenam terbaik akan bersaing terakhir di rotasi. S"heer dan 4nsorge diperlukan hakim senam untuk men"etak merekam kuali#ikasi Ilimpiade rutinitas namun dibalik urutan penyajian rutinitas sehingga pesenam pertama di masing$masing tim tampil terakhir dan sebagainya. Skor hakim =ditemukan menjadi bias mendukung pemain terakhir meskipun mereka terampil setidaknya di masing$masing tim. ,enariknya e#ek ini ditemukan untuk dimoderasi oleh "iri$"iri kepribadian hakim individu. +akim yang dilaporkan memiliki lo"us o# "ontrol eksternal dan berpikir bahwa peristiwa tunduk pada #aktor$#aktor luar dan keberuntungan lebih "enderung "ondong ke urutan pesaing dibandingkan hakim dengan internal lo"us o# "ontrol. Bukti ini menunjukkan bahwa keputusan bias karena mungkin #ungsi dari pro#il psikologis wasit sendiri daripada harapan mereka sendiri. :alam sebuah studi tentang hakim skater tokoh .indlay dan Ste$,arie ((008) menemukan bahwa hakim memberikan tanda se"ara signi#ikan lebih baik untuk skaters yang dikenal kepada mereka menunjukkan pengaruh bias reputasi. Bersama bukti ini

menunjukkan bahwa harapan sebelumnya dan reputasi "enderung bias keputusan wasit dan hakim ketimbang e#ek penonton per se. !idak sebagai tuan rumah :alam pengantar untuk bagian ini kami mengunjungi Baumeister dan per"obaan Steinhilber (19'8) pada paradoks dari keuntungan sebagai tuan rumah di tekanan tinggi situasi permainan sebelumnya. :alam situasi harapan penonton tinggi tampaknya bahwa keuntungan sebagai tuan rumah yang dinegasikan. Sebuah re$analisis temuan dan penambahan data baru menunjukkan bahwa e#ek merugikan itu tidak meluas seperti sebelumnya dikutip (S"hlenker et al. 199*). ?amun Baumeister (199*) menegaskan bahwa e#ek masih ada meskipun mungkin lebih lemah daripada yang dinyatakan sebelumnya. 0enjelasan untuk e#ek ini berasal dari literatur #asilitasi sosial dan potensi tekanan tinggi ke"emasan$memprovokasi situasi yang mengganggu =respon yang dominan=. +arapan meningkat dari penonton tuan rumah dapat menghambat kinerja karena beberapa alasan2 (1) meningkatnya gairah karena kehadiran penonton dapat menyebabkan gangguan atau ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas di tangan (Baron 19'>) (() diri tinggi kesadaran menyebabkan pemain untuk memindahkan perhatian mereka jauh dari isyarat yang tepat untuk tindakan (Baumeister 19'8) (3) pemain dapat #okus terlalu sangat pada pelaksanaan baik belajar keterampilan dan tenaga ini dari hasil kontrol kogniti# pada gangguan (Baumeister 19'8) atau (8) takut gagal pesaing menjadi sadar diri dan lagi mengalami gangguan dari isyarat yang tepat. !ampaknya bahwa "hoke kejuaraan adalah #enomena yang sulit untuk menjelaskan tapi kemungkinan memiliki e#ek luas pada harapan tim tuan rumah dalam situasi pertandingan tekanan tinggi. !im tuan rumah karena itu mungkin tidak berasumsi atau mengandalkan keuntungan rumah di terakhir pertandingan atau seri kejuaraan. 4rah ,asa :epan dalam penelitian keuntungan sebagai tuan rumah ;#ek keuntungan sebagai tuan rumah ditemukan untuk menjadi e#ek yang kuat dan konsisten di sejumlah olahraga. 0enyelidikan penyebab e#ek ini terutama telah dipusatkan pada pengaruh bahwa penonton memiliki pada pemain dari tim tuan rumah dan penjelasan teoritis telah didasarkan pada model #asilitasi sosial e#ek membangkitkan penonton dan e#eknya pada sosial kogniti# variabel seperti sel#$e##i"a"y dan keper"ayaan diri. 0enjelasan lainnya telah diusulkan termasuk kelelahan perjalanan keakraban rumah tempat bias wasit tipe sport kualitas tim dan usia. ?amun bubur dari model penelitian atau teori kemungkinan untuk menjelaskan semua perbedaan dalam kinerja antara rumah dan laga tandang. /ni hanya sebuah ilustrasi tentang kompleksitas model #enomena dan regresi untuk menjelaskan keuntungan sebagai tuan rumah mungkin ada untuk setiap olahraga yang berbeda. Salah satu kritik yang dapat ditujukan pada penelitian keuntungan sebagai tuan rumah adalah bias mereka terhadap budaya$spesi#ik disiplin olahraga. 4meri"an #ootball bisbol dan pada tingkat lebih rendah bola basket dan hoki es tenda untuk menjadi disiplin olahraga dimainkan terutama di 4merika Htara dan sebagian besar studi telah datang dari daerah ini. Studi di ;ropa dan olahraga internasional disiplin menjadi lebih umum (misalnya Kones et al (001). Brown et al (00() namun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk meneliti sejauh mana keuntungan rumah di berbagai budaya dan disiplin olahraga. Selanjutnya penelitian

