You are on page 1of 7

Propanolol nama dagang - Inderal - Farmadral

dosis Akathisia: Dosis Oral Dewasa 30-120 mg/hari dalam 2-3 kali dosis terbagi. Angina: Dosis Oral Dewasa 80-320 mg/hari dalam 2-4 kali dosis terbagi,sediaan aksi panjang 80 mg sekali sehari, maksimal 320 mg sehari. Essensial tremor: Dosis Oral Dewasa : 20-40 mg 2x sehari, dosis pemeliharaan 120-320 mg/hari. Hipertensi: Dosis Oral Anak 0,5-1 mg/hari dibagi dalam 6-12 jam, dinaikan tiap 5-7 hari maksimal 16 mg/kg/hari. Dosis Oral Dewasa 40 mg 2x sehari, dinaikkan dosisnya tiap 3-7 hari biasanya dosis 320 mg dibagi dalam 2-3 dosis/hari makimal 640 mg, biasanya rentang dosis 40-160 mg/hari dibagi dalam 2 dosis. Sediaan aksi panjang : 80 mg/hari. Pemeliharaan : 120-160 mg/hari, maksimal 640 mg. Hipertropi C sub aortis stenosit: oral dewasa 20-40 mg 3-4x sehari. Migrain profilaksis oral Anak : 2-4 mg/kg/hari atau <=35 kg : 10-20 mg 3x sehari; > 35 kg : 20-40 mg 3x sehari. Dewasa : 80 mg/kg dibagi tiap 6-8 jam, dinaikkan menjadi 20-40 mg/dosis setiap 3-4 minggu, maksimal 160-240 mg/hari dibagi dalam 6-8 jam. Jika respon memuaskan tidak mencapai dalam 6 minggu terapi,obat dihentikan perlahan dalam beberapa minggu. Sediaan aksi panjang : 80 mg setiap hari sekali sehari, dosis efektif 160-240 mg tiap hari.

Infak miokard profilaksis : oral dewasa 180-240 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis. Pheochromocytoma oral dewasa 30-60 mg/hari. Tachyarhytmia : Dosis Oral Anak 0,5-1 mg/kg/hari dosis dibagi tiap 6-8 jam dosis titrasi tiap 3-7 hari, dosis 2-6 mg/kg/hari dosis tertinggi mungkin dibutuhkan, tidak dapat melebihi 16 mg/kg/hari atau 60 mg/hari. Dosis Oral Dewasa 10-30 mg/dosis tiap 6-8 jam, dosis dinaikan tiap 3-7 hari, biasanya range dosis 10-320 mg diberikan dalam 2 dosis. Dosis I.V. (intravena) Anak 0,01-0,1 mg/kg/dosis redah IV P lebih 10 menit, dosis maksimal 1 mg untuk infants,3 mg untuk anak. Dosis Dewasa I.V. 1 mg/dosis, diulang tiap 5 menit sampai total 5 mg, jika dosis titrasi tidak menghasilkan respon. Tetralogy: Dosis Oral Anak Awal 1 mg/kg/hari tiap 6 jam, jika tidak dosis dapat dinaikan sampai 1 minggu dengan dosis 1 mg/kg/hari,maksimal 5 mg/kg/hari. Jika pasien sukar disembuhkan dinaikkan pelan-pelan mencapai maksimal 1015 mg/kg/hari. Dosis I.V. 0,01-0,2 mg/kg maksimal 1 mg. Thyrotoxicosis: Dosis Oral Anak 2mg/kg/hari, dibagi tiap 6-8 jam. Dosis Oral Dewasa 10-40 mg /dosis tiap 6 jam. Dosis I.V. Dewasa 1-3 mg dosis.

indikasi Hipertensi, angina pektoris, pheochromocytoma, essensial tremor, tetrallogy of fallot, aritmia, cyanotic spell, pencegahan infak myocard, migraine, pengobatan gejala hypertropi C sub aortic stenosis.

kontraindikasi Hipersensitif terhadap propranolol, bloker atau beberapa

komponen lain dalam sediaan, tidak boleh digunakan untuk gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, bradikardi, udem pulmoner, penyakit hiperaktif pernafasan (asma atau COPD), raynauds disease, kehamilan (trimester 2 dan 3).

efek samping Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial, raynauds syndrom, menseterik trombosis, syncope. SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatique. Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevens-johnson , fuxil epiderma necrolysis. Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia. Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroies disease. Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura. Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy. Mata: Konjugasi hyperemis, penurunan produki air mata,penurunan penglihatan. Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus,udem pulmonary, laryngospasmus.

interaksi Dengan Obat Lain :

