You are on page 1of 15

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam berdarah dengue mempunyai beberapa definisi, antara lain : 1. Adalah demam virus akut yang ditularkan oleh nyamuk jumlah sel darah putih dan ruam-ruam1. 2. Adalah demam disertai pendarahan bawah kulit, selaput hidung dan lambung disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti2. . Adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. !ada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebo"oran plasma. #eadaan ini disebut dengue shock syndrome $D%%& . 2.2 Sejarah DBD %ejak tahun 1'()-an, D*D telah menjadi masalah kesehatan di Asia +enggara. !enyakit ini mewabah pertama kali di ,ilipina pada tahun 1'(-, +hailand pada tahun 1'(. dan %ingapura pada tahun 1'/) $0ammon, 1'1 dan #ho, 1'/'&. Di 2ndonesia, D*D pertama kali ditemukan di %urabaya pada tahun 1'/. walaupun konfirmasi virologisnya baru didapat pada tahun 1'1, dan kemudian menyebar ke berbagai daerah1. 2.3 !i"#"gi D*D disebabkan oleh virus dengue, termasuk dalam group B arthropod borne virus (arbovirus), dengan tipe D34 1, D34 , D34 dan D34 -. 5irus degnan tipe satu dan tiga adalah yang paling banyak berkembang dimasyarakat2. 2nfeksi yang Aedes aegypti, disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan

disebabkan oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe yang homolog tetapi tidak terhadap serotipe yang lain sehingga seseorang yang hidup didaerah endemis D*D dapat mengalami infeksi lebih dari satu kali seumur hidupnya-. 2.$ Pa!"genesis %etelah terjadi infeksi, virus dengue akan berepleksi di nodus lymphaticus regional dan menyebar ke jaringan lain. +erutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit, se"ara limfogen maupun hematogen. +ubuh akan membentuk komplek virusantibodi ke dalam sirkulasi darah yang akan mengaktivasi sistem komplemen sehingga terjadi pelepasan anafilatoksin 6 a dan 6(a, menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat(. %elain itu, juga terjadi agregasi trombosit yang melepaskan AD!, vasoaktif yang terjadi koagulasi intravaskuler /. Aktiviasi faktor 0ageman $faktor 72& yang terjadi kemudian, akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan menambah peningkatan permeabilitas pembuluh darah yang sebelumnya terjadi(. 2.% &eja#a DBD !ada demam berdarah dengue $D*D&, gejala klinis bervariasi mulai dari sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal 1. Demam, sebagai salah satu gejala penting D*D, tergantung pada umur penderita. !ada bayi dan anak-anak biasanya berupa deman yang disertai ruam-ruam makulopapular sedang pada anakanak yang lebih besar dan dewasa, dimulai dengan deman ringan atau tinggi $8 ' o6& tiba-tiba. berlangsung selama -1 hari dan disertai sakit kepala hebat, nyeri dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah serta ruam-ruam.. pada bayi, demam kadang-kadang men"apai -)--1 o6 yang dapat menyebabkan kejang. !enderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan dan nyeri perut. !ada keadaan lebih berat, penderita dapat mengalami pendarahan dibawah kulit, selaput hidung, lambung dan sebagainya.

