You are on page 1of 4

Mohammad Hafidz R 2011730150

Labirinitis Labirinitis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin). Keadaan ini dapat ditemukan sebagai bagian dari suatu proses sistemik atau merupakan suatu proses tunggal pada labirin saja. Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi intra temporal dari radang telinga tengah. Penderita otitis media kronik yang kemudian tiba-tiba vertigo, muntah dan hilangnya pendengaran harus waspada terhadap timbulnya labirinitis supuratif. Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum (general), dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan labirinitis yang terbatas (labirinitis sirkumskripta) menyebabkan terjadinya vertigo saja atau tuli saraf saja. Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa. erdapat dua bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Pada labirinitis serosa toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel radang, sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang menginvasi labirin, sehingga terjadi kerusakan yang ireversibel, seperti fibrosis dan osifikasi. Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan infeksi dari telinga tengah. Kadang-kadang juga diperlukan drainase nanah dari labirin untuk men!egah terjadinya meningitis. Pemberian antibiotika yang adekuat terutama ditujukan kepada pengobatan otitis media kronik dengan atau tanpa kolesteatoma. "!hukne!ht (#$%&) membagi labirinitis bakteri atas & stadium' Labirinitis akut atau toksik (serous) yang terjadi sebagai akibat perubahan kimia di dalam ruang perilimf yang disebabkan oleh proses toksik atau proses supuratif yang menembus membran barier labirin seperti melalui membran rotundum tanpa invasi bakteri. Labirinitis akut supuratif terjadi sebagai akibat invasi bakteri dalam ruang perilimf disertai respon tubuh dengan adanya sel-sel radang. Pada keadaan ini kerusakan fungsi pendengaran dan fungsi keseimbangan irreversible. Labirinitis kronik supuratif yaitu terlibatnya labirin oleh bakteri dengan respons inflamasi jaringan sudah dalam waktu yang lama. Keadaan ini biasanya merupakan suatu komplikasi dari penyakit telinga tengah kronis dan penyakit mastoid. Labirinitis fibroseus yaitu suatu respons fibroseus di mana terkontrolnya proses inflamasi pada labirin dengan terbentuknya jaringan fibrous sampai obliterasi dari ruangan labirin

Mohammad Hafidz R 2011730150

dengan terbentuknya kalsifikasi dan osteogenesis. "tadium ini disebut juga stadium penyembuhan. Labirinitis Serosa (ejala vertigo spontan dan nistagmus rotatoar, biasanya ke arah telinga yang sakit. Kadangkadang disertai mual dan muntah, ataksia dan tuli saraf. )da riwayat gejala labirinitis sebelumnya, suhu badan normal atau mendekati normal. Labirinitis Akut Supuratif Labirinitis Kronik Supuratif erjadi tuli total di sisi yang sakit. /ertigo ringan dan nistagmus spontan biasanya ke arah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan atau sampai sisa labirin yang berfungsi dapat mengkompensasinya.

Pemeriksaan fisik yang didapatkan

es fistula akan positif ke!uali bila fistulanya tertutup jaringan. ketulian bersifat temporer, biasanya tidak berat,

tuli total pada telinga yang sakit diikuti dengan vertigo berat, mual, muntah, ataksia dan nistagmus spontan ke arah telinga yang sehat. *ual, muntah, vertigo dan ataksia dapat berat sekali bila awal dari perjalana labirinitis supiratif tersebut !epat. erdapat nistagmus hori+ontal rotatoar yang komponen !epatnya mengarah ke telinga yang sehat. ,alam beberapa jam pertama penyakit, sebelum seluruh fungsi labirin rusak, nistagmus dapat mengarah ke telinga yang sakit. -ika fungsi koklea han!ur, akan mentebabkan tuli saraf total permanen. "uhu badan normal atau mendekati normal, bila terdapat kenaikan, mungkin disebabkan oleh otitis media atau mastoiditis. idak terdapat rasa nyeri. .ila terdapat, mungkin disebabkan oleh lesi lain, bukan oleh labirinitis. "elama fase akut, posisi pasien sangat khas. Pasien akan berbaring pada sisi ynag sehat dan matanya mengarah ke sisi yang sakit, jadi ke arah komponen lambat nistagmus. Posisi ini akan mengurangi perasaan vertigo. es kalori maupun tes rotasi tidak es kalori tidak boleh dilakukan selama fase akut, menimbulkan respon di sebab vertigo akan diperhebat. sisi yang sakit dan tes fistula pun negatif, walaupun terdapat fistula.

