You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL MODUL 4 PEMERIKSAAN BAHAN LEWAT SARINGAN NO.

200

KELOMPOK 17 YUSUF ARYA PRATAMA ALLIH HAYYAN DIANA LAURENTIA EVELYNE KEMAL 1206249252 1206217830 1206240392 1206260463

TANGGAL PRAKTIKUM ASISTEN PRAKTIKUM TANGGAL DISETUJUI NILAI PARAF ASISTEN

: : : : :

29 SEPTEMBER 2013 ALFONSUS ADRIAN

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksud untuk menentukan jumlah bahan yang terdapat dalam agregat lewat saringan no. 200 dengan cara pencucian.

B. PERALATAN 1. Saringan no.16 dan no.200. 2. Wadah pencucian benda uji berkapasitas cukup besar sehingga pada waktu diguncang-guncang benda uji dan atau air pencuci tidak tumpah. 3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai [110 5]
o

C.

4. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh. 5. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.

C. BAHAN 1. Berat contoh agregat kering minimum tergantung pada ukuran agregat maksimum sesuai tabel 2.2. 2. Persiapan benda uji a. Masukkan contoh agregat lebih kurang 1,25 kali berat benda uji ke dalam talam, keringkan dalam oven dengan suhu 110 5 oC sampai berat tetap. b. Siapkan benda uji dengan berat [w1] sesuai tabel 2.2. Tabel 2.2. Berat contoh agregat kering minimum UKURAN AGREGAT MAKSIMUM (mm) (inci) 2,36 No. 8 1,18 No. 4 1 9,5 /4 19,1 38,1 1 D. PROSEDUR 1. Benda uji dimasukkan ke dalam wadah yang telah diketahui massanya dan ditimbang hingga mencapai massa bersih sebesar 500 gram. BERAT CONTOH AGREGAT KERING MINIMUM (gram) 100 500 2000 2500 5000

2. Benda uji dituangkan ke dalam susunan saringan no.16 dan no.200. Pada proses ini, diusahakan agar bahan uji tidak berjatuhan. 3. Alirkan air ke dalam set saringan sambil mengguncang-guncangkan saringan hingga sisa air yang keluar dari saringan menjadi jernih. 4. Semua bahan yang tertahan saringan no.16 dan no.200 dikembalikan ke dalam wadah, kemudian dimasukkan ke dalam talam yang telah diketahui massanya [w2] dan dikeringkan dalam oven dengan suhu [110 5] oC sampai berat tetap. 5. Setelah kering, massa benda uji beserta wadahnya ditimbang [w3]. 6. Massa bahan kering dapat diketahui [w4 = w3 w2] E. PERHITUNGAN w1 = berat benda uji semula = 500 gram w4 = berat bahan tertahan saringan no. 200 = 422 gram Jumlah bahan lewat saringan no. 200 =

Jumlah bahan yang tertahan saringan no. 200 =

F. ANALISIS i. Analisis Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk menentukan persentase kandungan lumpur yang terdapat pada agregat halus, dengan mengasumsikan bahwa bahan yang lolos dari saringan no.200 merupakan bahan pengotor (lumpur). Tingginya kandungan lumpur dalam agregat mempengaruhi kualitas beton yang dibuat. Semakin tinggi kadar lumpur, maka semakin rendah kekuatan beton. Bahan uji yang digunakan dalam percobaan merupakan agregat yang lolos dari saringan no.4. Sebelum memulai percobaan, sejumlah bahan uji dikeringkan menggunakan oven selama 24 jam. Hal ini dilakukan guna mendapatkan massa bersih dari agregat halus. Bahan uji yang sudah dikeringkan kemudian diletakkan ke dalam wadah yang telah diketahui beratnya, lalu ditimbang hingga didapatkan massa bersih benda uji sebesar 500 gram. Setelah itu,
3

