You are on page 1of 8

DAFTAR ISI

I. II.

PENDAHULUAN ..............................................................................2 PELAKSANAAN PRAKTIKUM ......................................................3 A. Tujuan Percobaan..........................................................................3 B. Alat-alat Percobaan .......................................................................3 C. Tata Kerja......................................................................................3 D. Kendala .........................................................................................7

III.

HASIL PRAKTIKUM ........................................................................7 A. Gambar ..........................................................................................7 B. Hasil Analisa/Diskusi....................................................................8

IV. V.

KESIMPULAN ...................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................8

URUTAN DENYUT KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG & DENYUT EKTOPIK PADA JANTUNG KURA-KURA I. PENDAHULUAN Kontraksi premature merupakan kontraksi jantung sebelum waktu kontraksi normal, disebut juga ekstrasistol atau denyut ektopik. Denyut ektopik merupakan denyut-denyut ekstra yang terjadi lebih cepat daripada baisanya dalam suatu hitungan. Denyut/detak ektopik (ectopic beats) atau kadang dinamakan sistol ekstra (extrasystoles) dapat disebabkan karena adanya atria (dua ruangan bagian atas dari jantung) atau ventrikel/bilik jantung (ventricles) (yaitu dua ruangan bagian bawah dari jantung). Terkadang kedua bagian ini, baik atria maupun ventrikel dapat menyebabkan kondisi jantung berdebar yang menyebabkan kita merasa seolah-olah tidak ada detak jantung atau bahkan ada detak tambahan. Ektopik ventrikel (ventricular ectopics) (prematura ventricular contractions atau PVCs) merupakan hal yang biasa terjadi dan dapat menimpa orang-orang baik dengan maupun tanpa adanya penyakit jantung. Denyut ektopik biasanya tidak berbahaya dan jarang mengakibatkan kerusakan pada jantung. Siklus jantung memiliki 7 fase, yang terdiri dari : 1. SISTOL ATRIUM Sistol adalah pengosongan/kontraksi. Lawan katanya adalah diastol yg artinya pengisian/relaksasi. Sebelum sistol atrium, darah telah mengalir dr atrium menuju ventrikel melewati katup AV (atrioventrikularis) namun hanya sebagian darah. Selama sistol, atrium kontraksi dan volume ventrikel meningkat. Saat atrium kontraksi, tekanan atrium pun meningkat. Tekanan atrium beranjak turun, saat atrium berhenti kontraksi. Pada fase ini, dalam EKG (elektrokardiogram), atrium berdepolarisasi (P) yg menandakan bahwa atrium sedang kontraksi. Namun setelah atrium berhenti kontraksi, tekanan menurun sehingga keadaan listrik dalam EKG netral (PQR) sebagai hasil depolarisasi ke nodus AV sebelum ventrikel kontraksi. Pada fase ini tidak terdengar bunyi jantung (S4), jika terdengar itu menandakan bahwa adanya kelainan jantung. S4 terjadi setelah atrium sistol dan kontraksi. 2. KONTRAKSI ISOVOLUMETRIK VENTRIKEL Secara mekanik, pada fase ini terjadi penutupan katup AV dan pembukaan katup AV bundle. Katup AV menutup saat tekanan ventrikel naik. Tekanan pada aorta pun naik karena darah yg sudah terbendung di ventrikel mendesak katup AV bundle yg menuju aorta & arteri pulmonalis. Dalam konsisi ini, volume ventrikel tidak berubah. Dalam EKG digambarkan listrik menyebar dr nodus AV bundle ke serat Purkinje sehingga ventrikel kontraksi dr apeks jantung hingga dasar. Karena ventrikel kontraksi maka mengalami depolarisasi yg merupakan awal dr sistol ventrikel (QRS). Pada fase ini, mulai terdengar bunyi jantung pertama (S1) LUBB. Bunyi ini dihasilkan oleh tertutupnya katup AV dan pergolakan darah.

