Professional Documents
Culture Documents
Identifikasi
Nama
Jenis kelamin Usia
Alamat
Pekerjaan Agama MRS
Anamnesis
Keluhan Utama :
Sesak nafas
3 bln SMRS
3 minggu SMRS
1 Minggu SMRS
1 hari SMRS
Sesak Nafas, saat aktivitas, hilang bila istirahat Nyeri sendi berpindah pada sendi-sendi besar (+) Tungkai bengkak (+) Demam (+) Batuk (+) Beli obat di warung, keluhan tidak berkurang
Sesak semakin sering Tidur menggunakan 2 bantal Terbangun pada malam hari karena sesak Tungkai bengkak (+) Tidak berobat
Sesak bertambah, aktivitas ringan Terbangun pada malam hari karena sesak Tidur menggunakan 3-4 bantal Perut membesar Mual (+), Muntah (+) Berobat ke puskes, diberi obat, lupa namanya, keluhan berkurang
Sesak semakin hebat, terus menerus Terbangun pada malam hari karena sesak Nyaman tidur dalam posisi duduk Dibawa ke RSUD Dr. H.M. Rabain ME dan dirawat
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya ada. Os pernah dirawat di RS, dengan keluhan yang sama, sesak napas.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: compos mentis Tekanan Darah : 150/90 mmHg Nadi : 102 kali per menit, irreguler, isi dan tegangan cukup Pernafasan : 30 kali per menit, thoracoabdominal. Suhu : 37,1 o C Berat Badan : 64 kg (+ edema pretibial dan ascites) Tinggi Badan : 169 cm IMT : 22,4 (+ edema pretibial dan ascites)
Keadaan Spesifik
Kulit: Tidak Ada Kelainan Kepala: CA -/-, SI -/-, Perdarahan gusi (-), Mimisan (-) Leher: Pembesaran KGB (-), JVP (5+2) cmH2O Thorax: Simetris kanan dan kiri, sela iga tidak melebar
Paru-paru: Ronkhi basah halus (+) dikedua basal paru
Cor: Iktus kordis teraba pada LAA sinistra ICS VI, Batas
atas jantung ICS II linea parasternalis, Batas kanan jantung linea sternalis dekstra ICS V Batas kiri jantung linea aksilaris anterior sinistra ICS VI, HR: 116x/m, murmur (+)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 22 Juni 2013 Hematologi
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin
Leukosit Hitung Jenis
11,6 g/dl
9100/mm3 0/0/62/35/2
14-18 g/dl
5000-10000/mm3 0-1%/1-3%/50-70%/20-40%/2-8%
Immunologi
Pemeriksaan ASTO CRP Rheumatoid Factor Hasil Negatif Positif Negatif Normal negatif Negatif Negatif
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil Normal
BSS
Cholesterol Total Trigliserid Uric acid Ureum Kreatinin Bilirubin Total Bilirubin Direk Bilirubin Indirek
72 mg/dl
104 mg/dl 53 mg/dl 6,2 mg/dl 50 mg/dl 1,5 mg/dl 0,6 mg/dl 0,4 mg/dl 0,2 mg/dl
76 110
<200 <200 <7 10-50 0,6-1,1 0,1-1,0 <0,25 <0,75
Protein Total
Albumin Globulin SGOT SGPT
6,5 mg/dl
4,3 mg/dl 2,2 mg/dl 30 U/I 58 U/I
6,6 8,7
3,8 5,8 1,3 2,7 <40 <41
Diagnosis sementara: Gagal jantung kongestif ec MI/MS ec RHD Diagnosis banding: Gagal jantung kongestif ec MI/MS ec RHD Gagal jantung kongestif ec MI/MS ec HHD Rencana pemeriksaan: Foto X-Ray Thorax EKG Echocardiology
Interpretasi
Kondisi foto baik Trachea di tengah Simetris kanan kiri Sela iga tidak melebar Tulang baik Sudut costophrenicus
Kesan :KARDIOMEGALI
EKG
