Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penataan tatalaksana (business process) pada unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur pada masing-masing unit kerja yang berada di lingkungan KKP. Penataan tata laksana dilaksanakan melalui serangkaian proses analisis dan perbaikan tatalaksana berupa penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan penggunaan e-government dalam setiap aktivitas unit kerja. Tujuan penataan tatalaksana membuat proses lebih efektif, efisien dan adaptif (mudah menyesuaikan dengan keadaan) melalui program ini yang ingin dicapai antara lain adalah meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan bidang kelautan dan Perikanan serta kinerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Adapun target yang diperoleh antara lain penurunan biaya, peningkatan kualitas output, peningkatan kualitas layanan dan peningkatan kecepatan delivery. Namun demikian, serangkaian proses analisis dan perbaikan/penataan tatalaksana (business process) seperti yang disebutkan di atas hanyalah sebagai alat bantu atau tools yang tidak harus selalu digunakan secara formal bila ingin melakukan peningkatan efisiensi dan efektivitas. Beberapa perbaikan/penataan dapat dilakukan secara intuitif dan segera tanpa harus melalui proses analisis dan perbaikan business process yang panjang. Perbaikan/penataan ulang tatalaksana (business process) perlu dilakukan bilamana, antara lain: Terjadi perubahan arah strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (visi, misi dan sasaran strategis) yang berdampak pada atau mengakibatkan perubahan tugas dan fungsi serta keluaran (output) organisasi/unit kerja; dan
Page 1
Adanya keinginan/dorongan dari dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan atau pun dorongan dari publik/masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan untuk memperbaiki kinerja pelayanan publik secara signifikan. Muara dari penataan tatalaksana (business process) adalah sebagai berikut,
antara lain: a. Pembuatan atau perbaikan Standar Operasional Prosedur (SOP), termasuk di dalamnya perbaikan standar kinerja pelayanan; b. Pemanfaatan e-government dalam setiap aktivitas unit kerja; c. Perbaikan struktur organisasi; dan d. Pembuatan atau perbaikan uraian pekerjaan (job descriptions). 1. Standar Operasional Prosedur (SOP): Dalam suatu manajemen pemerintahan, Prosedur Operasional Standar (SOP) mutlak diperlukan oleh setiap pegawai agar mereka dapat menjalankan tugasnya secara terarah dan jelas. Hal tersebut searah dengan pencapaian tujuan organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, sebagaimana telah dijabarkan dalam Visi dan Misi Organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Secara sederhana SOP dapat diartikan sebagai penetapan secara tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana, dan oleh siapa. SOP dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan yang akan mengganggu kinerja. Dengan ketiga instrumen tersebut di atas, Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di bidang kelautan dan Perikanan. SOP merupakan mekanisme penggerak organisasi maupun lembaga agar dapat berjalan dan berfungsi secara efektif dan efisien. Dalam organisasi pemerintah, SOP diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kepada stakeholder maupun kepada masyarakat secara umum. Pelayanan publik yang optimal dipercaya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 2
Kondisi ini pada akhirnya akan memotivasi partisipasi sukarela masyarakat pada program pemerintah. Kementerian Kelautan dan Perikanan memandang bahwa SOP dapat memberikan kepastian hukum dan transparansi bagi stakeholder. Bagi internal organisasi, SOP memperjelas persyaratan dan target pekerjaan dalam format yang siap diaplikasikan pada pekerjaan, serta memberikan informasi dengan detail apa yang diharapkan oleh organisasi untuk dilakukan oleh pegawai dalam situasi yang dialami atau sedang dan akan dihadapi. Sementara, bagi pimpinan Kementerian Kelautan dan Perikanan SOP dapat menyediakan informasi bagi perumusan strategi, dan menyediakan informasi implementasi peraturan perundang-undangan. Sejalan dengan pengembangan organisasi, SOP bermanfaat sebagai standardisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian serta meningkatkan akuntabilitas. 2. E-Government: Pada dasarnya penerapan ketatapemerintahan yang baik (Good
Governance) adalah pelayanan publik yang lebih baik kepada masyarakat. Untuk mencapai cita-cita ideal tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu memperbaiki sistim birokrasi yang ada. Karena selama ini birokrasi cenderung tidak seperti apa yang diharapkan, maka birokrasi yang ada tidak bisa menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja, sehingga birokrasi sering dianggap menjadi penghambat untuk mencapai tujuan pemerintahan. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah merupakan salah satu solusi memperbaiki birokrasi, untuk mencapai ketata-pemerintahan yang baik. Di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, penerapan TIK dengan sistim egovernment, merupakan bentuk pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung aktivitas-aktivitas pemerintahan, serta yang terpenting untuk pemberian pelayanan yang prima dari Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada masyarakat. Semua aktivitas dalam e-government ditujukan untuk mendukung
Page 3
e-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintahan akan terpengaruh oleh perkembangan e-government ini. Selain itu e-government menjanjikan suatu hasil kerja yang efisien, partisipasif, berkeadilan, demokratis dan yang terpenting adalah transparan dan akuntabel, hal ini merupakan unsur penting dalam membangun aparatur negara yang modern, yang dilandasi oleh derajat rasionalitas yang tinggi. Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri sudah menyadari bahwa e-government penting dalam reformasi birokrasi dengan harapan akan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, namun untuk penerapannya memang tak mudah, karena memerlukan proses dan tahapan-tahapan seperti halnya meningkatkan kinerja birokrasi itu sendiri. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government memberi arah yang tepat bagi penerapan TIK di pemerintahan. Strategi pengembangan e-goverment sebagaimana tertera dalam lampiran Inpres, antara lain: 1. Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi ke seluruh wilayah negara dengan tarif terjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah. 2. Strategi kedua adalah menata sistem dan proses kerja pemerintah secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah ingin menata sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat. 3. Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang ingin dicapai adalah standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antarportal pemerintah. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 4
informasi elektronik. Pengembangan aplikasi dasar berbasis elektronik seperti e-billing, e-procurement, e-reporting yang dapat dimanfaatkan setiap situs pemerintah untuk menjamin keamanan transaksi informasi dan pelayanan publik. Sasaran lain adalah pengembangan jaringan intra pemerintah. 4. Strategi keempat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan strategis e-government. Itu berarti, pengembangan
pelayanan publik tidak perlu sepenuhnya dilayani oleh pemerintah. B. Maksud dan Tujuan Maksud dari penataan tatalaksana (Business Process) adalah untuk yang merupakan
bagian dari proses analisis tatalaksana (business process ) dan merupakan hal yang penting bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan, terutama dalam melayani para pemangku kepentingan eksternal (publik/masyarakat dan Kementerian/Lembaga yang lain). Tujuan yang hendak dicapai dalam program penataan tatalaksana adalah merumuskan penataan tatalaksana (business process ) dengan cara: a. menyusun SOP yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang bersifat substantive dan administratif, yang meliputi persiapan, penilaian kebutuhan SOP, penjelasan SOP, integrasi SOP, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP. b. melakukan asesmen dokumen E-Government pada unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. C. Sasaran Sasaran yang akan dicapai adalah dirumuskannya penataan tatalaksana (business process) unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan berdasarkan perumusan SOP yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas substantif dan fasilitatif yang meliputi persiapan, penilaian kebutuhan SOP, penjelasan SOP,
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 5
integrasi SOP, monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP serta melakukan egovernment untuk melaksanakan urusan pemerintahan bidang kelautan dan Perikanan serta penyediaan pelayanan publik agar lebih baik dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. D. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari process) adalah sebagai berikut: a. dokumen SOP yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas substantive dan administrative pada unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. b. hasil asesmen dokumen E-Government yang ada di unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. E. Dasar Hukum 1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional sebagaimana telah dirubah dengan Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2010; 3. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 2014; 5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Pedoman Aparatur Penyusunan Negara Standar program penataan tatalaksana (business
No.PER/21/M.PAN/11/2008
Tentang
Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan; 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan Road Map
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 6
Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga dan Kementerian Kelautan dan PerikananDaerah; 7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.04/MEN/2011 tentang Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Kelautan dan Perikanan; 8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.15/MEN/2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan. F. Metodologi Metodologi penataan tatalaksana (business process) mencakup dua aspek yaitu Asesmen/pengumpulan data dan analisis. Asesmen/ pengumpulan data adalah cara-cara pengambilan data atau informasi sedemikian rupa sehingga data atau informasi yang diperoleh valid dan merepresentasikan seluruh aspek cakupan kajian. Analisis dalam kajian tatalaksana lebih fokus pada pemahaman, pemetaan dan perbaikan seluruh tatalaksana yang ada dalam organisasi sehingga dapat disusun suatu rekomendasi yang aplikatif sekaligus efektif dalam penerapannya. Metode yang dipilih adalah metode yang memungkinkan hasil tatalaksana yang langsung dapat digunakan. Ada 3 Tahapan Asesmen SOP Unit Kerja di lingkungan KKP meliputi: a. Tahap penilaian identifikasi, berupa penilaian atas informasi output dari tugas dan fungsi, jumlah dan judul SOP dan pengisian formulir identifikasi; b. Tahap penilaian penyusunan, berupa penilaian atas informasi identitas SOP, uraian proses, flowchart, dan pengisian mutu baku; c. Tahap penilaian dokumentasi, berupa penilaian atas informasi bentuk dan layout, format dan isi, perumusan penjelasan penggunaan, bentuk pengesahan, dan pendokumentasian.
