Professional Documents
Culture Documents
si
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGABAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIJ AKARTA PERIODE 15 JULI 16 AGUSTUS 2013
Nama Nama Orang Tua Jenis Kelamin Umur Pendidikan Agama Suku Bangsa Alamat
: An. T : Ny. A/Tn. R : Perempuan : 6 tahun 6 bulan : SD : Islam : Jawa : Tanah Merah Jakarta Utara
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal 16 juli 2013 Keluhan Utama Batuk terutama saat malam hari sejak 2 bulan terakhir Keluhan Tambahan Nafsu makan berkurang
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke MTBS Puskesmas Kelapa Gading pada tanggal 16 July 2013 untuk kontrol pengobatan TB Paru pasien mengalami tuberkulosis sejak 1 bulan yang lalu. Pasien selalu kontrol satu bulan sekali dengan sistem pembayaran KJS. Ibu pasien memiliki khawatiran karena pasien masih batuk dan nafsu makan masih menurun.
Dua bulan yang lalu pasien mengalami batukbatuk lebih dari dua minggu. Pasien dibawa ke dokter dan diberi antibiotik namun keluhan tidak berkurang. Batuk berdahak berwarna putih, jumlah sedikit, muntah (-), batuk darah (-), nafas berbunyi (-), sesak (-), BAB biasa dan BAK lancar.
Pasien sudah sering sakit sebelumnya, diantaranya demam yang hilang timbul ( suhu sekitar 38oC), rewel, sering menangis dan tidak mau makan. Pasien tampak kurus dan Berat badan tidak kunjung naik. Ibu pasien merasa khawatir akan hal tersebut maka atas inisiatif ibu pasien maka pasien dibawa ke RS. Koja kemudian oleh dokter spesialis anak Rumah Sakit tersebut pasien dianjurkan untuk melakukan tes mantouks dan foto thorax
Dari hasil pemeriksaan tersebut maka pasien di diagnosis TB Paru, kemudian dokter tersebut menyarankan kepada orang tua pasien untuk melanjutkan pengobatan di Puskesmas Kelapa Gading agar jarak yang ditempuh untuk mengambil obat dekat dari rumah.
Riwayat Penyakit Dahulu Ibu pasien mengatakan bahwa sebelumnya anaknya belum pernah mengalami keluhan yang sama, adanya riwayat asma, riwayat kejang dan alergi obat sebelumnya di sangkal oleh ibu pasien
Riwayat Penyakit Keluarga Ibu Pasien saat ini sedang menjalani pengobatan TB yang baru berjalan kurang satu bulan dan telah melakukan pemeriksaan BTA yang hasilnya positif. Sedangkan ayah pasien tidak merasakan adanya gejala yang sama dan ayah pasien belum pernah melakukan pemeriksaan BTA.
Pasien adalah seorang anak yang tinggal bersama kedua orang tua pasien. Saat ini pasien masih duduk di kelas 1 sekolah dasar. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh ayah pasien yang bekerja sebagai karyawan swasta. Penghasilan ayah pasien Rp 3.000.000,00 perbulan. Penghasilan ini cukup untuk biaya hidup dan untuk berobat pasien.
Riwayat Kebiasaan
Pasien makan tiga kali sehari dengan menu yang bervariatif. Ibu pasien sudah berusaha menyediakan menu makanan sehat, seperti ayam, daging, telur, sayuran, dan buahbuahan, namun pasien tidak mau. Ibu pasien sudah mencoba segala cara dan sudah memaksa pasien untuk mau makan.
Riwayat Kelahiran, dalam batas normal. Riwayat Makanan Pendamping, Asi eksklusif dan makanan pendamping diberikan sesuai dengan usia. Kesan imunisasi dasar lengkap
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : compos mentis Tanda-tanda vital : dalam batas normal Status generalis : Terdapat pembesaran KGB (+) pada regio colli dextra Status gizi : Gizi Baik
Pemeriksaan Penunjang Foto Rontgen Tampak Infiltrat di dikedua perihiler dan perikardial, pneumonia. Tes Mantouk positif .
