You are on page 1of 13

PERANCANGAN PERANGKAT PENGENDALI LAMPU RUANGAN BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN MIKROKONTROLERATmega8535

Untuk memenuhi tugas matakuliah Sistem Telekomunikasi Yang dibina oleh Bpk Heru Wahyu Herwanto

Oleh: Achmad Firdaus Handi K. Agus Tri Atmadi Akhmad Insya Ansori Imam Arief Sri N. (110534406807) (110534406831) (110534406810) (1105344068)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO DESEMBER 2013

1. 1.1

Pendahuluan Latar Belakang Kecerobohan dalam penggunaan energi listrik, misalnya lupa mematikan lampu

ketika tidak diperlukan, merupakan salah satu penyebab pemborosan energi listrik yang harus diatasi. Dampak kerugian yang akan terjadi dari sisi pengguna akibat kecerobohan tersebut salah satunya biaya yang akan terus bertambah seiring banyaknya energi yang terpakai atau lebih tepatnya terbuang. Oleh sebab itu diperlukan sebuah sistem yang mampu mengendalikan lampu-lampu tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. HP (Handphone) dengan fasilitas SMS-nya akan sangat berguna jika kita dapat mengaplikasikannya ke dalam suatu sistem pengendali yang terintegrasi, dimana nantinya pengendalian serta pengaksesan informasi keadaan lampu ruangan yang dilakukan oleh seseorang dapat dilakukan via SMS. Sekarang telah banyak alat pengendali lampu rumah jarak jauh menggunakan remote dengan media infra merah maupun gelombang lain, namun masih jarang yang dapat mengendalikan peralatan lampu rumah jika berada di tempat yang jauh dengan memanfaatkan fasilitas provider GSM. Maka perancangan pengendalian lampu jarak jauh ini mencoba menggunakan fasilitas SMS pada telepon seluler, yang diharapkan dapat mengendalikan (memadamkan/menyalakan) dan mendeteksi status lampu melalui jarak jauh dari daerah manapun asal masih terjangkau sinyal operator GSM.

1.2

Tujuan Tujuan dari pembbuatan tugas akhir ini adalah merancang sebuah alat pengendali

lampu ruangan berbasis sms gateway dengan mikrokontroller ATmega 8535. Alt ini diaplikasikan untuk mengontrol lampu ruangan saat pemilik rumah sedang tidak ada dirumah. Sehingga pemilik rumah dapat menghemat pemakaian energy lisrtik dengan mematikan lampu saat pagi hari dan menyalakannya lagi saat malam hari, dan hal ini bisa dilakuakan meski rumah sedang ditinggal bepergian pleh pemilik rumah.

2. 2.1.

Landasan Teori Jaringan GSM Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk

komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekunensi 900 MHz. GSM saat ini banyak digunakan di negara-negara di dunia.

2.1.1. Teknologi Handphone Berbasis GSM Informasi sangat penting dalam suatu organisasi, informasi memperkaya penyajian, pengetahuan, suatu yang penerimanya tidak tahu, Suatu sistem yang kurang mendapat informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya akan berakhir. Apakah sebenarnya informasi itu, sehingga sangat penting artinya bagi suatu sistem. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagi data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

2.2.

Konsep Dasar SMS (Short Message Service) Short Message Service (SMS) adalah sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada

sistem komunikasi tanpa kabel (wireless), yang memungkinkan kita untuk melakukan pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan dengan sistem eksternal seperti e-mail, paging, voice mail, dan lain-lain. SMS mulai diperkenalkan di eropa sejak tahun 1991 dengan adanya standardisasi dalam bidang wireless digital yang disebut Global System for Mobile Communication (GSM). GSM adalah sistem pelopor seluler yang dikembangkan secara universal oleh European Telecomunication Standards Institute (ETSI) dan dengan GSM inilah aplikasi SMS dapat dijalankan. Mekanisme dalam sistem SMS adalah melakukan pengiriman short message dari terminal pelanggan ke terminal lain. Layanan SMS merupakan sebuah layanan yang bersifat nonreal time dimana sebuah short message dapat di-submit ke suatu tujuan, tidak peduli apakah tujuan tersebut aktif atau tidak. Bila dideteksi bahwa tujuan tidak aktif, maka sistem akan menunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan aktif kembali. Prinsip dasar sistem SMS akan menjamin delivery dari short message hingga sampai tujuan. Kegagalan pengiriman yang bersifat sementara seperti tujuan tidak aktif akan selalu teridentifikasi sehingga pengiriman ulang short message akan selalu dilakukan kecuali bila aturan bahwa short message yang telah melampaui batas waktu tertentu harus dihapus dan dinyatakan gagal dikirim.