2.%.1 'asa In(u)asi 9asa inkubasi berlangsung selama --/ hari-. 2.%.2 *e(!"r 5irus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitannya. :mur Aedes aegypti di alam bebas sekitar 1) hari. #emampuan terbang nyamuk dewasa hanya sekitar () m dari tempat perindukan. Adanya nyamuk pada jarak sampai km dari tempat perindukan disebabkan oleh pengaruh angin dan transportasi. 4yamuk Aedes aegypti dalam siklus hidupnya mengalami metamorfosis lengkap. %tadium yang dialami meliputi telur, larva, pupa dan dewasa.+elur Aedes aegypti berbentuk lonjong, berwarna hitam dan terdapat gambaran seperti anyaman sarang lebah. Diletakkan oleh nyamuk betina se"ara terpisah-pisah dipermukaan air jernih yang tenang. ;arva Aedes aegypti berbentuk seperti "a"ing, aktif bergerak dengan gerakangerakan ke permukaan dan turun ke dasar se"ara berulang-ulang. ;arva ini memakan mikroba di dasar genangan. %tadium larva umumnya berlangsung --' hari. !upa Aedes aegypti mempunyai terompet pernapasan berbentuk segitiga $triangular&. *entuk tubuh seperti koma, bersifat aktif dan sensitive terhadap gerakan dan "ahaya. *iasanya, pupa terbentuk pada sore hari dan berumur hanya 1- hari. !upa Aedes aegypti berukuran lebih ke"il daripada nyamuk rumah, dengan warna dasar hitam berbelang-belang putih pada tubuh dan kaki. !ada bagian dorsal thoraksnya ada gambaran putih berbentuk lyre sedangkan Aedes albopictus dibedakan dengan adanya gambaran berupa garis tebal putih pada bagian dorsal thoraksnya. 4yamuk dewasa biasanya menghisap darah pada siang hari dengan pun"ak penghisapannya pada pagi hari pukul )..))-11.)) dan sore hari pukul 1(.))-11.)). Dalam menghisap darah, nyamuk ini bersifat intermitten $berulang& sebelum merasa kenyang. %ifat inilah ayang menyebabkan dalam saat yang lama dapat menginfeksi beberapa orang dalam satu keluarga.

+empat perindukan Aedes aegypti adalah tempat penampungan air yang bersifat tetap, tidak mengalir, jernih, pada umumnya untuk keperluan rumah tangga seperti di bak mandi, gentong dan drum penyimpanan air, vas bunga, juga barang bekas diluar rumah seperti yang berisi air hujan misalnya kaleng bekas, botol pe"ah, ban bekas, potongan pohon bambu, lubang pagar, pelepah daun yang berisi air, dan sebagainya 2. 2.%.3 Penu#aran 2.%.3.1 'e(anisme Penu#aran !enderita penyakit D*D dalam darahnya mengadung virus dengue. 5irus ini sudah ada dalam darah selama 1- hari sebelum terjadi demam dan berada dalam darah selama --1 hari1). Dalam masa inilah, pederita penyakit sebagai sumber penularan, bila digigit nyamuk Aedes maka virus tadi akan terhisap ke tubuh nyamuk yang tersebar di berbagai jaringan dalam kelenjar liur nyamuk. !ada saat nyamuk mengigit, virus dipindahkan kepada orang lain. 2.%.3.2 Pusa! Penu#aran ,aktor yang mempengaruhi derajat penularan virus dengue adalah kepadatan vektor, mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, dan suseptibilitas penduduk. 9obilitas penduduk memegang peranan penting karena jarak terbang nyamuk sangat terbatas. Dari tahun 1'/. hingga 1''., angka kesakitan dan kematian akibat D*D terus meningkat. !ada tahun 1'' -1''1, kasus D*D terbesar ada pada kelompok umur (-1- tahun..

2.%.3.3 +a(!u Penu#aran 9usim penularan D*D di 2ndonesia terjadi pada musin hujan<permulaan musim hujan yaitu pada bulan Desember-9aret .. 0al ini terjadi karena populasi nyamuk aedes aegypti meningkat pada saat musim hujan. 2.%., 'anajemen DBD 2.%.,.1 Ta!a#a(sana DBD 1. Demam dengue !asien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. !ada fase demam pasien dianjurkan: +irah baring, selama masih demam. #ompres hangat diberikan apabila diperlukan. :ntuk menurunkan suhu menjadi = '>6, dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal<salisilat tidak dianjurkan oleh karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis. Dianjurkan pemberian "airan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari. 9onitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen. !asien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari setelah suhu turun. 0al ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita sulit membedakan antara DD dan D*D pada fase demam. #omplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa disertai gejala syok. ?leh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus segera dibawa segera ke rumah sakit. 2. Demam Berdarah Dengue

