You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak (TK) merupakan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal (UU No. 20. Tahun 2003) yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4 - 6 tahun. Usia tersebut merupakan masa usia emas (golden age), Masa tersebut adalah masa terjadinya kematangan fisik dan psikis yang merespon stimulasi yang di berikan oleh lingkungan untuk mendasari pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, moral dan nilai-nilai agama untuk mampu dilakukan dan dialami anak menuju jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia,kebutuhan dan minat anak. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut dimasa yang akan datang. Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan

bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menggambar atau melipat kertas. Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu di dukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas-aktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas keterampilan motorik halus bisa berupa memegang benda seperti memegang pencil dengan benar, menggunting, menggenggam, meremas,merobek dan melipat kertas. Sangat mudah melihat betapa pentingnya keterampilan motorik halus pada setiap kehidupan si kecil. Pada sebagian anak ada yang mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik halus ini. Salah satu penyebab utamanya adalah karena anak-anak kurang

menggunakan waktu mereka untuk permainan yang memakai motorik halus, mereka

lebih senang menghabiskan waktu didepan televisi. Kondisi ini bisa menyebabkan kurang berkembangnya otot-otot halus pada tangan. Keterlambatan perkembangan otot-otot ini menyebabkan kesulitan menulis ketika anak masuk sekolah. Perlu diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak sangat penting karena berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Keadaan ini sesuai dengan penelitian Mayke (2007) bahwa mororik halus penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1980) bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah. Salah satu cara untuk merangsang atau memacu motorik halus pada anak adalah dengan melalui teknik origami. Origami adalah keahlian dalam segi teknik lipat melipat kertas dari budaya Jepang. Istilah origami sendiri berasal dari bahasa Jepang, oru yang berarti melipat, dengan gami yang berarti kertas (Krisna,2005). Seni dan Keterampilan mengembangkan koordinasi, konsentrasi, pemikiran kreatif, artistik dan manipulatif anak. Kebanyakan anak menikmati seni dan karya seni dan untunglah ini telah menjadi bagian dalam tahun tahun awal sekolah mereka.Untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak, dapat dikembangkan beberapa keterampilan tangan yang penting bagi anak, diantaranya: 1) Menggunting 2) Melipat 3) Menggambar.

Merupakan suatu tugas yang tidak mudah, mengingat dalam satu kelas tidak hanya ada satu anak. Ketika keseluruhan isi kelas dengan kemampuan awal yang berbeda dan karakteristik yang berbeda pula, sehingga tugas ini semakin berat saja. Adanya permasalahan yang terjadi pada setiap kegiatan, khususnya kegiatan fisik motorik halus anak sehingga menuntut guru atau pendidik harus kreatif menentukan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, materi serta media pembelajaran. mengoptimalkan semua sumber daya yang ada dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Begitu juga dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru TK Al-Akhyar dalam pembelajaran fisik motorik halus anak. Sejak berdirinya hingga sekarang sudah banyak metode, strategi, sumber dan media pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didiknya guna menghasilkan peserta didik yang mampu berkreasi dalam mengembangkan keterampilan menggunting origami dan pop-up yg sesuai dengan usianya. Semua aspek-aspek yang diperlukan dalam pembelajaran fisik motorik ini diinovasi dari metode menggunting origami dan pop-up. Melihat permasalahan yang dihadapi tersebut maka peneliti ingin memberikan suatu penyelesaian masalah mengajarkan menggunting dengan menggunakan media karton dan kertas origami dengan judul penelitian: Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Metode Menggunting Origami dan Pop-Up (Kelompok B Di Tk.Al-Akhyar Desa Gampong Jawa Banda Aceh).

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana upaya Guru untuk meningkatan keterampilan motorik halus anak melalui metode menggunting origami dan pop-up pada TKAl-Akyar Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh.

C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya Guru untuk meningkatan keterampilan motorik halus anak melalui metode menggunting origami dan pop-up pada Taman TK AlAkyar Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh.

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Membantu anak-anak usia pra sekolah di TKAl-Akyar Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh dalam Peningkatan Keterampilan Motorik Halusnya. 2. Membantu para Guru dalam bahan pembelajaran fisik motorik halus anak dengan metode menggunting origami dan pop-up sederhana TKAl-Akyar Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh. 3. Sebagai pengetahuan bagi penulis dalam mendidik dan meningkatkan keterampilan menggunting origami dan pop-up sederhana pada murid TKAlAkyar Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh. 4. Bagi lembaga pendidikan diharapkan bermanfaat sebagai tindak lanjut untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan mutu lulusan.

E. Definisi Istilah Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu di jelaskan agar kesamaan konsep dan pengertian, menghindari kesalah pahaman yaitu sebagai berikut : 1. Origami adalah melipat kertas

2. Menggunting

pop-up adalah artinya muncul. yang jika dibuka dengan sudut

tertentu akan memunculkan sebuah bentuk tampilan. kegiatan kreatif yang merupakan tehnik dasar dengan menggunakan bantuan alat pemotong. 3. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. SepertI membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.

You might also like