A. Profil Keluarga Karakterisktik Keluarga Identitas Kepala Keluarga Nama : Tn. R ( Ayah pasien ) Usia : 49 Tahun
Identitas Ibu Pasien Nama : Ny. A (Ibu pasien) Usia : 30 tahun
No.
Nama
Kedudukan dalam
Gender
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Keterangan
keluarga
(tahun)
Tambahan
1.
Tn. R
Kepala Keluarga
Laki-laki
49
S-1
Pegawai swasta
Ayah pasien
2.
Ny. A
Istri
Perempuan
30
SMA
Ibu Pasien
3.
An. T
Anak
Perempuan
6, 5
SD
Pelajar
Pasien
Status Kepemilikan Rumah : Kontrakan Daerah Perumahan : Padat Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas rumah : 4x3 m2 Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 orang Kesimpulan An. T tinggal di rumah dengan jumlah penghuni 3 orang. Rumah kontrak yang berada pada lingkungan cukup padat dengan luas
terletak paling
pojok dan
bersebelahan dengan jamban umum sehingga tidak memiliki jendel, sinar matahari tidak dapat masuk ke kamar, hanya terdapat satu ventilasi berukuran 90x30 cm di atas pintu untuk sirkulasi udara. Ketersediaan air bersih dan pembuangan sampah cukup baik. Rumah tersebut kurang nyaman untuk ditempati oleh 3 orang anggota keluarga.
4m
R. Tidur
Halaman kontrakan
Jamban bersama
3m
Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga Tempat Berobat : Puskesmas dekat rumah Asuransi/Jaminan Kesehatan : ada, yaitu Kartu Jakarta Sehat ( KJS )
Kesimpulan Pasien jika berobat ke Puskesmas Kelapa Gading, karena tidak dipungut biaya, hanya dengan menunjukan KTP dan KK. Biasanya pasien ke Puskesmas
menggunakan sepeda motor milik pribadi. Pasien Tarif pelayanan kesehatan Murah terjangkau dan
Cukup memuaskan
Kebiasaan makan Keluarga Tn. R memiliki kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari dengan menu makanan sehari-hari yang bervariasi. Ibu pasien sudah membiasakan untuk memasak menu makanan yang bergizi. Biasanya Ibu An. T memasak sendiri dan terkadangpun membeli masakan makanan di luar rumah. Biasanya An. T makan bersama dengan anggota keluarganya di ruang tidur tersebut dan selalu mencuci tangan sebelum makan.
Menerapkan pola gizi seimbang Menu makanan keluarga Tn. R yang selalu ada saat mereka makan sehari-harinya berupa nasi, ikan dan sayur. Disertai menu makanan lainnya seperti tahu, tempe, telur, ayam atau daging dan terkadang juga pasien mengkonsumsi buah-buhan. Biasanya pada saat pagi hari pasien dan keluarganya sarapan dengan bubur ayam . Pasien juga selalu minum susu formula 2 kali yaitu setiap pagi dan malam hari.
Nama Makanan
Sore (16.00 WIB) Senin 15/7/13 Pagi (07.00 WIB) Nasi, telur dadar, kecap, susu
Interpretasi terhadap food recall pasien : Dalam sehari asupan makanan dalam tubuh pasien dengan melihat pada pola makan 2 hari terakhir serta makanan yang pasien makan berdasarkan kebutuhan kalori pasien dan kebutuhan gizi pasien, dapat dikatakan memenuhi pola gizi seimbang.
a.
Ayah dan ibu pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit pasien yang dialami oleh pasein dengan cara memotivasi pasien untuk selalu makan-makanan bergizi dan rutin meminum obat. Ayah pasien selalu menyempatkan diri untuk menemani pasien dan ibu pasien untuk kontrol berobat secara rutin ke puskesmas serta mengingatkan pasien untuk selalu minum obat tepat waktu.
b.
Pertama, pasien merupakan seorang anak-anak yang belum bisa menjaga kebersihan pribadi dan sering jajan sembarangan. Kedua, kebersihan anggota ke;uarga dan lingkungan rumah pasien belum cukup baik.
