You are on page 1of 23

BAB 1 PENDAHULUAN Sumbatan pada sistem saluran kemih termasuk suatu kegawatdaruratan medis.

Sumbatan dapat terjadi pada saluran kemih atas dan saluran kemih bawah. Sumbatan pada saluran kemih atas meliputi organ ginjal dan ureter dapat memberikan manifestasi klinis berupa nyeri kolik atau anuria. Sedangkan sumbatan saluran kemih bawah pada buli-buli dan uretra menyebabkan retensi urine.1 Retensi urine adalah ketidakmampuan dalam mengeluarkan urine sesuai dengan keinginan, sehingga urine yang terkumpul di buli-buli melampaui batas maksimal. Secara garis besar penyebab retensi dapat dapat diklasifikasi menjadi 5 jenis yaitu akibat obstruksi, infeksi, farmakologi, neurologi, dan faktor trauma. Obstruksi pada saluran kemih bawah dapat terjadi akibat faktor intrinsik, atau faktor ekstrinsik. aktor intrinsik berasal dari sistem saluran kemih dan bagian yang mengelilinginya seperti pembesaran prostat jinak, tumor bulibuli, striktur uretra, phimosis, paraphimosis, dan lainnya.! Sedangkan faktor ekstrinsik, sumbatan berasal dari sistem organ lain, contohnya jika terdapat massa di saluran cerna yang menekan leher buli-buli, sehingga membuat retensi urine. "ari semua penyebab, yang terbanyak adalah akibat pembesaran prostat jinak. #enyebab kedua akibat infeksi yang menghasilkan peradangan, kemudian terjadilah edema yang menutup lumen saluran uretra. Reaksi radang paling sering terjadi adalah prostatitis akut, yaitu peradangan pada kelenjar prostat dan menimbulkan pembengkakan pada kelenjar tersebut. #enyebab lainnya adalah uretritis, infeksi herpes genitalia, $ul$o$aginitis, dan lainlain.! Salah satu penyebabnya adalah akibat penyempitan pada lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya, disebut dengan striktur uretra. #enanganan kuratif penyakit ini adalah dengan operasi, namun tidak jarang beberapa teknik operasi dapat menimbulkan rekurensi penyakit yang tinggi bagi pasien. %aka dari itu diperlukan penanganan tepat dan adekuat untuk menghindari resiko kekambuhan penyakit striktur uretra.&

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Anatomi Uretra 'retra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi ! bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. #ada pria, organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani. 'retra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan anterior dan posterior. Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatik sehingga pada saat buli-buli penuh, sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna terdiri dari atas otot bergaris dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang. #ada saat miksi sfingter ini terbuka dan tertutup pada saat menahan kencing.1 #anjang uretra wanita kurang lebih &,5 cm, sedangkan uretra pria dewasa kurang lebih !&-!5 cm. #erbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluran urine lebih sering terjadi pada pria.1 'retra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea. "i bagian posterior lumen uretra prostatika, terdapat suatu tonjolan $erumontanum, dan di sebelah proksimal dan distal dari $erumomntanum ini terdapat krista uretralis. (agian akhir dari $as deferens yaitu kedua duktus ejakulatorius terdapat di pinggir kiri dan kanan $erumontanum, sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktus prostatikus yang tersebar di uretra prostatika.1

'retra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis. 'retra anterior terdiri dari pars bulbosa, pars pendularis, fosa na$ikularis, dan meatus uretra eksterna. "i dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi, yaitu kelenjar )owperi yang bearada di dalam diafragma urogenitalis dan bermuara di uretra pars bulbosa, serta kelenjar *ittre yaitu kelenjar parauretralis yang bermuara di uretra ats pendularis. #anjang uretra wanita lebih &-5 cm dengan diameter + mm. (erada di bawah simfisi pubis dan bermuara di sebelah anterior $agina. "i dalam uretra bermuara kelenjar periuretra, diantaranya adalah kelenjar Skene. ,urang lebih sepertiga medial uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. -onus otot sfingter uretra eksterna dan tonus le$ator ani berfungsi mempertahankan agar urine tetap berada di dalam buli-buli pada saat perasaan ingin miksi. %iksi terjadi jika tekanan intra$esika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra eksterna.