Page 7
Sedangkan, E-Government memiliki 4 tahapan: a. Tahap pertama, berupa penampilan website (web presence) yang berisi informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat. b. Tahap kedua, tahap interaksi yaitu berisi informasi yang ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi e-mail dalam website pemerintah.
Page 8
c. Tahap ketiga, tahap transaksi berupa penerapan aplikasi/formulir untuk secara online mulai diterapkan. d. Tahap Keempat, tahap transformasi berupa pelayanan yang terintegrasi, tidak hanya menghubungkan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (Kementerian Kelautan dan Perikanan ke antar pemerintah, sektor non pemerintah, serta sektor swasta).
Tahap 2 Interaksi
Tahap 3 Transaksi
Tahap 4 Transformasi
G. Model Penataan Tata Laksana 1. Model SOP Dokumen SOP merupakan dokumen yang berisi prosedur-prosedur yang distandarkan yang secara keseluruhan prosedur-prosedur tersebut membentuk satu kesatuan proses. Adapun informasi yang dimuat dalam dokumen SOP yang direkomendasikan Dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi Nasional sesuai Pedoman dari Kementerian PAN dan RB adalah sebagai berikut: a. Halaman Judul Halaman pertama adalah halaman judul (cover) yang berisi informasi mengenai: Judul SOP, Instansi/Satuan Kerja, Tahun pembuatan dan Informasi lain yang diperlukan. Berikut adalah contoh halaman judul sebuah dokumen SOP, halaman judul ini dapat disesuaikan dengan identitas instansi yang membuat.
Page 9
Tahun Pembuatan
Alamat Instansi
b. Keputusan Pimpinan Karena Dokumen SOP merupakan pedoman setiap pegawai (baik pejabat struktural, fungsional atau yang ditunjuk untuk melaksanakan satu tugas dan tanggungjawab tertentu), maka dokumen ini harus memiliki kekuatan hukum. Dalam halaman selanjutnya setelah halaman judul, disajikan keputusan Pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemda tentang penetapan dokumen SOP ini. c. Daftar isi dokumen SOP Bagian ketiga adalah daftar isi. Daftar isi ini dibutuhkan untuk membantu mempercepat. pencarian informasi dan menulis perubahan/revisi yang dibuat untuk bagian tertentu dari SOP terkait. (Catatan: Pada umumnya, karena prosedur-prosedur yang di-SOP-kan akan mencakup prosedur dari seluruh unit
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 10
kerja, maka kemungkinan besar dokumen SOP akan sangat tebal. Oleh karena itu, dokumen ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yang masing-masing memiliki daftar isi). d. Penjelasan singkat penggunaan Sebagai sebuah dokumen yang menjadi pedoman, maka dokumen SOP hendaknya memuat penjelasan mengenai cara membaca dan menggunakan dokumen tersebut. Isi dari bagian ini antara lain mencakup: Ruang Lingkup, menjelaskan tujuan prosedur dibuat dan kebutuhan organisasi, ringkasan, memuat ringkasan singkat mengenai prosedur yang dibuat; dan Definisi/Pengertian-pengertian umum, memuat beberapa definisi yang terkait dengan prosedur yang distandarkan. e. Dokumen Standar Operasional Prosedur Bagian ini adalah bagian inti dari dokumen SOP. Untuk memudahkan implementasinya, sebaiknya SOP dibagi ke dalam klasifikasi tertentu, sesuai dengan kebutuhan instansi. Setiap dokumen SOP harus dilengkapi dengan beberapa hal sebagai berikut: Judul SOP, judul dari prosedur yang di-SOP-kan; Nomenklatur satuan kerja/unit kerja; Nomor SOP, nomor urutan dokumen SOP disesuaikan dengan tata naskah dinas yang berlaku; Tanggal pembuatan, tanggal pertama kali SOP dibuat dan yang merupakan tanggal selesainya SOP dibuat; Tanggal revisi, tanggal dokumen SOP direvisi, untuk awal merupakan tanggal rencana direvisi, sedangkan berikutnya merupakan tanggal direvisinya SOP tersebut; Tanggal efektif, tanggal efektif rnulai diberlakukan berdasarkan peraturan; Pengesahan oleh pejabat yang berkompeten adalah bentuk legalisasi dari pejabat yang berwenang sesuai tingkatan organisasi; Dasar hukum, peraturan perundang-undangan yang mendasari prosedur
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 11
distandarkan dengan prosedur lain yang distandarkan yang merupakan bagian dari prosedur yang di-SOP-kan; Peringatan, memberikan penjelasan mengenai kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi ketika prosedur dilaksanakan (atau tidak dilaksanakan). Peringatan memberikan indikasi berbagai permasalahan yang mungkin muncul dan berada di luar kendali pelaksana ketika prosedur dilaksanakan, dan berbagai dampak yang ditimbulkan; Kualifikasi Personel, memberikan penjelasan mengenai kualifikasi
bersama dari pelaksana yang dibutuhkan dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang distandarkan tersebut; Peralatan dan Perlengkapan, memberikan penjelasan mengenai daftar peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan prosedur yang di-SOP-kan; Uraian SOP, dijelaskan langkah-tangkah kegiatan secara terinci dan sistematis dari prosedur yang distandarkan. Agar SOP ini terkait dengan kinerja, maka setiap aktivitas hendaknya mengindikasikan mutu baku tertentu, seperti: waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan,
persyaratan/kelengkapan yang diperlukan (standar input), dan output-nya, Mutu baku ini akan menjadi alat kendali mutu sehingga produk akhirnya (end product) dari sebuah proses benar-benar memenuhi kualitas yang diharapkan, sebagaimana ditetapkan dalam standar pelayanan; Pencatatan, memuat buku kontrol atau buku kendali berbagai hal yang perlu didata dan dicatat oleh setiap pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang telah distandarkan. Contoh: Buku Kas untuk pengelolaan keuangan, Buku Ekspedisi untuk pengiriman surat, Buku Log untuk pencatatan pekerjaan pegawai.
Page 12
Contoh SOP menurut Format : SOP Format Simple Step SOP Format Hierarchical Step SOP Format Graphic SOP Format Flowcharts (yang sifatnya umum dipakai)
Page 13
Page 14
Isi formulir
1. Pegawai yang mengajukan cuti, mengisi formulir cuti tahunan Serahkan formulir ke Bagian Kepegawaian Bagian Kepegawaian meneliti ketersediaan cuti bagi pegawai yang meng-ajukan dan menyerahkan kepada yang bersangkutan Pegawai menandatangani formulir dan menyerahkan kepada atasan langsung
Persetujuan
1. Pegawai mengajukan kepada atasan langsung 2. Atasan langsung menandatangani dan menyampaikan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti 3. Pejabat yang berwenang memberikan cuti menandatangani pengajuan dan menyampaikan kembali kepada atasan langsung pegawai yang bersangkutan 4. Atasan langsung menyampaikan kepada yang bersangkutan 1.
Cuti
Pegawai yang mengajukan cuti menyampaikan formulir kepada Bagian Kepegawaian, copy untuk unit kerjanya dan copy untuk yang bersangkutan Pegawai yang mengajukan cuti wajib melaporkan kemajuan pekerjaannya sebelum cuti. Pelaksanaan cuti oleh yang bersangkutan
2. 3.
2.
4.
3.
Page 15
Penaksir memeriksa barang jaminan. Apabila tidak dapat diterima barang jaminan dikembalikan ke nasabah dengan penjelasan seperlunya
Nasabah mengambil uang pinjaman ke Kasir dengan menunjukkan SBK Kasir memberikan uang pinjaman sesuai dengan nominal yang tercantum
Penaksir menaksir nilai nominal dari barang jaminan, dan meminta disposisi Manajer Cabang . Penaksir mengeluarkan Surat Bukti Kredit (SBK) untuk diserahkan kepada nasabah
Page 16
Page 17
2. Model E-Government
Seiring dengan perkembangan yang sangat cepat dalam digital economy, pemerintah secara bersamaan mencoba menerapkan suatu teknologi yang diasumsikan akan merubah pola layanan, mengurangi biaya dan waktu yang biasa terjadi pada model administrasi paper-based. Selain itu pemerintah secara terus menerus mencoba meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pencapaian tujuan negara. E-Government di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan mencakup semua usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada masyarakat, termasuk di dalamnya adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, dengan memanfaatkan teknologi informasi. Misalnya, masyarakat umum seharusnya bisa mendapatkan layanan tertentu (perizinan, sertifikasi dan sebagainya) dalam hitungan menit atau jam, bukan lagi dalam hitungan hari apalagi minggu. Hal yang sama dapat juga dilakukan untuk proses-proses administrasi pemerintahan yang lain, misalnya dalam hubungannya dengan para pelaku bisnis atau bahkan antar entitas pemerintahan itu sendiri. Paling tidak ada 4 model e-Government, yaitu: 1. Layanan individual/warga negara atau Government to Citizens (G2C). G2C membangun fasilitas satu pintu yang mudah ditemui dan mudah digunakan untuk semua layanan pemerintahan kepada warga negara. 2. Layanan Bisnis atau Government to Bussiness (G2B). G2B mengurangi beban kerja pengontrolan bisnis (misalnya pelaporan keuangan perusahaan pada pemerintah, penghitungan pajak, dan sebagainya) dengan cara menghilangkan duplikasi pengumpulan data. 3. Antar entitas pemerintahan atau Government to Government (G2G) G2G memudahkan penyelenggara pemerintahan lokal untuk mendapatkan data dari partnernya (misalnya pemerintah lokal yang lain).