Pencegahan spesifik. Ayah pasien belum memeriksakan BTA walaupun sudah dianjurkan oleh dokter karena tidak merasakan adanya gejala penyakit. Masalah gizi keluarga. Kualitas dan kuantitas sudah baik, namun jarang menyediakan buah dan pasien tidak memakan seluruh makanan yang disediakan.Gizi anggota keluarga pasien baik, namun untuk pasien sumber protein, lem,ak dan serat tidak mencukupi.
1. Bentuk Keluarga Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari ayah (Tn. R), ibu (Ny. A), dan kedua anaknya termasuk pasien (An. T) yang tinggal dalam satu rumah. 2. Tahapan Siklus Keluarga Keluarga An. T berada pada tahapan siklus keluarga yang ke tahap tiga dimana Keluarga Anak Usia Sekolah ( belum remaja)
1.
Tn. W 72 th
Ny. S 70 th
Tn. J 65 Th
Tn.D 52 th
Ny. W 50 th
Tn.M 21 th
Tn.K 18 th
Tn. R 49 th
Ny. A 29 th
Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga 1. Masalah dalam organisasi keluarga Pasien memiliki hambatan yang cukup mengganggu aktivitasnya sehari-hari seperti membatasi bermain dengan teman-teman sebayanya sehingga pasien cenderung berada dirumah. Ibu pasien juga merupakan penderita TB Paru yang sedang menjalankan pengobatan.
2. Masalah dalam fungsi biologis Orang tua sangat berperan dalam pengobatan pasien. Orang tua pasien secara teratur membawa pasien berobat. Dalam penyediaan makanan, orang tua telah menyediakan nutrisi yang bergizi, namun pasien tidak mempunyai nafsu makan yang baik. Walaupun demikian berat badan dan tinggi badan pasien masih di dalam kurva normal. Untuk pencegahan kesehatan kurang
baik.Tidak menutup kemungkinan jika ayah pasien juga menderita TB Paru dan sudah disarankan oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan BTA namun belum dilaksanakan dengan alasan tidak memiliki keluhan seperti batuk batuk yang disertai demam, ataupun keringat malam. Dengan demikian fungsi biologis keluarga masih memiliki kelemahan.
3.Masalah dalam fungsi psikologi Ibu pasien merasa takut apabila penyakit anaknya semakin memberat. Ayah dan ibu pasien selalu memberi semangat kepada anaknya agar tidak bosan untuK meminum obat selama 6 bulan. Ayah dan ibu pasien juga memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anaknya dengan baik.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat didapatkan dari uang yang diberikan oleh ayah pasien. Ekonomi pasien terpenuhi dengan baik.
5. Masalah lingkungan Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal tergolong kurang bersih. Lokasi rumah bersebelahan dengan jamban bersama. Tidak terdapatnya ventilasi dalam rumah.
6.
Ibu pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya dan anaknya, Sehingga pasien mengubah pola makan dan gaya hidupnya setelah didiagnosis menderita penyakit TB Paru. Pasien juga selalu kontrol ke puskesmas secara teratur sebelum obat habis, dikarenakan ibu pasien beranggapan bahwa penyakit TB Paru harus rutin meminum obat setiap harinya.
D. Diagnosis Holistik 1. Aspek Personal Alasan kedatangan : Pasien datang berobat ke puskesmas diantar oleh ibunya dengan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Ibu pasien cukup mengerti akan pandangan terhadap penyakit TB Paru , bahwa penyakit tersebut dapat disembuhkan jika rutin kontrol ke Puskesmas satu bulan sekali dan meminum obat setiap harinya.
Harapan : Ibu pasien memiliki harapan anaknya sembuh dengan meminum obat-obatan yang diberikan oleh dokter puskesmas. Kekhawatiran : Pasien merasa takut akan terjadi komplikasi dari penyakit TB Paru jika tidak diobati
Persepsi : Ibu pasien menduga bahwa penyakit yang diderita anaknya akibat lingkungan disekitar rumahnya yang kotor dan banyak asap kendaraan.
Aspek Klinik Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan adanya keluhan batuk lama yang disertai adanya demam yang hilang timbul serta nafsu makan berkurang dan berat badan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran KGB, sedangkan pada pemeriksaan penunjang di dapatkan gambaran foto thorax tampak infiltrat pada kedua paru dan mantouk tes positif.
