You are on page 1of 50

Merup.

Suatu agregat mikroba yg sejenis maupun berbeda jenis yg melekat pd permukaan substrat biologis maupun non biologis, dimana satu sel dengan sel lainnya saling terikat dan melekat pd substrat dengan perantaraan suatu matrix extrasellular polymeric substance (EPS) at disbt juga Exopolysaccaride (Hall Stoodley 2004) Lapisan yg terbentuk oleh koloni sel2 mikroba dan melekat pada permukaan substrat, berada dalam keadaan diam, karakter berlendir, dan tidak mudah terlepas (Madigan et al, 1997)

Merupakan lingkungan mikro yg mengandung nutrien dan melindungi koloni bakteri (dr tekanan lingkungan, radiasi sinar UV, obat antimikroba, pH, suhu, dan kelembaban) Dapat ditemukan menempel pd permukaan gigi, alat medis yg ditanam dln tubuh, dan lapisan lendir sistem pencernaan, kerak dalam alran air, tirai kamar mandi Para ilmuwan memperkirakan bahwa biofilm merupakan habitat mikroba yg alami

Mikroorganisme sebagai agen penyebab penyakit merupakan faktor penting, tergantung dari sifat mikroorganisme tsb:
1. Patogenitas 2. Virulensi 3. Tropisme

4. Serangan thd pejamu


5. Kecepatan berkembang biak 6. Kemampuan menembus jaringan 7. Kemampuan memproduksi toksin 8. Kemampuan menimbulkan kekebalan

SIFAT MIKROORGANISME:
PATOGENITAS

Kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada pejamu VIRULENSI

Kemampuan mikroorganisme unt menimbulkan penyakit yg


berat atau fatal

TROPISME
Pemilihan jaringan atau organ yg diserang.

MEKANISME TRANSMISI
Td keluarnya mikroorganisme dr reservoir dan mencapai serta masuknya mikroorganisme ke dlm tbh manusis sbg pejamu yg rentan Mikroorg. manusia(organ target)

mikroorganisme

kolonisasi reaksi (infeksi subklinis)


infeksi klinis (menimbulkan gejala klinis)

Suatu bentuk biofilm yg menyebabkan kerusakan gigi pd umumnya dijumpai pd 1/3 gingiva permuk. Gigi penumpukan sering terjd di retakan, pit, fisur permuk. Gigi, restorasi, gigi yg erupsi tak teratur

Definisi: sebagai sebuah komunitas mikroba yang kompleks, dengan lebih dari 1010 bakteri per miligram. Diperkirakan sebanyak 400 spesies bakteri yang berbeda dapat ditemukan dalam plak. Selain sel bakteri, plak mengandung sejumlah kecil sel epitel, leukosit dan makrofag. Sel-sel yang terkandung dalam matriks ekstraselular, yang dibentuk dari produk bakteri dan saliva. Matriks ekstraselular mengandung protein, polisakarida, lipid dan glikoprotein

Pd setiap individu berbeda, tgt: 1. Oral Hygiene 2. Diet makanan 3. Komposisi dan aliran saliva

Ada 3 tahap :
1. Pembentukan

pelikel gigi 2. Kolonisasi awal pada permukaan gigi 3. Kolonisasi sekunder dan pematangan

merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dlm bbrp menit setelah permukaan gigi dibersihkan dan berkontak dg saliva dan pd permuk. Gigi berupa bahan stein yg terang, terlihat bila diberi bhn pewarna Berfungsi sebagai penghalang protektif, yg bertindak sbg pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan jar)

Merupakan fase awal dari pembentukan plak Pd tahap awal ini permukaan gigi/ restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein.

Pelikel berasal dr saliva dan cairan sulkus komponen khas pelikel pd berbagai

daerah bervariasi komposisinya.

Pelikel dibentuk oleh adsorbsi makromolekul sekitar secara selektif

Merupakan substrat tempat bakteri dr sekitarnya melekat -> bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, permukaan lainnya merup. Sisi yg melekatkan bakteri pd permukaan gigi.