Page 18
4. Internal pemerintahan atau Internal Efficiency & Effectiveness (IEE) memanfaatkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya administrasi pemerintahan dengan menggunakan alat bantu yang sudah teruji
efektifitasnya di dunia bisnis seperti supply chain management, financial management dan knowledge management.
Page 19
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) di KKP Sebagai organisasi yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang kelautan dan Perikanan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara diarahkan untuk menghasilkan proses bisnis yang akuntabel dan transparan, dan mempunyai kinerja yang cepat dan ringkas. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya menyusun Standar Operasional Prosedur yang rinci dan dapat menggambarkan setiap jenis keluaran pekerjaan secara komprehensif; Dengan SOP tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan dibidang kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan pada saat ini sedang menyusun SOP sebanyak 4.153 SOP yang terdiri dari SOP prioritas sebanyak 353 SOP dan SOP Penunjang sebanyak 3.800 SOP (seperti pada tabel 1). Sampai saat ini SOP Prioritas yang terkait dengan tugas dan fungsi serta pelayanan publik sebanyak 353 SOP telah selesai disusun, sedangkan sisanya berupa SOP Penunjang sebanyak 3.800 SOP masih dalam proses penyusunan di masing-masing unit kerja eselon I, dan diharapkan selesai pada tahun 2013. Untuk mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan dibidang kelautan dan Perikanan, pelaksanaan SOP akan terus dimonitor, dievaluasi, dan disempurnakan secara berkesinambungan, sehingga terwujud kinerja yang prima. Menyusun Standar Operasional Prosedur ( SOP) yang efektif pada dasarnya menunjukan bahwa organisasi mempunyai kemauan memperbaiki langkah-langkah kegiatan serta pengambilan keputusan dan memperbaruinya sesuai dengan tuntutan perubahan yang dialami. SOP adalah salah satu modal paling penting bagi organisasi untuk mengendalikan seluruh keputusan dan kegiatan yang dilakukannya dalam koridor yang sistematis dan efektif. Semakin besar organisasi, semakin besar pula tuntutan untuk mempunyai perangkat kontrol yang memadai. Aspek operasi harus sama baik dengan aspek
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 20
administrasi. Sisi pendapatan harus juga sama baiknya dengan pengendalian biaya. Semua itu hanya bisa terwujud apabila organisasi memiliki panduan yang jelas tentang pengambilan keputusan dan kegiatannya. Tabel 1. Penyusunan SOP Kementerian Kelautan dan Perikanan (per Juli 2011) Unit Kerja SOP Prioritas Penunjang Jumlah Sekretaris Jenderal 129 338 467 Ditjen Perikanan Tangkap 45 324 369 Ditjen Perikanan Budidaya 16 918 934 Ditjen P2HP 10 190 200 Ditjen KP3K Ditjen PSDKP Inspektorat Jenderal Badan Litbang KP BPSDM KP BKIPM Jumlah 15 102 3 10 10 13 353 185 494 10 943 276 122 3.800 200 596 13 953 286 135 4.153
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tabel 2. Judul SOP Prioritas pada Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Unit Kerja 1. Sekretariat Jenderal 1. 2. 3. 4. 5. Penyusunan Rencana Strategis KKP Mekanisme Usulan PHLN Usulan Penetapan Kawasan Minapolitan Mekanisme Usulan PNPM Mandiri KKP Penyusunan RKT KKP SOP Prioritas
Page 21
SOP Prioritas
Penetapan Kinerja Departemen (TAPJA) Penyusunan RENJA KKP Penyiapan Bahan Rapat Pimpinan
10. Koordinasi Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan 11. Indikator Teknis Penggunaan DAK Bidang KKP 12. Penyusunan Analisis dan Formulasi Anggaran Tugas Perbantuan 13. Penelaahan Konsep SRAA dan DIPA 14. Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 15. Penyusunan Analisis dan Formulasi Anggaran Tugas Perbantuan 16. Penyusunan LAKIP KKP 17. Penyusunan Laporan Tahunan KKP 18. Laporan Tahunan DAK Bidang KKP 19. Laporan Bulanan KKP 20. Laporan Monev Terpadu 21. Laporan Pelaksanaan PHLN
Page 22
Unit Kerja
SOP Prioritas 22. Laporan Triwulan PP 39/2006 23. Laporan Evaluasi RENJA KKP 24. Rencana Kerja KKP 25. Pengusulan Formasi PNS KKP 26. Pengusulan Pengadaan Pegawai Sipil KKP 27. Pengusulan CPNS Menjadi PNS 28. Pengusulan Pembuatan Kartu Pegawai (KARPEG) 29. Pengusulan Pembuatan Kartu Istri (KARIS) 30. Pengusulan (KARSU) 31. Pengusulan Kenaikan Pangkat (KP) PNS Sampai dengan Golongan IV/b 32. Pengusulan Surat Ijin Belajar Bagi Pejabat Eselon II (Mengikuti Pendidikan S2-S3) 33. Pengusulan Surat Ijin Belajar PJB Eselon III Ke Bawah (Mengikuti Pendidikan S2-S3) 34. Pengusulan Ujian Dinas dan Ujian Pembuatan Kartu Suami
Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah 35. Peremajaan Data Pegawai KKP 36. Pengusulan Mutasi Antar Unit Eselon I 37. Pengusulan Mutasi Antar Instansi
Page 23
Unit Kerja
SOP Prioritas 38. Pengusulan Tanda Penghargaan/Tanda Kehormatan/ Tanda Jasa 39. Pengusulan Pensiun PNS 40. Penyusunan Laporan Realisaasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak 41. Pengajuan Usulan Target dan Pagu PNBP KKP ke Kementerian Keuangan 42. Pembahasan Usulan Target dan Pagu PNBP KKP ke Kementerian Keuangan 43. Penentuan DBH SDA Perikanan KKP 44. Rekonsiliasi DBH SDA Sektor Perikanan 45. Penyusunan Standar Biaya Khusus KKP 46. Pembahasan Usulan Revisi DIPA di Biro Keuangan 47. Pembahasan Usulan Revisi
SAPSK/RKAKL/ di Biro Keuangan 48. Optimalisasi PNBP 49. LAKIP Biro Keuangan 50. Penyusunan Database Pejabat Pengelola Anggaran 51. Surat Edaran Permintaan Data Calon
Unit Kerja
SOP Prioritas rekening Pemerintah Lainnya 53. Penyusunan Petikan SK Menteri Kelautan dan Perikanan 54. Pernyataan Penggunaan Rekening
Pemerintah Lainnya 55. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Keuangan Negara 56. Fasilitasi Penyusunan Prosedur
Operasional Standar (POS) Lingkup Biro Keuangan 57. Fasilitasi Penyempurnaan POS Lingkup Biro Keuangan 58. Mekanisme Surat Edaran dalam Rangka Pembinaan Satker KKP 59. Inventarisir Surat Edaran Peraturan Bidang Keuangan Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan 60. Mekanisme Pelaporan Rekeninng Satker Lingkup Pusat Kepada Setjen u.p. Biro Keuangan 61. Mekanisme Pelaporan Rekening Satker Tugas Pembantuan 62. Mekanisme Pelaporan Rekening Satker Dekonsentrasi
Page 25
Unit Kerja
SOP Prioritas 63. Penyusutan Data Base Rekening Satker KKP 64. Mekanisme Perencanaan Kas Satker di Lingkungan KKP 65. Analisis Penerapan Peraturan PerundangUndangan Bidang Keuangan Negara 66. Implementasi PMK tentang Standar Biaya Umum 67. Penyusunan Tim Pengelolaan Rekening di Lingkungan KKP 68. Penyusunan Buku pedoman, Juklak,
Juknis, Mekanisme Lingkup KKP 69. Analisis Pelaksanaan Anggaran 70. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran 71. Inventarisasi Kerugian Negara 72. Penyelesaian Kerugian Negara Lingkup KKP 73. Pengendalian Pelaksanan Anggaran 74. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (RLA) & Neraca (UAKPA) Semester Satker Lingkup KKP 75. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) & Neraca (UAKPA) Semester Satker
Page 26
Unit Kerja