.ambar 1. /natomi uretra pada pria .ambar !. /natomi uretra pada wanita

2.2. Definisi Striktura uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya. #enyempitan lumen ini disebabkan karena dindingnya mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus spongiosum.1

2.3. Etiologi Striktur uretra dapat disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada uretra, dan kelainan bawaan. 0nfeksi yang paling sering menimbulkan striktur uretra adalah infeksi oleh kuman gonokokus yang telah menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya. ,eadaan ini sekarang jarang dijumpai karena banyak pemakaian antibiotika untuk memberantas uretritis.1 -rauma yang menyebabkan striktur uretra adalah trauma tumpul pada selangkangan 1straddle injury2, fraktur tulang pel$is, dan instrumentasi atau tindakan transuretra yang kurang hati-hati.1

2. . E!i"emiologi /ngka kejadian striktur uretra pada laki-laki masih belum diketahui. (eberapa sur$ei yang dilakukan menunjukkan angka kejadiannya 3,45 di tahun !331. "ata dari Veteran Affairs 16/2 pada tahun !33& mengatakan bahwa pre$alensinya adalah 14& dari 133.333 diagnosis.7 Striktur dapat terjadi pada semua bagian uretra, namun kejadian yang paling sering pada orang dewasa adalah di bagian pars bulbosa-membranasea, sementara pada pars prostatika lebih sering mengenai anak-anak.5 Striktur kongenital sangat jarang terjadi. Striktur ini disebabkan karena penyambungan yang tidak adekuat antara ureta anterior dan posterior, tanpa adanya faktor trauma maupun peradangan.8

2.#. $a%tor &esi%o

aktor resiko dari striktur uretra adalah9: Riwayat trauma9 misalnya fraktur pel$ik Riwayat instrumentasi atau operasi uretra9 pembedahan transuretra, kateterisasi, dilatasi uretra Riwayat uretritis9 penyakit menular seksual 1Gonococcus, Chlamydia2 Riwayat striktur uretra sebelumnya *ain-lain9 luka tusuk atau tembak pada penis, terkena radiasi

2.'. Patofisiologi -rauma Iatrogenic 0nfeksi

;aringan sikatriks pada uretra

%empersempit lumen uretra Meatal stricture <ambatan aliran urin 1gejala obstruksi2 #ancaran #ancaranurin urin bercabang bercabang <esitansi >eak streaming 0ntermitensi Straining 0ncomplete emptying -erminal dribbling

Stasis urin rongga

Retensi urin

-erkumpul di #eriuretra

0S,, di$ertikel uretra=bulibuli, batu uretra, karsinoma uretra

0nfeksi

/bses periuretra

istula uretrokutan

2.(. )anifestasi Klinis 1*+ .ejala dan tanda striktur biasanya mulai dengan hambatan aliran urine dan kemudian muncul sindrom obstruksi infra$esika yang sama dengan gejala pada (#< atau yang kita kenal dengan lower urinary tract syndrome 1*'-S2. #ada keadaan normal, saat sfingter uretra eksternum mengadakan relaksasi, beberapa detik kemudian urine mulai keluar. /kibat adanya obstruksi infra$esika, menyebabkan hesitansi atau awal keluarnya urine menjadi lebih lama dan seringkali pasien harus mengejan untuk memulai miksi. Setelah urine keluar, seringkali pancarannya menjadi lemah, tidak jauh, dan kecil bahkan urine jatuh di dekat kaki pasien. "i pertengahan miksi seringkali miksi berhenti dan kemudian memancar lagi, keadaan ini terjadi berulang-ulang dan disebut sebagai intermitensi. %iksi diakhiri dengan perasaan masih terasa ada sisa urine di dalam buli-buli dengan masih keluar tetesan-tetesan urine 1terminal dribbling2. ;ika pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi mengosongkan isinya, menyebabkan terjadinya retensi urine yang terasa nyeri pada daerah suprapubik dan diikuti dengan keinginan miksi yang sangat sakit 1urgensi2. *ama kelamaan buli-buli isinya makin penuh sehingga keluar urine yang menetes tanpa disadari yang dikenal sebagai inkontinensia paradoksa. Obstruksi uretra karena striktura uretra anterior biasanya ditandai dengan pancaran kecil, deras, bercabang, dan kadang-kadang berputar-putar.