Karakteristik utama SMS adalah SMS merupakan sebuah sistem pengiriman data dalam paket yang bersifat out-of-band dengan bandwidth yang kecil. Dengan karakteristik ini, pengiriman dengan suatu burst data yang pendek dapat dilakukan dengan efesiensi yang sangat tinggi (Rozidi, 2004).

2.2.1 Short Message Service Centre (SMSC) Short Message Service Centre (SMSC) adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak yang bertanggung jawab memperkuat, menyimpan dan meneruskan antara SME dan piranti bergerak. SMSC harus memiliki kehandalan, kapasitas pelanggan dan throughput pesan yang sangat tinggi. Selain itu SMSC juga harus dapat diskalakan dengan mudah untuk mengakomodasi peningkatan permintaan SMS dalam jaringan yang ada (Oetomo dan Handoko, 2003). SMSC merupakan sebuah entitas yang bertanggung jawab untuk menyimpan routing short message dari satu titik ke titik yang lain yang merupakan tujuan. Sebuah SMSC harus mempunyai keandalan yang tinggi, kapasitas yang cukup, dan throughput yang memadai dalam menangani trafik short message. Sistem harus bersifat fleksibel dan scalabel agar dapat mengakomdasi pertumbuhan permintaan layanan SMS (Rozidi, 2004).

2.2.2. Cara kerja SMS Implementasi layanan SMS, operator menyediakan apa yang disebut sebagai SMS Center (SMSC). Secara fisik SMSC dapat berwujud sebuah PC biasa yang mempunyai interkoneksivitas dengan jaringan GSM. SMSC inilah yang akan melakukan manajemen pesan SMS, baik untuk pengiriman, pengaturan, antrian SMS, penerimaan SMS. Saat mengirim pesan dari handphone, pesan tersebut dikirim ke SMSC baru diteruskan ke nomor handphone tujuan. Konsumen dapat mengetahui status dari pesan. Jika handphone tujuan akan mengirimkan pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa telah diterima, kemudian SMSC mengirim kembali status tersebut kepada handphone pengirim. Jika handphone mati atau tidak aktif, pesan yang akan dikirim akan disimpan pada SMSC sampai period validity (batas waktu pengiriman) terpenuhi. Periode validity terlewati maka pesan yang akan dikirim akan dihapus dari SMSC dan SMSC akan mengirimkan informasi ke nomor pengirim bahwa SMS yang dikirim belum atau gagal diterima.

Gambar. Skema Cara Kerja SMS

2.2.3. Format Pengiriman dan Penerimaan SMS Format pengiriman dan penerimaan SMS ada dua mode yaitu mode Text dan mode PDU (Protocol Data Unit). Perbedaaan dasarnya adalah mode Text ini tidak didukung oleh semua operator GSM maupun terminal. Terminal dapat di-cek menggunakan perintah AT+CMGF=1, jika hasilnya error maka dapat dipastikan bahwa terminal tersebut tidak mendukung mode text. Mode text adalah cara termudah untuk mengirim dan menerima pesan (SMS), dimana tidak dilakukan proses konversi terhadap pesan yang dikirimkan. Teks yang dikirim tetap dalam bentuk aslinya dengan panjang mencapai 160 karakter (7 bit default alphabet) atau 140 (8 bit). Mode text merupakan hasil enkode yang direpresentasikan dalam format PDU. Kelemahannya, pada ponsel yang hanya mendukung mode text tidak dapat menyisipkan gambar dan nada dering ke dalam pesan yang akan dikirim serta terbatasnya tipe encoding. Mode PDU (Protocol Data Unit) adalah format pesan dalam heksadesimal octet dan semi-decimal octet dengan panjang mencapai 160 (7 bit default alphabet) atau 140 (8bit) karakter. Kelebihan menggunakan mode PDU adalah pendekodingan dapat dilakukan sendiri yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan operator GSM, melakukan kompresi data, menambahkan nada dering dan gambar pada pesan yang akan dikirim.

2.2.4. AT Command Perintah AT (Hayes AT Command) digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal (modem) melalui gerbang serial pada komputer. Dengan penggunaan perintah AT, dapat diketahui atau dibaca kondisi dari terminal, seperti mengetahui kondisi sinyal, kondisi baterai, mengirim pesan, membaca pesan, menambah item pada daftar telepon, dan sebagainya. Pada tabel 2.1 diperlihatkan beberapa jenis perintah AT yang berhubungan

dengan penanganan pesan-pesan SMS (Sony Ericsson, 2003). Komunikasi data antara telepon seluler dengan peripheral lain seperti mikrokontroler dilakukan secara serial menggunakan perintah-perintah AT (Hayes AT Command). Dengan mengirimkan telepon seluler untuk melakukan apa yang diperintahkan. Tabel berikut beberapa pereintah-perintah AT yang digunakan untuk mengirim SMS.

