You are on page 1of 3

Konsumsi Nifedipin Meningkatkan Risiko Destruksi Periodontal pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Xiao Li*, Qingxian Luan*, Xingyu Wang^, Yueqin Sha*, Lu He*, Caifang Cao*, dan Lijian Jin+
*Departemen Periodontologi, Universitas Peking Rumah Sakit dan Pusat Pendidikan Stomatologi
+

Departemen Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hong Kong, Hong Kong, China

^Institut Managemen dan Pencegahan Hipertensi Beijing, Beijing, China

Latar Belakang: Penelitian ini menginvestigasi kemungkinan hubungan konsumsi nifedipin (NIF) dan diabetes mellitus (DM) dengan destruksi periodontal. Metode: Sekelompok populasi China (N= 1.083, usia: 638,7 tahun) diskrining. Tiga ratus lima puluh delapan populasi hipertensi yang tidak merokok dipilih untuk diikutsertakan dalam penelitian dan dikelompokkan berdasarkan status DM sebagai kelompok DM dan kelompok non-DM, DM (+) dan DM (-) secara acak. NIF (+) dan NIF (-) masing-masing menunjukkan konsumsi nifedipin atau tidak (n= 135; NIF(+)/DM(-) (n= 108); NIF (-)/DM (+) (n= 64); dan NIF (+)/DM (+) (n= 51)). Kondisi jaringan periodontal pada gigi anterior dinilai dengan menggunakan indeks plak, indeks perdarahan sulkus, clinical attachment lose (AL), kedalaman probing (PD), dan jumlah gigi yang hilang. Hasil: Dengan analisis co-varian, konsumsi NIF berkaitan dengan rata-rata PD dan perluasan PD 4 mm pada kelompok DM dan non-DM. Sampel pada subkelompok NIF (+)/ DM (+) menunjukkan rata-rata AL dan persentase tempat dengan AL 5 mm dan AL 7 mm yang lebih besar dibandingkan dengan subkelompok NIF (-)/DM (+), namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara sampel pada subkelompok NIF (-)/DM (-) dan NIF (+)/DM (-). Subkelompok NIF(+)/DM (+) menunjukkan persentase tempat dengan AL 5 mm (35,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan tiga subkelompok lainnya (24% pada sub kelompok NIF (-)/DM (-), p= 0,004; 25% pada subkelompok NIF (+)/DM (-) p=0,007; dan 25,2% pada subkelompok NIF (-)/DM (-), p= 0,016). Analisis regresi logistic menunjukkan subkelompok NIF (+)/DM (+) memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami > 10% tempat dengan AL 5 mm dibandingkan dengan

subkelompok NIF (-)/DM (-) (odds ratio (OR) = 2,9%; interval kepercayaan (CI) 95%): 1,2-7,4; p= 0.022), subkelompok NIF (+)/DM (-) (OR = 3,1; 95% CI: 1,28,1; p= 0,0020), dan subkelompok NIF (-)/DM (+) (OR = 5,1; CI: 1,8-14,3; p= 0,002). Kesimpulan: Konsumsi NIF dapat meningkatkan risiko destruksi periodontal pada pasien diabetes mellitus tipe 2. J Periodontol 2008; 79: 2054-2059. Kata Kunci: Diabetes, epidemiologi, periodontitis, faktor risiko

Nifedipin (NIF) adalah obat penyekat kanal kalsium (calcium channel blocker/CCB) yang sering diresepkan untuk mengontrol hipertensi. Beberapa penelitian1,2 melaporkan konsumsi NIF berkaitan dengan pertumbuhan berlebihan gusi (hiperplasia gingival) dengan prevalensi yang berkisar antara 6,3-50,8%. Walaupun mekanisme yang berkaitan dengan pertumbuhan berlebihan gusi (hiperplasia gingiva) belum diketahui secara jelas, NIF dapat memodulasi siklus sel pada fibroblast gingiva3 dan mengganggu keseimbangan antara proliferasi dan apoptosis fibroblast melalui penghambatan/blokade kanal Ca2+ tipe L.4 NIF juga mempengaruhi distribusi subpopulasi makrofag5 dan menginduksi perkembangan sel T efektor dan aktivitas T helper 1 predominant.6 Perubahan respons jaringan periodontal host meningkatkan produksi kemokin dan sitokin yang mengontrol penyembuhan luka dan siklus daur ulang jaringan ikat.7 Penelitian terkait menunjukkan NIF dapat mempengaruhi fisiologi dan metabolisme tulang8,9 yang menginduksi destruksi tulang alveolar dan jaringan periodontal. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit sistemik sistem imun innate
12

dan

pasien dengan DM lebih rentan mengalami periodontitis berat13,14 yang merupakan komplikasi tersering keenam dari DM. Karena tidak adanya perbedaan signifikan biofilm subgingiva antara pasien periodontitis dengan atau tanpa DM,
16,17

diduga bahwa perubahan respons host (misalnya, respons imun host yang

berlebihan) yang diinduksi oleh DM berperan penting dalam patogenesis periodontal;18,19 produk akhir glikolasi tahap lanjut yang diperantarai oleh glukosa (AGEs) dapat meningkatkan produksi sitokin dan mediator proinflamasi yang dapat berkontribusi dalam destruksi periodontal.20,21

Hanya sedikit informasi tentang kemungkinan hubungan antara konsumsi NIF dan DM dengan kondisi jaringan periodontal yang tersedia. Penelitian potong lintang (cross-sectional) ini dilakukan untuk menginvestigasi apakah konsumsi NIF dan DM terkait dengan destruksi periodontal. Kesimpulan Pasien usia lanjut dengan DM sering harus mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi harian, seperti NIF. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi NIF merupakan faktor risiko penting terjadinya peningkatan kedalaman jaringan periodontal dan peningkatan risiko attachment loss pada pasien DM. Dari sudut pandang klinis, perawatan periodontal penting pada pasien DM, terutama bagi pasien yang mengkonsumsi NIF dosis harian untuk mencapai manajemen penyakit periodontal yang lebih baik. Untuk pasien ini, penelitian terdahulu15,35,36 menunjukkan pengobatan periodontal juga berkontribusi dalam kontrol DM. Penelitian ini menunjukkan konsumsi NIF dapat meningkatkan risiko attachment loss jaringan periodontal pada pasien DM. Penelitian jangka panjang lebih lanjut diperukan untuk mengkonfirmasi temuan terkini ini.

You might also like