2.+. Diagnosis "an Pemeri%saan !.+.1 /namnesis /namnesis yang lengkap 1uretritis, trauma dengan kerusakan pada panggul, straddle injury, instrumentasi pada uretra, penggunaan kateter uretra, kelainan sejak lahir2. !.+.! #emeriksaan fisik 0nspeksi9

%eatus eksternus yang sempit, pembengkakan serta fistula di daerah penis, skrotum, perineum, suprapubik. #alpasi9 -eraba jaringan parut sepanjang perjalanan uretra anterior? pada bagian $entral penis, muara fistula bila dipijit mengeluarkan getah= nanah dan serta dilakukan Rectal toucher 1colok dubur2. !.+.&. #emeriksaan #enunjang 1. 'rinalisa "ilakukan untuk mengesampingkan adanya infeksi akut. #ada urin porsi tengah biasanya tidak ditemukan bakteri. ;ika dijumpai sistitis urin pasti akan terinfeksi.+ !. 'roflometri 'ntuk mengetahui pola pancaran urin secara obyektif. "erasnya pancaran dapat diukur dengan membagi $olume urin yang dikeluarkan pada saat miksi dibagi dengan lama proses miksi. ,ecepatan pancaran pria normal !3ml=detik. ;ika kecepatan kurang dari 13ml=detik menandakan adanya obstruksi. 1,+ &. 'retrografi #encitraan uretra dengan memakai kontras. (ahan kontras dimasukkan langsung melalui meatus uretra eksterna melalui klem (roadny yang dijepitkan pada glans penis. #encitraan ini untuk melihat letak penyempitan dan besarnya penyempitan uretra. 'ntuk menilai panjang striktur uretra dilakukan pengambilan foto bipolar sisto-uretrografi dengan memasukkan bahan kontras secara antegrad dari buli-buli dan secara retrograd dari uretra.1

.ambar &. Kiri Ba,a-. Striktur 'retra fokal 1panah2. Kanan Ba,a-. Striktur 'retra. Striktur multipel di bulbocavernosus urethra 1panah bawah2 1 7. 'ltrasonografi 'ltrasonografi dapat secara langsung melihat densitas dari striktur 1spongiofibrosis2. 'S. terhadap bulbous urethra mungkin lebih akurat menentukan panjang striktur, dimana hal ini penting terhadap pertimbangan perbaikan anastomosis.&

5. 'retroskopi %elihat pembuntuan uretra secara langsung yaitu melihat striktura transuretra. ;ika ditemukan striktura langsung diikuti dengan uretrotomi interna 1 sachse2 yaitu memotong jaringan fibrotik dengan memakai pisau sachse. #englihatan secara langsung dan sonouretrografi dapat membantu dalam menentukan luas, lokasi dan derajat dari jaringan parut. /rea tambahan dari pembentukan jaringan parut berdekatan dengan striktur bisa dideteksi dengan uretroskopi. 1,+

2./. Penatala%sanaan

2.10. Kom!li%asi Obstruksi uretra yang lama menimbulkan stasis urine dan menimbulkan berbagai penyulit, diantaranya adalah9 infeksi saluran kemih, terbentuknya di$ertikel uretra=buli-buli, abses periuretra, batu uretra, fistel uretro-kutan, dan karsinoma uretra.1 2.11. Prognosis Striktur uretra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus sering menjalani pemeriksaan yang teratur oleh dokter. #enyakit ini dikatakan sembuh jika setelah dilakukan obser$asi selama 1 tahun tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan. Setiap pasien kontrol berkala dilakukan pemeriksaan pancaran urine yang langsung dilihat oleh dokter atau dengan pemeriksaan uroflowmetri. 'ntuk mencegah terjadinya

kekambuhan, sering kali pasien harus menjalani beberapa tindakan, antara lain dilatasi berkala dengan busi dan kateterisasi bersih mandiri berkala 1,(%(2 atau clean intermitten catheterization 1)0)2, yaitu pasien dianjurkan melakukan kateterisasi secara periodik pada waktu tertentu dengan kateter yang bersih 1tidak perlu steril2 guna mencegah timbulnya kekambuhan striktur.1

LAP1&AN KASUS

Anamnesa Pasien Anamnesa Pri2a"i @ama #asien 9 -n. @ 'mur 9 :3 -ahun @o.%R #ekerjaan /lamat 9 33.4+.15.5: 9 #ensiunan pegawai swasta 9 "usun 60 %edan Senembah