+atalaksana D*D fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD, bersifat simtomatik dan suportif yaitu pemberian "airan oral untuk men"egah dehidrasi. Apabila "airan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka "airan intravena rumatan perlu diberikan. @asa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Aenis minuman yang dianjurkan adalah jus buah, air teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit. !asien perlu diberikan minum () ml<kg ** dalam --/ jam pertama. %etelah keadaan dehidrasi dapat diatasi anak diberikan "airan rumatan .)1)) ml<kg ** dalam 2- jam berikutnya. *ayi yang masih minum asi, tetap harus diberikan disamping larutan olarit. *ila terjadi kejang demam, disamping antipiretik diberikan antikonvulsif selama demam. #eberhasilan tatalaksana D*D terletak pada bagian mendeteksi se"ara dini fase kritis yaitu saat suhu turun $the time of deferves"en"e& yang merupakan fase awal terjadinya kegagalan sirkulasi, dengan melakukan observasi klinis disertai pemantauan perembesan plasma dan gangguan hemostasis. !emeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik untuk pengawasan hasil pemberian "airan yaitu menggambarkan derajat kebo"oran plasma dan pedoman kebutuhan "airan intravena. 0emokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum dijumpai perubahan tekanan darah dan tekanan nadi. !eningkatan hematokrit 2)B atau lebih men"erminkan perembesan plasma dan merupakan indikasi untuk pemberian "airan. ;arutan garam isotonik atau ringer laktat sebagai "airan awal pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat ringan penyakit. !erhatian khusus pada kasus dengan peningkatan hematokrit yang terus menerus dan penurunan jumlah trombosit = ().)))<p1. %e"ara umum pasien D*D derajat 2 dan 22 dapat dirawat di !uskesmas, rumah sakit kelas D, 6 dan pada ruang rawat sehari di rumah sakit kelas * danA.

3. Sindr"m S-"( Dengue %yok merupakan keadaan kegawatan. 6airan pengganti adalah pengobatan yang utama yang berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma. !ada penderita %%D dengan tensi tak terukur dan tekanan nadi =2) mm 0g segera berikan "airan kristaloid sebanyak 2) ml<kg **<jam selama turunkan menjadi 1) ml<kg **. 2.%.,.2 Pen.egahan dan /em)eran!asan %ejauh ini usaha-usaha pen"egahan yang telah dilakukan dapat mengurangi mortality rate sebesara --B, tetapi ke"enderungan kejadian D*D justru menunjukan peningkatan. #arena itu, dibutuhkan peningkatan usaha-usaha pen"egahan untuk mengatasi masalah D*D yang meliputi sektor kesehatan dan sektor non kesehatan'. 2.%.,.2.1 Se(!"r Keseha!an Diagnosa dan perawatan yang "epat dan tepat memang penting dalam upaya men"egah dengue sho"k sysndrome $D%%& yang berisiko tinggi menyebabkan kematian . Akan tetapi, lebih penting lagi mengurangi insiden D*D memalui prosedur dan implementasi yang tepat. %esuai dengan slogan Cmen"egah lebih baik daripada 9engobatiD makan usaha pen"egahan lebih baik dikedepankan daripada tindakan yang dilakukan hanya pada situasi darurat atau pada saat penyakit telah menyerang. Di 2ndonesia usaha pengendalian Aedes aegypti dilakukan melaui metode pengendalian kimia, pengendalian fisik, pengendalian biologis dan perlindungan perorangan1. 1. !erlindungan kimia 9etode ini menggunakan insektisida untuk menekan populasi nyamuk Aedes aegypti melalui "ara antara lain: ) menit, bila syok teratasi

