You are on page 1of 5

BAHAYA KERACUNAN PESTISIDA RUMAH TANGGA Tanpa disadari kita dapati berbagai jenis pestisida yang tersimpan dirumah

tangga. Pestisida ini bukan saja digunakan di dalam rumah tetapi juga digunakan di halaman rumah dan kebun untuk melindungi tanaman dari gulma dan hewan perusak lainnya, Anak-anak merupakan korban utama pada kasus keracunan ini karena rasa keingin tahuannya yang tinggi dan tingkah lakunya dimana senang sekali memasukan apa saja yang ditemuinya ke dalam mulut. Berdasarkan target sasarannnya pestisida dibagi menjadi beberapa bagian yaitu racun serangga (insektisida), racun tikus (rodentisida), racun rumput gulma (herbisida), racun nematoda (nematosida), racun !ungi jamur (!ungisida), racun untuk keong siput ("oluskusida) racun lar#a (lar#asida), racun untuk rayap (mitisida). Pestisida yang sering tersimpan dalam rumah adalah racun serangga (insektisida) dan racun tikus (rodentisida). Pestisida tidak saja beracun terhadap organisme sasaran tetapi juga terhadap,organisme lainnya seperti manusia dan hewan peliharaan. Pestisida masuk atau meracuni tubuh melalui beberapa cara yaitu tertelan (mulut), terhirup (hidung saluran perna!asan), kontak kulit atau mata. $ejala keracunan yang nampak akibat terkena pestisida racun dengan !rekuensi satu kali merupakan keracunan akut sedangkan bila gejala nampak setelah berulangkali atau dalam jangka panjang terkena racun merupakan keracunan kronik. %acun serangga &idalam rumah tanggga racun serangga (insektisida ) sering sekali digunakan, biasanya untuk membunuh atau mengusir nyamuk, kecoa, lalat, atau semut. %acun serangga ini terdapat dalam beberapa sediaan yaitu berbentuk semprotan (cairan aerosol), lotion, elektrik, lingkaran dan kepingan butiran. 'nsektisida yang digunakan didalam rumah tangga kebanyakan mengandung bahan akti! piretrin piretroid. Piretrin merupakan ekstrak oleoresin yang berasal dari bunga krisan yang telah dikeringkan dan bersi!at insektisida, sedangkan piretroid merupakan sintetik dari piretrin. (mumnya senyawa ini mempunyai toksisitas akut yang rendah pada manusia, hal ini disebabkan kecepatan metabolisme tubuh menginakti!kan senyawa ini, walaupun demikian insektisida ini merupakan agen pencetus alergi, oleh karena itu menyebabkan bersin, batuk, na!as pendek dan sakit di bagian dada pada anak-anak yang mengidap asma dan alergi. )alaupun senyawa ini toksisitasnya rendah, tetapi dapat menyebabkan keracunan dan kematian dengan dosis tertentu dan tergantung kepada cara masuknya racun ke dalam tubuh manusia. Tanda-tanda keracunan karena kontak dengan kulit menyebabkan iritasi lokal dan kulit menjadi kering, bila tertelan menyebabkan mual, muntah serta diare sedangkan bila terhirup melalui saluran perna!asan menyebabkan iritasi saluran na!as atas seperti rhinitis, radang kerongkongan. Pada pasien yang sensiti#e terpapar racun ini

