You are on page 1of 3

Analisis Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Dan Standar Program Siaran (SPS)

O L E H

Nama : Anda Winata NIM : 110904071 Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Analisis Tentang P3SPS dengan Program Televisi Empat


Secara umum, P3SPS ini didasarkan pada kewajiban negara dalam melindungi hak warga negara untuk mendapatkan informasi yang tepat, akurat, bertanggung-jawab, dan hiburan yang sehat kemudian program siaranjuga harus mampu memperkokoh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera. P3SPS terdiri dari 32 bab dan 94 pasal. Diawali dari bab 1 yang berisi ketentuan umum dan terdiri dari 1 pasal, menuliskan tentang pengertian pedoman perilaku penyiaran, penyiaran, lembaga penyiaran, siaran, program siaran, siaran langsung, siaran tidak langsung, sistem stasiun jaringan, program faktual, program nonfaktual, program layanan publik,program siaran jurnalistik, anak, penggolongan program siaran, program lokal, program asing, program kuis, siaran iklan, siaran iklan niaga, siaran iklan layanan masyarakat, program siaran berlangganan, program penggalangan dana, pencegatan, hak privasi, kunci parental, dan program pemilihan umum. Yang menarik perhatian saya dalam analisis korelasional pedoman ini dengan salah satu program yang ada di televisi adalah program acara Pesbuker yang ada di saluran ANTV karena acara tersebut telah digugat oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai pengawas penyiaran yang ada di Indonesia dikarenakan telah melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku

Penyiaran dan Standar Program Penyiaran (P3SPS) yaitu pelanggaran aturan bab IV pasal 7 yaitu Penghormatan Terhadap Nilai Nilai Kesukuan, Agama, Ras, dan Antargolongan yang memuat isi : Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan program yang merendahkan, mempertentangkan dan/atau melecehkan suku, agama, ras, dan antargolongan yang mencakup keberagaman budaya, usia, gender, dan/atau kehidupan sosial ekonomi., Yang dalam kasus program acara Pesbuker adalah si pengisi acara yaitu Olga Syahputra telah melakukan penistaan terhadap ucapan salam yang biasa dilakukan oleh kaum muslim dengan mengatakan "Lu Assalammu'alaikum terus ah, kayak pengemis lu". Disamping itu, acara tersebut telah melakukan pelanggaran yang ada dalam P3SPS yang ada dalam Bab V Pasal 9 ayat 2 yaitu:

Program siaran wajib berhati-hati agar tidak merugikan dan menimbulkan dampak negatif terhadap keberagaman norma kesopanan dan kesusilaan yang dianut oleh masyarakat. Dalam hal ini, bukti pelanggaran yang dilakukan oleh program acara tersebut adalah ketika pengisi acara program tersebut yaitu Raffi Ahmad memasukan kepalanya ke rok pengisi acara lainnya yaitu Julia Perez. Walau Julia Perez pada saat itu juga memakai celana panjang, tapi hal tersebut tidak pantas dilakukan dikarenakan apabila acara tersebut ditonton oleh anak kecil, hal tersebut dapat dicemaskan karena mereka akan meniru perbuatan tersebut. Dan masih banyak lagi pelanggaran P3SPS lain yang dilakukan oleh acara Pesbuker tersebut. Misalnya pelanggaran pada Bab XI pasal 17 ayat 2d yaitu Penghinaan kepada orang-orang dengan kondisi fisik tertentu, seperti: gemuk, ceking, cebol, bibir sumbing, hidung pesek, memiliki gigi tonggos, mata juling yang biasa dilakukan oleh Olga Syahputra. Kesimpulan dari analisis saya adalah dari penjabaran pelanggaran P3SPS tersebut, acara yang telah tergugat dikarenakan telah melanggaran ketentuan yang dibuat tidak memberikan suatu sanksi yang cukup tegas karena sanksi yang dilakukan hanya berupa teguran saja, jarang ada tindakan lanjut yang tegas. Hanya sedikit yang benar benar dilakukan tindakan tegas misalnya pada kasus program acara Bukan Empat Mata yang sebelumnya bernama Empat Mata yang berubah dikarenakan memberikan rasa jijik kepada audiens yang menonton dengan cara mengundang pelaku kanibalisme, Sumanto. Oleh karena itu saya berpendapat agar aturan P3SPS tersebut haruslah memberikan sanksi tegas yang lebih nyata misalnya memberhentikan suatu acara yang telah terbukti melanggar aturan dalam P3SPS tersebut sehingga stasiun televisi bias lebih berhati hati dalam melakukan perancangan suatu program acara sehingga acara tersebut dapat lebih layak ditonton oleh masyarakat.

You might also like