Efek sitokrom P450 : CYP1A2 (Mayor), 2C19 (Minor), 2D6 (Mayor), 344(Minor),inhibitor CYP1A2 2D6. Menaikkan efek/toksik: CYP1A2 inhibitor dapat menaikkan efek dari propranolol.Contoh inhibitor:amiodaron,ketokenazol, fluroxamine, norfloksasin, ofloksasin dan rofekoksib. CYP2D6 inhibitor dapat menaikkan efek dari propranolol. Contoh inhibitor: klorpromazin, delavirdin, fluoksetin, mikonazol,kuinidin,kuinin,rifonavir,pergoide.Propran olol menurunkan denyut jantung dan bersifat adisi dengan obat lain yaitu konduktor AV rendah (digoksin, verapamil, diltiazem). Reserpin menaikkan efek dari propranolol. Penggunaan bersama propranolol dapat menaikkan efek alfa bloker (prazosin,terazosin),stimulan alfa adrenergik (epinefrin, penilefrin) dan efek vaksokontriksi dari alkaloid ergot.

Propranolol dapat menutupi takikardia dan hipoglikemi karena insulin dan oral hipoglikemi. Pasien yang mendapatkan terapi bersamaan, risiko krisis hipertensi meningkatkan ketika salah satu dari klonidin atau beta bloker dihentikan. Beta bloker dapat menaikkan tingkat aksi etanol,disopiramide,relaksan otot non depolarisasi dan teofilin walaupun efeknya masih sulit untuk diprediksi. Propranolol dapat menaikkan bioavalibilitas dari serotonin agonis reseptor 5-HT1D, propranolol dapat menurunkan metabolisme dari lidokain. Beta bloker dapat menaikkan efek dari kontrasepsi oral, flekainida, haloperidol (efek hipotensi),simetidin,hidralazin, fenotiazin, hormon tiroid (ketika pasien hipotiroid masuk dalam keadaan euthyroid). Beta bloker dapat menaikkan efek toksik dari flekainid, haloperidol (efek hipotensi) hidralazin, fenotiazin, asetaminofen, antikoagulan (warfarin) dan benzodiazepin. Menurunkan efek: induktor CYP1A2 dapat menurunkan efek dari propranolol. Contoh induktor : aminoglutethimide, karbamazepin, fenobarbital dan rifampisin. Garam Aluminium, kalsium, kolestiramin, kolestipol, anti inflamasi non steroid, penisilin (ampisilin), salisilat dan sulfinpirazon menurunkan efek dari bloker dan juga menurunkan bioavalibilitas dan level plasma. bloker dapat menurunkan efek dari sulfonilurea. Asam askorbat menurunkan konsentrasi plasma maksimum propranolol dan AUC dan menaikkan T max, hasil penurunan signifikan terjadi pada kecepatan denyut jantung. kemungkinan karena ada penurunan absorbsi dan first past metabolisme (n:5). Nefazodone menurunkan kadar plasma maksimal dan AUC dari propranolol dan menaikkan waktu mencapai steady state. Monitoring respon klinik sangat dianjurkan bloker tidak selektif.

- Dengan Makanan : -

mekanisme kerja Beta bloker adrenergik non selektif (antiaritmia kelas II), memblok secara kompetitif respon terhadap stimulasi alfa

bloker dan beta bloker adrenergik yang akan menghasilkan penurunan denyut jantung, kontraktilitas jantung, tekanan darah dan kebutuhan oksigen pada jantung

bentuk sediaan Kapsul, Injeksi, Larutan Oral, Tablet parameter monitoring Akathisia: Dosis Oral Dewasa 30-120 mg/hari dalam 2-3 kali dosis terbagi. Angina: Dosis Oral Dewasa 80-320 mg/hari dalam 2-4 kali dosis terbagi,sediaan aksi panjang 80 mg sekali sehari, maksimal 320 mg sehari. Essensial tremor: Dosis Oral Dewasa : 20-40 mg 2x sehari, dosis pemeliharaan 120-320 mg/hari. Hipertensi: Dosis Oral Anak 0,5-1 mg/hari dibagi dalam 6-12 jam, dinaikan tiap 5-7 hari maksimal 16 mg/kg/hari. Dosis Oral Dewasa 40 mg 2x sehari, dinaikkan dosisnya tiap 3-7 hari biasanya dosis 320 mg dibagi dalam 2-3 dosis/hari makimal 640 mg, biasanya rentang dosis 40-160 mg/hari dibagi dalam 2 dosis. Sediaan aksi panjang : 80 mg/hari. Pemeliharaan : 120-160 mg/hari, maksimal 640 mg. Hipertropi C sub aortis stenosit: oral dewasa 20-40 mg 3-4x sehari. Migrain profilaksis oral Anak : 2-4 mg/kg/hari atau <=35 kg : 10-20 mg 3x sehari; > 35 kg : 20-40 mg 3x sehari. Dewasa : 80 mg/kg dibagi tiap 6-8 jam, dinaikkan menjadi 20-40 mg/dosis setiap 3-4 minggu, maksimal 160-240 mg/hari dibagi dalam 6-8 jam. Jika respon memuaskan tidak mencapai dalam 6 minggu terapi,obat dihentikan perlahan dalam beberapa minggu. Sediaan aksi panjang : 80 mg setiap hari sekali sehari, dosis