SOP Prioritas DK/TP Lingkup KKP 76. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) & Neraca (UAKPA) UPT SETJEN Semster Satker Lingkup KKP 77. Penyusunan LRA & Neraca (UAKPA)
Tahunan Satker Lingkup KKP 78. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) & Neraca (UAKPA) Bulanan Satker Lingkup KKP 79. Rekonsiliasi Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) & Sistem Akuntansi Umum (SAU) Bulanan Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran-Eselon I (UAPPA-E1) BA 032 80. Penyusunan PERMEN/KEPMEN 81. Analisis Beban Kerja di Lingkungan Biro Hukum dan Organisasi 82. Pengesahan/Ratifikasi Perjanjian
Internasional di Bidang Hukum Laut 83. Penyusunan Kesepakatan Bersama 84. Pengkajian di Bidang Hukum Laut Nasional 85. Penataan Organisasii dan Tata Kerja di Lingkup KKP 86. Desain Perizinan
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 27
Unit Kerja
SOP Prioritas 87. Pendamping dalam Rangka Pemberian Bantuan Hukum 88. Penerimaan Negeri) 89. Pengurusan Rekomendasi Visa dan Exit Permit DELRI 90. Pelayanan Keprotokolan Tamu Asing Tamu Pimpinan (Dalam
(Coutessy Call) 91. Kunjungan Kerja Menteri Ke Daerah 92. Jamuan Tamu Asing 93. Penggunaan Ruang-ruang Rapat dan
Ruang Serbaguna 94. Pelayanan Kesehatan Umum 95. Pengaduan Kehilangan 96. Fasilitasi Audit BPK Atas LK KKP 97. Penghapusan BMN pada UPB KKP 98. Penghapusan BMN pada UPPB E1 99. Penghapusan BMN Rusak Berat pada UAKPB 100. Penghapusan Barang Milik Negara dan Tindak Lanjut Dengan Cara Dijual 101. Prosedur Akutansi Untuk Satuan Kerja
Page 28
SOP Prioritas
102. Penetapan Status BMN 103. Hibah BMN dari Pemerintah Daerah ke Pemerintah Pusat 104. Hibah BMN dari Pemerintah Pusat
Kepemerintahan Daerah 105. Penghapusan BMN dengan Tindak Lanjut Dengan Cara Dihibahkan 106. Proses Alih Status Penggunaan BMN Antar Kementerian/Lembaga Pemerintah 107. Penataan Arsip Aktif dan In Aktif 108. Pemberkasan Arsip 109. Pemusnahan Arsip 110. Pengelolaan Arsip Elektronik 111. Pengelolaan Surat Masuk Bersifat Rahasia 112. Penyusunan Dalam Angka 113. Pembuatan Buku Statistik Kelautan dan Perikanan 114. Pendamping Kunjungan Kerja Komisi IV DPR 115. Rapat Kerja Menteri Kelautan dan Kelautan dan Perikanan
Page 29
Unit Kerja
SOP Prioritas Perikanan dengan Komisi IV DPR 116. Peliputan dan Pendampingan Kunjungan Kerja Pimpinan KKP 117. Fasilitasi Wawancara dengan Media Massa 118. Pemuatan Berita dan Informasi di Website KKP 119. Pembuatan User Hotspot 120. Persiapan Penyelenggaraan Jumpa Pers 121. Pengurusan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri 122. Perjanjian Kerja Sama Bilateral/Multilateral 123. Penyelenggaraan Pertemuan Internasional 124. Menghadiri Pertemuan di Luar Negeri 125. Penyiapan Penyusunan Kertas Posisi Kerja Sama Internasional Bidang Kelautan dan Perikanan 126. Penyiapan Bahan Courtesy Call Menteri Kelautan dan Perikanan 127. Rekomendasi Asing dalam Penugasan Bidang Tenaga Kelautan Ahli dan untuk
Perikanan 128. Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Luar Negeri di Lingkungan Kementerian
Page 30
Unit Kerja
2. Ditjen Tangkap
Perikanan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Penerbitan SIUP Perpanjangan SIUP Penerbitan SIPI/SIKPI Perpanjangan SIPI/SIKPI Pelayanan Cek Fisik Kapal Perikanan Pelayanan Penerbitan SIB Pelayanan Penerbitan SHTI Pelayanan Jasa Kebersihan Kawasan Pelayanan Peralatan TPI
10. Pelayanan PAS Masuk Langganan 11. Pelayanan PAS Masuk Harian 12. Pelayanan Sewa Bangunan 13. Pengelolaan MCK 14. Pelayanan Penumpukan Barang 15. Pelayanan Penyimpanan pada Unit Pendingin 16. Pelayanan Dock
Page 31
Unit Kerja
SOP Prioritas 17. Pelayanan Jasa Bengkel 18. Pelayanan Sewa Unit Pengolahan 19. Pemanfaatan Alat Berat 20. Pemanfaatan Lahan dan Bangunan 21. Pengelolaan Balai Pertemuan Nelayan/R.Rapat 22. Pemeliharaan Alat Berat 23. Pemeliharaan Jalan dan Drainase 24. Pemeliharaan Instalasi Air dan Sumur Bor 25. Pemeliharaan Instalasi Listrik dan Genset 26. Pemeliharaan IPAL (Instalasi Pengolah Air limbah) 27. Pemeliharaan Instalasi Hydran 28. Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 29. Pemeliharaan Reverment/Turap 30. Pemeliharaan Jetty/Dermaga 31. Pemeliharaan Jaringan Instalasi SBNP 32. Pemeliharaan Kolam dan Alur 33. Pemeliharan Breakwater/Groin 34. Pelayanan LOG BOOK Perikanan
Page 32
Unit Kerja
SOP Prioritas 35. STBL Keberangkatan Kapal 36. Monitoring Kondisi Fasilitas 37. Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Gedung Fasilitas Pelabuhan 38. Pengembangan Gedung dan Bangunan Fasilitas Pelabuhan 39. Tambat Labuh 40. STBL Kedatangan Kapal 41. Pelayanan Floating Repair 42. Pelayanan Penjualan Es 43. Pelayanan Penjualan Air Bersih 44. Pelayanan Jasa Listrik dan Genset 45. Pelayanan Bongkar/Muat
3. Ditjen Budidaya
Perikanan 1. 2. Sertifikat Pendaftaran Pakan Ikan Penerbitan Surat Keterangan Teknis Pakan Benih Impor 3. Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) 4. Pendaftaran Obat Ikan, Kimia, dan Bahan Biologi
Page 33
Unit Kerja
SOP Prioritas
5.
Penerbitan Izin Usaha Produsen (Persetujuan Prinsip atau Izin Tetap) dan Importir/Eksportir Obat Ikan
6.
7. 8.
Sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik Penerbitan Surat Keterangan Teknis Bahan Baku dan/atau Pakan Ikan
9.
10. Rekomendasi Pengeluaran Ikan Hidup ke Luar Wilayah RI 11. Penerbitan Rekomendasi Pembudidaya Ikan Penanaman Modal ( RPIPM) 12. Diseminasi Pembesaran Udang 13. Pelayanan Jasa Uji Lapang (Registrasi Pakan) 14. Pendamping Magang/Praktek/Penelitian 15. Penjualan Ikan 16. Sertifikat Laporan Hasil Uji Laboratorium
Page 34
SOP Prioritas
1.
2.
Pelaksanaan Kegiatan Inkubasi Bisnis Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
3. 4. 5.
Pameran Produk Nonkonsumsi Pemberian Penghargaan GEMARIKAN Penerbitan Izin Impor Hasil Perikanan Konsumsi
6. 7.
Penetapan Nominasi Eksportir UKM Pembinaan UPI (Pra-SKP) dan Penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan
8.
9.
2.
Page 35
Unit Kerja 3.
4.
Surat IzinPengusahaan Parawisata Alam Perairan Pada Kawasan Konservasi Perairan Nasional
5. 6.
Identifikasi Kemitraan Usaha Mikro Penerbitan Izin Pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal tenggelam (BMKT)
7.
Penerbitan Izin Survey Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT)
8. 9.
Promosi dan Investasi Pulau-Pulau Kecil Surat Izin usaha Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam (BMKT)
10. Surat Izin Angkut Ikan Dalam Negeri 11. Peneliaian Adibakti Mina Bahari Bidang Pesisir 12. Identifikasi Calon Kawasan Konservasi 13. Surat Izin Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Nasional untuk Kegiatan Penelitian dan Pendidikan 14. Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kabupaten/Kota
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 36
Unit Kerja
SOP Prioritas 15. Inisiasi Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Zonasi
3. 4. 5. 6.
Evaluasi Penerapan HPK Kapal Perikanan Evaluasi Penerapan SLO Identifikasi dan Verifikasi Kapal Perikanan Identifikasi dan Verifikasi Usaha Pengolahan, Pengangkutan dan Pemasaran
7. 8.
9.