masa depan harus menguji pengaruh keuntungan rumah pada variabel kogniti# sosial dalam rangka untuk membentuk sebuah teori komprehensi# untuk keuntungan sebagai tuan rumah. 5ingkasan M psikolog sosial mende#inisikan kelompok sebagai kumpulan orang$orang yang berinteraksi satu sama lain memiliki tujuan yang sama memiliki struktur yang jelas dan telah berbagi proses komunikasi dan hasil perilaku. Ilahraga tim adalah salah satu "ontoh dari kelompok dan interaksi dan proses lain yang beroperasi dalam tim memiliki e#ek luas pada perilaku anggota individu yang membentuk tim. M &arron dan ini +ausenblas (199') model konseptual memberikan kerangka untuk memahami proses kelompok dalam olahraga. :alam model ini kelompok struktur ditentukan oleh norma$norma tim dan peran dari para anggota kelompok. Struktur kelompok mempengaruhi hasil penting dalam tim olahraga seperti tujuan tim keberhasilan kolekti# dan kerjasama. %ohesi kelompok mediates hubungan ini. M kohesi 9roup adalah sebuah konstruk penting dalam proses kelompok dan memiliki e#ek mendalam pada hasil tim dan kinerja M 0eran ambiguitas merupakan an"aman terhadap kohesi dan pelatih harus mempromosikan kejelasan dan keberhasilan dalam olahraga pemain mengenai peran mereka dalam sebuah tim olahraga M #asilitasi sosial menggambarkan e#ek dari kehadiran belaka dan ketakutan evaluati# yang dirasakan orang lain seperti penonton atau "o$aktor pada kinerja olahraga. .asilitasi sosial dimoderasi oleh tingkat ketakutan evaluasi M %urangnya agen pribadi kejelasan peran sel# e##i"a"y dan umpan balik yang jelas pada kinerja individu dapat menimbulkan upaya mengurangi dan tingkat kinerja anggota tim yang dikenal sebagai santai sosial M %euntungan sebagai tuan rumah untuk tim olahraga dipengaruhi oleh ukuran kepadatan dan permusuhan dari penonton reputasi pemain dalam tim usia anggota tim dan keakraban rumah #asilitas. 4da penelitian yang menunjukkan bahwa e#ek keuntungan sebagai tuan rumah sebenarnya karena kinerja terganggu oleh tim mengunjungi yang dikenal sebagai kerugian jauhnya. M %euntungan :epan "enderung sedikit dipengaruhi oleh jarak tempuh untuk men"o"okkan dan wasit bias. Selanjutnya keuntungan sebagai tuan rumah tampaknya terbalik dalam pertandingan yang mengarah pada atlet tampil di waktu yang optimal mereka hari dan dalam permainan nanti pertandingan seri kejuaraan.

You might also like