Interpretasi Sinus Rhytem, irama reguler, QRS kompleks 0,12 detik, Q patologis tidak ada, HR: 96x/mnt Kesan : Normal EKG
Echocardiology
DIAGNOSIS AKHIR Gagal Jantung Kongestif ec Mitral insufusiensi/Mitral stenosis ec Rheumatic Heart Disease
Penatalaksanaan
Non Farmakologis Istirahat, posisi duduk O2 3l/menit Diet jantung III Balance cairan 24 jam
Farmakologis IVFD RL gtt X/menit (mikro) Injeksi furosemid 2 x 1 amp (IV) Captopril 2 x 6,25 mg Digoxyn 2 x 1 Aspilet 1 x 80 mg
Follow up
Tangga l Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter Istirahat, Posisi duduk O2 3L/mnt Diet jantung III IVFD RL gtt X/menit (mikro) Injeksi Furosemid 2 x 1 amp (IV) Captopril 2 x 6,25 mg Digoxyn 2 x 1 Aspilet 1 x 80 mg 26 Juni S: sesak (+), Berkurang, mual (+) 2013 O: Sens: CM TD: 150/90 mmHG, N: 102x/m, RR: 30x/m, T: 37,1 oC Kepala: CA -/-, SI -/-, Leher: Pembesaran KGB (-), JVP (5+2) cmH2O Thorax: Paru-paru: Ronkhi basah halus (+) dikedua basal paru Cor: HR: 116x/m, murmur (+) Abdomen: Cembung, Hepar teraba 3 JBAC, Ekstremitas: Edema pretibial (+)/(+) A: CHF ec MI/MS ec RHD
Perjalanan Penyakit S: sesak (+), berkurang O: Sens: CM TD: 160/90 mmHG, N: 98x/m, RR: 27x/m, T: 37oC Kepala: CA -/-, SI -/-, Leher: Pembesaran KGB (-), JVP (5+2) cmH2O Thorax: Paru-paru: Ronkhi basah halus (+) dikedua basal paru Cor: HR: 104x/m, murmur (+) Abdomen: Cembung, Hepar teraba 3 JBAC, Ekstremitas: Edema pretibial (+)/(+) A: CHF ec MI/MS ec RHD
Instruksi Dokter Istirahat, Posisi duduk O2 3L/mnt Diet jantung III IVFD RL gtt X/menit (mikro) Injeksi Furosemid 2 x 1 amp (IV) Captopril 2 x 6,25 mg Digoxyn 2 x 1 Aspilet 1 x 80 mg
Tangga l
Perjalanan Penyakit
Instruksi Dokter Istirahat, Posisi duduk O2 3L/mnt Diet jantung III IVFD RL gtt X/menit (mikro) Injeksi Furosemid 2 x 1 amp (IV) Captopril 2 x 6,25 mg Digoxyn 2 x 1 Aspilet 1 x 80 mg
28 Juni S: sesak (-), 2013 O: Sens: CM TD: 140/90 mmHG, N: 94x/m, RR: 24x/m, T: 36,7oC Kepala: CA -/-, SI -/-, Leher: Pembesaran KGB (-), JVP (5+0) cmH2O Thorax: Paru-paru: Ronkhi basah halus (+) dikedua basal paru Cor: HR: 104x/m, murmur (+) Abdomen: Datar, lemas, Hepar teraba 3 JBAC, Ekstremitas: Edema pretibial (+)/(+), minimal A: CHF ec MI/MS ec RHD
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal jantung kongestif sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala) ditandai dengan sesak nafas dan fatique (saat istirahat atau aktifitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.
diabetes, penyakit paru kronis, dll. yang menyebabkan mekanisme kompensasi sehingga terjadi gagal jantung. Mekanisme kompensasi yang dapat terjadi seperti mekanisme kompensasi pada jantung, syaraf otonom, dan hormon. Pada jantung, dapat terjadi mekanisme Frank Starling, hipertrofi dan dilatasi ventrikel, dan takikardi. Pada syaraf otonom, terjadi peningkatan aktifitas syaraf simpatis. Sedangkan pada mekanisme kompensasi yang terjadi pada hormon adalah berupa sistem renin-angiotensi-aldosteron, vasopressin, dan natriuretik peptida.
