You are on page 1of 20

Laporan Hasil Diskusi Tutorial Skenario 1

Kelompok Tutorial 4

Anggota Kelompok Tutorial 4


Jenifer Sumiok Rinaldy Eq dwi Putra Sartika Lauma Isye Lengkong Marsella Liwe Widya Apriani. P Heryudi Soelama Amos Amiayaram Hermawan Dwi Renata Alpiah Fara M Lossu Crystal Oroh 110113076 110113077 110113078 110113079 110113080 110113081 110113082 110113084 110113085 110113086 110113087 110113088 Siti Rahmatia 110113089 Eva Sijabat 110113090 Puspitasari Baba 110113091 Timothy Tuerah 110113092 Eka Dayanti 110113093 Helen Sekeon 110113094 G.A Regina Marchelina 110113095 Windy Tjiali 110113096 Diah Gabriela Pratiwi 110113097 Waraney Mamengko 110113099 Frangky Tiwa 110113100 Indra Setiawan 110113083

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2013

SKENARIO 1 :
Seorang wanita berusia 41 tahun, dosen salah satu perguruan tinggi di kota Manado datang berkunjung ke klinik gigi RSGM PSKG FK Unsrat untuk pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada rahang bawah karena sulit mengunyah akibat kehilangan beberapa gigi di rahang bawah belakang. Di samping itu penderita mengeluh gigi tiruan rahang atas yang digunakan sejak 4 bulan yang lalu terasa longgar, dan gusi sering berdarah terlebih bila sikat gigi. Pada pemeriksaan klinis ditemukan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Bentuk muka oval Profil Normal Gigi yang hilang : 12, 11, 21, 22, 35, 36, 37, 44, 45, 46, 47 Gigi 38, 48 sisa akar Dijumpai karies dentin pada bagian palatal gigi I3, bagian proksimal gigi 31, 32, 41, 42 6. Dijumpai kalkulus supra dan subgingiva pada regio anterior mandibula, terutama di bagian lingual.

Panduan diskusi : 1. 2. Komponen GTSL akrilik Hal-hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perawatan gigi tiruan pada penderita tsb di atas 3. 4. 5. Diagnosa, rencana perawatan, prognosa Perawatan pendahuluan Prinsip-prinsip dasar GTSL Prinsip biomekanik dalam GTSL Tipe pengungkit ( type of levers )

6. 7. 8.

Gaya yang terjadi ketika GTSL berfungsi Tipe pergerakan rotasi pada saat GTSL berfungsi Faktor yang memengaruhi besarnya tekanan pada gigi penyangga

Stabilisasi dan retensi Klasifikasi dan desain GTSL Relining dan Rebasing

Step 1
Kalkulus supragingiva adalah kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat. Kalkulus subgingiva adalah yang berada dibawah batas gingival margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan. Untuk menentukan lokasi dan perluasannya harus dilakukan probing dengan explorer.

Step 2
1. Mengapa gigi tiruan bisa longgar? 2. Hal-hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perawatan gigi tiruan pada penderita? 3. Relining dan Rebasing? 4. Perawatan Pendahuluan?

Step 3
1. Beberapa penyebab Longgarnya antara lain: a. Resorbsi Residual Ridge; yaitu pasien immediate denture dimana pasien kehilangan berat badan, b. Penyakit sistemik, c. Kesalahankesalahan oklusi yang menyebabkan iritasi jaringan, d. Peradangan dan terjadi resorbsi. e. Pembuatan sayap gigi tiruan yang terlalu pendek, f. Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan yang lama sehingga terjadi resorbsi prosesus alveolaris.

2. Faktor Pertimbangan dalam rencana perawatan a. Faktor Personal Yang perlu diperhatikan pada pasien : Keinginan atau ketidakpuasan terhadap protesa

Kesehatan dan pola hidup pasien Kondisi dan kesehatan jaringan oral dan perioral Tidak adekuatnya protesa yang digunakan