9embunuh larva dengan menggunakan bubuk abate yang dibubuhkan pada tempat penyimpanan air dengan dosis 1 pp, $part per million&, yaitu 1) gram untuk 1)) liter air. %etelah dibubuhkan abate maka: a& b& %elama %elama bulan bubuk abate dalam air tersebut mampu bulan bila tempat penampungan air tersebut akan membunuh jentik Aedes aegypti. dibersihkan<diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan air tersebut. "& Air yang telah dibubuhi abate dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum. 9elakukan fogging dengan malthion atau fenitrotion dalam dosis - . gr<haE dilakukan di dalam rumah dan di sekitar rumah dengan menggunakan larutan -B dalam solar atau minyak tanah. ,ogging ditujukan untuk membunuh nyamuk dewasa. +indakan pengendalian se"ara kimia memang terbukti dapat menekan populasi nyamuk Aedes Aegypti, namun hal tersebut membutuhkan biaya yang "ukup tinggi apabila dilakukan se"ara terus menerus. :ntuk itu, tindakan ini sebaiknya dilaksanakan beberapa saat sebelum mulainya masa penularanan yang diperkirakan. %aat yang "o"ok di 2ndonesia ialah pada permulaan musin hujan atau segera sebelum mulainya musim hujan dengan memberikan prioritas pada daerah dengan kepadatan vektor tertinggi disertai riwayat adanya wabah D*D pada masa-masa sebelumnya. %elain pertimbangan biaya, penggunaan dosis pada pengendalian kimia harus diperhatikan karena penggunaan dosis yang kurang tepat dapat menimbulkan resistensi nyamuk terhadap insektisida.

'

2. !engendalian ,isik !emerintah 2ndonesia mengeluarkan program pengendalian sektor D*D yang murah, mudah dan amam. !rogram ini meliputi keigiatan-kegiatan yang dikenal dengan singkatan 9, yaitu : 9enguras<mengganti air di tempat-tempat penampungan air yang terbuka, seperti bak mandi, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain. !enggantian dilakukan seminggu sekali dangan maksud agar daur hidup nyamuk stadium larva yang memerlukan .-1) hari tidak ter"apai untuk menjadi dewasa. 9enutup rapat tempat penampungan air yang digunakan untuk keperluan memasak dan air minum agar nyamuk tidak dapat memasuk kedalamnya dan meletakan telur. 9engubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi termpat bertelur nyamuk diluar rumah apabila terkena air hujan, seperti kaleng, botol, ban dan lain-lain. #eberhasilan program !%4 membutuhkan partisipasi masyarakat. :ntuk itu perlu dilaksanakan usaha untuk mendorong masyarakat melalui program pendidikan kepada masyarakat. :ntuk men"egah epidemik D*D berdasarkan :: tahun 1'.. tentang pen"egahan dan pengendalian penyekit infeksi maka semua kasus D*D yang terdiagnosa se"ara klinis wajib dilaporkan ke kantor Depkes daerah terdekat dalam kurun waktu - jam. !elaporan ini harus sesegera mungkin dilakukan tanpa harus menunggu hasil laboratorium, sehingga bisa segera di ambil tindakan pengendalian di daerah itu. #eterlambatan pelaporan akan menyebabkan keterlambatan tindakan pen"egahan yang selanjutnya dapat menyebabkan kejadian luar biasa $#;*&.

1)

!engendalian *iologis 9etode ini memanfaatkan predator larva untuk membasmi larva Aedes

aegypti seperti ikan pemakan larva, beberapa spesies bakteri dan "y"lopoida. 9asyarakat dianjurkan untuk memelihara ikan tempalo dibak-bak penampungan air. 2kan tempalo dapat memakan larva nyamuk sehingga digunakan untuk men"egah demam berdarah. -. !erlindungan !erorangan 9etode ini ditujukan untuk men"egah gigitan Aedes aegypti, antara lain dengan pemasangan kasa penolak nyamu, penggunaan mosFuito repellent, insektisida aerosol, pemakaian kelambu, pemakaian pakaian yang "ukup melindungi tubuh dan obat nyamuk bakar. !emberian sinar matahari langsung yang lebih banyak menyingkirkan pakaian-pakaian yang tergantung dilakukan untuk meniadakan tempat-tempat persembunyian nyamuk. 2.1.$. Se(!"r N"n(eseha!an0 %elama ini pengaruh faktor non kesehatan terhadap penyakit belum mendapat perhatian yang "ukup. %ektor ini meliputi pengaruh ekonomi, sosial dan sikap mental yang masih berorientasi pada tindakan emergen"y pada saat #;* saja. Agar program pen"egahan dan pengendalian D*D berhasil, maka sektor non kesehatan dapat di"apai melalui "ara-"ara sebagai berikut : 1. !eningkatan pendidikan kesehatan masyarakat yang terkait dengan masalah D*D, seperti : o o o %anitasi lingkungan *ahaya dan kompilikasi D*D +indakan pengendalian D*D, temasuk pengendalian sarang nyamuk $ !%4 &