efektif 160-240 mg tiap hari. Infak miokard profilaksis : oral dewasa 180-240 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis. Pheochromocytoma oral dewasa 30-60 mg/hari. Tachyarhytmia : Dosis Oral Anak 0,5-1 mg/kg/hari dosis dibagi tiap 6-8 jam dosis titrasi tiap 3-7 hari, dosis 2-6 mg/kg/hari dosis tertinggi mungkin dibutuhkan, tidak dapat melebihi 16 mg/kg/hari atau 60 mg/hari. Dosis Oral Dewasa 10-30 mg/dosis tiap 6-8 jam, dosis dinaikan tiap 3-7 hari, biasanya range dosis 10-320 mg diberikan dalam 2 dosis. Dosis I.V. (intravena) Anak 0,01-0,1 mg/kg/dosis redah IV P lebih 10 menit, dosis maksimal 1 mg untuk infants,3 mg untuk anak. Dosis Dewasa I.V. 1 mg/dosis, diulang tiap 5 menit sampai total 5 mg, jika dosis titrasi tidak menghasilkan respon. Tetralogy: Dosis Oral Anak Awal 1 mg/kg/hari tiap 6 jam, jika tidak dosis dapat dinaikan sampai 1 minggu dengan dosis 1 mg/kg/hari,maksimal 5 mg/kg/hari. Jika pasien sukar disembuhkan dinaikkan pelan-pelan mencapai maksimal 1015 mg/kg/hari. Dosis I.V. 0,01-0,2 mg/kg maksimal 1 mg. Thyrotoxicosis: Dosis Oral Anak 2mg/kg/hari, dibagi tiap 6-8 jam. Dosis Oral Dewasa 10-40 mg /dosis tiap 6 jam. Dosis I.V. Dewasa 1-3 mg dosis.

Enalapril adalah jenis obat yang disebut ACE (angiotensin converting enzyme) inhibitors yang digunakan dalam pengobatan darah tinggi dan beberapa jenis gagal jantung lainnya. ACE meningkatkan tekanan darah tinggi dengan menyempitkan pembuluh darah. ACE inhibitor seperti enalapril inilah yang berfungsi mencegah terjadinya hal tersebut. Indikasi:

Untuk mengobati tekanan darah tinggi, gagal jantung congestive, masalah ginjal yang disebabkan oleh diabetes, dan untuk meningkatkan pertahanan hidup setelah serangan jantung. Dosis: 1. Melalui mulut (per oral) 2.5 mg/hari, satu hari sekali atau 2 kali sehari dengan dosis terpisah. 2. Boleh menyesuaikan dosis setelah 1-2 minggu. 3. Dosis lanjutan: 20 mg/hari, melalui mulut (per oral), satu hari sekali atau 2 kali sehari dengan dosis terpisah.

Efek Samping: Efek CV (hipotensi, angioedema); Efek CNS (kelelahan, sakit kepala); Efek GI (gangguan perasa); Efek berturut-turut (batuk tidak berdahak; upper resp tract symptoms); Efek Dermatologis (ruam, erythema multiforme, toxic epidermal necrolysis); reaksi hipersensitivitas; Efek ginjal (kerusakan ginjal); Gangguan electrolyte (hiperkalemia, hiponatremia,); gangguan darah. Instruksi Khusus: 1. Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan gula atau air (melakukan diuretic atau dialysis) mungkin mengalami hipotensi selama tahapan pemberian dosis dalam terapi ACE inhibitor. (Mulai pengobatan atas pengawasan medis; pada pasien ini gunakan dosis rendah dan lakukan dengan posisi terlentang) 2. Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan harus terhindar dari penyakit actual renovascular. 3. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. 4. Fungsi ginjal harus diukur sebelum pemberian ACE inhibitor dan harus diawasi selama terapi. (Pasien dengan penyakit ginjal atau yang menggunakan dosis tinggi harus diawasi secara reguler untuk mencegah proteinuria)

You might also like