10. Pembinaan Pengawasan Pengangkutan, Pengolahan dan Pemasaran 11. Evaluasi Buku Lapor Pangkalan 12. Evaluasi Hasil Pengawasan Pembudidaya 13. Pembinaan POKMASWAS Penangkapan
Page 37
SOP Prioritas
14. Menganalisa Database Perizinan 15. Operasi Pemantauan Kerusakan Pesisir dan PPK 16. Pengembangan dan Penanggulangan Desructive Fishing 17. Operasi Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Perairan Laut 18. Operasi Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Perairan Umum 19. Gelar Operasi Pengawasan BMKT 20. Penggunaan Senjata Api Dinas 21. Penerbitan Surat Keterangan Aktivasi Transmitter (SKAT) 22. Analisis Operasional Kapal Perikanan 23. Pinjam Pakai Transmitter 24. Perpanjangan Ijin Alkom Pusat dan Daerah 25. Evaluasi Rancangan Kapal Pengawas 26. Pembinaan Awak Kapal Pengawas 27. Docking Kapal Tahunan 28. Inventarisasi Data, Informasi, dan Fakta 29. Pemantauan dan Pengumpulan Data Hasil
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 38
Unit Kerja
SOP Prioritas Operasi Rutin KP 30. Perintah Gerak Kapal Pengawas 31. Rencana Strategi Operasi Rutin 32. Perintah Operasi Rutin 33. Penyidikan Tindak Pidana Perikanan di Lapangan 34. Penanganan ABK Asing Non Justitia 35. Forum Komunikasi Penanganan Tindak Pidana Perikanan 36. Penghibahan Kapal yang Dirampas untuk Negara 37. Operasi Sekretariat RPOA 38. Pelatihan Calon Awak Kapal Pengawas 39. Pelatihan Calon Pengawas Perikanan 40. HPK Kedatangan Kapal Perikanan 41. HPK Keberangkatan Perikanan 42. SLO 43. Penerbitan HPK Kedatangan (Bitung) 44. Penerbitan HPK Keberangkatan (Bitung) 45. Penerbitan SLO (Bitung) 46. Operasi Rutin Mandiri (Bitung)
Page 39
Unit Kerja
SOP Prioritas 47. Serah Terima Kapal Hasil tangkapan kapal Pengawas Perikanan (Bitung) 48. Pengumpulan Bahan dan Keterangan Kapal Hasil Tangkapan (Bitung) 49. Penanganan ABK Justitia dan Non Justitia (Bitung) 50. Pemberitahuan ke Kedutaan Besar Asal Abk (Bitung) 51. Pemberitahuan kepada Instansi Terkait (Bitung) 52. Rapat Koordinasi Gelar Perkara (Bitung) 53. Penanganan Barang Bukti (Bitung) 54. Deportasi ABK Non Justitia (Bitung) 55. Penyelidikan Kapal Hasil Tangkapan (Bitung) 56. Klarifikasi Dokumen Kapal Hasil Tangkapan (Bitung) 57. Pelelangan Barang Bukti (Bitung) 58. Proses Penyusunan Surat Perintah Penyidikan (Bitung) 59. Proses Penyusunan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (Bitung) 60. Penyediaan Saksi Ahli dan Juru Bahasa
Page 40
SOP Prioritas
61. Pemanggilan Tersangka dan Saksi (Bitung) 62. Pemberkasan Perkara (Bitung) 63. Penyerahan Pemberkasan Perkara (Bitung) 64. Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti (Bitung) 65. Penitipan Barang Bukti (Bitung) 66. Pengawasan Masuk/Keluar Komoditas Perikanan (Bitung) 67. Pengawasan Masuk/Keluar Benih Ikan/Benur (Bitung) 68. Pengawasan Penggunan Bahan Kimia untuk Budidaya (Bitung) 69. Pengawasan Usaha Budidaya (Bitung) 70. Operasi Pengawasan BMKT (Bitung) 71. Pengawasan Mangrove (Bitung) 72. Operasi Pengawasan Pencemaran (Bitung) 73. Operasi Pengawasan Terumbu Karang (Bitung) 74. Operasi Pengawasan Pasir Laut yang Akan di Eksport (Bitung) 75. Operasi Rutin Pengawasan SDKP (Tual)
Page 41
Unit Kerja
SOP Prioritas 76. Serah Terima Kapal Hasil Tangkapan Kapal Pengawas Perikanan (Tual) 77. Pengumpulan Bahan dan Keterangan Kapal Hasil Tangkapan (Tual) 78. Penanganan ABK Justitia dan Non Justitia (Tual) 79. Pemberitahuan ke Kedutaan Besar Asal Abk (Tual) 80. Pemberitahuan kepada Instansi Terkait (Tual) 81. Rapat Koordinasi Gelar Perkara (Tual) 82. Penanganan Barang Bukti (Tual) 83. Deportasi ABK Non Justitia (Tual) 84. Penyelidikan Kapal Hasil Tangkapan (Tual) 85. Klarifikasi Dokumen Kapal Hasil Tangkapan (Tual) 86. Pelelangan Barang Bukti (Tual) 87. Proses Penyusunan Surat Perintah Penyidikan (Tual) 88. Proses Penyusunan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (Tual) 89. Penyediaan Saksi Ahli dan Juru Bahasa (Tual)
Page 42
Unit Kerja
SOP Prioritas 90. Pemanggilan Tersangka dan Saksi penangkapan Kapal (Tual) 91. Pemberkasan Perkara (Tual) 92. Penyerahan Pemberkasan Perkara (Tual) 93. Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti (Tual) 94. Penitipan Barang Bukti (Tual) 95. Pengawasan UPI dan Cold Storage (Tual) 96. Pengawasan Masuk/Keluar Komoditas Perikanan (Tual) 97. Pengawasan Masuk/Keluar Benih Ikan/Benur (Tual) 98. Pengawasan Penggunan Bahan Kimia untuk Budidaya (Tual) 99. Pengawasan Usaha Budidaya (Tual) 100. Operasi Pengawasan BMKT (Tual) 101. Pengawasan Mangrove (Tual) 102. Operasi Pengawasan Pencemaran (Tual)
Page 43
SOP Prioritas
Pengaduan Masyarakat
1. 2. 3. 4. 5.
Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP Analisa Sampel Magang/PKL Penggunaan Mess/Asrama Izin Litbang Perikanan dengan Menggunakan Bahan Berbahaya
6.
Izin Litbang Perikanan dengan Menggunakan Kapal atau Peralatan Litbang Perikanan
7.
8. 9.
Izin Litbang Perikanan di Laut Lepas Izin Pengolahan dan Analisis Data dan Sampel Perikanan di Luar Negeri
SOP Prioritas
4. Pengisian Website Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan 5. Penerbitan Ijazah 6. Pengajuan Penerbitan Surat Keputusan Tugas Belajar 7. Pelatihan Berdasarkan Permintaan 8. Pembuatan dan Penerbitan Sertifikat Pelatihan 9. Temu Komunikasi, Informasi, dan Praktek Pemecahan Masalah (Temu KIPRAH) 10. Simposium Diseminasi Hasil Riset
11. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
1.
2.
Alur Sampel Pemeriksaan penyakit ikan di laboratorium pada komoditas yang dilalulintaskan
3. 4. 5.
Pemeriksaan HPIK Golongan Mikotik Pemeriksaan HPIK Golongan Virus Pemeriksaan HPIK Golongan Bakteri
Page 45
Unit Kerja 6. 7.
SOP Prioritas Pemeriksaan HPIK Golongan Parasit Tindakan Karantina Ikan Ekspor Bersyarat Untuk Media Pembawa Ikan Hidup Sebagai Barang Muatan
8.
9.
10. Pemasukan (Impor) Media Pembawa Melalui Jalur Merah 11. Pemasukan (Impor) Media Pembawa Melalui Jalur Hijau 12. Pelayanan Penetapan Instalasi Karantina Ikan Sementara (IKIS) 13. Pemeriksaan Tersangka dan Saksi/ Keterangan Ahli
A. Rencana Kerja Rinci. 1. Membentuk Tim Integrasi SOP Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2. Melakukan penilaian, kajian dan integrasi SOP Kementerian Kelautan dan Perikanan 3. Mensosialisasikan format dan materi SOP Kementerian Kelautan dan Perikanan. 4. Menyelesaikan penyusunan SOP Kementerian Kelautan dan Perikanan. 5. Melakukan monitoring dan evaluasi SOP Kementerian Kelautan dan Perikanan
Page 46
B. Kriteria keberhasilan 1. Tersusun dan terlaksananya SOP sesuai kebutuhan KKP; 2. Meningkatnya kualitas kinerja aparatur negara; 3. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara.
C. Rencana Tindak Lanjut. 1. Melakukan koordinasi secara berkala untuk penerapan program/kegiatan percepatan penyusunan tata laksana (Business Process); 2. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program/kegiatan percepatan Penyusunan tata laksana (Business Process ) yang menghasilkan SOP; 3. Melakukan penyempurnaan Business Process untuk SOP. 4. Mentransfer SOP Kementerian Kelautan dan Perikanan ke dalam bentuk elektronik dan memuatnya dalam website dan forum Reformasi Birokrasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. 5. Mensosialisasikan SOP kepada internal dan eksternal Kementerian Kelautan dan Perikanan. 6. Melakukan monitoring dan evaluasi SOP Kementerian Kelautan dan Perikanan
2. E-Government Di KKP Pemerintahan elektronik atau e-government (berasal dari kata Bahasa Inggris electronics government, juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen (G2B) serta atau Government-to-Customer (G2C), (G2G).
Government-to-Business
Government-to-Government
Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 47
Jika e-government seringkali dianggap sebagai pemerintahan online ("online government") atau pemerintahan berbasis internet ("Internet-based government"), banyak teknologi pemerintahan elektronik non-internet yang dapat digunakan dalam konteks ini. Beberapa bentuk non-internet termasuk telepon, faksimil, PDA, SMS, MMS, jaringan dan layanan nirkabel (wireless networks and services), Bluetooth, CCTV, sistem penjejak (tracking systems), RFID, indentifikasi biometrik, manajemen dan penegakan peraturan lalu lintas jalan, kartu identitas (KTP), kartu pintar (smart card) serta aplikasi NFC lainnya; teknologi polling station (dimana e-voting nononline kini dipertimbangkan), penyampaian layanan pemerintahan berbasis TV dan radio, fasilitas komunitas online, news group dan electronic mailing list, chat online, serta teknologi pesan instan (instant messenger). Ada pula sejumlah sub-kategori dari e-government spesifik seperti m-government (mobile government), ugovernment (ubiquitous government), dan g-government (aplikasi GIS/GPS untuk egovernment). Ada perancangan banyak pertimbangan dan dampak potensial penerapan dan
e-government,
termasuk
disintermediasi
pemerintah
dengan
warganya, dampak pada faktor sosial, ekonomi, dan politik, serta halangan oleh status quo pada ranah ini. Di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, e-government sudah banyak digunakan untuk berbagai kegunaan, diantaranya: Memperbaiki kualitas pelayanan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari.