Awal pembentukan plak gigi dimulai dengan melekatnya bakteri aerob pada permukaan pelikel. Kuman yang pertama kali terlihat adalah S. sanguis, yang kemudian diikuti kuman lainnya. Namun, perlekatan awal kuman ini pada hidroksiapatit yang dilapisi pelikel sangat lemah dan reversible, sehingga tidak terjadi kolonisasi bakteri (Roeslan, 2002: 121).

dlm bbrp Jam, bakteri dijumpai pd pelikel bakteri yg pertama mengkoloni permukaan gigi yg dibalut pelikel didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif (Steptoccus sanguiis. Pengkoloni awal melekat ke pelikel dgn bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yg berada pd permuk. Bakteri. Adhesin bertinteraksi dg reseptor pd pelikel.

1. 2.

Plak akan meningkat jumlahnya setelah koonisasi awal pd permukaan gigi melalui 2 mekanisme terpisah: Multiplikasi dari bakteri yg telah melekat pd permukaan gigi Multipiklasi serta perlekatan lanjut bakteri yg ada dgn bakteri baru

Dlm 3 hari, pengkoloni sekunder yg tdk turut sbg pengkoloni awal kepermukaan ggi bersih diantaranya adalah: Prevotella intermedia, dan porphyromonas gingivalis Interaksi yg menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi Fase akhir pematangan plak adalah pada hari ke 7 yg ditandai dgnmenurunnya jumlah gram positif dan meningkatnya gram negatif.

Menurut Samaranayake (2002: 214), proses pembentukan plak adalah sebagai berikut:
1.Protein saliva menempel pada enamel gigi membentuk pelikel (acquired pellicle) yang merupakan suatu lapisan tipis (0,1-1,0 m) acellular. Apabila pelikel tersebut dihilangkan, maka akan segera terbentuk kembali beberapa menit. 2.Mikroorganisme saliva berkoloni pada pelikel membentuk early plaque (dominan batang dan kokus). Koloni bakteri terjadi 24 jam setelah prosedur menyikat gigi. Pada tahap ini terjadi interaksi fisiko-kimia yang cukup panjang antara permukaan sel mikroba dengan lapisan pelikel.

3. Interaksi jangka pendek melibatkan sifat spesifik dan interaksi stereo-kimia, diantara perlekatan pada permukaan sel mikrobia dan reseptor pada acquired pellicle Interaksi ini biasanya menghasilkan perlekatan yang irreversible. 4. Bakteri plak setelah bergerak dari prmukaan gigi, kemudian dalam hitungan menit, mikroorganisme tersebut beregenerasi. Dilaporkan terdapat 1 juta organisme dalam 1 m2 permukaan gigi yang telah dibersihkan 5 menit sebelumnya.

Ko-agregasi atau ko-adhesi dari mikroorganisme. Tahap ini menghasilkan peningkatan jumlah bakteri plak. Peningkatan jumlah dari perlekatan organisme berubah sejalan dengan bertambahnya umur plak (mature plaque) untuk memperoleh peningkatan aliran dan biofilm. Pada tahap ini juga terjadi peningkatan polimer ekstraseluler. Pelepasan sel-sel bakteri plak subginggiva dari lapisan biofilm menuju fase planktonik (biasanya pada saliva), memberikan tempat koloni yang baru.

Organisme pada plak terdiri dari matriks anorganik sekitar 30% dari volume total plak. Matriks tersebut merupakan produk dari host dan konstituensi plak. Komposisi bakteri dari plak sangat bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Ada 3 omposisi yg membentuk plak:
Mikroorganisme (terbesar, + 400 spesies) Matriks interselluler yg mengandung komponen organik dan non organik

Besarnya variasi dalam komposisi plak tersebut tergantung beberapa hal, antara lain: - Perbedaan sisi gigi yang terkontaminasi pada gigi yang sama - Sama sisi gigi yang terkontaminasi pada gigi yang berbeda - Perbedaan waktu pada sisi gigi yang sama (Samarayanake, 2002: 213)

bakteri plak gigi mengandung tiga komponen fungsional yaitu: - Organisme kariogenik, terutama S. mutans, L. acidophilus, dan A. viscosus. - Organisme penyebab kelainan periodontal, khususnya Bacteroides asaccharolyticus (ginggivalis) dan Actinobacillus (actinomycetemcomitans), walaupin A. viscous, Bakteroides melaninogenicus, Veillonella alcalescans, Fusobakteria, dan Spirochaetes juga terlibat. - Bahan adjuvant dan supresif, yang paling potensial adalah lipopolisakarida (0,01%), dekstran (9,9%), levan (1%), dan sejumlah asam lipoteikoat - Mikroorganisme pengisi plak gigi kurang lebih 70 %, sisanya berupa polisakarida dan bahan-bahan antarsel (Seymour et al, 1992).