secara berulang dapat menyebabkan serangan asma. *eracunan juga menyebabkan kerusakan sistem sara! pusat dan dapat mengakibatkan koma, serta sesak na!as. Bila terjadi keracunan karena terhirup, hendaklah segera dibawa ke tempat yang berudara segar dan bila diperlukan beri bantuan perna!asan. +ika racun piretroid (jenis semprotan) terkena kulit, bagian yang terkena segera dicuci dengan air bersih yang mengalir dan sabun. Pada mata yang terkena semprotan racun tersebut, cuci dengan air bersih selama ,--,. menit. Pakaian yang terkena racun haruslah dicuci sebelum dipakai lagi. Racun Tikus %acun tikus dapat diperoleh dalam berbagai merk dagang dan sediaan. %acun tikus di rumah biasanya digunakan dalam bentuk serbuk, butiran, atau pellet. /ediaan dalam bentuk umpan yang berwarna biasanya menarik perhatian anak-anak yang menganggapnya sebagai makanan ringan. Tidak hanya pada anak-anak, orang dewasapun yang tidak mengetahui menganggapnya sebagai makanan. 0leh karena itu jika akan menggunakannya harus diletakan jauh dari jangkauan anak-anak dan beritahu orang dewasa lainnya yang ada dirumah. %acun tikus merupakan bahan kimia yang sangat toksik. *eracunan racun tikus tergantung dari kandungan bahan akti!nya dan jumlah bahan yang masuk ke dalam tubuh. *andungan bahan akti! (bahan kimia) dalam sediaan racun tikus terdapat dalam berbagai jenis, diantaranya brodifacoum, bromadiolone, calsium cyanide, chlorophacinone, coumatetralyl, doumatetralyl, flocoumafen, warfarin dan zinc phosphide, belerang, diphacinone. %acun tikus yang mengandung bahan akti! zinc phosphide mempunyai bau yang khas seperti ikan busuk dan rasanya tidak akan disukai oleh hewan lain, tetapi bau ini menarik perhatian tikus. Biasanya racun tikus ini terdapat di pasaran dalam bentuk serbuk dan11.. %acun ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran perna!asan, mulut atau diserap melalui kulit yang luka, Apabila racun ini dicampur atau kontak dengan air atau asam lemah akan membebaskan gas fosfin. *eracunan senyawa ini menyebabkan sesak paruparu, tekanan darah menjadi rendah, sukar berna!as, muntah, denyut jantung tidak beraturan, dan dapat menyebabkan koma, kerusakan ginjal, pengurangan sel darah putih dan dapat menyebabkan kematian. +ika terjadi keracunan, pertolongan pertama yang perlu dilakukan ialah dengan rangsang muntah dan segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan rawatan lanjutan. Antikoagulan (agen pencair darah) adalah kelas racun tikus yang rendah toksisitasnya pada manusia. Antikoagulan terbagi dalam dua bagian yaitu coumarin dan indanedione. Warfarin, difenacoum, bromadiolone dan brodifacoum merupakan komponen utama 4-hydroxycoumarin sedangkan indanedione terdiri dari diphacinone, pindone dan chlorophacinone . Brodifacoum, difenacoum dan chlorphacinone ini dikenal sebagai golongan

superwarfarin. *esemua komponen tersebut terdapat di pasaran dalam sediaan serbuk, butir, tablet. %acun tikus warfarin dapat menyebabkan perdarahan pada tikus maupun manusia karena darah tidak lagi mudah membeku. %acun ini dikenal sebagai racun antikoagulan. $olongan superwarfarin lebih toksik daripada warfarin karena menyebabkan perdarahan dengan lebih lama. Tanda-tanda keracunan racun tikus antikoagulan adalah mual, muntah dan diare, perdarahan yang menyebabkan luka lambat sembuh, gusi atau hidung berdarah, !eses dan urin disertai darah, dan bila terjadi keracunan yang parah menyebabkan kejang dan tidak sadarkan diri akibat terjadi perdarahan di dalam tubuh termasuk pendarahan usus. +ika terjadi keracunan pertolongan pertamanya adalah rangsang muntah dan segera bawa ke rumah sakit. Racun Ngengat %acun serangga dalam bentuk biji butiran utamanya digunakan untuk ngengat. %acun ini biasanya mengandung bahan akiti! naphthalene atau paradichlorobenzene. Bahan kimia ini juga terdapat dalam pewangi kamar mandi (toilet bowl deodorizers). *edua bahan kimia tersebut mengeluarkan bau yang kuat dan sulit untuk menghilangkannya.. *edua bahan kimia ini bisa menyebabkan gangguan sistem pencernaan dan sistem sara! pusat. /atu butir racun biasanya mengandung 2.--.--mg naphthalene. Bagi korban yang mengalami kekurangan en3im glukos-6-fosfat dihidrogenase, naphthalene bisa menyebabkan hemolisis (gangguan sel darah). Tertelan ,2g naphtalene (4-5 butir) dapat menyebabkan letargi atau kejang ( seizures . !aradichlorobenzene lebih rendah toksisitasnya dibandingkan naphthalen )alaupun demikian jika tertelan lebih daripada 2-g bisa menyebabkan toksik bagi orang dewasa. Pada pengujian hewan pernah dilaporkan terjadi keracunan serius pada hewan percobaan yang menyebabkan tremor dan nekrosis hati. Apabila terjadi keracunan, dapat diketahui dari kesan bau obat ngengat tersebut pada mulut dan muntahan korban, tetapi sukar untuk membedakan antara kjeracunan naphthalene dan !aradchlorobenzene dari segi bau dan warna. Apabila terjadi keracunan karena tertelan, dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan dan mengakibatkan mual, muntah dan diare. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah rangsang muntah, misalnya dengan memasukkan jari ke dalam kerongkongan. Bahan ini bersi!at mudah larut dalam lemak sehingga tidak disarankan memberi minum air atau susu karena dapat meningkatkan absorbsi. /egera bawa ke rumah sakit. *edua bahan kimia tersebut jika terkena mata dapat menyebabkan radang dan kemerahan mata. "aphthalene dapat merusak kornea mata dan penglihatan menjadi kabur. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mencuci mata dengan air bersih selama ,.- 2- menit. +ika radang berlanjutan dan masih terasa sakit, segera bawa ke dokter. *ontak dengan kulit boleh menyebabkan iritasi kulit, reaksi alergi dan gatalgatal, tetapi gejala ini jarang berlaku. Pertolongana pertama bila terjadi