benda uji dituangkan ke dalam susunan saringan no. 16 dan no. 200 dengan perlahan untuk menghindari berkurangnya benda uji selama prosedur berlangsung. Susunan saringan kemudian diguncang-guncangkan hingga air pencuci yang tertahan turun, lalu saringan diletakkan di bawah aliran air sambil terus diguncang-guncangkan hingga air pencuci yang melewati saringan menjadi jernih. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk melepaskan lumpur yang menempel pada bahan uji. Bahan-bahan yang tertahan di set saringan kemudian ditaruh kembali dalam wadah. Dengan asumsi bahwa sebagian besar lumpur yang menempel pada benda uji telah hilang selama proses pencucian, benda uji yang telah bersih kemudian dimasukkan ke dalam oven dan dikeringkan selama 24 jam. Benda uji kering kemudian ditimbang untuk mengetahui massa bersih dari benda uji bersih.

ii.

Analisis Hasil Berdasarkan data yang didapat dalam percobaan, diketahui persentase kandungan lumpur dalam agregat halus sebesar 15,6%. Kadar maksimum kandungan lumpur terhadap jumlah massa agregat kering yang diizinkan menurut SK SNI S-04-1989-F adalah 5%, sehingga kadar lumpur dalam bahan uji tidak dapat diterima. Dengan demikian, sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 (NI-2) pasal 33, agregat halus tersebut harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan campuran dalam beton.

iii.

Analisis Kesalahan Dalam percobaan ini, kesalahan yang mungkin terjadi dan mempengaruhi nilai data percobaan antara lain: 1) kesalahan kalibrasi timbangan sehingga data pengukuran menjadi kurang akurat 2) kesalahan kalibrasi oven sehingga suhu yang tertera pada oven kemungkinan bukan merupakan suhu sebenarnya. 3) adanya sisa air bekas mencuci wadah, sehingga massa yang terukur oleh timbangan kemungkinan adalah massa agregat yang telah bercampur dengan air.
4

4) Ketika menuangkan agregat ke dalam saringan, ada sejumlah bahan uji yang hilang dan tidak sampai ke dalam saringan. Begitu juga saat menempatkan kembali bahan yang tertahan pada saringan ke dalam wadah, terdapat sejumlah agregat yang tertinggal, baik di saringan maupun pada sikat untuk membersihkan saringan. 5) Terdapat kemungkinan terdapat lumpur yang masih menempel pada agregat bahkan setelah agregat dicuci.

G. KESIMPULAN 1. Percobaan bertujuan untuk mendapatkan nilai persentasi kadar kandungan lumpur dalam agregat halus. Semakin tinggi kadar lumpur, semakin rendah kekuatan beton yang akan dibuat.

2. Tinggi kadar lumpur pada bahan uji dalam percobaan adalah 15,6%. 3. Tinggi kadar lumpur pada bahan uji melebihi nilai maksimum yang diizinkan oleh SK SNI S-04-1989-F dan PBI 1971 (NI-2) pasal 33 (sebesar 5%), sehingga bahan uji harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan campuran beton.

H. DAFTAR PUSTAKA American Society for Testing and Materials. Standards Test Method for Materials Finer than 75- m (No.200) Sieve in Mineral Aggregats by Washing, No. ASTM C 117 04. Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02. Badan Standarisasi Nasional. Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan Nomor 200 (0,075mm), SNI 03-4142-1996.

Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton. Depok: Laboratorium Struktur dan Material DTS FT UI.

http://eprints.undip.ac.id/34196/5/1676_chapter_II.pdf
5

I. LAMPIRAN

Gbr.1 Agregat kering ditimbang hingga mencapai massa

Gbr.2 Agregat kering yang telah ditimbang dituangkan ke dalam set saringan no.16 dan no.200.

bersih sebesar 500 gram (massa wadah = 200 gram)

Gbr. 3 Agregat diayak di bawah aliran air

Gbr. 4 Konfigurasi oven untuk mengeringkan agregat

You might also like