Plak tersusun atas :


Hampir 70 % sel-sel bakteri, sisa produk ekstraseluler dan produk bakteri plak sisa sel dan devirat glikoprotein. Mikroorganisme (non bakteri) seperti jamur, ragi, protozoa Protein, karbohidrat dan lemak. Karbohidrat yang sering dijumpai adalah produk bakteri dekstan, levan dan galaktose. Komponen anorganik seperti Ca, P, Mg, Na, K. Sel-sel epitel Sel darah putih Makrofag Matriks intraseluler menyusun 20%-30% dari masa plak.
Immunoglobulins such as IgA, IgG and IgM have been detected in the dental plaque.

Facultative Anaerobic Gram-Positive Streptococcus mutans Streptococcus sanguis Actinomyces viscosus Gram-negative Actinobacillus actinomycetemcomitans Capnocytophypa species Eikenella corrodens Porphyromonas gingivalis Fusobacterium nucleatum Prevotella intermedia Bacteroides forsythus Campylobacter rectus Spirochetes Treponema denticola (Other Treponema species)

plak ditemukan sebagian besar pada permukaan gigi. Secara garis besar, plak ditemukan di daerah anatomi yang terlindungi pertahanan host, seperti pada fissure oklusal, daerah interproksimal atau di sekitar ginggiva crevice.

plak yang melekat pada permukaan gigi yang terletak di atas margin ginggiva. Pembentukan plak supraginggiva dipelopori oleh bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler yang memungkinkan bakteri mudah melekat pada gigi dan saling berikatan satu dengan yang lain (Manson dan Eley, 1993: 24). Beberapa contoh plak supraginggiva antara lain fissure plaque (terutama pada gigi molar), approximal plaque dan smooth surface (pada permukaan bukal dan palatal) (Samarayanake, 2002: 213).

Bakteri plak supraginggiva memperoleh nutrisi yang dibutuhkan dari sisa makanan yang terdapat pada rongga mulut. Pada umumnya bakteri plak supraginggiva menggunakan karbohidrat sebagai nutrisinya (Wilson and Kornman, 1996:50). bakteri yang dominan adalah spesies Streptococcus, Actinomyces, Diphthery, Peptostreptococcus, Veillonella, dan bakteri Gram positif yang predominan (61,5%) (Ahyar, 2002: 53; Nolte, 1982: 205).

Plak supraginggiva yang matur, potensial oksidasinya dapat digunakan untuk pertumbuhan anaerobic, artinya bakteri anaerob biasanya lebih mudah tumbuh dan berkembang Oleh karena itu, dikatakan plak supraginggiva dan subginggiva saling melengkapi (Wilson dan Korman, 1996: 51).

terletak di bawah margin ginggiva, berada pada apikal dari tepi gingiva Kolonisasi bakteri subginggiva hanya terjadi bila ada plak supraginggiva dan gingivitis. Lingkungan tersebut memungkinkan berkembangnya bakteri anaerob dan terbentuknya kalkulus (Nolte, 1982:207).

SUPRAGINGIVAL PLAQUE. Contains 50% matrix It contains mostly gram+ve Has few motile bacterial Its aerobic unless its thick It metabolizes predominantly carbohydrates.

SUBGINGIVAL PLAQUE.
Has little or no matrix Mostly gram-ve Motile bacterial is common Highly anaerobic area is present Predominantly metabolizes protein.

1.
2. 3.

4.
5.

Umur subyek Variasi diurral..mlm hr saliva berkurang Sifat pelikel Kekasaran permukaan Lokasi plak dlm mulut

Setelah kita menyikat gigi, pada permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang disebut pelikel. (belum ditumbuhi kuman)

Apabila pelikel sudah ditumbuhi kuman disebutlah dengan plak. Plak berupa lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain adalah kumpulan sisa makanan, segelintir bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang.

