You are on page 1of 10

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

BAB I PENDAHULUAN I.1 1. 2. Maksud dan Tujuan mengetahui sifat kimia airtanah menentukan jenis airtanah

I.2 1. 2. 3. 4.

Alat dan bahan EC meter untuk mengukur pH, DHL, dan TDS Tabel data kimia airtanah Lembar Trilinier Piper Contoh air yang diambil dari acara pemetaan muka air tanah

I.3

DASAR TEORI

Tahap akhir dalam pekerjaan pemboran airtanah selain uji kuantitas airtanah dengan pumping test, dilakukan juga uji kualitas airtanah dengan analisa kimia dan fisika air di lapangan dan di laboratorium. Kondisi kimia airtanah dipengaruhi oleh kombinasi antara air yang masuk ke dalam reservoir (dalam hal ini akuifer) dan proses-proses alam yang terjadi didalamnya. Proses-proses tersebut merupakan faktor pengontrol kualitas

airtanah karena dapat mengubah kualitas airtanah.

Proses-Proses Kimia Yang Mempengaruhi Kualitas Airtanah Pada saat airtanah bergerak melalui pori-pori atau rongga atau rekahan di dalam tanah atau batuan, maka terjadilah proses pelarutan mineral-mineral yang ada pada tanah atau batuan yang dilewatinya. Dimana prosesnya akan berakhir hingga tercapainya kesetimbangan konsentrasi unsur-unsur dalam airtanah atau sampai mineral-mineral tersebut terlarut seluruhnya.

Airtanah mengalami diagenesa melalui proses-proses kimia, yaitu :

Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

Dissolusi, proses terurainya garam-garam menjadi ion Hidrolisis, terurainya mineral-mineral dalam pengaruh H + dan OH Presipitasi, terendapkannya larutan dalam rongga Adsorbsi, proses tarik-menarik antara subtansi air dengan permukaan batuan Pertukaran ion Proses oksidasi dan reduksi Proses metabolisme mikrobiologi

Unsur-unsur kimia yang terlarut di dalam airtanah dapat dibagi menjadi dua kelompok : mayor element dan minor element atau trace element. Kelompok mayor element terdiri dari kation-kation Ca2+, Mg2+, Na+, K+, serta anion anion HCO3-,SO42-, Cl-, dan NO3-. Sementara kelompok minor element terdiri dari Fe, Al, Cu, Ag, PO4, NO2, I dan lain-lainya. Hubungan Petrologi Akuifer Dengan Komposisi Kimia Airtanah a. Airtanah pada batuan beku dan metamorf

Airtanah pada batuan beku dan metamorf, secara umum mempunyai sifatsifat umum sebagai berikut : 1. 2. Permeabilitas dihasilkan dari rekahan atau lubang gas Pada batuan beku volkanik sebagian mempunyai porositas besar dan baik sebagai akuifer karena umumnya mempunyai lubang-lubang gas dan rekahan 3. Secara umum airtanah pada batuan beku dan metamorf mengandung sedikit zat padat yang terlarut karena banyak mengandung senyawa silikat yang resisten. 4. Unsur besi dibebaskan dari mineral piroksen, mika ampibol, pirit, yang terlarutkan. 5. 6. Unsur atau ion sulfat dihasilkan dari oksida sulfida seperti pirit Unsur Cl relatif sedikit baik pada batuan maupun dari atmosfer

Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

Airtanah pada granit, rhyolit, gneiss dan batuan sejenis : a. b. c. d. e. Kosentrasi larutan sedikit karena lebih resisten Silika dan alkali relatif rendah Pada daerah kering, kosentrasi alkali banyak terdapat pada granit Kandungan Ca > Na Ca dan silika yang terlarut dijumpai pada granit hornblende, diorit dan batuan yang kaya Ca Plagioklas.

Airtanah pada gabro, basalt dan batuan sejenis : a. b. c. Mengandung silika relatif besar Kandungan Na > Ca Kosentrasi zat terlarut pada batuan metamorf derajat rendah lebih besar dibanding batuan beku dan metamorf derajat tinggi.

Airtanah pada batuan sedimen, Airtanah pada batupasir dan sejenisnya : a. Kontak antara airtanah dengan batuan relatif luas karena permeabilitas rendah b. c. d. Waktu kontak antar batuan dan airtanah relatif lama Zat padat yang terlarut tergantung pada unsur penyusunnya Batuan dengan kandungan silika murni tanpa semen yang dapat larut mengandung total disolved solid (TDS) yang rendah e. Batuan dengan kandungan semen yang dapat larut mengandung SO42 , Cl-, Na+, Mg2+ dan Ca2+, dalam jumlah yang biasa lebih besar daripada batuan karbonat (daerah kering).