Selain itu faktor personal yang harus dipertimbangkan adalah : Faktor sosial ekonomi Memperhatikan biaya pembuatan dan pemeliharaan Faktor umur Restorasi protesa dapat direkonstruksi pada pasien dengan semua umur. Faktor pengalaman Faktor pengalaman hidup sehari-hari dapat mengubah rencana terbaik untuk perawatan dan sering tidak bisa dihindari, seperti : pekerjaan, profesi, status sosial, lingkungan. b. Faktor Fisik = Faktor fisik berkaitan dengan tulang. Faktor klinis yang berhubungan dengan bervariasi. Kategori menurut Atwood adalah : Faktor Anatomi Ukuran, bentuk dan densitas ridge, karakteristik dan ketebalan mukosa penutup, hubungan ridge, jumlah dan kedalaman alveolar Faktor metabolik Segala faktor nutrisi, hormonal dan metabolik lainnya yang mempengaruhi aktivitas relative selular pembentuk tulang (osteoblas) dan peresorbsi

tulang (osteoklas) Faktor fungsional Frekuensi, intensitas, durasi serta direksi pengalikasian tekanan pada tulang yang mempengaruhi densitas (resorbsi dan deposisi) pada tulang. Faktor protesa Banyaknya teknik ,material, prinsip, konsep dan praktek termasuk ke faktor protesa. = Faktor fisik berkaitan dengan faktor kontrol : genetik, sistemik, lokal. Yang termasuk bagian ini adalah faktor biomekanika, neutropik, vascular, enzim dan ph, potensial bioelektrik, tekanan udara, suhu, persarafan, reflek neuromuscular. = Faktor fisik berkaitan dengan faktor prostetik. Perkembangan dan pemeliharaan prosesus alveolar secara langsung berkaitan dengan erupsi dan hadirnya gigi geligi.

= Gigi. Harus dievaluasi secara seksama : jumlah gigi, lokasi gigi dalam lengkung, posisi individual gigi, mobilitas dan vitalitas, ratio mahkota akar, ukuran dan bentuk akar, kerentanan adanya karies, keterlibatan patologis, kondisi bidang oklusal gigi yang tersisa, morfologi yang mempengaruhi perawatan dan tipe protesa yang digunakan. = Jaringan Lunak. Karakteristik perlu dipertimbangkan untuk retensi, persepsi, stabilitas dari protesa yang akan digunakan.

3. Relining adalah proses mengkoreksi adaptasi permukaan cetakan gigi tiruan (basis gigi tiruan)terhadap mukosa pendukungnya dengan cara menambah resin akrilik baru padapermukaan tersebut tanpa mengubah relasi oklusal gigi geliginya.Tujuan : untuk memperbaiki adaptasi basis gigi tiruan terhadap mukosapendukungnya. Rebasing adalah mengganti keseluruhan basis protesa. Bahan yang biasa digunakan adalah sel-cured. Caranya adalah bahan self-cured dicampur sampai konsistensi encer lalu dimasukkan ke daerah yang kan direparasi. Polimerisasi yang timbul akan lebih sedikit apabila polimerisasi dilakukan di bawah tekanan hydrolic hingga sebesar 250 kN/m pada suhu 40-50oC.

4. Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan. Tujuan perawatan pendahuluan selain untuk mengadakan sanitasi mulut, juga untuk menciptakan kondisi oklusi normal, yang menjamin kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya. Antara lain : 1. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan bedah. a. Pencabutan. Gigi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti. Setiap gigi diperiksa apakah cukup penting dan masih dapat dipertahankan untuk keberhasilan gigitiruan yang akan dibuat atau harus dicabut. Gigi yang cukup kuat yang akan dijadikan sandaran dapat dipertahankan sebaliknya gigi yang dapat menimbulkan kesulitan dalam pembuatan gigitiruan sebaiknya dicabut. b. Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksi

Pengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan dari permukaan labial/bukal, atau palatal tanpa mengurangi tinggi alveolar ridge. Pengambilan gigi yang impaksi dilakukan sedini mungkin agar dapat mencegah infeksi akut dan kronis. c. Kista dan tumor odontogenik Semua gambaran radiolusen dan radiopak harus diselidiki. Penderita harus diyakinkan tentang keadaan mulutnya yang mempunyai kelainan berdasarkan laporan akhir patologis. d. Penonjolan tulang Penonjolan tulang yang menghalangi pemasangan gigitiruan harus disingkirkan. Misalnya: Torus palatinus yang meluas sampai pada pertemuan palatum mole sehingga menghalangi adanya posteror palatal seal Torus palatinus yang sangat besar sehingga memenuhi palatum dan akan menyebabkan ketidakstabilan gigitiruan. Torus palatinus yang menyebabkan penumpukan debris. e. Bedah periodontal Bedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan keadaan jaringan yang sehat sebagai pendukung gigitiruan. Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase dan eksisi surgical. Misalnya : Gingivectomy Reposisi flep

2. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringan pendukung. Hal ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang ada sehingga dapat memberikan dukungan dan fungsi yang baik untuk gigitiruan. Antara lain : Menghilangkan kalkulus Menghilangkan pocket periodontal Melakukan splinting terhadap gigigigi yang mobiliti Memperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan menggantung. Menghilangkan gangguan oklusal

3. Tindakan Konservasi Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat terhadap gigi-gigi yang ada. Antara lain :

Penambalan Pembuatan inlay, dsb Kedudukan rest

4. Tindakan-tindakan ortodonti Misalnya ada kasus diastema sentralis, sebaiknya dilakukan perawatan ortodonti terlebih dahulu sebelum pembuatan gigitiruan.

Step 4
Penggunaan gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang telah hilang sangat diperlukan yaitu untuk perbaikan fungsi mastikasi, pengucapan dan estetik.

Step 5
1. Komponen GTSL akrilik? 2. Klasifikasi dan desain GTSL? 3. Prinsip-prinsip dasar GTSL Prinsip biomekanik ? Gaya yang terjadi ketika GTSL berfungsi? Tipe pergerakan rotasi pada saat GTSL berfungsi?

4. Apa diagnosa, rencana perawatan dan prognosa?

Step 7
1. Gigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari komponen-komponen: 1. Basis disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual. Bahan dasar basis:akrilik, logam. Fungsi basis:

untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah

tempat melekatnya cengkeram menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan pipi(estetik)

2. Sadel adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan bila sadel letaknya: antara gigi asli diseut bounded saddle posterior dari gigi asli disebut free end saddle 3. Elemen gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang hilang. Bahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin akrilik,

porselen,logam. Elemen gigi tiruan resin akrilik


mudah aus, terutama pada penderita yang mempunyai kekuatan kunyah yang kuat perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia, karena bahannya sama

dapat berubah warna mudah tergores mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangan lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan logam dapat diasah dan dipoles karena sifat mudah aus, baik sekali dipakai untuk prosesus alvolaris yang datar Elemen gigi tiruan porselen:

tidak mudah aus/tergores perlekatannya dengan basis secara mekanis, sehingga elemen gigi tiruan harus mempunyai retensi untuk pelekatnya terhadap basis bentuk retensi gigi tiruan porselen:undercur,pin,alur

tidak berubah warna tidak dapat diasah lebih berat daripada akrilik tidak baik dipakai untuk prosesus alveoalris yang datar(resorbsi) Elemen gigi tiruan logam:

biasanya dibuat sendiri sesuai dengan ruang protesa yang ada, terutama untuk gigi posterior yang ruang protesanya sempit

estetis kurang baik tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat

4. Cengkeram disebut juga klammer Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang, yang melingkari/ memegang gigi penjangakaran Fungsi cengkeram

untuk retensi untuk stabilisasi untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran

Syarat umum gigi penjangkaran 1. gigi vital atau non vital yang telah dilakukan PSA dengan sempurna 2. bentuk anatomis dan besarnya noraml 3. tidak ada kerusakan/kelainan.Misalnya:tambalan yang besar, karies, hypoplasia, konus 4. posisi dalam lengkung gigi normal 5. keadaan akar gigi:

bentuk ukurannya normal tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota akar 2:3 jaringan periodonta sehat tidak ada kelainan periapikal

6. sedapat mungkin tidak goyang Cengkeram kawat Bagian-bagian dari cengkeram kawat:

1. lengan cengekeram 2. jari cengkeram 3. bahu cengkeram 4. badan cengkeram 5. oklusal rest 6. retensi dalam akrilik Bagian-bagian dari cengkeram kawat: 1. lengan yaitu bagian dari cengkeram kawat yang terletak/melingkari bagian bukal/lingual gigi penjangkaran. sifat: agak lentur fungsi:retensi dan stabilisasi 2. jari = bagian dari lengan yang terletakdi bawah lingkaran terbesar gigi. sifat:lentur/fleksibel. fungsi/retensi 3. bahu = bagian dari lengan yang terletak di atas lingkaran terbesar dari gigi sifat:kaku fungsi:stabilisasi yaitu menahan gaya-gaya bucco-lingual 4. badan/body=bagian yang cengekaram kawat yang terletak di atas titik kontak gigi di daerah aproksimal sifat:kaku fungsi:stabilisasi yaitu menaha gaya-gaya antero-posterior 5. oklusal rest yaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di bagian oklusal gigi sifat:kaku, panjang 1/3 lebar mesio-distal gigi fungsi:meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran 6.retensi dalam akrilik = bagian dari cengkeram kawat yang tertanam dalam basis akrilik Syarat-syarat cengkeram kawat yang melingkari gigi: 1. harus kontak garis 2. tidak boleh menekan/harus pasif 3. ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak boleh tajam/harus dibulatkan 4. tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram

5. bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh mengganggu oklusi/artikulasi 6. jarak bagian jari ke servikal gigi: cengkeram paradental:1/2-1 mm, cengekeram gingival:1 -2 mm 7. bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkan 2. Klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan bahan
a. Gigi sebagian lepasan dengan kerangka logam

GTSKL memiliki kualitas mekanik sangat baik dan memberikan kemungkinan desain denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan periodonsium gigi abutment, estetis dan kenyamanan pasien. Hasil ini dapat dicapai dengan membuat desain kerangka sesederhana mungkin, dengan basis dan konektor major dan minor yang didesain tidak berkontak dengan alveolar ridge atau palatum secara aproksimal 3 mm dari gigi, untuk mencegah atau mengurangi efek negatif dari oral hygiene yang buruk.
b. Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik

Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik secara normal tidak digunakan untuk lebih dari beberapa bulan, karena gigi tiruan jenis ini memiliki kualitas mekanik yang buruk, lebih tidak nyaman digunakan, dan kondusif bagi oral hygiene yang buruk, namun gigi tiruan jenis ini banyak digunakan, khususnya pada prostodontik geriatri, karena relatif tidak mahal dan mudah dimodifikasi.Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik diindikasikan pada pasien lanjut usia dengan gigi yang jaringan periodonsiumnya relatif masih sehat, dalam bentuk gigi tiruan sementara.Penggunaan gigi tiruan sementara ini membantu pasien untuk beradaptasi dengan gigi tiruan penuh nantinya dan gigi tiruan sementara sering dapat dengan mudah ditansformasikan menjadi gigi tiruan penuh. Ketika perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka logam terhambat karena alasan keuangan, gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik sering menjadi alternatif yang lebih baik daripada gigi tiruan penuh jika pasien tidak memiliki masalah fungsional. Dilepas/tidak dapat dilepas a.removable partil denture= GTS Lepasan b.fixed denture/bridge= GTC

Saat pemasangan a.convesional-dipasang setelah gigi hilang b.immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabut

Jaringan pendukung a.tooth borne-didukung oleh gigi b.mucosa / tissue borne-didukung mukosa c.mucosa and tooth-didukung gigi&mukosa

Letak daerah tak bergigi / sadel a.anterior tooth suported case b.all tooth suported case c.free and supotred case

Memakai wing bagian bukal/labial atau tidak 1. Open face : GTS yang dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila 1.keadaan prosessus aleolaris masih baik 2.biasa pada gigi anterior 3.pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar 2. Close face : GTS yang dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila 1.prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi 2.perbaikan profil Desain GTSL akrilik Desain : gambaran bentuk Mendesain : merencanakan gambaran dengan menggambar dan perincian data pendukung

Guna : 1. sebagai penuntun dari gigi tiruan sebagaian lepasaan yang akan dibuat 2. sebagai sarana komunikasi antara dokter gigi dan tekniker gigi dalam hal pendelegasian pembuatan gigi di laboratorium Prinsip dasar desain GTSL: Memelihara/mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan sebagian lepsan dengan memperhatikan: 1. distribusi tekanan yang luas(melalui cengekram) 2. mepersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan) 3. phisiologic basing(tekanan phisiologis pada mukosa di bawah basis) Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan desain GTSL 1. anatomi dan fisiologi jaringan yang terlibat dalam penempatan GTSL dalam rongga mulut(gigi, mukosa, tulang) 2. letak gigi yang hilang dan yang kaan diganti 3. Tidak stabilnya gigi tiruan berujung bebas dapat berupa : gigi tiruan mengungkit pada arah vertikal; bagian ujung mengungkit pada arah horizontal; rotasi bagian sadel pada poros rotasi sagital ; dan pergeseran anteroposterior. 3. Prinsip Biomekanik, Ada tiga prinsip : A. Menjaga keawetan struktur (bangunan) gigi B. Retensi (penahanan) dan resistensi (perlawanan) C. Keawetan struktur restorasi Kadang-kadang perlu dikompromikan suatu pengorbanan demi kepentingan yang lain. Artinya: kalau membuat GTC perlu pengorbanan gigi tetangganya yang masih baik dan sehat untuk dipreparasi demi untuk mendapatkan retensi, dan ketebalan logam/porselen. Gaya yang terjadi ketika GTSL berfungsi Gaya Oklusal