Page 48
Memberikan peluang bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis. Berikut ini adalah salah satu website Kementerian Kelautan dan Perikanan yang merupakan portal utama sebagai sumber informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap masyarakat kelautan dan Perikanan khususnya dan
merupakan salah satu contoh dari e-government, dengan alamat www.kkp.go.id seperti telihat pada gambar dibawah ini. Gambar.1
Page 49
Page 50
Dari gambar website KKP diatas, terlihat tampilan halaman utama website Kementerian Kelautan dan Perikanan penuh dengan beragam informasi dimana terdapat gambar berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan, gambar lambang Kementerian Kelautan dan Perikanan, galeri video berita, berita yang terjadi di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang update, dan berbagai opsi yang bisa di akses dari website tersebut seperti: info media, info daerah, program khusus, artikel, download buku, daftar kontak, agenda, jajak pendapat,dsb. sebagai sarana informasi bagi masyarakat yang membutuhkan. Selain itu juga, terdapat pula
sarana untuk berkomentar pada buku tamu. Opsi yang terdapat pada halaman awal tersebut semuanya dapat diakses oleh masyarakat, dan banyak lagi manfaat yang dapat di peroleh dari membuka website KKP ini. Berdasarkan 4 tahapan e-government, maka tahap pertama yang berupa penampilan website (web presence) yang berisi informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat telah dipenuhi oleh website Kementerian Kelautan dan Perikanan, bahkan sudah sangat baik dalam mempublikasikan berbagai data dan informasi
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 51
untuk diakses oleh masyarakat secara online. Seperti misalnya mendownload peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan (Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, dsb.) dapat di download di website www. infohukum. kkp.go.id. seperti gambar dibawah ini:
sehingga masyarakat apabila ingin mengetahui suatu peraturan di bidang kelautan dan perikanan tidak lagi harus datang ke Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berada di Jakarta, karena sudah tersedia pada website ini dan dapat di download oleh siapapun dan dimanapun dia berada sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Untuk tahapan e-government yang kedua yaitu interaksi, dimana komunikasi dilakukan dua arah antara pemerintah dengan masyarakat. Masyarakat dapat melakukan diskusi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, baik secara langsung (chatting), maupun tidak langsung (e-mail). Disini telah tersedia layanan interaksi dengan masyarakat dengan mengirimkan kritik atau saran pada interaksi (kontak kami) yang mana akan terkirim berupa email dan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menjawabnya pada email pengirim yang bersangkutan.
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 52
Selain itu, layanan interaksi masyarakat juga dapat dilakukan secara online pada chat room dan pengunjung dapat mengisi buku tamu yang akan dibalas oleh redaksi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Akan tetapi, untuk interaksi melalu chat room masih belum dapat di akses. Dan ini menjadikan salah satu kekurangan dari segi interaksi pada website ini dan diharapkan aksesnya segera diperbaharui sehingga akan memudahkan para pengunjung yang ingin berinteraksi. Kemudian untuk tahapan e-government yang ketiga yaitu transaksi, berupa penerapan aplikasi/formulir untuk secara online mulai diterapkan. Misalnya pada aplikasi penghitungan Analisis Beban Kerja di www.abk.kkp.go.id seperti gambar dibawah ini.
Atau pada proses pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement) yang telah diterapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang merupakan situs pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-procurement) yang memfasilitasi lelang secara elektronik, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terkait dengan Pengadaan Barang Jasa pemerintah dan transaksi elektronik.
Page 53
Yang terakhir adalah tahap keempat, yaitu tahap transformasi berupa pelayanan yang terintegrasi, tidak hanya menghubungkan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (Kementerian Kelautan dan Perikanan ke antar pemerintah, sektor non pemerintah, serta sektor swasta). Hal ini misalnya dapat dilihat pada menu Informasi Cuaca dan Iklim Maritim yang bekerjasama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kementerian Perhubungan; Dinas KP Kabupaten; dan Link Lembaga Terkait. Seperti kita ketahui bahwa dalam e-government untuk tercapainya good governance maka tahapan e-government harus sangat diperhatikan. Dari keempat tahapan e-government pada website Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah cukup baik dan sudah melakukan empat tahapan tersebut meskipun masih ada kekurangan di dalamnya. Untuk menyempurnakan website ini agar lebih menarik perhatian masyarakat dan dapat lebih bermanfaat perlu lebih memaksimalkan fitur yang terdapat pada
website ini sebagai sarana yang menunjang masyarakat dalam mengenal Kementerian Kelautan dan Perikanan ini lebih jauh, serta memberikan informasi yang up to date setiap waktunya, dan mengaktifkan layanan chat room agar pengunjung bisa chat langsung dan saling berinteraksi dengan mudah untuk
mengetahui perkembangan kelautan dan perikanan di seluruh pelosok tanah air Indonesia sehingga akan tercipta masyarakat kelautan dan perikanan yang mengenal teknologi. Sejarah perkembangan e-government di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah berkembang dengan pesat, dimulai sejak tahun 2000 dengan dibangunnya portal utama www.dkp.go.id yang terus berkembang di masing-masing unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan sampai sekarang.
Page 54
Tabel 2. Data Aplikasi e-government di unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
No. (1) 1 2 NAM AAPLIKASI (2) W eb siteKKP SETJEN Kepe gawaian Hu kum Analisis Beb anKerja SIDATIK M ysq l otom atis W eb b ased aplicatio n W eb b ased aplicatio n W eb b ased aplicatio n online M ySql M ySql otom atis otom atis W eb b ased aplicatio n W eb b ased aplicatio n online online Penyediaakses datadaninform asi Kepegawaian KKPsecarao nline Penyediaakses datadaninform asi dib idang h ukum M engetah ui tu gas danfungsi peke rjaanyan gdiem ban Peran gkat lu nak berbasis w ebyan g bertugas dalamm en giventarisir perhitungan yangberh ubun gandengan data kelautandanperikanan Penyediaakses datadaninform asi dib idang keuangan (uji coba) M elakukanpen gaw asanin ternal untu k se tiapke bijakandilingkun ganKKP 2008 2010 2007 2011 Aktif Aktif Aktif Aktif BASIS D ATA UPDATE YAN G DATABASE D IGUN AKAN (3) (4) M ySql otom atis IN TERFACE (5 ) W eb b ased aplicatio n KONEKSI (6) FUN GSI (7) DIBAN GUN STATUS TAHUN (8) 2000 (9) Aktif
SAI KKP 3 4 ITJEN DJPT Perikan anTangkap Pelabu han Perikan an SD I KAPI PUPI
M ySql M ySql
online online
2010 2010
Aktif Aktif
No tW orkin g m erupakanm edia inform asi p elabu han online perikanan d ibaw ahKKP m elaksanakanp erum u sandanpelaksanaan online evalu asi sum ber d ayaikan Inform asi tentangkapal pe rikanan online danalat tan gkapikan online m en yiapkan rum usan kebijakan dib idang p engem banganusaha penan gkapanikan
Page 55
Perijinan
MySql
otomatis
online
Not Working masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi perkembangan teknologi penangkapan ikan meningkatan peran sektor kelautan dan perikanan dalam perekonomian nasional
Aktif
BPPPI semarang
2009
Aktif
5 6
DJPB DJP2HP Bursa Produk Warta Pasar Ikan PUSJUI KKP MySql MySql Mysql otomatis otomatis otomatis Web based aplication Web based aplication Web based aplication
Sistem informasi Bursa produk perikanan Sistem informasi Warta produk online ikan mengembangkan hasil produk dan online pengolahan perikanan yang bermutu online
7 8
DJKP3K DJKPSDKP VMS RPOA Sebagai portal untuk tracking pergera kan kapal menjalin informasi dan kerjasama dibidang perikanan antar negara Asean Sebagai diseminasi hasil-hasil riset kelautan dan perikanan serta teknologinya sistem informasi riset strategis pengolahan produk dan biteknologi kelautan dan perikanan sistem informasi hasil riset dan kebijakan teknis dan penyerasian sosial ekonomi kelautan dan perikanan sistem informasi berbasis web tentang hasil riset dan observasi pengelolaan sumber daya kelautan memformulasikan dan menganalisis kebijakan program pengembangan online sumberdaya manusia perikanan dan manajemen pendidikan, pelatihan dan penyuluh perikanan sistem informasi berbasis web tentang kegiatan pelatihan, kerjasama di bidang kelautan dan perikanan Sistem informasi berbasis web tentang standar, dan bimbingan tata penyeleng garaan pendidikan serta pengembangan penyusunan pendidikan dan monitoring di bidang kelautan dan perikanan Sistem informasi berbasis web tentang kegiatan dan proses pendidikan tinggi online di bidang perikanan, serta mampu mengelola dan mengembangkan usaha perikanan secara mandiri sebagai sistem informasi pendidikan tinggi kedinasan lingkup KKp Not Working sebagai sistem informasi pendidikan tinggi kedinasan lingkup KKp merupakan media informasi berbasis web untuk penyediaan data dan informasi tentang ke karantinaan ikan 2001-2011 2009 2009 off Line Aktif Aktif
9 BalitbangKP
2009
Aktif
BBRP2B
2009
Aktif
BBRSE
2009
Aktif
2010
Aktif
2009
Aktif
Puslat
2009
Aktif
Pusdik
2008
Aktif
STP
MySql
Otomatis
2008
2008
Page 56
Rencana Kerja Rinci Penataan tata laksana e-government melalui pembenahan Sistem Aplikasi Utama dan Pendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pembenahan Sistem Manajemen Database Internal; 2. Pembenahan Website Kementerian Kelautan dan Perikanan; 3. Pembenahan Sistem Aplikasi Naskah Dinas; 4. Pembenahan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG); 5. Pembenahan Sistem Info Hukum; 6. Pembenahan Sistem Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan; 7. Pembenahan Sistem Pusat Sistem Informasi Karantina Ikan; 8. Pembenahan Sistem Pusat Infomasi Jasa Usaha dan Investasi Kelautan dan Perikanan; 9. Pembenahan Sistem Informasi Data dan Statistik Kelautan dan Perikanan; 10. Pembenahan Sistem Pusat Pengendalian dan Informasi Fishing Vessel; 11. Pembenahan Sistem Pusat Informasi Sumber Daya Ikan; 12. Pembenahan Sistem Aplikasi Perpustakaan KKP; 13. Pembenahan Sistem Pusat Pengendalian Sistem Informasi KKP (NOC); 14. Pembenahan Sistem Pusat Informasi Pementaan Potensi Pulau-pulau Kecil (Geographical Information System/GIS). Kriteria Keberhasilan 1. Dapat diaksesnya website sebagai berikut: a. http://www.kkp.go.id b. http://www.ropeg.kkp.go.id c. http://www.infohukum.kkp.go.id d. http://www.abk.kkp.go.id e. http://www.puskari.kkp.go.id f. http://www.bpsdm.kkp.go.id 2. Meningkatnya kecepatan dan akuntabilitas pelaksanaan tugas dan kinerja KKP.
