You are on page 1of 12

Nama : Yohana Dwi Sophianty NPM : 1102010298 Kelompok : B-7

SKENARIO 1 DOKTER BAGUS


LI.1.Memahami dan menjelaskan tentang dokter keluarga LO.1.1.Terminologi dokter keluarga Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit,, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar. Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996) : 1. Promosi kesehatan 2. KIA 3. KB 4. Gizi 5. Kesehatan lingkungan 6. Pengendalian penyakit menular 7. Pengobatan dasar Ciri dokter layanan primer adalah (Danasari, 2008) : 1. Menjadi kontak pertama dengan pasien dan memberi pembinaan berkelanjutan (continuing care) 2. Membuat diagnosis medis dan penangannnya 3. Membuat diagnosis psikologis dan penangannya 4. Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit 5. Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis 6. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku.

Setiap dokter yang menyelenggarakan pelayanan seperti di atas dapat menjadi anggota PDKI. Anggota PDKI adalah semua dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer baik yang baru lulus maupun yang telah lama berpraktik sebagai Dokter Praktik Umum. Dokter penyelenggara tingkat primer, yaitu : 1. Dokter praktik umum yang praktik pribadi 2. Dokter keluarga yang praktik pribadi 3. Dokter layanan primer lainnya seperti : a. Dokter praktik umum yang bersama b. Dokter perusahaan c. Dokter bandara d. Dokter pelabuhan e. Dokter kampus f. Dokter pesantren g. Dokter haji h. Dokter puskesmas i. Dokter yang bekerja di unit gawat darurat j. Dokter yang bekerja di poliklinik umum RS k. Dokter praktik umum yang bekerja di bagian pelayanan khusus Continuing Professional Development (CPD) yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) adalah : 1. Pelatihan Paket A : Pengenalan Konsep Dokter Keluarga 2. Pelatihan Paket B : Manajemen Pelayanan Dokter Keluarga 3. Pelatihan Paket C : Pengetahuan Medis Dasar dan Keterampilan Teknis Medis 4. Pelatihan Paket D : Pengetahuan Mutakhir Kedokteran 5. Konversi DPU menjadi DK bagi dokter yang telah praktek 5 tahun atau lebih dan masih punya izin praktek dengan mengisi borang yang telah disediakan sampai tahun 2012, setelah itu bila ingin jadi dokter keluarga harus mengikuti pendidikan formal baik S2 atau spesialis DK 6. Pengisian modul DK 7. Kerja sama dengan Australia dengan mengisi modul online

Tahapan dalam pendidikan kedokteran


PhD/ Doctoral Master/magister
2,5-3 years 1-2 years 2-5 years

Sub Specialist
2-5 years

Family physician consultant


2-5 years

Specialist
3-5 years

Family physician

MD
Profession 1,5 year + internship 1 year

Medical graduate
3,5 years

High school
Pendidikan Dokter Keluarga di Indonesia bukanlah pendidikan yang melalui program pendidikan spesialisasi, namun merupakan pendidikan dalam praktik di komunitas yang dipadukan dengan program P2KB Rencana penyelenggaraan pendidikan Dokter Keluarga di Indonesia adalah: Terjangkau, dalam pembiayaan dan tempat oleh sebagian besar dokter praktek umum di Indonesia Berkualitas, sesuai dengan kualitas dokter keluarga internasional Dapat dimonitor oleh PDKI dan organisasi lain yang berwenang Terakreditasi oleh institusi akreditasi yang dapat dipercaya Dapat diterima oleh semua pihak yang terkait Membantu pengefisienan pelayanan dan pembiayaan kesehatan di Indonesia\ Membantu meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia Batasan tentang ilmu kedokteran keluarga di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. (PB IDI, 1983) 2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab. (Charmichael, 1973)

3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus. (WONCA, Manila, 1979) 4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan kesehatan perorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan. (Whinney, 1969) 5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga. (Sargent, 1967) Batasan dokter keluarga : 1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran 2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya 3. Dokter keluarga adlaha dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga dan dapat merujuk ke dokter ahli yang sesuai. 4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke system pelayanan kesehatan. 5. Dokter keluarga adlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasien yang terkait dengan keluarga, komunitas, serta lingkungannya. Batasan pelayanan dokter keluaraga : 1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung ajawab dokter tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, organ tubuh atau jenis penyakit. 2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu. LO.1.2. Latar Belakang dan perkembangan dokter keluarga

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.

Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni: Pendayagunaan dokter pasca PTT

Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Menghadapi era globalisasi

KIKK Kepanjangannya adalah: Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga, dipilih dalam Kogres Nasional VII di Makassar 30 Agustus 2 September 2006, dan telah dilaporkan ke PB IDI Pusat dan MKKI. Kolegium memang harus ada dalam sebuah organisasi profesi. Jadi PDKI harus mempunyai kolegium yang akan memberikan pengakuan kompetensi keprofesian kepada setiap anggotanya Dalam PDKI lembaga ini yang diangkat oleh kongres dan bertugas: Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta semua keputusan yang ditetapkan kongres. Mempunyai kewenangan menetapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sistem pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga. Mengkoordinasikan kegiatan kolegium kedokteran. Mewakili PDKI dalam pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga Menetapkan program studi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga beserta kurikulumnya Menetapkan kebijakan dan pengendalian uji kompetensi nasional pendidikan profesi kedokteran keluarga Menetapkan pengakuan keahlian (sertfikasi dan resertifikasi) Menetapkan kebijakan akreditasi pusat pendidikan dan rumah sakit pendidikan untuk pendidikan dokter keluarga Mengembangkan sistem informasi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga

Angota KIKK terdiri atas anggota PDKI yang dinilai mempunyai tingkat integritas dan kepakaran yang tinggi untuk menilai kompetensi keprofesian anggotanya Atas anjuran dan himbauan IDI sebaiknya KIKK digabung dengan KDI karena keduanya menerbitan sertifikat kompetensi untuk Dokter Pelayanan Primer (DPP). Setelah melalui diskusi yang berkepanjangan akhirnya deuanya digabung dengan nama Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga (KDDKI) yang untuk

sementara melanjutkan tugas masing-masing, unsur KDI memberikan sertifikat kepada dokter yang baru lulus sedangkan unsur KIKK memberikan sertifikat kompetensi (resertifikasi) kepada DPP yang akan mendaftar kembali ke KKI. LO.1.3. Tujuan Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) : 1. Tujuan Umum Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. 2. Tujuan Khusus Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua macam: a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan. b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas. LI.2. Menjelaskan prinsip dan standar pelayanan dokter keluarga. 1 Prinsip pelayanan dokter keluarga. Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah memberikan : Pelayanan yang holistic dan kemprehensif Pelayanan yang berkesinambungan Pelayanan yang mengutamakan pencegahan Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga , lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya ( dokter keluarga harus mendiagnosis secara holistic dan mengobati secara komprehensif ).

Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral dan hukum ( untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang dokter ) Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu ( untuk mengendalikan mutu dan biaya agar tidak berlebih atau kekurangan ). Dapat diaudit dan dipertangungjawabkan (tidak mengada-ngada dan tidak menyealahgunakan data) 2 Standar pelayanan dokter keluarga. Standar pelayanan dokter keluarga ; 1. Standar pemeliharaan kesehatan di klinik o Standar pelayanan paripurna, pelayanan disediakan sebagai pelayanan strata pertama untuk semua orang tidak berdasarkan umur atau jenis kelamin. Pelayanan yang bersifat paripurna yaitu pemeliharaan dan peningkatan kesehatan atau promotif, pencegahan penyakit dan proteksi khusus atau preventif, pemulihan kesehatan atau kuratif, pencegahan kecacatan atau disability limitation dan rehabilitasi baik fisik, mental, maupun sosial setelah sakit dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran. o Standar pelayanan medik, pelayanan medik yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis. Berupa anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, penegakkan diagnosis dan diagnosis banding, prognosis, konseling, konsultasi, rujukan, tindak lanjut, tindakan, pengobatan rasional, dan pembinaan keluarga. o Standar pelayanan menyeluruh, pelayanan disediakan dalam kedokteran keluarga yang bersifat menyeluruh yaitu peduli bahwa pasien seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial, dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya. o Standar pelayyanan terpadu, pelayanan disediakan dalam kedokteran keluarga yang bersifat terpadu, selaiun berupa kemitraan antara dokter dengan pasiensaat proses pelaksanaan medic, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi formal maupun informal. o Standar pelayanan berkesinambungan, merupakan pelayanan berkesinambungan yang melaksanakan pelayanan kedokteran secra efektif efisien, proaktif, dan terus menerus demi kesehatan pasien 2. Standar perilaku dalam praktek : o Standar perilaku terhadap pasien, pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan. o Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik, seorang doketr keluarga sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara professional. o Standar perilaku dengan sejawat, menghormati dan menghargai pengetahuan ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara professional. o Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktek, pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan kegiatan ilmiah guna memelihara