11

2. !enyuluhan dapat dilaksanakan melalui pendekatan : o o o 9assa #elompok 2ndividu : +5. @adio, pemutaran film : #ader, !kk dan lain-lain : !uskesmas, @%, lapangan dan rumah ke rumah . !eningkatan alokasi anggaran dana untuk pen"egahan demam berdarah dengue dan program pengendalian air bak. -. !engikutsertaan media massa dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap D*D. (. !rogram kebersihan lingkungan se"ara teratur yang dikoordinir ketua-ketua @G. /. #erjasama berkelanjutan antara institusi pemerintah dan organisai masyarakat untuk memun"ulkan kewaspadaan terhadap D*D. 1. !engawasan bangunan-bangunan yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

2.1.$.3. 1a(!"r2fa(!"r 3ang 'em/engaruhi Tinda(an Pen.egahan DBD 2.1.$.3.1 Penge!ahuan !ada tahun 1''', Departemen !enanggulangan !enyakit 9enular di +hailand mengadakan program untuk men"egah D*D 1). !ada program ini, masyarakat diberikan informasi mengenai D*D melalui penyuluhan, poster, kaset, video dan iklan di televisi dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai D*D. 0asilnya, pengetahuan berpengaruh terhadap tindakan pen"egahan, tetapi sulit untuk mempertahankannya.

12

2.1.$.3.

Pendidi(an !engaruh tingkat pendidikan terhadap prilaku tindakan

pen"egahan D*D sangat kompleks. +ingginya tingkat pendidikan tidak dapat menjamin seseorang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi terhadap D*D. %eseorang dengan pengetahuan yang minim terhadap D*D tentunya akan mempunyai ke"enderungan untuk melakukan sedikit sekali tindakan pen"egahan terhadap penyakit tersebut atau bahkan tidak sama sekali. Di lain pihak, seseorang dengan pengetahuan yang tinggi terhadap D*D belum tentu melakukan tindakan pen"egahan tersebut.

2.1.$.3.3 yang

Ke)iasaan a!au Buda-a !emberantasan nyamuk Aedes aegypti bukanlah sesuatu hal mudah. *erbagai "ara telah dilakukan, namun upaya

pengendalian diri sangat bergantung pada budaya atau kebiasaan masyarakat itu sendiri. %ampai saat ini area yang paling efektif untuk pengendalian nyamuk ini yaitu melalui upaya pengendalian sarang nyamuk $!%4& seperti program 9. program ini berkaitan dengan buadaya atau kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan menampung air bersih. 9engubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan tidak perlu dilakukan bila masyarakat terbiasa mengelola sampah dengan benar. 9embuang di tempat-tempat penampungan sampah sementara $+!%& sebelum dibuang di tempattempat penampungan akhir $+!A& menutup dan menguras juga tidak perlu dilakukan apabila masyarakat tidak terbiasa menampung air bersih untuk persediaan. +erlihat jelas bahwa semboyan 9 ini

