You are on page 1of 4

Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah.

Terdapat suatu penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Lagi pula, semua keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Lazimnya data diterima dari berbagai sumber dan data itu perlu disaring, diproses. dan ditafsirkan. Data manakah, misalnya, relevan dengan keputusan dan mana yang tidak? Persepsipersepsi dari pengambil keputusan akan menjawab pertanyaan ini. Dilema Bisnis Manajemen senior pada PT Semen Madina sedang menghadapi masalah. Apakah perusahaan seharusnya tidak mengerjar laba guna mengikuti suara hatinya? PT Semen Madina merupakan perusahaan yang bertanggung jawab secara social. Rekan pendiri dan pimpinan perusahaan, Tuan Arif E. N dengan rekan pendiri lainnya yang memiliki 43% saham, lebih menyukai pertumbuhan yang lebih lambat selama tidak akan merusak hubungan perusahaan dengan karyawan atau komunitas Panyabungan yang kecil dimana perusahaan itu beroperasi. Tuan Arif mengatakan bahwa perusahaannya sebaiknya tidak mengejar peluang bisnis kecuali jika terdaoat tujuan lain selain menghasilkan uang. Presiden dan CEO perusahaan, Tuan Nasruddin Nasution, pada umumnya sepakat dengan filosofi ini, tetapi prihatin bahwa filosofi tersebut dapat menghambat pertumbuhan. Orang-orang Sumatera yang sadar akan kualitas semen semakin meninggalkan produk perusahaan. Akibatnya penjualan dan laba semakin menurun. Sementara itu, banyak orang Jawa yang menggunakan semen dalam jumlah besar, Pada tahun 2008. PT Semen Madina menjual produknya senilai Rp.3 Miliar disana. Namun bila seorang distributor terkenal dari Jawa menawarkan untuk mendistribusikan produknya di Jawa, Tuan Arief biasanya akan menolaknya. Mengapa? Karena pemasok Jawa tidak memiliki reputasi sebagai pendukung tujuan social. Menurutnya, satu satunya alas an dari pemasok Jawa untuk mengambil peluang guna menghasilkan uang. Visi Arif adalah kapitalisme yang dipandu oleh nilai, dimana tingkat pengembalian kepada pelanggan, karyawan, dan komunitas itu sama pentingnya dengan laba yang diperoleh. Dilema terbaru yang diperoleh adalah saat prusahaan berencana masuk ke pasar Malaysia, Arif berusaha untuk membatalkan rencana ini kecuali kalau iklan perusahaan mengambil sikap terhadap kebijakan pemerintah Malaysia yang melakukan diskriminasi terhadap TKI. Hal ini menimbulkan pertentangan antara Nasution dan Arif. Sesudah banyak melalui perdebatan, rencana ini akhirnya gagal. Menurut anda, criteria keputusan etis seperti apakah yang sebaiknya digunakan oleh PT Semen Madina dalam menyikapi masalah ini? Proses Pengambilan Keputusan Definisi Pengambilan keputusan telah disamakan dengan proses berpikir, mengelola, danmemecahan masalah. Oleh karena itu, beberapa definisi yang ada, masing-masing digunakanuntuk tujuan tertentu. Dalam pengaturan organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses memilih dari antara program alternatif tindakan yang mempengaruhi masa depan. proses pengambilan keputusan dapat dijabarkan dalam langkah langkah yang berurutan, yaitu : Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang

Langkah ini dapat berupa suatu respons terhadap suatu kejadian yang problematic, suatu ancaman, atau suatu peluang. Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi. Sekali suatu masalah atau peluang telah ditentukan sebagai pokok perhatian maka masalah tersebut harus didefinisikan dengan hati-hati. Pencarian atas tindakan alternative dan kuantifikasi atas konsekuensinya Ketika definisi atas suatu masalah atau peluang telah selesai, pencarian tindakan alternative dan kuantifikasi atas konsekuensinya dimulai. Dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternative yang praktis diidentifikasikan dan dievaluasi. Pencarian tersebut seringkali dimulai dengan meliha masalah serupa yang terjadi di masa lalu dan tindakan yang dipilih pada waktu itu. Jika tindakan yang dipilih berhasil, maka kemungkinan tindakan tersebut akan diulangi. Jika tidak, pencarian akan alternative tambahan akan diperluas. Alternatif-alternatif tersebut akan dievaluasi dalam hal kemampuannya intuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang ditetapkan sebelumnya. Tujuan atau criteria keputusan bervariasi dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Pada situasi di mana konsekuensi dapat langsung dikuantifikasi dan diprediksi dengan kepastian yang memadai, maka criteria keputusan seperti tingkat pengembalian internal atau target laba minimum dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan seleksi. Jika konsekuensi dari suatu alternative tidak pasti, maka kompromi dan penilaian dapat menggantikan criteria keputysan yang kuantitatif. Pemilihan alternative yang optimal atau memuaskan

