You are on page 1of 24

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan


PEMBAHASAN MASALAH

Moral Tindakan

KESIMPULAN

Pengertian Menghargai Kehidupan Menghargai Kehidupan Cara Menghargai Kehidupan

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan


PEMBAHASAN MASALAH

Moral Tindakan

KESIMPULAN

Pengertian Menghargai Kehidupan Menghargai Kehidupan Cara Menghargai Kehidupan

LATAR BELAKANG MASALAH Allah menciptkan manusia segambar dengan Dia,seperti ada tertulis dalam Kejadian (1:27 )Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia ;laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka . ,oleh karenanya manusia yang telah diciptakan segambar dengan Allah seharusnya menjadi pribadi yang bermoral dan menghargai Kehidupan yang telah dianugrahkan oleh Allah sendiri. Allah tidak hanya menciptakan manusia sebagai satusatunya ciptaan Allah yang tinggal dibumi,Allah juga menciptakan makhluk hidup lain dan bermacam-macam tumbuhan .Kita sebagai manusia juga tidak akan mampu bertahan hidup sendiri tanpa berdampingan dengan makhluk hidup lain dan segala tumbuhan (alam) yang telah diciptakann oleh Allah sendiri . Sepatutnya kita menjaga segala hal yang telah Allah ciptakan untuk kehidupan kita dibumi .

RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian menghargai kehidupan ? 2. Cara-cara menghargai Kehidupan ?

TUJUAN

1. Mengetahui Pengertian Menghormati Kehidupan. 2. Mengetahui cara-cara menghargai kehidupan.

Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata moral yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata etika, maka secara etimologis, kata etika sama dengan kata moral karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata moral sama dengan kata etika, maka rumusan arti kata moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu etika dari bahasa Yunani dan moral dari bahasa Latin.

Tindakan adalah sesuatu yang dilakukan berlandaskan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Tindakan memiliki kualitas sebagai tolak ukur moralitas. Kualitas tindakan dibagi menjadi dua, actus humanus dan actus hominis. Actus humanus adalah tindakan manusiawi yang dapat dan harus dipertanggung jawabkan (imputabilitas). Tindakan tersebut didasari rasa tahu, mau(bebas) dan mampu. Tindakan yang dijalankan sacara sadar, dikehendaki secara bebas sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Actus hominis adalah lawan dari Actus humanus, tindakan manusia pada umumnya yang tidak didasari rasa tahu, mau(bebas) dan mampu. Tindakan yang dijalankan secara tidak sadar/ apa adanya, terikat kebebasan sehingga lepas dari tanggung jawab.

Rasa Tahu
Menurut buku Teologi Moral Dasar, Dr. Piet Go O. Carm, secara skematis rasa ingin tahu dapat dituliskan sebagai berikut:

TAHU TENTANG Fakta bahwa aku melakukan tindakan Fakta aku melakukan tindakan apa Norma yang mengatur tindakan tersebut Lalu rasa tahu memiliki tingkatan tersendiri, yakni: tahu sedikit tahu setengah-setengah tahu sedang tahu banyak tahu segalanya tahu dengan sempurna

Rasa Mau (Bebas)


Rasa mau merupakan tindak lanjut dari rasa tahu. Dalam hal ini rasa mau memiliki makna kebebasan. Dalam melakukan tindakan kita diberi kebebasan untuk memilih. Kebebasan dibagi menjadi dua jenis, yakni kebebasan eksistensial dan kebebasan sosial.

Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri.


Kebebasan sosial adalah kebebasan untuk menentukan tindakan yang tidak dibatasi oleh pihak lain.

Rasa Mampu
Rasa mampu merupakan tindak lanjut dari Rasa mau. Dalam melakukan tindakan, rasa mau saja tidak cukup, melainkan diharapkan untuk mampu mewujudkannya ke dalam bentuk yang lebih kongkrit.

Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan hal yang paling penting dalam melakukan tindakan, karena tanggung jawab menjadi satu kesatuan dengan tindakan. Tindakan yang bertanggung jawab bukan tindakan yang dipikirkan terlebih dahulu untuk siap menerima resikonya, karena akan berakibat buruk. Contoh : Saya tahu ada tugas, saya tahu kalau tidak mengerjakan tugas tidak mendapat nilai, batas pengumpulan masih lama sehingga pengerjaan saya tunda, sampai pada hari pengumpulan saya lupa mengerjakan, saya siap mendapat hukuman. Tindakan yang bertanggung jawab yang benar adalah tindakan yang dilandasi nilai, norma dan suara hati. Contoh: Saya tahu saya ada tugas,. Saya tahu batas akhir pengumpulan masih lama, tetapi saya ingin mengerjakan sekarang dari pada nanti lupa dan berdampak buruk pada nilai saya.