Gaya oklusal yang sering pula disebut gaya vertikal, adalah gaya yang timbul pada waktu bolus makanan berada di permukaan oklusal geligi tiruan sebelum dan pada saat berfungsi atau oklusi. Gaya oklusi ini hendaknya disalurkan kepada gigi asli. Pada geligi tiruan yang pada kedua sisinya masih dibatasi gigi asli (bounded sadle), gaya oklusal akan disangga oleh sandaran oklusal cengkeram. Dengan cara ini, gaya oklusal tadi akan disalurkan ke akar gigi lalu ke membrana periodontal sampai akhirnya diterima oleh tulang alveolar. Besar gaya kunyah yang terjadi pada saat mastikasi tergantung pada usia, jenis kelamin, kekuatan otot mastikasi, macam gigi antagonis, kebiasaan makan serta lokasi gigi yang diganti. Pada penderita usia lanjut, gaya kunyah lebih kecil dibanding mereka yang masih muda, begitu pula gaya kunyah laki-laki lebih besar dari pada wanita. Jika gigi antagonis masih asli, gaya kunyah lebih besar dari pada yang palsu. Gaya kunyah pada gigi tiruan metal dan porselen lebih besar dibanding yang plastik. Penderita dengan otot kunyah akan menghasilkan gaya kunyah lebih besar dari pada mereka yang otot kunyahnya lemah. Dalam pada itu, kebiasaan makan makanan keras juga menghasilkan gaya lebih besar pula, seperti halnya gigi Molar bila dibanding Premolar. Gaya Lateral Kontak oklusi antara gigi-gigi dan aktivitas otot-otot di sekitar geligi tiruan pada saat pengunyahan akan menimbulkan gaya horisontal. Berdasarkan arahnya, gaya horisontal dapat dibagi menjadi Gaya Lateral dan Gaya Antero-posterior. Gaya lateral timbul pada saat rahang bawah bergerak dari posisi kontak oklusi eksentrik ke posisi sentrik atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya yang paling merusak gigi asli maupun tulang alveolar pada daerah tak bergigi, karena hanya sebagian serat periodontal atau mukosa saja yang berfungsi menyangganya. Untuk mencegah kerusakan gigi asli dan resorpsi tulang alveolar berlebih, gaya lateral harus diimbangi dengan kombinasi dari beberapa cara berikut ini : 1. 2. 3. Penyaluran gaya lateral sebanyak mungkin kepada gigi asli. Pengurangan sudut tonjol gigi. Pengurangan luas permukaan bidang oklusal elemen tiruan.

4. 5.

Pemakaian desain cengkeram bilateral. Penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis. Gaya Antero-posterior

Gaya ini terjadi pada pergerakan rahang dimana gigi depan ada pada posisi edge to edge atau oklusi protrusif ke oklusi sentrik dan sebaliknya. Pada pergerakan ini ada kecendrungan geligi tiruan rahang bawah bergerak ke arah posterior dan geligi tiruan rahang atas ke anterior. Pergerakan semacam ini pada protesa rahang bawah dapat diatasi dengan : 1. Penempatan lengan cengkeram sampai ke permukaan mesial, jika cengkeram berasal dari sandaran distal. 2. Penempatan sandaran dan konektor minor di sisi mesial gigi penyangga. 3. Perluasan basis sampai retromolar pad. 4. Pengurangan sudut tonjol gigi. 5. Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis. Pada rahang atas, pergerakan antero-posterior dapat diatasi dengan : 1. 2. Perluasan basis sampai tuber maksilaris. Penempatan cengkeram pada gigi posterior atau sandaran dan konektor minor pada 3. 4. 5. permukaan distal.

Perluasan konektor utama sampai gigi anterior. Pengurangan sudut tonjol gigi. Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis. Gaya Pemindah

Gaya pemindah atau pelepas (displacing or dislodging forces) timbul karena pada saat mastikasi, makanan lengket melekat pada permukaan oklusal geligi tiruan dan pada saat mulut terbuka protesa akan tertarik ke arah oklusal.