Kalkulus disebut juga tartar, yaitu suatu lapisan deposit (bahan keras yang melekat pada permukaan gigi) mineral yang berwarna kuning atau coklat pada gigi karena dental plak yang keras. Struktur permukaan kalkulus yang kasar memudahkan timbunan plak gigi. Kalkulus melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi, juga pada gigi tiruan dan restorasi gigi.

Kalkulus (tartar) atau calcareous deposits terdiri atas deposit plak yang termineralisasi , yang keras yang menempel pada gigi. Kalkulus dapat juga diartikan massa kalsifikasi yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi, objek solid lainnya di dalam mulut.

Kalkulus jarang ditemukan pada gigi susu dan tidak sering ditemukan pada gigi permanen anak usia muda. pada usia 9 tahun, kalkulus sudah dapat ditemukan pada sebagian besar rongga mulut, dan pada hampir seluruh rongga mulut individu dewasa. Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan magnesium fosfat. Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu pembentukan kalkulus.

80% masa anorganik, air, dan matriks organik (protein dan karbohidrat), sel-sel epitel deskuamasi, leukosit.
Masa anorganik terutama terdiri dari fosfat, kalsium, dalam bentuk hidroksiapatite, brushite, dan fosfat oktakalsium. Selain itu, juga terdapat sejumlah kecil kalsium karbonat, magnesium, fosfat, dan florida. Kandungan florida adalah beberapa lebih besar daripada pada plak.

Letak = di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival) Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang berlawanan dengan duktus saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan permukaan bukal molar atas, tetapi dapat juga terdeposit pada setiap gigi dan geligi tiruan yang tidak dibersihkan dengan baik, misalnya permukaan oklusal gigi yang tidak mempunyai antagonis. Warna = agak kekuningan kecuali bila tercemar faktor lain seperti tembakau, anggur, pinang. Bentuk = cukup keras, rapuh, mudah dilepas dari gigi dengan alat khusus Sumber mineral diperoleh dari saliva Dapat terlihat langsung di dalam mulut

Letak = akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam, pada kasus yang parah, bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai ke apeks gigi (dibawah gingival). Bentuk = bewarna hijau tua atau hitam, lebih keras daripada kalkulus supragingiva, melekat lebih erat pada permukaan gigi Melekat pada permukaan akar dan distribusinya tidak berhubungan dengan glandula saliva tetapi dengan adanya inflamasi gingival dan pembentukan poket, suatu fakta terefleksi dari namanya kalkulus seruminal Sumber mineral diperoleh dari serum darah Tidak dapat terlihat langsung dalam mulut

1.

Teori CO Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi jenuh.

2. Teori Protein Pada konsentrasi tinggi, protein koloida saliva bersinggungan dengan permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.

3. Teori Fosfatase Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. 4. Teori Esterase Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk kalsiumfosfat.

5. Teori Amonia Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
6. Teori pembenihan Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.

Bila Bikarbonat meningkat, maka pH meningkat, lalu rongga mulut bersifat basa dan mengakibatkan pengendapan kalsium fosfat terbentuklah kalkulus atau karang gigi. Konsentrasi bikarbonat paling tinggi pada muara kelenjar parotis dan submandibular sehingga mengakibatkan kalsium fosfat saliva pada daerah tersebut tidak stabil sehingga mudah mengendap (brushite).

Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempelnya plak kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin mengendap, tebal dan menjadi sarang kuman. Terlihat kekuningan atau kehitaman. warna kehitaman biasanya akibat bercampur dengan rokok, teh, dan zat lain yang dapat meninggalkan warna pada gigi. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi ( menyerap ) tulang alveolar penyangga gigi dan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal. Bakteri dengan produknya dpt menyerang jar. disekitarnya dapat memicu terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi tersebut. Bakteri dpt menyebar ke seluruh tubuh. Melalui aliran darah, bakteri dapat menyebar ke organ lain seperti jantung. Karena itu ada beberapa kasus penyakit yang sebenarnya dipicu oleh infeksi dari gigi, ini disebut infeksi fokal. Penyakit infeksi otot jantung (miokarditis) termasuk penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi fokal.

You might also like