;enis ,elamin 9 *aki-laki

Anamnesa Pen3a%it -anggal9 1+ @o$ember !31& /namnesis9 /utoanamnesa ,eluhan 'tama9 (engkak pada kemaluan

-elaah9 <al ini sudah dialam pasien sejak ! hari yang lalu. #asien juga mengeluhkan nyeri pada daerah kemaluan dan demam sejak ! hari yang lalu. #asien juga mengalami buang air kecil yang tersendat-sendat sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Riwayat -'R-# djumpai ! tahun lalu. Riwayat penyakit terdahulu9 -idak jelas Riwayat penyakit keluarga9 -idak jelas Riwayat pekerjaan9 #egawai swasta Status sosial9 sedang Status ekonomi9 sedang Pemeri%saan Um4m. ,esadaran9 )ompos %entis -ekanan "arah9 173=43 mm<g @adi9 48A=menit ,eadaan umum9 sedang ,eadaan giBi9 baik rekuensi nafas9 !3A=menit -emperatur9 &:,+ )

Pemeri%saan fisi% )6/9 massa 1-=-2, nyeri tekan 1-=-2 SS9 buli sulit dinilai .C9 *aki-laki, sirkumsisi, oedem penis 1D2, oedem scrotum 1D2, oedem perineum 1D2, hiperemis 1D2 "RC9 #erineum9 biasa Spinchter ani9 ketat %ukosa9 licin #emeriksaan penunjang9 *aboratorium 1darah lengkap, R -, <S-, ,." sewaktu2 oto thoraks #rostat9 tidak teraba /mpula recti9 1D2

La2oratori4m "arah *engkap9 <itung ;enis9 aal <emostasis

<emoglobin9 1! gr5 Critrosit9 7,&1A138=mm & Le4%osit. 1(* 51036mm3

@eutrofil9 41,:35 *imfosit9 &,43 5 %onosit9 7,13 5 Cosinofil9 3,!3 5 (asofil9 3,133 5

PT. 1(*# 0@R9 1,&& APTT. 1*# --9 15,5

<ematokrit9 !4,+35 Trom2osit. (051036mm3

,imia ,linik %etabolisme ,arbohidrat ,." sewaktu9 +&,1 mg=d* .injal 'reum9 !51,& mg=d* ,reatinin9 11,81 mg=d* Clektrolit @a9 1&4 mCE=* ,9 8,+ mCE=* )l9 111 mCE=* /nalisa .as "arah /rteri !H !712 !a12 H713 . (*212 . 20*+ mmHg . 1'2* mmHg . +*2 mmol6L

Base E58ess . 91(*+ mmol6L Saturasi O! 9 4+,+ 5

"iagnosa sementara9 fournier gangrene D susp striktur uretra D )," #enatalaksanaan9 06 " Ringer *actat !3 gtt=menit 0nj )eftriaAone 1 gr=1! jam 0nj ,etorolac +3 mg=+ jam 0nj Ranitidine 53 mg=+ jam

Rencana9 - "ebridement - ,onsul anestesi 1acc tindakan anestesi2 - ,onsul kardiologi untuk pembacaan C,. 1kesan9 sinus ritme2 - ,onsul interna untuk toleransi operasi, ad$is terapi, permintaan rawat bersama 1acc tindakan operasi dan rawat bersama, anjuran konsul ulang ke di$isi nefrologi, ad$is

terapi9 ciprofloAacin !33 mg=!7 jam, substitusi meylon : fls F !5 ml dalam 133 cc @a)l 3,4 5 !3 gtt=i2

$ollo, 4! !asien 1/61162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D )," 06 " Ringer lactat !3 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam #9 -

2061162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D ),"

#9 -

06 " Ringer lactat !3 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

2161162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D )," #9 06 " Ringer lactat !3 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

Rencana9 ,onsul di$isi nefrologi untuk ad$is terapi dan rawat bersama Ja,a2an %ons4l. "iagnosa9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," 1dd9 )," stage 6 ec #.O0, /,0 stadium failure2 D sepsis ec urosepsis -erapi dan anjuran9 - -irah baring - "iet ginjal !133 kkal - 06 " @a)l 3,45 13 gtt=i - 0nj )iprofloAacin !33 mg=1! jam - 0nj %etronidaBole 533 mg=+ jam - 0nj neuralgin 1 amp 1k=p2 - )ek ulang darah lengkap, R -, elektrolit urinalisa=& hari - 'S. ginjal dan saluran kemih - ,ultur urin dan kultur pus 2261162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," D sepsis