Page 57
Rencana Tindak Lanjut 1. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas operasional dan pemeliharaan sistem aplikasi komputer; 2. Melakukan pembinaan agar terbangun tertib dalam penggunaan fasilitasi sistem aplikasi komputer; 3. Melakukan penyempurnaan yang diperlukan.
Page 58
1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SOP sebagai pedoman kerja pegawai harus selalu dievaluasi,direvisi, atau dibuat SOP baru sesuai kebutuhan unit kerja dan perkembangan global agar mekanisme kerja di unit kerja lingkup KKP dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Dari jumlah SOP penunjang di lingkungan KKP yang tersisa sebanyak 3.800 SOP, maka proses penyelesaiannya akan dilakukan secara bertahap, sebagai berikut: Unit Kerja 1. Sekretariat Jenderal 2. Ditjen Perikanan Tangkap 3. Ditjen Perikanan Budidaya 4. Ditjen P2HP 5. Ditjen KP3K 6. Ditjen PSDKP 7. Inspektorat Jenderal 8. Balitbang KP 9. BPSDM KP 10. BKIPM Jumlah Tahun 2011 Tahun 2012 51 129 395 76 74 208 10 377 112 122 1.554 100 323 60 60 146 320 100 62 1.171 Tahun 2013 100 250 60 60 140 300 105 60 1.075
Pentahapan penyelesaian SOP diatas disesuaikan dengan kemampuan unit kerja masing-masing yang ada di lingkungan KKP. Pelaksanaan SOP sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, akan dipantau, dievaluasi dan dilaporkan kemajuannya kepada Presiden dan pihak-pihak yang terkait.
Page 59
2. E-GOVERNMENT Pengamanan sistem e-Government tidak terlepas dari pengamanan jaringan komputer dan Internet secara umum karena pengembangan jaringan komputer dan Internet dinilai sebagai awal model penerapan e-government secara penuh oleh lembaga pemerintah di pusat dan daerah. Pengembangan e-government dapat dimulai dengan pembangunan situs yang menyediakan peluang untuk pooling atau mekanisme interaksi, penyediaan pelayanan administratif untuk perijinan atau yang terkait dengan sistem persyaratan tertentu. Langkah yang umum dilakukan pada implementasi e-Government adalah penjaminan layanan elektronik yang menyediakan akses melalui portal dan secure gateway bagi seluruh stake holder pemerintahan. Beberapa metode pengamanan yang dapat dilakukan adalah pengaturan : 1. Authentication, Pemahaman tentang personal dan jenis perangkat yang dipergunakan untuk mengakses sistem. Hal yang menjadi perhatian utama dalam proses authentication adalah : o Komponen informasi yang diketahui pengguna, seperti password atau nomor PIN o Komponen informasi yang dimiliki oleh pengguna, seperti smart card atau hardware token. o Komponen informasi yang secara natural dimiliki oleh pengguna, seperti fingerprint atau iris scan. Satu hal yang perlu diingat bahwa model authentication bukan suatu metode pengamanan tunggal, melainkan salah satu bagian dari metode pengamanan modul e-Government. Beberapa alternatif implementasi yang dapat dipilih pada proses online authentication diantaranya :
Page 60
o Passwords, personal identification number (PINs) dan user identification (User ID). Metode ini adalah model yang paling umum dipergunakan pada on-line transaction, terdapat beberapa hal penting yang menjadi kunci utama keberhasilan model authentication ini, yaitu : Panjang karakter ID (diperlukan manajemen jumlah minimum karakter bagi password) Penggunaan verifikasi dengan model kamus bahasa, hal ini memaksa pengguna untuk tidak menggunakan serangkaian karakter yang terdefinisi sebagai suatu kalimat dalam kamus. Penerapan waktu kadaluarsa pencatatan waktu login untuk proses audit sangat menguntungkan untuk penelusuran suatu tidak kejahatan dalam sistem. o One-time password. Seringkali kata password terlupakan oleh pengguna, hal ini merupakan suatu yang cukup riskan bagi metode pengamanan suatu aplikasi. Onetime password mencoba mengeliminasi resiko ini dengan mempergunakan perangkat keras yang mampu membangkitkan kode unik setiap pengguna memasuki aplikasi. Token password dibangkitkan dengan model symmetric key yang hanya akan valid pada saat itu saja. o Challenge and response system Model authentication ini dapat diimplementasikan dengan menggunakan cara manual (dengan form register) dan secara otomatis (menggunakan perangkat keras atau token). Secara manual pengguna akan memasukan ID dan password, selanjutnya sistem akan secara acak menanyakan suatu informasi dari biodata yang terdapat dalam form registrasi. Sedangkan proses secara otomatis melibatkan asymmetric cryptography dan user mempergunakan perangkat keras pembangkit sandi yang unik sesuai dengan yang diisukan oleh sistem.
Page 61
o Cookies Cookies adalah serangkaian informasi yang disimpan secara lokal dalam sistem pengguna. Informasi ini dikirimkan oleh situs web yang diakses oleh pengguna dan akan tersimpan serta valid dalam jangka waktu tertentu. o Biometrics Teknologi biometric menggunakan suatu ciri fisika atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh pengguna sistem. Sebagai contoh adalah : Iris Scan, Retina scan, Finger scan, hand geometry , voice verification dan dynamic signature verification. Seluruh metode tersebut mencoba menyajikan ciri fisik manusia ke dalam bentuk informasi digital yang dapat diinterpresikan oleh sistem serta dapat di identifikasi secara unik. o Conventional encryption Contentional encryption adalah suatu algoritma yang bekerja menyandikan suatu text. Beberapa referensi menyebutnya sebagaisymmetric cryptography sistem menggunakan secret key, dimana melibat perhitungan matematik untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsi dari element informasi. Kelemahan dari metode ini adalah dari sisi pengguna diharuskan selalu menyimpan secret key untuk setiap transaksi sehingga dibutuhkan mekanisme distribusi yang aman, hal ini tentunya membutuhkan sumberdaya yang tidak sedikit. o Public key crytography (digital ceritificates)/Public key infrastructure (PKI) Permasalahan pendistribusian secret key yang terjadi pada model conventional encryption dapat diselesaikan dengan penggunaan public key cryptography . Public key crypthography menggunakan pasangan kunci terpisah untuk melakukan proses validasi. Pasangan kunci ini dinyatakan sebagai public key dan private key . Public key berfungsi menangani proses enkripsi dengan cara sebagai berikut: Pada saat penggunakan pasangan kunci authentication, pengguna menyebarkan informasi public key ke seluruh komponen sistem, jika terdapat sebuah modul sistem yang
Dokumen Penataan Tata Laksana Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Page 62
memiliki public key yang sama maka modul sistem mampu mendekripsi public key yang dikirim serta memberikan penjaminan untuk pengiriman private key yang dipergunakan pada proses dekripsi level berikutnya. o Pretty good privacy (PGP) PGP adalah sebuah aplikasi enkripsi yang diperuntuk bagi sekelompok kecil orang yang ingin bertukar informasi secara aman. Proses ini sepenuhnya dilakukan dengan pertukaran private key di antara sesama pengguna. o Secure socket layer (SSL) dan Transport Layer Security (TLS) SSL protokol adalah satu set aturan komunikasi yang sepenuhnya disandikan dan hanya dapat dipahami oleh pengguna dan server yang sedang berkomunikasi. Protokol ini dikembangkan untuk mengamankan transmisi data penting pada jaringan internet. 2. Authorization, pemahaman tentang sumberdaya apa yang tersedia untuk pengguna dan perangkat yang telah lulus proses validasi. Proses ini sepenuhnya diserahkan pada tahapan identifikasi kebutuhan sistem dan identifikasi komponen yang terlibat dalam desain e-Government. 3. Pengamanan Sistem Jaringan, Pada lapisan terakhir ini diperlukan pengamanan lebih serius, hal ini disebabkan sistem jaringan merupakan tulang punggung komunikasi bagi seluruh modul e-government. Beberapa implementasi fisik yang dapat dilakukan adalah: o Firewall Firewall adalah sebuah system proteksi untuk melaksanakan pengawasan lalu lintas paket data yang menuju atau meninggalkan sebuah jaringan komputer sehingga paket data yang telah diperiksa dapat diterima atau ditolak atau bahkan dimodifikasi terlebih dahulu sebelum memasuki atau meninggalkan jaringan tersebut.
