You are on page 1of 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana
1. Definisi Keluarga Berencana Pengertian keluarga berencana menurut UU no 10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Dyah Noviawati Setya Arum, 2009). 2. Tujuan Keluarga Berencana Tujuan utama program Keluarga Berencana adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi yang berkwalitas, menurunkan tingkat/ angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkwalitas (Dyah Noviawati Setya Arum, 2009). B. Kontrasepsi 1. Definisi Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma (Depkes RI,1994).

2. Macam- macam Kontrasepsi a. Metode sederhana Cara kontrasepsi dengan metode sederhana dapat dilakukan sendiri oleh peserta KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Kontrasepsi ini digolongkan menjadi dua yaitu tanpa alat dan menggunakan alat. Contoh yang tanpa alat yaitu: senggama terputus (coitus interruptus), pantang bersetubuh (abstinensia), pantang berkala (istibra berkala), memperpanjang masa menyusui, pencucian vagina, sedangkan yang menggunakan alat yaitu : kondom, diafragma/kap servik, spermatisid (cream, jelly, dan tablet atau cairan berbusa) (Indan Entjang, 1986). b. Metode Efektif Kontrasepsi metode efektif contohnya antara lain pil (tipe kombinasi, tipe urutan, tipe berangkai), kontrasepsi suntikan (depoprovera, cyclofem), IUD/AKDR (lippes loop, cooper T, multi load Cu), dan kontrasepsi susuk (Indan, Entjang, 1986). c. Metode Mantap/Menetap Cara kontrasepsi ini melalui suatu tindakan operasi kecil dengan cara mengikat atau memotong saluran telur pada istri (tubektomi) atau mengikat dan memotong saluran sperma pada suami (vasektomi) sehingga menjadi steril (mandul) (Indan Entjang, 1986).

C. Kontrasepsi Suntikan Salah satu cara kontrasepsi yang akhir-akhir ini mulai banyak digunakan adalah kontrasepsi suntikan. Penggunaan kontrasepsi suntikan mempunyai beberapa segi yang menguntungkan, terutama untuk negaranegara yang sedang berkembang dimana taraf pendidikan masyarakat masih rendah, dengan keterbatasan sarana dan tenaga, baik tenaga untuk penyuluhan maupun untuk pelayanan medis (Indan Entjang, 1986). 1. Macam kontrasepsi suntikan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : a. Golongan Progestin, yaitu kontrasepsi suntik yang hanya mengandung progesteron saja, terdiri dari : a.1. Depo Medroksiprogesteron Asetat Nama dagangnya yaitu Depoprovera, Depo Gestron, Depo Progestin. Mengandung medroksiprogesteron asetat 150 mg dengan dosis 1 ml tiap kali penyuntikan, diberikan setiap 3 bulan pada bagian intaramuskular. a.2. Depo Neretisteron Enantat Mengandung 200 mg Noretdon Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik pada bagian intramuskular. b. Golongan Kombinasi (Cyclofem) Kontrasepsi suntik yang merupakan kombinasi antara progesteron dan estrogen, mengandung medroksiprogesteron asetat 50 mg dan estradiol sipionat 10 mg, dengan dosis 0,5 ml tiap kali penyuntikan pada intramuskuler, diberikan setiap 1 bulan (Depkes, 1999).

2. Cara Kerja Kontrasepsi Suntikan Kontrasepsi suntikan mencegah kehamilan melalui 3 cara yaitu: a. Pencegahan ovulasi, melalui penekanan pengeluaran hormon-hormon yang mengatur ovulasi baik dari hipotalamus maupun hipofise. b. Pengentalan lendir cervix sehingga menghambat masuknya sperma ke dalam rahim. c. Penipisan endometrium (selaput rahim) sehingga tidak memungkinkan terjadinya nidasi sel telur yang telah dibuahi (Indan Entjang, 1986). 3. Efek Samping Kontrasepsi Suntikan Efek samping pemakaian kontrasepsi suntikan diantaranya adalah : a. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari. b. Mual sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga. c. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya tumor hati. d. Penambahan berat badan. e. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian ( Dyah Noviawati Setya Arum, 2009).

1. Hubungan Kontrasepsi Suntikan Cyclofem dengan Kolesterol Kontrasepsi suntikan cyclofem disamping memiliki efek kontrasepsi juga dapat berpengaruh terhadap metabolisme lemak khususnya lipoprotein. Perubahan metabolisme lemak yang terjadi karena adanya pengaruh hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi suntikan cyclofem yaitu

medroksiprogesteron asetat dan estradiol sipionat (Nulph C, 2003). Estradiol sipionat akan menurunkan aktifitas enzim lipase hepatik yang mengakibatkan pemecahan HDL-2 (High Density Lipoprotein- 2)

menurun sehingga kadar HDL total meningkat, kadar LDL (Low Density Liprotein) dan kadar kolesterol total menurun (Nulph C, 2003). Ada tiga macam HDL yaitu HDL-1 (jumlah sedikit), HDL-2, dan HDL-3. Komposisi HDL-2 adalah protein 33%, lipid 67% ( Trigliserida 16%, fosfolipid 43%, kolesterol ester 31%, dan kolesterol total 10% ). HDL-3 terdiri atas protein 57%, lipid 43% (Trigliserida 13%, fosfolipid 46%, kolesterol ester 29%, kolesterol bebas 6%, dan asam lemak bebas 6%) (Kusmiyati DK, 2004). Pengaruh perubahan fraksi lemak ( naik-turunnya kadar HDL, LDL, dan total kolesterol ) pada pemakaian kontrasepsi suntik kombinasi tergantung hormon mana yang bekerja lebih dominan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa tidak terjadi perubahan bermakna pada fraksi lemak darah akibat efek kerja yang saling meniadakan antara estrogen dan progesteron. Penelitian di New Britain tahun 2001 menyatakan bahwa penambahan medroksiprogesteron asetat pada estrogen akan disertai oleh penurunan kadar kolesterol dan trigliserida total pada pemakaian selama 3-6 bulan. Pada penelitian multisenter