#9 -

06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj %etronidaBol 533 mg=+ jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

Rencana9 cek lab ulang Hasil la2oratori4m 2261162013 "arah *engkap9 <emoglobin9 13,8 gr5 Critrosit9 &,:!A138=mm & Le4%osit. 33*(#51036mm3 <ematokrit9 &1,135 Trom2osit. +051036mm3 <itung ;enis9 @eutrofil9 43,+35 *imfosit9 &,73 5 %onosit9 5,53 5 Cosinofil9 3,!3 5 (asofil9 3,133 5 aal <emostasis PT. 1#*' 0@R9 1,1: APTT. 3'*# --9 15,+

,imia ,linik %etabolisme ,arbohidrat ,." sewaktu9 4&,8 mg=d* .injal 'reum9 183,+ mg=d* ,reatinin9 &,73 mg=d* Clektrolit @a9 1&: mCE=* ,9 5,1 mCE=* )l9 111 mCE=* 0munoserologi /nalisa .as "arah /rteri p<9 :,&4! pO!9 1&8,4 mm<g p)O!9 !7,8 mm<g <)O&9 17,8 mmol=* Base E58ess. 9+*( mmol6L Saturasi9 4+,& 5

Pro8al8itonine. *0( 2361162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," D sepsis #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj %etronidaBol 533 mg=+ jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

2 61162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," D sepsis #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj %etronidaBol 533 mg=+ jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

2#61162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," D sepsis #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj %etronidaBol 533 mg=+ jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

Rencana9 cek lab ulang

Hasil la2oratori4m 2#61162013 "arah *engkap9 <emoglobin9 13,! gr5 Critrosit9 &,:8A138=mm & Le4%osit. 23*'051036mm3 <ematokrit9 &!,35 Trom2osit. 51036mm3 <itung ;enis9 @eutrofil9 +4,435 *imfosit9 !,53 5 %onosit9 5,13 5 Cosinofil9 1,&3 5 (asofil9 3,&33 5

,imia ,linik .injal 'reum9 1!!,5 mg=d* ,reatinin9 &,81 mg=d* Clektrolit @a9 1&: mCE=* ,9 8,1 mCE=* )l9 134 mCE=* 2'61162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj %etronidaBol 533 mg=+ jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

2(61162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2

/9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj %etronidaBol 533 mg=+ jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

Rencana9 cek lab ulang Hasil la2oratori4m 2(61162013 "arah *engkap9 <emoglobin9 4,5 gr5 Critrosit9 &,75A138=mm & Le4%osit. 1'*#51036mm3 <ematokrit9 !4,+35 Trom2osit. +051036mm3 <itung ;enis9 @eutrofil9 +&,+35 *imfosit9 8,:3 5 %onosit9 :,&3 5 Cosinofil9 !,33 5 (asofil9 3,!33 5 aal <emostasis PT. 1#*' 0@R9 1,1: APTT. 3'*# --9 15,+

,imia ,linik %etabolisme ,arbohidrat ,." sewaktu9 +&,1mg=d* .injal 'reum9 11:,+ mg=d* ,reatinin9 &,45 mg=d* Clektrolit @a9 1&5 mCE=* ,9 8,5 mCE=* )l9 111 mCE=*

2+61162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

2/61162013 S9 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 /9 ournier gangrene post debridement D susp striktur uretra D acute on )," #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

Rencana9 uretrografi

Hasil 4retrografi

3061162013 S9 demam 1-2 O9 )ompos hemodinamik operasi9 pus 1-2 /9 ournier debridement D parsial #9 06 " 0nj. !33 mg=1! 0nj. mg=+ jam @a)l 13 gtt=i )iprofloAacin jam ,etorolac &3 gangrene post striktur uretra mentis, stabil, luka

0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

161262013 S9 demam 1-2 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 Sistostomi 1D29 +33 cc=1! jam, warna kuning jernih /9 ournier gangrene post debridement D striktur uretra parsial #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

