You are on page 1of 3

Pneumothoraks Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan penyebab Pneumothoraks Spontan Primer (tidak diketahui dengan pasti penyebabnya) Pneumothoraks spontan

an primer diperkirakan terjadi karena rupture dari bleb emfisematous di subpleura, yang biasanya terletak pada apeks paruparu. Bleb dapat ditemukan pada lebih dari 7 ! pasien yang menjalani thorakoskopi sebagai terapi dari pneumothoraks spontan primer. Patogenensis terjadinya bleb subpelural ini masih belum jelas. Bleb-bleb seperti ini dihubungkan dengan abnormalitas "ongenital, inflamasi dari bronkiolus, dan gangguan pada #entilasi kolateral. $ngka kejadian pneumothoraks spontan berhubungan dengan tingkat merokok seseorang. Sangat mungkin bah%a penyakit yang diinduksi oleh merokok pada saluran napas ke"il berkontribusi terhadap terbentuknya bleb subpleural. Pasien dengan pneumothoraks primer spontan biasanya lebih tinggi dan lebih kurus daripadi orang "ontrol. Selain itu, terdapat suatu ke"enderungan berkembangnya pneumotoraks primer spontan karena di%ariskan. Sekunder (latar belakang penyakit paru) Penyakit Paru &bstruksi Kronis (PP&K) adalah penyebab tersering pada pasien dengan pneumothoraks spontan sekunder, %alau sebenernya hampir semua penyakit paru-paru telah diasosiasikan dengan pneumotoraks spontan sekunder. Pada suatu penelitian denfan ' pasien dengan pneumothoraks spontan sekunder, ()* pasien memiliki PP&K, +( memilki tumor, , sakkoidosis, + tuerkulosis, -. memiliki infeksi pulmo lainnya, dan -( memiliki penyakit lain. Pada pasien dengan PP&K, insidensi terjadinya pneumothoraks spontan sekunder meningkat dengan progresifitas keparahan PP&K. Salah satu penyebab tersering dari pneumothoraks spontan sekunder adalah infeksi Pneumocystis jirovecii (dulu disebut carinii) pada pasien dengan acquired immunodeficiency syndrome ($/0S). Selain itu, terda1at insidensi tinggi penumothoraks spontan pada pasien dengan sistik fibrosis. Pneumothoraks 2raumatik Penumothoraks traumati" adalah pneumothoraks yang terjadi akibat suatu trauma, baik trauma penetrasi maupun bukan yang menyebabkan robeknya pleura, dinding dada maupun paru.

/atrogenik ( akibat tindakan medis) $ksidental (terjadi karena kesalahan3komplikasi tindakan) 2erjadi pada misalnya tindakan parasentesis dada, biopsy pleura, biopsy transbronkial, biopsy3aspirasi paru perkutaneus, kanulasi #ena sentralis, barotraumas (#entilasi mekanik) $rtifisial (sengaja dilakukan )

Bukan iatrogenik (akibat jejas ke"elakaan) /nsidensi terjadinya pneumothoraks setelah adanya jejas tumpul tergantung dari derajat keparahan trauma. Pneumothoraks traumati" dapat terjadi karena trauma dada yang penetrasi maupun tidak penetrasi. Pada trauma dada penetrasi, mekanisme pneumothoraks dapat dengan mudah dimengerti karena luka memperbolehkan udara untuk masuk ke dalam rongga pleura melalui rongga dada atau melalui pleura #iseralis dari pohon trakeobronkial. Pada trauma dada yang tidak penetrasi, suatu pneumothoraks dapat terjadi apabila pleura #iseralis terlaserasi se"ara sekunder karena adanya fraktur atau dislokasi iga. 4alaupun demikian, pada mayoritas pasien dengan pneumotoraks sekunder terhadap trauma tidak penetrasi tidak terdapat assosiasi dengat fraktur iga. Pada kasus seperti itu, dipikirkan bah%a kompresi dada tiba-tiba, se"ara mendadak meningkatkan tekanan al#eolar, yang dapat menyebabkan rupture al#eolar. $pabila sudah terjadi rupture al#eolar, udara dapat memasuki ruang interstitial dan berjalan ke pleura #iseralis atau mediastinum. Suatu pneumothoraks terjadi baik saat ruptu pleura #iseralis maupun mediastinalis yang memperbolehkan udara untuk memasuki rongga pleura.

Klasifikasi berdasar jenis fistula5 Pneumotoraks tertutup (simple pneumothorax) Suatu pneumotoraks dimana tidak ada defek3 luka terbuka dari dinding dada.

Pneumotoraks terbuka Suatu pneumotoraks dimana terdapat luka terbuka pada dinding dada sehingga saat inspirasi udara dapat keluar melalui luka tersebut. Pada saat inspirasi, mediastinum dalam keadaan normal tetapi pada saat

ekspirasi mediastinum bergeser ke arah sisi dinding dada yang terluka (sucking wound). 2ension pneumotoraks
Suatu tension pneumotoraks dikatakan dapat ditemukan saat tekanan intrapleural melebihi tekanan atmosfer selama ekspirasi dan terkadang saat inspirasi juga. Pada kebanyakan pasien, tension pneumothoraks didapatkan dari penerimaan tekanan positif ke dalam saluran nafasnya, baik dari ventilasi mekanik atau saat resusitasi. Untuk sebuah tension pneumothoraks untuk berkembang pada seseorang yang secara spontan bernapas, suatu mekanisme katup satu aliran harus ada supaya lebih banyak udara dapat memasuki rongga pleura saat inspirasi saripada saat ekspirasi, sehingga udara berakumulasi di rongga pleura pada tekanan yang positif. Mason: Murray & Nadel's Textbook of Respiratory Medicine, 4th ed. , Copyright 2 Saunders, "n #mprint of $lsevier !

MAA !"RANTA#AN$nanti dibetulin tapi mala mini belum sempet..masi di rumah g% tadi mati lampuuuuuu &'

Chapter () * Pneumothora+, Chylothora+, ,emothora+, and -ibrothora+


Richard %. &i'ht, M.(. ).*. +ary &ee, M.!.*h.!., ,h.(., .R.A.*.,.

You might also like