Langkah yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih salah satu alternatif. Walaupun tahap ini tampaknya rasional tetapi keputusan akhir seringkali didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis dibandingkan pada fakta fakta ekonomi

Penerapan dan tindak lanjut eberhasilan atau kegagalan dari pilihan akhir tergantung pada efisiensi dari pelaksanaannya. Pelaksanaan hanya akan berhasil jika individu-individu yang memiliki kontrol atas sumber daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan (misalnya, uang, orang, dan informasi) benar-benar berkomitmen untuk membuatnya bekerja. Untuk menjamin efisiensi penerapannya, umpan balik secara periodic dan koreksi segera atas segala kesalahan yang terjadi mutlak diperlukan.

Motif Kesadaran a. Keinginan akan kestabilan atau kepastian.

Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita untuk membuat bagian- bagian dari konsep yang cocok satu sama lain secara konsisten. Motif ini mengaktifkan baik pikiran sadar dan bawah sadar untuk membuat masuk akal suatu ketidakseimbangan, ambigu, atau ketidakpastian informasi.

b.

Motif kompleksitas dan keragaman.

Motif ini menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari ingatan atau lingkungan. Kemudian menyeimbangkannya dengan mengaturnya dengan motif

Dengan menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan kemampuan untuk membuat prediksi, para ahli psikologi telah mengembangkan empat jenis model keputusan : 1. Model keputusan yang diprogram secara sederhana.

Model ini ditandai dengan aturan-aturan prediksi yang tidak kompleks, yang ditetapkan oleh orang lain yang bukan si pengambil keputusan. Alternatif yang memuaskan, ketika pertama kali ditemukan, biasanya langsung dipilih. Alternatif-alternatif tersebut dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang sederhana dengan risiko yang minimum, yang penerapannya dilakukan secara individu.

2.

Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana.

Pada model ini, apa pun akan terlihat baik pada saat itu bagi si pengambil keputusan yang langsung memilih alternatif tersebut. Informasi bersumber dari prasangka melalui keyakinan-keyakinan umum. Dalam organisasi, informasi juga dapat berasal dari sistem informasi manajemen dengan akuntansi yang menjadi komponen utama. Alternatif pertama yang dipilih harus mampu menyesuaikan diri dengan tujuan laba jangka pendek yang diinginkan dengan mengabaikan risiko yang ada.

3.

Model keputusan yang diprogram secara kompleks.

Pada model ini melibatkan perencanaan yang begitu rinci. Masalah dan peluang diantisipasi dengan skala prioritas yang begitu hati-hati. Alternatif-alternatif yang ada dievaluasi berdasarkan pertimbangan memaksimalkan manfaat jangka panjang. 4. Model keputusan yang tidak diprogram diprogram secara kompleks

Model ini memiliki ciri khas yaitu partisipasi yang terus-menerus dari semua orang yang terlibat untuk memaksimalkan perolehan informasi dan koordinasi.

Jenis-jenis dari Model Proses Tiga model utama dalam pengambilan keputusan dari seoran pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, model-model tersebut adalah:

Model Ekonomi

Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan manusia dan keputusan secara sempurna rasional dan bahwa dalam sebuah organisasi, ada konsistensi antara berbagai motif dan tujuan. Diasumsikan bahwa semua alternatif adalah dikenal dan bahwa probabilitas yang terkait dengan alternatif dapat dihitung dengan pasti. Keputusan tidak tergantung pada preferensi pribadi, tetapi lebih merupakan didikte oleh tujuan yang konsisten dari organisasi. Model Sosial

Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi. Model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional dan bahwa keputusan dihitung berdasarkan interaksi sosial. Model ini merasakan bahwa tekanan dan ekspektasi adalah kekuatan motivasi utama. Model Kepuasan Simon

Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini didasarkan pada konsep Simon pada orang administrasi, di mana manusia dipandang sebagai rasional karena mereka memiliki kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat pilihan, dan belajar. Akan tetapi, ada batsan dari rasionalitas mereka. Manusia dibatasi oleh kemampuan mereka untuk memproses informasi secara berurutan. Mereka tidak pernah memiliki informasi penuh dan memiliki kemampuan yang terbata suntuk mengevaluasi data dalam jumlah besar. Dengan demikian, sikap manusia dalam kondisi ini adalah perilaku yang berusaha untuk memuaskan dan bukan untuk melakukan optimalisasi. Orang menganggap suatu masalah telah selesai ketika solusi yang layak dan dapat diterima ditemukan/

You might also like