Aspek Risiko Internal Genetik : Tidak terdapat riwayat penyakit genetik pada keluarga pasien Pola makan : Pola makan pasien tidak memenuhi pola gizi seimbang. Kebiasaan : Pasien sering jajan sembarangan. Spiritual : Pasien mengikuti kegiatan pengajian keagamaan yang dilakukan sore hari setiap harinya, yang diakui oleh ibu pasien membawa ketenangan dan kenyamanan batin bagi pasien serta menjalan kan shalat 5 waktu bersama ibunya.
Aspek Fungsional Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 yang termasuk dalam aspek fungsional sakitsakit ringan dan pasien mampu melakukan pekerjaan sehari-hari seperti pekerjaan rumah yang sesuai dengan kemampuannya dan aktivitas sehari-hari lainnya seperti, mandi, berpakaian, makan, dan tidur serta berjalan.
Kegiatan
Aspek personal Memberikan edukasi kepada orang tua pasien tentang TB paru mulai dari tanda dan gejala penyakit, pentingnya pengobatan TB secara teratur, serta akibat jika tidak meminum obat secara teratur
Sasaran
Waktu
Keterangan
Orang Kunjungan di Puskesmas dan Orang tua pasien kunjungan rumah Orang
tua
mengetahui
tua
mengetahui
mengetahui
Aspek klinik Memberikan obat TB paru kategori Orang tua pasien 1 secara rutin selama minimal 6 bulan Kunjungan Puskesmas di Keluhan dan sehingga kesembuhan meningkatkan tubuh daya pasien berkurang taraf serta tahan
mencapai
kunjungan rumah.
Kunjungan
Orang tua pasien Puskesmas Memberikan Obat OAT BB= 22 Kg INH : 10mgx22kg=220mg/kgbb/hr (1x pemberian) Rifampisin: 15mgx22kg=330mg/kgbb/hr (1x pemberian) Pirazinamid 20mgx22kg=440mg/kgbb/hr (2x pemberian) Orang tua pasien Memberikan penjelasan kepada orang tua pasien tentang obat-obat yang dikonsumsi pasien termasuk efek sampingnya dan Pasien
di
dan Orang mengerti pentingnya tua pasien akan obat,
kunjungan rumah.
proses penyembuhan.
kunjungan rumah Orang tua pasien mengerti apa saja efek samping pada obat yang diberikan
Aspek risiko internal Menjelaskan bahwa usia balita adalah usia rentan terkena infeksi Orang tua pasien Kunjungan Puskesmas di Orang tua mengerti bahwa anak mudah terkena TB bila terdapat paparan berulang
dengan kontak TB
Orang tua mengerti bahwa Menjelaskan bahwa imunisasi BCG tidak mencegah infeksi TB namun mencegah penyakit TB yang berat Ibu pasien mengerti cara Menjelaskan kepada pasien dan ibu pasien tentang penularan penyakit TB paru Orang tua pasien dan Pasien Kunjungan rumah penularan TB, ibu pasien sering menggunakan masker serta mengerti etika batuk dan cara pembuangan dahak yang benar Orang tua pasien Kunjungan Puskesmas dan walaupun telah diimunisasi, di pasien masih bisa terkena TB
Aspek psikososial keluarga dan lingkungan Menjelaskan kepada keluarga bahwa Orang tua pasien motivasi dan dukungan dari orang tua kepada pasien sangat penting dalam proses pengobatan. Kunjungan Puskesmas di Orang tua mengerti bahwa dan mereka sangat berperan dalam proses pengobatan
kunjungan rumah
Menjelaskan adanya kemungkinan TB berulang bila sumber penularan ``belum diobati Orang tua pasien
Kunjungan Menjelaskan kepada orang tua pasien untuk pentingnya melakukan pemeriksaan BTA dalam hal untuk mencari sumber penularan Orang tua pasien Puskesmas
kunjungan rumah
Aspek Fungsional
Pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya tanpa bantuan orang lain, pasien dapat menjaga kondisi kesehatannya agar tidak terlalu lelah.
Kunjungan Puskesmas
kunjungan rumah
dengan baik