2.3.

Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan system computer yang seluruh atau sebagian besar

elemennya dikemas dalam satu chip IC sehingga sering juga disebut single chip microcomputer. Suatu kontroler digunakan untuk mengontrol suatu proses atau aspek-aspek dari lingkungan. Satu contoh aplikasi dari mikrokontroler adalah untuk memonitor rumah kita. Ketika suhu naik kontroler membuka jendela dan sebaliknya. Pada masanya, kontroler dibangun dari komponen-komponen logika secara keseluruhan, sehingga menjadikannya besar dan berat. Setelah itu barulah dipergunakan mikrokprosesor sehingga keseluruhan kontroler masuk kedalam PCB yang cukup kecil. Hingga saat ini masih sering kita lihat kontroler yang dikendalikan oleh mikroprosesor biasa (Zilog Z80, Intel 8088, Motorola 6809, dsb). Proses pengecilan komponen terus berlangsung, semua komponen yang diperlukan guna membangun suatu kontroler dapat dikemas dalam satu keping. Maka lahirlah komputer keping tunggal (one chip microcomputer) atau disebut juga mikrokontroler. Mikrokontroler adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemasdalam satu keping, biasanya terdiri dari:

1. CPU (Central Processing Unit) 2. RAM (Random Access Memory) 3. EEPROM/EPROM/PROM/ROM 4. I/O, Serial & Parallel 5. Timer 6. Interupt Controller Rata-rata mikrokontroler memiliki instruksi manipulasi bit, akses ke I/O secara langsung dan mudah, dan proses interupt yang cepat dan efisien. Dengan kata lain mikrokontroler adalah "Solusi satu Chip" yang secara drastis mengurangi jumlah komponen dan biaya desain (harga relatif rendah). 2.3.1. Mikrokontroler ATmega 8535 Mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc prosesor) memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS 51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR klasik, AT Mega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah AT Mega 8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan

varian MCS 51. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega8535 sebagai mikrokontroler yang powerfull. 3. 3.1. Analisis dan Perancangan Sistem Analisis Kerja Sistem Perancangan diwujudkan dalam bentuk diagram blok seperti ditunjukkan pada Gambar berikut ini.

Gambar. Diagram Blok Sistem Pengendali Lampu Berbasis SMS Telepon genggam berfungsi sebagai penerima perintah penyalaan dan pengirim status penyalaan, perintah dan status dalam bentuk SMS. Antara telepon genggam dan pengolah terdapat level komunikasi yang bekerja menyesuaikan level tegangan komunikasi antara telepon genggam dan pengolah. Pengolah adalah mikrokontroler yang bekerja berdasarkan alur proses dalam bentuk perangkat lunak. Telepon genggam bertugas menerima dan mengirimkan SMS sesuai permintaan pengolah. SMS yang diterima diberitahukan kepada pengolah agar pengolah membacanya. Setelah dibaca pengolah mengklarifikasi nomor pengirim dan perintah penyalaan, apabila klarifikasi diterima maka perinath penyalaan dilaksanakan. Perintah penyalan diwujudkan dalam pemberian logika kepada relay untuk agar menghubungkan atau tidak menghubungkan sumber tegangan kepada lampu. Status penyalaan didapatkan dengan melihat kondisi lampu melalui sensor lampu. Status penyalaan diberikan melalui pengiriman SMS sebagai umpan balik proses. 3.2. Analisis Kebutuhan Sistem

3.2.1. Perangkat Keras (Hardware)

1. Sensor LDR (Light Dependent Resistor) 2. Mikrokontroler ATMega8535 3. Driver RS-232 4. IC MAX 232 5. IC ULN 2003 6. Relay 7. Handphone 8. USB Downloder (alat yang digunakan untuk memasukan program ke mikrokontroler) 3.2.2. Perangkat Lunak (Software) 1. AVR Studio 4 (software yang digunakan untuk mengkompiler intruksi-intruksi yang ditanamkan pada mikrokontroler) 3.3. Perancangan Perangkat Keras