Gagal jantung
Pada CHF
Cardiac Output
disfungsi
Respon neurohormonal meliputi: aktivasi syaraf simpatis dan sistem renin-angiotensin, peningkatan pelepasan hormon antidiuretik (vasopressin) peptida natriuretik atrium
Gagal Jantung Berdasarkan Manisfetasi Klinis: Gagal Jantung Kiri dan Gagal Jantung Kanan Gagal Jantung High Output dan Low output Gagal Jantung Akut dan Kronik Gagal jantung Forward dan backward
Klasifikasi gagal jantung berdasarkan kemampuan
NYHA III,
NYHA IV
Kriteria mayor Paroksismal nokturnal dispnea Distensi vena leher Ronki paru Kardiomegali Edema paru akut Gallop S3 Peningkatan tekanan vena jugularis Refluks hepatojugular
Kriteria minor Edema ekstremitas Batuk malam hari Duspnea deffort Hepatomegali Efusi pleura Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal Takikardia (lebih dari 120 kali per menit)
Penatalaksanaan
Nonfarmakologis Tidak Konsumsi alkohol Tidak Merokok Aktifitas fisik Pengaturan diet
Membatasi konsumsi
Farmakologis Diuretik Angiotensin Converting Enzym (ACE) inhibitor Inotropik Angiotensin II reseptor blocker (ARB) Beta blocker Hidralazin
Demam Rematik Akut Etiologi : respon imun akibat infeksi Streptokokus Lesi peradangan dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh Ditemukannya badan Aschoff pada miokardium Katup mitral paling sering terkena
diakibatkan oleh komplikasi dari demam rematik yang ditandai dengan adanya cacat pada katup jantung. Kelainan katup jantung yang menetap akibat demam rematik akut Paling sering mengenai katup mitral Katup dapat mengalami stenosis ataupun insufisiensi penyakit ini mempunyai hubungan dengan infeksi Streptokokus hemolitik grup A, terutama serotipe M1,3,5,6,14,18,19 dan 24.
Insufisiensi Mitral Paling sering terkena Perubahan struktural kehilangan komponen katup dan perubahan dari korda tendinea Insufisiensi mitral berat gagal jantung Stenosis Mitral Fibrosis pada cincin mitral, adhesi komisura dan kontraktur dari katup, korda dan muskulus papilaris Stenosis mitral berat hipertrofi atrium kiri
Insufisiensi Aorta Terjadi volume overload dengan dilatasi dan hipertrofi ventrikel kiri Tekanan darah sistolik meningkat dengan tekanan diastolik semakin rendah Murmur bersamaan dengan bunyi jantung II dan berlanjut hingga akhir diastolik
Kelainan Katup Trikuspid Insufisiensi lebih sering timbul sekunder akibat dilatasai ventrikel kanan Pulsasi vena jugularis, pulsasi sistolik hepar, dan murmur holosistolik yang meningkat selama inspirasi
Kelainan Katup Pulmonal Paling jarang terkena Sering timbul pada hipertensi pulmonal temuan terakhir pada kasus mitral stenosis yang berat
sistemik non supuratif yang digolongkan pada kelainan vaskular kolagen atau kelainan jaringan ikat. Pada penyakit jantung rematik tidak hanya terjadi kerusakan pada daun katup akibat timbulnya vegetasi pada permukaannya, namun seluruh katup mitral mengalami kerusakan (dengan pelebaran annulus dan tertariknya korda tendineae).
Jones dimana didapatkan minimal dua gejala mayor atau satu gejala mayor dan dua gejala minor, ditambah adanya bukti pemeriksaan yang menunjukkan adanya infeksi streptokokus.