3. EJEKSI CEPAT VENTRIKEL Dalam fase ini terjadi pembukaan katup AV bundle (aorta & arteri pulmonalis) atau ada yg bisa katup semilunaris. Ketika ventrikel kontraksi, tekanan ventrikel meningkat. Begitu pula dengan tekanan aorta yg meningkat dikarenakan desakan bendungan darah di ventrikel. Namun tekanan ventrikel masih lebih tinggi dr tekanan aorta. Ketika katup AV bundle terbuka, darah keluar dengan cepat dr ventrikel sehingga volume darah di ventrikel menurun drastis. Karena kontraksi ventrikel itu pula tekanan atrium meningkat lagi (c). Pada fase ini, tidak ada kegiatan listrik di EKG dan tidak ada bunyi jantung. 4. EJEKSI LAMBAT VENTRIKEL Pada fase ini terjadi penutupan katup AV bundle. Ketika tekanan ventrikel dan aorta naik, volume ventrikel perlahan menurun. Saat tekanan aorta mulai menurun, katup AV bundle tertutup. Dalam EKG digambarkan adanya repolarisasi ventrikel (T) atau mulai relaksasi kembali setelah kontraksi berlebihan dan ini menandakan akhir dari sistol ventrikel. Pada fase ini tidak ada bunyi jantung. 5. RELAKSASI ISOVOLUMETRIK VENTRIKEL Pada fase ini terjadi penutupan katup AV sehingga atrium terisi oleh darah di atas katup AV yg tertutup. Hal ini mengakibatkan tekanan atrium meningkat secara bertahap (v) karena darah mengalir terus dr vena cava dan membendung di atrium, sebaliknya tekanan ventrikel menurun karena relaksasi. Sehingga volume ventrikel minimum dan siap diisi kembali. Tidak ada aktifitas listrik dalam EKG namun terdengar bunyi jantung kedua (S2) DUPP karena tertutupnya katup AV bundle. 6. PENGISIAN CEPAT VENTRIKEL Ketika katup AV mulai terbuka, darah mengalir deras dan cepat dr atrium ke ventrikel dikarenakan desakan bendungan darah di atrium saat katup masih tertutup sehingga tekanan ventrikel naik drastis. Tidak ada kegiatan listrik dalam EKG namun ada bunyi jantung ketiga (S3) GELP. Intensitas bunyi S3 ini sangat kecil sehingga lebih dianggap tidak ada bunyi jantung. 7. PENGISIAN LAMBAT VENTRIKEL Setelah darah mengalir cepat masuk ke ventrikal, perlahan aliran darah melambat masuk ke ventrikel. Tidak ada kegiatan listrik di EKG dan tidak ada bunyi jantung. Lalu begitu seterusnya, mengulang fase 1. II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM A. Tujuan Percobaan : Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat : 1. Membuat sediaan jantung kura sesuai dengan petunjuk umum. 2. Menetapkan urutan berbagai bagian jantung kura atas dasar pengamatan sendiri.
3

3. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura. 4. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus buka pada berbagai fase: Sistole Puncak systole Diastole Akhir diastole 5. Membedakan peka rangsang atrium dan ventrikel jantung pada berbagai fase kontraksi tersebut diatas. 6. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut diatas. B. Alat percobaan Alat dan binatang percobaan yang diperlukan : 1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat 2. Kimograf rengkap + kapas kimograf + kertas + perekat 3. Statif + klem 4. Dua sinyal maknit : 1 untuk mencatat waktu 1 untuk mencatat tanda 5. Kawat listrik 6. Stimulator induksi + elektroda perangsang 7. Dua pencatat jantung + penjepit jantung 8. Batang kuningan berbentuk huruf L 9. Benang + malam 10. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet C. Tata kerja : Urutan kerutan berbagai bagian jantung 1. Ikatlah ke 4 kaki kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya, ada meja operasi. 2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah dibor dari jaringan dibawahnya dengan menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak perdarahan. P.III.5.1. Bagaimana cara yang baik untuk menghindarkan perdarahan pada tindakan ini? Berhati-hati dan perlahan saat melubangi perisai dada kura-kura agar jaringan dibawah perisai tidak terkena dan mengalami perdarahan. 3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hatihati agar jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat jantung berdenyut dengan jelas.