dan menmabah ketrampilan praktek serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya. o Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya. 3. Standar pengelolaan praktek, selain dokter keluarga juga terdapat petugas kesehatan anatara lain perawat, bidan, administrasi klinik serta pegawai lain yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya. 4. Standar sarana dan prasarana, pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya. 5. Standar manajemen keuangan, pencatatan dan jenis system pembiayaan praktik. 6. Standar manajemen klinik, pembagian kerja, program pelatihan, program kesehatan dan keselamatan kerja, dan pembahasan administrasi klinik. 7. Standar peralatan klinik, peralatan medis, peralatan penunjang medis dan peralatan non medis. 8. Standar proses proses penunjang praktik, pengelolaan rekam medic, pengelolaan pencegahan infeksi, pengelolaan air bersih, pengelolaan obat, dan pengelolaan limbah LI.3. Menjelaskan kompetensi dan peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer. 1. Kompetensi dokter keluarga. Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki,yaitu : 1. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan 2. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasara 3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga 4. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer 5. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik 6. Mau belajar sepanjang hayat 7. Memiliki etika,prilaku yang baik dan berprilaku professional Memiliki ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah, penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT, mata, kulit dan kelamin, psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas,

Memiliki ketrampilan klinis layanan primer lanjut : 1. Ketrampilan melakukan health screening 2. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut 3. Membaca hasil EKG 4. Membaca hasil USG 5. ACLS, ATLS, dan APLS Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA WHO tahun 2003 : 1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu ( bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia ) 2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif o Memahami epidemiologi penyakit o Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai o Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat o Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi o Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu o Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhan gizi o Memahami pokok masalah perkembangan normal o Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku o Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan o Menyelenggarakan layanan paliatif o Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran 3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan o Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien, pembinaan dan konseling keluarga ) o Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi, pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi atau pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat 4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol ( kelainan alergik, anastesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa, kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran cerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi, penyakit infeksi, kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi, dan psikiatri) 5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan ( menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek, pemecahan masalah konflik, peningkatan kualitas )

2.

Peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer.

Dokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu : a. Komprehensif dan holistik

b. c. d. e. f. g. h. i. j.

Kompeten dengan ilmunya Continue ( berkesinambungan) Preventif Kolaboratif dan kordinatif Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan Mempertimbangkan mutu dan biaya Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan Segala tindakan dapat diaudit Bermoral dan beretika yang baik

Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelmpok masyarakat,sebagai system pencegahan atau prventif.Jadi pada dasarnya preventiflah yang diutamakan daripada tindakan kuratif.Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat,dan pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut berhasil.

LI.4. Menjelaskan pelayanan kesehatan Elemen-elemen kompetensi dokter terdiri dari : a. Landasan kepribadian. b. Penguasaan ilmu dan keterampilan. c. Kemampuan berkarya. d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai. e. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya. Pelayanan kesehatan yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Pelayanan yang komprehensif dengan pendekatan holistik a. reventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif b. Memandang manusia sebagai manusia seutuhnya 2. Pelayanan yang continue Menjalin kerjasama dengan profesi dan instansi lain untuk kepentingan pasien agar proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar 3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan a. Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin b. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya c. Mencegah kecatatan 4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif a. Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan bermutu dan kesembuhan optimal b. Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan. 5. Penanganan personal pasien sebagai bagian integral dari keluarga 6. Pelayanan yang mempertimbangkan faktor keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal.

a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyakitnya. b. Memanfaatkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya untuk membantu penyembuhan penyakitnya. 7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum 8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu 9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan yang merupakan perwujudan dari adanya : a. Rekam medis yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain b. Standar Pelayanan Medis c. Penggunaan evidence-based medicine untuk pengambilan keputusan d. Kesadaran akan keterbatasan kemampuan dan kewenangan e. Kesadaran untuk mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar sepanjang hayat dan pengembangan profesi berkelanjutan.Mempunyai rekam medis yang diisi dengan cermat

Standar kompetensi dokter 1. Komunikasi efektif 2. Keterampilan Klinis 3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 4. Pengelolaan Masalah Kesehatan 5. Pengelolaan Informasi 6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 7. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga (Qomariah, 2000) : DOKTER PRAKTEK DOKTER UMUM KELUARGA Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas Menyeluruh, Paripurna, Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan bukan sekedar yang dikeluhkan Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan Cara Pelayanan berkesinambungan pengamatan sesaat sepanjang hayat Lebih kearah Lebih kuratif hanya pencegahan, tanpa Jenis Pelayanan untuk penyakit tertentu mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi Lebih diperhatikan dan Peran keluarga Kurang dipertimbangkan dilibatkan Promotif dan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama pencegahan Dokter pasien teman Hubungan dokter-pasien Dokter pasien sejawat dan konsultan Awal pelayanan Secara individual Secara individual sebagai

bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan

You might also like