Airtanah pada batuan karbonat : a. b. c. Pelarutan tergantung pada CO2 bebas Kecepatan pelarutan tergantung komposisi batuan Karena dolomitisasi porositas bertambah besar karena mineral kalsit terubah menjadi dolomit sehingga volumenya berkurang
Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

d.

Proses-proses diagenesa mengakibatkan porositas dan permeabilitas berkurang

e. f. g. h. i.

Aliran airtanah melalui rekahan-rekahan Banyak mengandung ion karbonat sedikit klorida dan sulfat TDS rendah karena luas permukaan kontak dan daya larut kecil pH > 7 Airtanah pada batugamping halus mengandung SO42 dan Cl- tinggi sedang pada batuan porous mengandung HCO3- dan Ca2+ yang tinggi.

Airtanah pada batuan batuan lempungan (silty clay rock) : a. b. c. Porositas kecil karena tekanan mekanis overbudent Semakin dalam, porositas mengecil Karena pori-pori yang kecil dan aliran airtanah melambat, maka kontak airtanah dan batuan menjadi lama d. e. f. g. Garam-garam bergabung akibat proses absorbsi dan pertukaran ion TDS kecil, ditandai dengan kandungan SO4 dan Cl yang tinggi Ciri utama adalah intensipnya pertukaran ion Kandungan silika lebih besar dibandingkan kandungan airtanah dari batuan lainnya.

Airtanah pada batuan dan endapan karbon lainnya. a. Pada airtanah yang didalam batubara dan endapan karbon lainnya, aliran biasanya bergerak melalui kekar-kekar. b. Mengandung H2S, Fe2+, Mg2+, CO2, hidrokarbon, asam organik, karbohidrat, dan senyawa organik lainnya. c. Biasanya jenis airtanah seperti di atas dijumpai pada lapangan minyak.

Air tanah pada gypsum anhydrite garam : a. b. MgSO4


Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

Menunjukkasn fenomena karst di bawah permukaan SO42-berasosiasi dengan Ca


2+

dan Mg2+ dalam bentuk CaSO4 dan

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

c. kecil.

Bila pelarutan jenuh, tinggal Mg saja yang terlarut, serta ratio Mg/Ca

Airtanah pada material lepas: Luas permukaan kontak serta waktu kontak antara airtanah dan batuan cukup besar dan lama Lama waktu kontak tergantung dari sistem aliran (endapan teras atau pada graben dan lainya) Kualitas airtanah sering dikontrol oleh airlaut dan aktivitas manusia Mineral-mineral mangan atau besi hadir akibat reduksi. pH dan EH rendah karena adanya Organic Matter Bila mengandung gipsum dan batugamping maka kandungan Ca, HCO3 dan Sulfat meningkat Bila mengandung batuan beku dan metamorf maka kandungan TDS, sulfat serta klorit kecil sedang silika besar Pada akuifer dangkal, kosentrasi unsur terlarut akan besar karena evaporasi besar. Melalui pengetahuan yang mendalam akan komposisi kimia airtanah dan proses-proses yang mempengaruhinya serta pengaruh komposisi batuan terhadap airtanah, maka akan dapat diketahui dengan seksama kualitas airtanah serta kondisi yang mempengaruhinya, termasuk kemungkinan adanya pencemaran.

Sifat Kimia Sifat kimia antara lain kesadahan, jumlah garam terlarut (TDS= Total Dissolved Solids), Daya Hantar Listrik, Keasaman dan Kandungan ion. Kesadahan atau kekerasan disebabkan oleh kandungan Ca dan Mg. Kesadaran ada dua macam yaitu kesadahan karbonat dan kesadahan non karbonat. Untuk menentukan besarnya kesadahan dapat dilakukan dengan titrasi dengan satuan bpj ( bagian per juta ) atau ppm ( part per million ) mg/l, atau dengan D yang besarnya 1D = 10 mg/l (CaO).

Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

Hr ( Kesadahan ) = Ca x ( CaCO3 / Ca ) + Mg ( CaCO3 / Mg )

Kesadahan ( mg/l CaCO3 ) Hem 0 - 60 61 - 120 121 - 180 > 180 Sawyer & Mc Carty 0 - 75 75 - 150 150 - 300 > 300 Lunak Menengah Keras Sangat keras Klas Air

Tabel 1. Klasifikasi air berdasarkan harga kesadahannya menurut Hem ( Bouwer,


1978) dan menurut Sawyer & Mc Carty ( Todd, 1980 )

Jumlah garam terlarut atau total dissolved solids adalah jumlah kosentrasi garam yang terkandung di dalam air. Di bawah ini klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarutnya berdasarkan Hem ( Bouwer, 1978 ) : Jumlah garam terlarut (mg/l) <1.000 1.000 10.000 10.000 35.000 >35.000 Macam air Tawar (fresh) Masin (moderately saline ) Sangat Masin ( Very Saline ) Asin ( Briny )

Tabel 2. Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut menurut Hem( Bouwer,1978)

Daya hantar listrik adalah sifat menghantarkan listrik dari air. Air yang mengandung garam maka DHLnya semakin tinggi. Pengukurannya dengan EC meter, karena satuannya sangat kecil maka digunakan satuan microsiemen ( S / sm ) atau micromhos ( mho/Sm ). DHL ini pada suhu standar yaitu 25o C. Apabila pengukuran pada suhu di atas atau di bawah 25o C maka dilakukan koreksi dengan rumus : DHL 25o C = DHL to C / (1+0,02 (t-25o C ) )

Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 5000 S / sm. Besaran dari hantar listrik dapat dikonfersikan dengan besaran jumlah garam terlarut ( mg/l ) yaitu : 1mili mho/Sm (103 mho/Sm) = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 S / sm. Harga konversi tersebut sebenarnya bermacam-macam tergantung dari

jenis garamnya, yaitu 1mili mho/Sm berkisar antara 450 mg/l untuk garam MgCl sampai 1000 mg/l, untuk garam NaHCO3. Klasifikasi air berdasarkan harga DHL seperti tabel berikut ini: DHL (mho/Sm pada 250 C) 0,056 0,5 5,0 5 -30 30 2000 35000 - 45000 Air murni Air suling Air hujan Air tanah Air laut

Macam air

Tabel 4. Klasifikasi air berdasarkan harga Daya Hantar Listrik

Metode Analisis Trilinier Piper Metode ini merupakan metode yang terpenting dalam studi genetik airtanah, ini sangat efektif dalam pemisahan analisis data bagi studi kritis terutama mengenai sumber penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problem problem geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga samasisi yang terletak dibawah kanan dan kiri masing masing segitiga untuk pengeplotan kation di satu pihak dan anion di pihak lain. Diatas kedua segitiga itu dibuat jajaran genjang. Dan pada jajaran genjang tersebut titik-titik kation dan anion dari kedua segitiga ditarik keatas kedalam jajaran genjang. Dari kedudukan titik tersebut pada jajaran genjang maka dapat diinterpretasikan tipe kualitas airtanahnya.

Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

100

SO4 + Cl 50 0 Mg Na+K HCO3 0 SO4

50 Ca + Mg

50

50

Ca

50 Kation

Na+K HCO3

50 Anion

Cl

Gambar 5 Interpretasi data kualitas airtanah dengan diagram trilinier Piper

Berikut ini klasifikasi trilinear diagram yang dibagi menjadi 9 tipe : Keterangan Area klasifikasi trilinear diagram. Area 1. Berarti kandungan alkali tanah melebihi kandungan alkalinya. Area 2. Berarti kandungan alkali melebihi kandungan alkali tanahnya. Area 3. Berarti kandungan asam lemah melebihi asam kuatnya. Area 4. Berarti kandungan asam kuat melebihi asam lemahnya. Area 5. Berarti kekerasan karbonat (alkalinitas sekunder) > 50%, sifat kimia airtanah didominasi oleh alkali tanah dan asam lemah. Area 6. Berarti kekerasan non-karbonat (kegaraman sekunder) > 50%. Area 7. Berarti non-karbonat alkali (kegaraman primer) > 50%, sifat kimia airtanah didominasi oleh alkali dan asam kuat. Area 8. Berarti karbonat alkali (alkalinitas primer) > 50%. Area 9.Berarti pasangan kation dan anion seimbang tidak ada yang > 50%.

Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

BAB II PEMBAHASAN

Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK & HIDROGEOLOGi (acara kimia air)

BAB III PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Nama : Nabella Nurul Fitri NIM : 111.100.034 Plug 3

You might also like