P.III.5.2. Apa beda anatomi yang penting antara jantung kura-kura dengan jantung mammalia? Jantung kura-kura hanya memiliki 3 bilik dikarenakan tidak terdapatnya sekat anatar ventrikel kanan dan kiri, sementara jantung mamalia memilki 4 bilik karena memiliki sekat antar ventrikel kanan dan kiri yaitu sekat interventricularis dan juga dua buah atrium (kanan dan kiri). 4. Pelajari anatomi jantung kura-kura dengan bantuan petunjuk umum. Untuk mempelajari bagian dorsal angkatlah ventrikel keatas dengan benda tumpul. P.III.5.3. Apa bahaya manipulasi yang terlalu sering dan kasar terhadap jantung? Kerja jantung akan sangat keras sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian jantung. 5. Nyatakan urutan kerutan berbagai bagian jantung. Denyut ektopik atrium dan ventrikel 1. Pasanglah pelbagi alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat: a. Mekanokardiogram atrium b. Mekanokardiogram ventrikel c. Tanda rangsang d. Tanda waktu Usahakan supaya ke 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron yang terletak pada satu garis vertikal. P.III.5.4. Apa yang dimaksud dengan titik sinkron? Titik sinkron adalah titik pada akhir sistole, pada saat semua otot jantung telah berkontraksi . 2. Tanpa menjalankan tromol kimogrof, carilah kekuatan rangsang buka yang dapatmenimbulkan denyut etopik atrium. P.III.5.5. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium? Merupakan denyut-denyut ekstra yang terjadi lebih cepat daripada biasanya dalam suatu hitungan terjadi pada atrium. Denyut/detak ektopik (ectopic beats) atau kadang dinamakan sistol ekstra (extrasystoles) dapat disebabkan karena adanya atrium dan ventrikel. P.III.5.6. Pada saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk menghasilkan denyut ektopik? Perangsangan dilakukan saat 1/3 diastole sampai 2/3 diastole untuk menghasilkan denyut ektopik.
5

P.III.5.7. Apa yang dimaksud dengan interval AV? dan bagaimana mengukurnya? Jarak waktu antara atrium dan ventrikel pada saat melakukan systole dan diastole. Berlatihlah sebaik-baiknya dalam memberikan rangsang dalam arus buka pada: a. b. c. d. Sistole atrium Puncak sistole atrium Diastolik atrium Akhir diastolik atrium

3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat (lihat gambar) untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium dengan kekuatan rangsang sub.2 pada : a. Sistole atrium b. Puncak sistole atrium c. Diastole atrium d. Akhir diastolik atrium Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5 6 kali. 4. Tanpa menjalankan tromol carilah rangsang buka yang dapat menimbulkan denyut ektopik ventrikel P.III.5.8. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel? Sama seperti denyut ektopik atrium namun terjadi saat diastole ventrikel. P.III.5.9. Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic? Karena akan menyebabkan rangsang melebihi batas kemampuan ventrikel. P.III.5.10. Apakah denyut ektopik ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium? Tidak. P.III.5.11. Apa yang dimaksud dengan rehat kompensasi? mekanisme kompensasi yang terjadi pada jantung setelah menghasilkan denyut ektopik. P.III.5.12. Bila rehat kompensasi penuh dan tidak penuh? kompensasi yang terbentuk tidak maksimal. 5. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat. 6. Catat 10 denyut normal sebgai control. Tanpa menghentikan tromol, rangsanglah ventrikel dengan kekuatan rangsang sub.4 pada : a. Sistole ventrikel b. Puncak systole ventrikel
6

c. Diastole ventrikel d. Akhir diastole ventrikel Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali. P.III.5.13. Apakah ada hubungan antara saat perangsangan dengan amplitudo denyut ektopik yang dihasilkannya? Ya, amplitudo akan muncul lebih tinggi saat dirangsang pada 1/2 sampai 2/3 diastole. D. Kendala Tidak ditemukan kendala yang berarti. III. HASIL PRAKTIKUM A. Gambar

B. Hasil analsia/diskusi ATRIUM Atrium sistole Atrium puncak sistole Atrium diastole Atrium akhir diastole : Tidak ada denyut ektopik : Tidak ada denyut sistole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 7.5 mV : Ada denyut ektopik

VENTRIKEL IV. Ventrikel sistole Ventrikel puncak sistol Ventrikel diastole Ventrikel akhir diastole : Tidak ada denyut ektopik : Tidak ada denyut ektopik : Ada denyut ektopik pada kekuatan 5mV : Tidak ada denyut ektopik

KESIMPULAN Denyut ektopik biasa disebut dengan denyut ekstra sistole, merupakan denyut jantung tambahan diluar sistole dan diastole, terjadi karena rangsangan saraf simpatis dilakukan secara kontinyu (bukan pada SA node), sehingga terdapat gambaran tidak teratur pada kimograf.

V.

DAFTAR PUSTAKA Guyton and Hall. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, Jakarta : EGC. Penuntun Praktikum Mahasiswa Blok Sistem kardiovaskular. 2012. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi. http://www.kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/03/06/siklus-jantung-cardiaccycle/ http://www.theharleystreetclinicsingapore.com/indonesia/heart-disease-types2.html#4

You might also like