Page 63
o Intrusion Detection System Sistem ini akan mendeteksi pola atau perilaku paket data yang masuk ke jaringan untuk beberapa waktu sehingga dapat dikenali apakah paket data tersebut merupakan kegiatan dari pihak yang tidak berhak atau bukan. o Network Scanner Scanner adalah sebuah program yang secara otomatis akan mendeteksi kelemahankelemahan (security weaknesses) sebuah komputer di jaringan\ local (local host) maupun komputer di jaringan dengan lokasi lain (remote host). o Packet Sniffing Program ini berfungsi sebagai alat untuk memonitor jaringan komputer. Alat ini dapat diperasikan hampir pada seluruh tipe protokol seperti Ethernet, TCP/IP, IPX, dan lain-lain.
Page 64
Tahap 2: Sosialisasi dan implementasi 1. 2. Sosialisasi penyempurnaan sistem Business Process Implementasi Business Process
Tahap 3: Mengukur dampak/perubahan Pengukuran dampak/perubahan atas implementasi Business Process berupa persentase pencapaian penerapan Business Process 2. PenangPenanggung jawab : Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para gungjawab Direktur Jenderal, dan Kepala Badan danpelak Pelaksana : Masing-masing Unit Kerja Eselon I sana
Page 65
RENCANA TEKNIS PELAKSANAAN MASING-MASING PROGRAM/KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI (Dibuat untuk setiap kegiatan reformasi birokrasi sesuai prioritas) 3. Waktu pelaksana an dan jangka waktu 4. Perkiraan besarnya anggaran 5. Sumber anggaran 6. Kriteria keberhasil an b. Rencana Tindak Lanjut 2 (dua) tahun dari tahun 2011 sampai dengan 2012
Rp 2 Milyar selama 2 (duat) tahun untuk semua kegiatan Penyusunan tata laksana (Business Process) yang menghasilkan Standar Operasional Prosedur (SOP) APBN 1. Tersusun dan terlaksananya SOP sesuai kebutuhan KKP; 2. Meningkatnya kualitas kinerja aparatur negara; 3. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara. 1. Melakukan koordinasi secara berkala untuk penerapan program/kegiatan percepatan penyusunan tata laksana (Business Process); 2. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program/kegiatan percepatan Penyusunan tata laksana (Business Process ) yang menghasilkan SOP; 3. Melakukan penyempurnaan Business Process untuk SOP.
Page 66
2010 1 2 3 4
2011 1 2 3 4 1 2
2012 3 4
2013 1 2 3 4 1
2014 2 3 4
PIC
TAHAPAN
Tahapan 1: Pembenahan/ Pembanguna n Sistem
1.
2.
3.
Keterangan: 1. Uraian kegiatan pada masing-masing tahapan dapat dilihat pada huruf A rencana kerja rinci 2. Setiap tahun pelaksanaan program dan kegiatan dibagi dalam empat bagian dan satu bagian mewakili waktu pelaksanaan selama tiga bulan.
Page 67
2. E-Government RENCANA TEKNIS PELAKSANAAN MASING-MASING PROGRAM/KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI (Dibuat untuk setiap kegiatan reformasi birokrasi sesuai prioritas) PROGRAM PENATAAN TATA LAKSANA
Nama Kegiatan A Rencana Kerja Rinci 1. Tahapan kerja Elektronisasi Pemerintahan (E-Government)
Tahap 1: Pembangunan/pembenahan sistem Penataan tata laksana melalui pembenahan Sistem Aplikasi Utama dan Pendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan tahapan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pembenahan Sistem Manajemen Database Internal; Pembenahan Website Kementerian Kelautan dan Perikanan; Pembenahan Sistem Aplikasi Naskah Dinas; Pembenahan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG); Pembenahan Sistem Info Hukum; Pembenahan Sistem Analisis Beban Kerja; Pembenahan Sistem Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan; Pembenahan Sistem Pusat Sistem Informasi Karantina Ikan; Pembenahan Sistem Pusat Infomasi Jasa Usaha dan Investasi Kelautan dan Perikanan; 10. Pembenahan Sistem Informasi Data dan Statistik Kelautan dan Perikanan; 11. Pembenahan Sistem Pusat Pengendalian dan Informasi Fishing Vessel; 12. Pembenahan Sistem Pusat Informasi Sumber Daya Ikan; 13. Pembenahan Sistem Aplikasi Perpustakaan KKP; 14. Pembenahan Sistem Pusat Pengendalian Sistem Informasi KKP (NOC); 15. Pembenahan Sistem Pusat Informasi Pementaan Potensi Pulaupulau Kecil (Geographical Information System/GIS). Tahap 2: Sosialisasi dan implementasi 1. Sosialisasi dan implementasi Manajemen Database Internal sebagai suatu integrasi bank data dan informasi yang dikelola secara mandiri oleh masing-masing unit kerja di KKP;
Page 68
2. Sosialisasi dan implementasi website KKP sebagai suatu web aplikasi yang menampilkan data dan informasi yang lengkap seputar kegiatan, produk, data dan informasi serta hal-hal lain yang berhubungan dengan KKP dan kegiatan pembanguan kelautan dan Perikanan; 3. Sosialisasi dan implementasi sistem aplikasi perpustakaan KKP sebagai suatu sistem aplikasi berbasis web yang digunakan untuk melayani pengguna perpustakaan KKP dalam melakukan pencarian buku, abstrak dan isi dari buku atau dokumen yang diperlukan; 4. Sosialisasi dan implementasi informasi sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum sebagai suatu sistem aplikasi berbasis web produk peraturan perundang-undangan di bidang Kelautan dan Perikanan. Tahap 3: Mengukur dampak/perubahan 1. Pemantauan pelaksanaan berbagai sistem aplikasi utama dan pendukung tersebut di atas; 2. Evaluasi/penilaian atas dampak penerapan sistem aplikasi utama dan pendukung tersebut terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dan kinerja KKP. 2. Penanggung Penanggungjawab jawab dan pelaksana Pelaksana : Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal, dan Kepala Badan : Masing Masing Unit Kerja Eselon I
3. Waktu pelaksana an dan jangka waktu 4. Perkiraaan besarnya anggaran 5. Sumber anggaran 6. Kriteria keberhasila n
Page 69
d. http://www.infohukum.kkp.go.id e. http://www.puskari.kkp.go.id f. http://www.bpsdm.kkp.go.id 2. Meningkatnya kecepatan dan akuntabilitas pelaksanaan tugas dan kinerja KKP. b Rencana Tindak . Lanjut 1. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas operasional dan pemeliharaan sistem aplikasi komputer;
2. Melakukan pembinaan agar terbangun tertib dalam penggunaan fasilitasi sistem aplikasi komputer; 3. Melakukan penyempurnaan yang diperlukan.
N O 1.
URAIAN TAHAPAN Tahapan 1: Pembenahan/Pe mbangunan Sistem Tahapan 2: Sosialisasi dan Implementasi Sosialisasi Tahapan 3: Pengukuran Dampak/Perubah an
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2.
3.
Keterangan: 1. Uraian kegiatan pada masing-masing tahapan dapat dilihat pada huruf A rencana kerja rinci 2. Setiap tahun pelaksanaan program dan kegiatan dibagi dalam empat bagian dan satu bagian mewakili waktu pelaksanaan selama tiga bulan.
Page 70
TIM PELAKSANA Koordinator Wakil Koordinator Anggota : Kepala Biro Umum : Sekretaris Ditjen KP3K : 1. Kabag Perjanjian dan Bantuan Hukum, Biro Hukum dan Organisasi; 2. Kabag Tata Usaha dan Persuratan, Biro Umum; 3. Kasubbag Tatalaksana, Biro Hukum dan Organisasi; 4. Kasubbag Tata Usaha, Biro Umum.
Page 71