"enderung C"ommunity orientedD. Di"iptakan oleh masyarakat untuk dilaksanakan oleh masyarakat. 9asyarakat kita memang sudah terbiasa menampung air bersih sebagai persediaan. Gadah-wadah penampungan air sengaja di"iptakan dari berbagai bahan dengan berbagai bentuk dan ukuran. !erilaku menyimpan air ini sangat tergantung kultur setempat dan kebutuhan akan air. 9asyarakat masih terbiasa menyimpan air, karena air dari perpipaan sewaktu-waktu tidak mengalir. #ondisi penyimpanan air ini memberikan peluang dan kesempatan terjadinya tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. %ampai saat ini banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa beberapa kebiasaan yang dilakukan dapat mema"u tumbuhkembangnya nyamuk diantaranya pengelolaan sampah yang kurang baik $masyarakat terbiasa membuang sampah sembarangan terutama di depan rumahnya tidak tersedia tempat sampah&, kebiasaan menggantung pakaian, kurangnya frekuensi penggantian air pada vas bunga, tempat minum burung dan sebagainya. ;ain halnya dengan memeliharan ikan tempalo, sebagian masyarakat lebih menyukai "ara ini. %elain harganya murah juga mudah didapatkan. Akan tetapi ada juga yang menyatakan bahwa ikan tempalo dapat membuat air berbau amis sehingga mereka tidak mau memeliharannya. 2.1.$.3.$ Pen-u#uhan ,. 3spinoHa-Ioems , 6. 9oises 0ernades-%uareJ dan @. 6oll6ardenas pada tahun 1''/-1''1 dengan penelitian yang berjudul Educational campaign versus malathiom spraying for the control of aedes aegypti in Colima, mexico1-, penelitian yang dilakukan ;2oyd di Ku"atan 9eHi"o tahun 1'', dan penelitian ;lyod, @osenbaum di

1-

+rinidad dan +obago tahun 1'' menunjukkan bahwa kampanye pendidikan dan penyuluhan D*D se"ara langsung, yaitu dengan mengunjungi rumah satu-persatu, memiliki efek yang sangat baik dalam usaha pemberantasan sarang nyamuk $!%4&, ditunjukkan dengan angka penurunan jumlah sarang nyamuk yang "ukup tinggi. #etiga penelitian di atas menunjukkan faktor penyuluhan masyarakat se"ara langsung sedikit banyak memberikan pengaruh perubahan perilaku pen"egahan masyarakat terhadap D*D. 2.1.$.3.% Per!"#"ngan Per!ama /ada Penderi!a DBD !ertolongan pertama pada penderita demam berdarah adalah : 1. *eri minum sebanyak mungkin. 2. #ompress dengan air 3s. . *eri obat turun panas. -. %egera bawa pasien ke dokter.<puskesmas yang terdekat untuk diperiksa. *ila diduga terserang demam berdarah, penderita akan dikirim kerumah sakit untuk dirawat.

1(

DA1TA4 PUSTAKA 1. %iregar, 4%, dkk. Analisa penatalaksanaan kebijakan operasional penanggulangan demam berdarah dengue $ D*D & dalam menurunkan insidens D*D di kota 9edan. Didapat dari : 0ttp:<<www. ppsikmusu."o.id 2. #ajian masalah kesehatan. Didapat dari : 0ttp:<<www. ;itbangdepkes."o.id . 9ansioner, A, dkk. #apita selekte kedokteran. 9edia Aes"ulapius. Aakarta. 2))) -. Gulandari, ;, dkk. Demam *erdarah Dengue. Didapat dari : 0ttp:<<www. pelita.or.id (. harun , %@, dkk. +iter serologi dasar dengue pada anak sekolah di Aakarta. 9edika. Aakarta. 1'.1 /. %umarmo. Aspek imunologis dan serologis Demam *erdarah Dengue. 9ajalah #edokteran 2ndonesia 2- : 11) L 11- , 1'./. 1. Depkes @2. !etunjuk teknis bulan bakti gerakan dengue $ D*D & . Aakarta. 1''' .. Depkes @2. 9enuju desa bebas Demam *erdarah Dengue. Aakarta 1''1. '. orld !ealth "rgani#ation. Diagnosis , pengobatan, pen"egahan dan pengendalian demam berdarah dengue. Demam *erdarah Dengue. 3I6. Aakarta 1''' 1). Dinas #esehatan D#2 Aakrta. Demam berdarah dengue $ D*D &. 1'''. 9 demam berdarah

You might also like