3.3.1. Pengolah Pengolah menggunakan mikrokontroler ATMega8535, untuk dapat berfungsi maka mikrokontroler harus dirangkai dengan komponen tambahan pada pin reset. Pin tersebut berfungsi untuk menjaga logika 1, karena logika 0 akan membuat program mengalami reset. Komponen lain yang ditambahkan adalah pembangkit detak berupa kristal, pada alat ini dipergunakan 11,059200 MHz. 3.3.2. Penampil Penampil LCD menggunakan LCD 2x16 yang dirangkai untuk antarmuka penulisan 8 bit. Antarmuka ini berarti menggunakan seluruh jalur data masukan LCD untuk menerima data. Fungsi penulisan data dilakukan dengan memberikan logika pada pin RS kemudian diberikan data pada jalur data dan terakhir diberikan clock pada pin E. 3.3.3. Relay

Relay adalah komponen saklar yang didalamnya terdapat dua bagian, bagian pemicu dan bagian saklar. Bagian pemicu bekerja memicu saklar agar menghubungkan sumber tegangan 220 VAC ke lampu. 3.3.4. Sensor Lampu Sensor lampu berfungsi unutuk mendeteksi lampu yang sedang menyala/padam, menggunakan LDR (Light Dependent Resistor) yaitu komponen resistor yang hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang mengenainya. LDR (Light Dependent Resistor) dirangkai seri dengan resistor tetap sehingga membentuk sebuah pembagi tegangan. 3.4. Perancangan perangkat Lunak

3.4.1. Diagram Alur Sistem Kendali Lampu Berbasis SMS

3.4.2. Rancangan Kode SMS Ketika sistem menerima perintah melalui SMS, tidak semua SMS mampu dikenali oleh sistem. Hanya SMS tertentu yang sudah disesuaikan yang mampu dikenali oleh sistem. Berbagai rancangan kode-kode SMS disajikan pada Tabel berikut ini. No 1 2 3 4 5 6 7 Isi SMS ON 1 ON 2 ON 3 OFF 1 OFF 2 OFF 3 STS Fungsi Menyalakan Lampu 1 Menyalakan Lampu 2 Menyalakan Lampu 3 Mematikan Lampu 1 Mematikan Lampu 2 Mematikan Lampu 3 Melihat Status Lampu 1,2,3

Tabel. Rancangan kode SMS Tabel diatas menunjukkan perintah-perintah yang bisa dikenali. Mikrokontroler membaca isi SMS dan mikrokontroler hanya mengenali isi SMS yang menggunakan karakter huruf besar atau yang sesuai dengan kata kunci. 4. 4.1. Implementasi dan Pembahasan Implementasi Perangkat Keras

4.1.1. Rangkaian Pengolah Rangkaian ini merupakan sebuah board yang terdapat IC (Integrated Circuit) mikrokontroler, pengubah fase dan regulator. Board ini berfungsi sebagai otak dari kinerja alat, digunakan mikrokontroler ATMega853 yang akan menyimpan berbagai perintah coding untuk menjalankan sebuah alat agar bekerja sesuai dengan yang kita inginkan. 4.1.2. Penampil Penampil LCD menggunakan LCD 2x16 yang dirangkai untuk antarmuka penulisan 8 bit. Antarmuka ini berarti menggunakan seluruh jalur data masukan LCD untuk menerima data. berfungsi untuk menampilkan aktifitas dari urutan penerimaan dan pembacaan SMS. 4.1.3. Rangkaian Relay

Relay adalah komponen saklar yang didalamnya terdapat dua bagian, bagian pemicu dan bagian saklar. Bagian pemicu bekerja memicu saklar agar menghubungkan sumber tegangan 220 VAC ke lampu. 4.1.4. Sensor LDR Sensor lampu menggunakan LDR (Light Dependent Resistor) yaitu komponen resistor yang hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang mengenainya. LDR (Light Dependent Resistor) dirangkai seri dengan resistor tetap sehingga membentuk sebuah pembagi tegangan. Sensor berfungsi sebagai input untuk menerima sinyal cahaya yang dipancarkan kemudian akan dibaca oleh mikrokontroler. 4.1.5 Rangkaian Keseluruhan

5. 5.1.

Penutup Kesimpulan Dari beberapa tahap perancangan, yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

antara lain : 1. Aplikasi Pengendali Lampu Ruangan berbasis SMS ini dibangun dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8535 dan di program dengan

menggunakan bahasa pemrograman C. 2. Aplikasi Pengendali Lampu Ruangan berbasis SMS ini dapat menyalakan dan memadamkan lampu sesuai perintah SMS yang dikirimkan serta dapat mendeteksi kondisi lampu yang sedang menyala/padam

You might also like