Mohammad Hafidz R 2011730150

Labirinitis Serosa 0tiologi *asuknya toksin atau bakteri melalui tingkap lonjong, atau melalui erosi tulang labirin. )bsorpsi produk bakteri di telinga dan mastoid ke dalam labirin. 1perasi fenestrasi

Labirinitis Akut Supuratif merupakan kelanjutan dari labirinitis serosa yang infeksinya masuk melalui tingkap lonjong atau tingkap bulat. Pada banyak kejadian, labirinitis ini terjadi sekunder dari otitis media akut maupun kronik dan mastoiditis. Pada beberapa kasus abses subdural atau meningitis, infeksi dapat menyebar ke dalam labirin dengan atau tanpa terkenanya telinga tengah, sehingga terjadi labirinitis supuratif. 5nfiltrasi labirin oleh sel-sel leukosit polimorfonuklear dan destruksi struktur jaringan lunak. "ebagian dari tulang labirin nekrosis, dan terbentuk jaringan granulasi yang dapat menutup bagian tulang yang nekrotik tersebut.

Labirinitis kronis supuratif Labirinits supuratif stadium kronik atau laten dimulai, segera sesudah gejala vestibuler akut berkurang. 2al ini mulai dari 3-4 minggu sesudah awal periode akut.

(ambaran 2istologi

infiltrasi seluler awal dengan eksudat serosa atau serofibrin.

erapi

tirah baring (bed rest) total, diberikan sedatif ringan. Pemberian antibiotika yang tepat dan dosis yang adekuat. ,rainase telinga tengah harus dipertahankan. Pada staium lanjut 1*), mungkin diperlukan mastoidektomi sederhana (simpel) untuk men!egah labirinitis serosa. impanomastoidektomi diperlukan bila terdapat kolesteatom dengan fistula.

,engan antibiotika mutahir komplikasi meningitis dapat sukses diobati, sehingga harus di!oba terapi medikamentosa dahulu sebelum tindakan operasi. .ila terjadi gejala dan tanda komplikasi intrakranial yang menetap, walaupun telah diberikan terapi adekuat dengan antibiotika, drainase labirin akan member iprognosis lebih baik daripada bila dilakukan tindakan operasi radikal.

Kira-kira akhir minggu ke 6 setelah serangan akut telinga dalam hampir seluruhnya terisi oleh jaringan granulasi. .eberapa area infeksi tetap ada. -aringan granulasi se!ara bertahap berubah menjadi jaringan ikat dengan permulaan kalsifikasi. erapi lokal harus ditujukan kesetiap infeksi yang mungkin ada. ,rainase bedah atau eksenterasi labirin tidak di indikasikan, ke!uali suatu fokus di labirin atau daerah perilabirin telah menjalar atau di!urigsi menyebar ke struktur intrakaranial dan tidak memberi respons terhadapterapi antibiotika.

Mohammad Hafidz R 2011730150

Prognosis

baik, dalam arti menyangkut kehidupan dan kembalinya fungsi labirin se!ara lengkap.

Labirinitis supuratif akut difus tanpa komplikasi, prognosis ad vitam baik.

.ila ada indikasi dapat dilakukan mastoidektomi. .ila di!urigai ada fokus infeksi dilabirin atau di os petrosus, dapat dilakukan drainase labirin dengan salah satu operasi labirin. "etiap sekuestrum yang lepas harus dibuang, harus dihindari terjadinya trauma 7 /55. .ila saraf fasial lumpuh, maka harus dilakukan dengan kompresi saraf tersebut. .ila dilakukan operasi tulang temporal, maka harus biberikan antibiotika sebelun dan sesudah operasi. .aik. Pembentukan tulang baru dapat mengisi penuh ruangan-ruangan labirin dalam 4 bulan sampai beberapa tahun pada 89 : kasus.

You might also like