You are on page 1of 17

M.

Fahrezha
110.2008.313 No. Urut : 237 Kelompok B-4

Analisa strategi, situasi, dan kondisi demokrasi terhadap Paradigma Pendidikan Demokratis dalam studi kasus kota Balikpapan

Latar Belakang
Demokrasi sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat, yang juga berperan dalam dunia pendidikan sekarang ini. Pendidikan di berbagai tingkat dapat dipengaruhi oleh globalisme, di mana negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai etnis, namun hal ini belum tentu membuat masyarakat menjadi saling toleransi dan mau bersatu dalam hal demokrasi. Pemerintah juga ada yang masih kacau dalam mengembangkan dunia pendidikan dalam hal akademik maupun moral dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Masih adanya ketidakadilan dalam hal hak dan kewajiban bagi setiap insan manusia di negeri ini.

Rumusan Masalah
Demokrasi sudah bukan merupakan hal asing bagi masyarakat Indonesia. Kata tersebut bahkan sudah dipahami secara baik dan mendalam. Apakah penyelenggaraan demokrasi dalam hal pendidikan dapat menciptakan perbaikan manajemen pendidikan sekarang ?

Tujuan analisa strategi


Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang tindakan demokrasi yang telah atau akan dilaksanakan di suatu kota Balikpapan. Sedangkan secara khusus Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi dalam bidang pendidikan terutama dalam bidang administrasi dan pengembangan kurikulum pendidikan.

Pembahasan
1. Demokrasi Berasal dari kata demos berarti rakyat. Dan kratos yang artinya kekuasaan. 2. Pendidikan Merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.

I. Sekolah Demokratis di Balikpapan Pendidikan dalam perspektif demokrasi adalah sebuah komponen yang vital. Dalam kasus ini saya mengambil contih pada SDN. 004 Balikpapan yang sudah terlihat merealisasikan demokrasi dalam bidang pendidikan. Dalam membangun demokrasi, tak pelak proses pendidikan yang menjadikan warga negara yang merdeka, berpikir kritis dan sangat familiar dalam praktik-praktik demokrasi.

Konsep desentralisasi yang diusung pemerintah dan didukung berbagai elemen demokrasi di negeri ini melahirkan berbagai kebijakan yang memiliki implikasi positif terhadap pendidikan nasional Masa otonomi daerah ditandai dengan implementasi UU No.22 tahun 1999 yang direvisi dan diganti dengan UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam kedua UU inilah perspektif demokratisasi pendidikan memiliki fondasi dasarnya sebelum diterbitkan peraturan-peraturan (PP) maupun Peraturan daerah (Perda) yang mengatur lebih lanjut tentang pendidikan ini, selain UU Sisdiknas itu sendiri. Demokratisasi pendidikan terkait dengan beberapa masalah utama, antara lain desentralisasi pendidikan melalui perangkat kebijakan pemerintah yaitu Undang-undang yang mengatur tentang pendidikan di negara kita.

II. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum adalah seluruh pengalaman yang ditawarkan pada peserta didik di bawah arahan dan bimbingan sekolah, sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan KBK. Depdiknas mengemukakan bahwa kurukulum KBK tiada lain adalah pengembangan kurikulum yang bertitik tolak dari kompetensi yang seharusnya dimilikisiswa setelah menyelesaikan pendidikan . Yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan pola berpikir, serta bertindak tepat.

Kemudian sekolah demokratis juga harus diimbangi dengan perhatian yang kuat terhadap hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, persoalan kesejahteraan para guru, serta semua yang terkait dengan pengelolaan sekolah harus menjadi perhatian serius. Manajemen juga harus dilakukan secara terbuka, khususnya aspek-aspek yang termasuk wilayah publik harus dibuat transparan, sehingga semua ikut terlibat dalam menentukan keputusan.

III. Manajemen Berbasis Sekolah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu isu yang kuat didorong ke permukaan dalam konteks implementasi gagasan reformasi pendidikan yang direfleksikan dalam UU. No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mengotonomisasikan sektor pendidikan pada daerah. Pemerintah mendorong otonomi itu untuk diimplementasikan pada tingkat sekolah, dan pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk memfasilitasi berbagai program peningkatan kualitas pendidikan sekolah-sekolah di daerahnya masing-masing tersebut, terutama daerah kota Balikpapan

Budgetting merupakan jantungnya manajemen berbasis sekolah. Kontrol terhadap kurikulum dan personalia sangat tergantung pada keuangan (Murphy,1995:49), yakni bahwa kurikulum itu bisa dikembangkan oleh siswa, bahkan dilaksanakan dalam konsep mastery learning, jika didukung oleh sumber daya keuangan.

Pola Pikir
Pancasila dan UUD 1945

Demokrasi

Sekolah Demokratis

Pengembangan Kurikulum

Manajemen Berbasis Sekolah

Kesimpulan
a. Akibat negeri yang jungkir balik, demokrasi kadang susah diketahui makna asli yang terkandung di dalamnya, terutama dalam kehidupan sehari-hari. b. Pentingnya menanamkan sikap jujur dan adil demi tercapainya kemajuan dalam bidang pendidikan sesuai paradigma pendidikan demokratis. c. Moral kita sebagai Bangsa Indonesia yang berbudi pekerti sedang goyah, yang dapat menjatuhkan martabat bangsa ini sendiri. d. Dalam mencapai suatu keadaan negara yang berpendidikan memang perlu revolusioner yang mengubah sistem pendidikan dan cara pandang masyarakat.

Saran-saran
a. Masyarakat harus senantiasa menambah pengetahuan tentang pelaksanaan demokrasi yang terjadi di negeri ini. b. Pemerintah harus bijak, selalu menanamkan sikap jujur dan adil dalam melaksanakan kewajiban sebagai manusia yang patut dijadikan teladan oleh rakyat. c. Perlunya menanamkan semangat gotong-royong untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Serta meningkatkan mutu pendidikan diri sendiri dan orang sekitar. d. Pemerintah selayaknya melaksanakan tugasnya pada negara secara adil dan merata dengan selalu memperhatikan rakyat miskin yang tidak mampu bersekolah.

Daftar Pustaka
1. Rosyada. Dede. Dr. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta : Penerbit Prenada Media 2. Suryono H. (2009). Menulusuri Kembali Demokrasi Pancasila . Jakarta : Citra Kharisma Bunda

You might also like