Skema Tindakan Bertanggung Jawab


Keputusan

TINDAKAN ( RASA TAHU, RASA MAU, RASA MAMPU)

KONSEKUENSI

Akibat Akibat + PERTANGGUNGJAWABAN = SIAP MENANGGUNG RESIKO

PERTANGGUNGJAWABAN = KEPUTUSAN BERKUALITAS, BERMUTU BERDASARKAN HIRARKI NILAI/ NORMA DAN SUARA HATI

Hidup adalah sebuah karunia yang perlu kita sambut dengan kreativitas tinggi, energi yang besar, dan sikap penuh dinamis setiap waktu. Hidup ini sebenarnya sangat singkat, karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Semua orang pasti ingin dihargai, karena prinsip menghargai juga mampu mengacu hidup seseorang, yakni sebuah motivasi diri yang lebih positif. Namun apabila kata menghargai ini diabaikan begitu saja, tidak menutup kemungkinan akan timbul kebencian dan kedengkian dari diri seseorang, karena kata menghargai tidak dianggap penting dan sepele.

Menghargai Kehidupan
Allah ingin agar kita menghargai kehidupan, baik kehidupan kita sendiri maupun kehidupan orang lain. Misalnya, pada zaman Adam dan Hawa dahulu, putra mereka, Kain, marah besar kepada adiknya, Habel. Yehuwa memperingatkan Kain bahwa kemarahannya dapat menyebabkan ia melakukan dosa yang serius. Kain mengabaikan peringatan itu. Ia menyerang Habel, saudaranya, dan membunuhnya. (Kejadian 4:3-8) Yehuwa menghukum Kain karena membunuh saudaranya. (Kejadian 4:9-11) Ribuan tahun kemudian, Yehuwa memberi bangsa Israel hukum-hukum agar mereka dapat melayani Dia dengan cara yang diperkenan. Hukum-hukum ini adakalanya disebut Hukum Musa karena diberikan melalui nabi Musa. Dalam Hukum Musa tertulis, Jangan membunuh . (Ulangan 5:17) Hal itu menunjukkan kepada orang Israel bahwa Allah menghargai kehidupan manusia dan bahwa orang-orang harus menghargai kehidupan sesamanya.

Bagaimana dengan kehidupan janin? Menurut Hukum Musa, orang yang menyebabkan kematian bayi yang ada dalam rahim ibunya dinyatakan bersalah. Ya, kehidupan janin pun berharga bagi Yehuwa. (Keluaran 21:22, 23; Mazmur 127:3) Ini berarti pengguguran kandungan itu salah. Menghargai kehidupan berarti memiliki pandangan yang benar tentang sesama manusia. Alkitab mengatakan, Setiap orang yang membenci saudaranya adalah pembunuh manusia, dan kamu tahu bahwa pembunuh manusia tidak memiliki kehidupan abadi dalam dirinya. (1 Yohanes 3:15) Jika kita menginginkan kehidupan abadi, kita perlu menyingkirkan dari hati kebencian apa pun terhadap sesama, karena kebencian sering menjadi sumber kekerasan. (1 Yohanes 3:11, 12) Kita perlu belajar mengasihi satu sama lain.

Tidak Mengambil Kehidupan Janin

Menghentikan kebiasaan yang najis

Menyingkirkan dari hati kita kebencian apa pun terhadap sesama

Bagaimana dengan menghargai kehidupan kita sendiri? Orang biasanya tidak mau mati, tetapi ada yang membahayakan kehidupan mereka demi kesenangan. Misalnya, banyak orang merokok, mengunyah buah pinang, atau menggunakan narkoba untuk bersenangsenang. Bahan-bahan itu merusak tubuh dan sering mengakibatkan kematian penggunanya. Orang yang terbiasa menggunakan bahan-bahan itu tidak menganggap kehidupan itu suci. Kebiasaan tersebut najis dalam pandangan Allah. (Roma 6:19; 12:1; 2 Korintus 7:1) Untuk melayani Allah dengan cara yang diperkenan, kita harus menghentikan kebiasaan tersebut. Walaupun mungkin sangat sulit, Yehuwa dapat memberi kita bantuan yang dibutuhkan. Dan, Ia menghargai upaya kita untuk menjaga kehidupan kita sebagai karunia yang berharga dari-Nya.

Bagaimana dengan kehidupan binatang? Itu pun suci bagi sang Pencipta. Allah mengizinkan kita membunuh binatang untuk makanan dan pakaian atau untuk melindungi orang dari bahaya. (Kejadian 3:21; 9:3; Keluaran 21:28) Tetapi, menyiksa atau membunuh binatang hanya untuk hiburan adalah salah dan menunjukkan bahwa seseorang sama sekali tidak menghargai kehidupan yang suci di mata Allah.Amsal 12:10.

You might also like