261262013 S9 demam 1-2 O9 )ompos mentis, hemodinamik stabil, luka operasi9 pus 1-2 Sistostomi 1D29 !733 cc=!7 jam, wrna9 kuning jernih /9 ournier gangrene post debridement D striktur uretra parsial #9 06 " @a)l 13 gtt=i 0nj. )iprofloAacin !33 mg=1! jam 0nj. ,etorolac &3 mg=+ jam 0nj. Ranitidin 53 mg=1! jam

Rencana9 konsul anestesi

BAB 3 KESI)PULAN Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan parut dan kontraksi. #enyakit ini lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita karena adanya perbedaan panjang uretra. 'retra pria dewasa berkisar antara !&-!5 cm, sedangkan uretra wanita sekitar &-5 cm. ,arena itulah uretra pria lebih rentan terserang infeksi atau terkena

trauma dibanding wanita. (eberapa faktor resiko lain yang diketahui berperan dalam insiden penyakit ini, diantaranya adalah pernah terpapar penyakit menular seksual, ras orang /frika, berusia diatas 55 tahun. Striktur dapat terjadi pada semua bagian uretra, namun kejadian yang paling sering pada orang dewasa adalah di bagian pars bulbosa-membranasea, sementara pada pars prostatika lebih sering mengenai anak-anak. 0nfeksi yang paling sering menimbulkan striktur uretra adalah infeksi oleh kuman gonokokus, yang sempat menginfeksi uretra sebelumnya. -rauma yang dapat menyebabkan striktur uretra adalah trauma tumpul pada selangkangannya 1straddle injury2, fraktur tulang pel$is, atau cedera pasca bedah akibat insersi peralatan bedah selama operasi transurethral, pemasangan kateter, dan prosedur sitoskopi. "iagnosis striktur uretra dapat kita tegakkan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. .ejala yang dialami seperti sulit kencing, disuria, frekuensi kencing meningkat, hematuria, dan perasaan sangat ingin kencing sampai terasa sakit. #emeriksaan fisik dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. 0nspeksi daerah meatus uretra eksterna, lihat pembengkakan atau fistel di sekitar area genitalia. ,emudian palpasi sepanjang uretra anterior di $entral penis, rasakan ada jaringan parut atau nanah. #emeriksaan colok dubur untuk mengetahui apakah terdapat pembesaran prostat. #emeriksaan penunjang bisa dari laboratorium atau radiologi, berguna untuk menkonfirmasi diagnosis. #emeriksaan radiologi yang paling sering dilakukan untuk striktur uretra adalah retrograde uretrogram. #emeriksaan ini berguna untuk mengetahui panjang dan lokasi dari striktur. #emeriksaan darah lengkap dan analisis urine dikerjakan untuk memantau perkembangan pasien dan mengeksklusi penyakit lain.

DA$TA& PUSTAKA 1. #urnomo, (. !33&. Striktur 'retra. In !asar"dasar #rologi $disi %edua. ;akarta9 Sagung Seto? 15&-158. !. Selius (rian, Subedi Rajesh. 'rinary retention in adults9 "iagnosis and 0nitial %anagement. /merican amily #hysician. !33+? ::. #. 87&-853.

&. (arbagli .uido, *aBerri %asimo. Surgical -reatment of /nterior 'rethral Stricture "isease9 (rief O$er$iew. 0nternational (raB ; 'rol. !33:? &&. #. 781-784. 7. /nger, ;. et . al. !313. &he Morbidity of #rethral 'tricture !isease. (%) 'rology. /$ailable from9 http9==www.biomedcentral.com=17:1-!743=13=&. /ccessed G1 "esember !31&H 5. ,otb /. ouad. #ost-traumatic #osterior 'rethral Stricture9 )linical )onsideration . -urkish ;ournal of 'rology. !313? &8. #. 1+!-1+4 8. Shet 6asant. Stricture uretra. "epartment of 'rology. (ellary. 1/cceseed "ecember !nd !31&2. /$ailable from 'R*9 http9==www.kua.in=strictureIurethra.pdf.
7. ,uan, ;., "r. !335. 'rethral Stricture "isease. /$ailable from9

http9==swedishurology.com=files=ser$icesIurethralIstrictureIdisease.pdf /ccessed G1 "esember !31&H +. -anagho, Cmil /. and ;ack >. %c/ninch. !33+. SmithJs .eneral 'rology 1: th Cdition. @ew Kork9 %c.raw <ill.

You might also like