yang dilakukan oleh WHO tahun 1997 didapatkan adanya perubahan ringan yaitu peningkatan HDL dan penurunan LDL yang secara klinis tidak bermakna setelah pemakaian satu tahun. (Luciano et al, 2001) Tinggi rendahnya fraksi lemak (kadar HDL, LDL, dan total kolesterol) selain dipengaruhi hormon kontrasepsi juga dapat dipengaruhi oleh pola diet, aktifitas fisik, dan indeks masa tubuh {berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (meter)2} (Waspadji S, 2003). D. Kolesterol 1. Definisi Kolesterol Kolesterol adalah lemak yang berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh terutama di dalam hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun bila berlebihan dalam aliran darah maka dapat membahayakan kesehatan. Kolesterol dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan ke dalam golongan lipida (lemak), berkomponen alkohol steroid, dan sebagian besar berfungsi sebagai sumber kalori (Mangku, Sitepoe, 1992). 2. Fungsi Kolesterol Kolesterol berperan penting terhadap fungsi tubuh sehari-hari. Kolesterol merupakan komponen terbesar membran sel, membantu untuk mengontrol pergerakan zat ke dalam dan ke luar sel, membuat hormon steroid (progesteron dan estrogen pada wanita, testosteron pada pria), membuat vitamin D, dan memastikan sistem pencernaan bekerja dengan baik dengan membentuk garam empedu (Elleanor, Bull, 2002).

3. Sintesa kolesterol Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari nutrien dan energi beserta menjadi lemak tubuh di dalam proses metabolisme energi. Apabila sumber energi berlebihan, maka mengakibatkan pembentukan asetat sebagai perantara juga berlebih, dan lemak tubuh akan bertambah. Demikian juga pembentukan kolesterol, sehingga pada orang yang mengalami kegemukan akan membentuk kolesterol lebih 20 % dari berat badan normal. Pembentukan kolesterol melalui asetat merupakan proses yang kompleks, diantaranya yang memegang peranan penting adalah enzim reductase HMG-Co.A (3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzim A). Kolesterol sendiri membatasi kerja enzim HMG-Co.A. Selain itu, kolesterol juga dapat mengawasi produksi kolesterol di dalam tubuh. Pembatasan konsumsi kolesterol akan menaikkan produksi kolesterol di dalam tubuh apabila sistem kerja enzim tidak normal (Mangku, Sitepoe, 1992 ). 4. Keseimbangan Kolesterol Dalam keadaan normal, kolesterol disentesis dalam tubuh sejumah dua kali dari kadar kolesterol di dalam makanan yang dimakan. Kolesterol yang disentesis diubah menjadi jaringan, hormon, dan vitamin yang kemudian beredar ke dalam tubuh melalui darah, tetapi ada juga kolesterol kembali ke dalam hati untuk diubah menjadi asam empedu dan garamnya. Hasil sintesis kolesterol disimpan di dalam jaringan tubuh (Mangku, Sitepoe, 1992).

5. Lipoprotein Lemak dan kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Agar dapat dikirim ke seluruh tubuh, lemak dan kolesterol harus dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein. Macam- macam lipoprotein yaitu : a. Kilomikron, merupakan jenis lemak dalam darah yang mempunyai kandungan lemak lebih banyak dibanding dengan protein dan pengangkut lemak yang paling baik dalam darah. b. VLDL (Very Low Density Lipoprotein), berfungsi membawa sebagian besar trigleserida dalam darah. Pada proses selanjutnya sebagian VLDL berubah menjadi LDL. c. LDL (Low Density Lipoprotein), merupakan lipoprotein yang mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. LDL dinamakan kolesterol jahat, karena kadar LDL yang tinggi menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri. d. HDL (High Density Lipoprotein), merupakan lipoprotein yang

mengangkut kolesterol lebih sedikit. HDL sering disebut kolesterol baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri kembali ke liver untuk diproses dan dibuang (Iman, Soeharto, 2004).

E. Macam Metode Pemerikasaan Kolesterol Total 1. Metode Lieberman- Burchard Prinsip pemeriksaan : Kolesterol membentuk senyawa yang berwarna kecoklat-coklatan yang intensif dicampur dengan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat pada suhu kamar atau ruang. 2. Metode CHOD-PAP Prinsip pemeriksaan : Kolesterol dan ester dibebaskan dari lipoprotein oleh detergen. Kolesterol ester menghidrolisa ester-ester tersebut dengan H2O2 dibentuk dari kolesterol oxidase. H2O2 bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan phenol dalam suatu reaksi yang dikatalisa oleh peroksidase sehingga terbentuk quinonemine. 3. Modifikasi Dari Reaksi ZAAK dan Modifikasi Dari Hyung Soyr Prinsip pemeriksaan : alkohol digunakan untuk mengendapkan protein dan membebaskan kolesterol dari esternya. Reaksi warna timbul dengan mereaksikan kolesterol dengan ferri klorida. Warna yang timbul ditentukan secara kolorimetri (C.F. Wattimena, 1989).

You might also like