keracunan adalah bilas dengan air yang banyak dan sabun pada kulit yang terkena. *ini di pasaran terdapat racun ngengat dalam pelbagai bentuk dan warna dan dianggap sebagai permen oleh sebagian anak-anak tanpa mengetahui itu adalah racun. 0leh karena itu, hendaklah berhati-hati ketika menggunakannya. 6etakanlah di tempat yang terlindung dan tidak mudah dilihat atau dijumpai oleh anak-anak. Tips untuk pencegahan keracunan dalam penggunaan pestisida di rumah 7 /ebelum menggunakannya bacalah label yang ada dikemasan. +angan rusak label karena didalamnya terdapat in!ormasi mengenai cara menggunakannya, penyimpanan, bahayanya dan pertolongan pertamanya jika terjadi keracunan serta in!ormasi lainnya. Pestisida hendaklah disimpan dengan aman ( ditempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak seperti dilemari yang terkunci atau tempat yang agak tinggi) sebelum dan setelah digunakan. +angan menyimpan dekat dengan bahan-bahan makanan dan minuman. /impan dalam wadah aslinya dan jangan pindahkan ke dalam wadah lain terutam ke dalam wadah bekas makanan minuman. +angan sekali-kali menggunakan bekas wadah pestisida untuk tempat makan atau minuman sekalipun untuk hewan peliharaan. +angan menyediakan racun tikus dengan tangan kosong, gunakanlah alat seperti sendok plastik dan cuci tangan setelah menyediakan racun tersebut. $unakan pestisida dalam bentuk semprotan kurang lebih , jam sebelum tidur, /ebelum menggunakannya pastikan anak-anak tidak berada disekitar ruangan yang akan disemprot dan semua alat mainan disimpan ke tempat lain. Pastikan obat nyamuk bakar digunakan dengan aman dan jauhkan dari bahan yang mudah terbakar. Pustaka 7 ,. 0lson *.%., Poisoning and &rug 0#erdosis 4th ed. Appleton 8 6ange, (/A. 2--4. 2. /entra 'n!ormasi *eracunan, Pedoman Penatalaksanaan *eracunan (ntuk %umah /akit, /entra 'n!ormasi *eracunan &it+en P0" &epkes %', +akarta, 2--,. 9. Bates :., et all, Paediatric To;icology 7 <anbbook o! Poisoning in =hildren, "acmillan %e!!erence 6T&, 6ondon, ,>>?. 4. &irektorat Pupuk dan Pestisida, Pestisida (ntuk Pertanian dan *ehutanan, &it Pupuk dan Pestisida &itjen Bina /arana Pertanian &eptan %', +akarta, 2--,. .. &irektorat Pupuk dan Pestisida, Pestisida <igiene 6ingkungan, &it Pupuk dan Pestisida &itjen Bina /arana Pertanian &eptan %', +akarta, 2--,. @. :ational Poisons 'n!ormation =entre, "anagement $uidelines !or Pesticides Poisonings, :ational Poisons 'n!ormation =entre &epartment o! Pharmacology, :ew &elhi, ,>>..

You might also like