Selanjutnya pergerakan otot perifer, kekuatan tak terkontrol seperti batuk, bersin dan gaya berat untuk protesa rahang atas, termasuk dalam kelompok gaya-gaya ini. Perbedaan antara gaya perpindahan dan rotasi terletak pada ada tidaknya sumbu rotasi. Pada gaya perpindahan, sandaran akan terangkat dari kedudukannya, sedangkan pada rotasi masih ada bagian sandaran yang berkontak dengan gigi dan merupakan tumpuan untuk rotasi. Gaya perpindahan ini ditahan oleh lengan retentif cengkeram dan bagian retentif lainnya dari geligi tiruan sebagian lepasan. Pada geligi tiruan sebagian lepasan berujung bebas akan terjadi Pergerakan Rotasi pada saat fungsi. Dalam hal ini, ada 3 kemungkinan pergerakan rotasi, masing-masing rotasi pada garis fulkrum, pada sumbu longitudinal dan pada sumbu imajiner yang tegak lurus pusat rahang.

Tipe pergerakan rotasi pada saat GTSL berfungsi

Pergerakan Rotasi pada garis Fulkrum Pergerakan ini terjadi sekeliling sumbu putar yang terbentuk oleh dua buah sandaran utama. Garis ini disebut Garis Fulkrum atau Garis Rotasi dan merupakan pusat rotasi geligi tiruan dalam arah vertikal. Bila ada gaya oklusal yang diterima protesa, maka geligi tiruan akan bergerak ke arah jaringan mukosa. Besarnya pergerakan ini tergantung pada besarnya kompresibilitas mukosa yang bersangkutan. Garis fulkrum juga merupakan pusat rotasi basis protesa menjauhi jaringan mukosa, bila yang bekerja adalah gaya perpindahan. Kalau lengan cengkeram cukup retentif dan efektif menahan sandaran oklusal tetap pada kedudukannya, makadisini hanya terjadi pergerakan rotasi saja. Pergerakan ke arah mukosa dapat ditanggulangi dengan cetakan fungsional, ketepatan basis dan tergantung pada kualitas jaringan pendukung. Pergerakan ke arah oklusal, sementara itu dapat diimbangi dengan retensi tak langsung (indirect retention). Pergerakan Rotasi pada Sumbu Longitudinal Pergerakan rotasi ini terjadi pada sumbu longitudinal yang melalui pusat sandaran dan puncak lingir. Pada saat geligi tiruan berfungsi, basis ujung bebas akan berotasi pada

puncak lingir. Pergerakan rotasi ini dapat ditanggulangi dengan ketegaran konektor utama dan lengan retentif cengkeram pada sisi rahang lainnya. Jadi penempatan lengan cengkeram sebaiknya bilateral. Pada desain unilateral, ke dua lengan cengkeram harus retentif. Pergerakan Rotasi pada Sumbu Imajiner Pergerakan pada sumbu imajiner tegak lurus pusat rahang terjadi karena gaya kunyah horisontal dan diagonal bekerja pada protesa. Pergerakan rotasi jenis ini dapat ditanggulangi oleh lengan pengimbang atau stabilisasi dari geligi tiruan, dan konektor minor yang berkontak dengan permukaan vertikal gigi asli. Seperti halnya lengan retentif cengkeram, lengan pengimbang juga sebaiknya bilateral. 4. Diagnosa Pemeriksaan subjektif Anamnesa a. Keluhan utama pasien:

kehilangan gigi atas depan dan belakang bawah kanan-kiri dan pasien sudah memakai gigi tiruan lepasan pada gigi depan dan merasa tidak nyaman karena longgar gigi palsunya serta pasien ingin membuat gigi palsu menggantikan gigi belakang bawah yang sudah hilang. Gusi sering berdarah. Pemeriksaan Objektif : ekstraoral dan intaroral Pemeriksaan Penunjang : foto rontgen dan laboratorium

Rencana Perawatan :

1.

Rencana Awal

Gigi 13, 31,32,41,42 : dilakukan penambalan jaringan karies, tujuannya untuk melindungi dentin dan pulpa. Gigi 38, 48 : sisa akar, dilakukan pencabutan Regio anterior mandibula : dilakukan scaling Gigi 35, 36, 37, 44, 45, 46, 47 : missing, dibuatkan gigi tiruan

2.

Rencana akhir

Desain GTSL yang akan dibuatkan Gigi 35,36,37,44,45,46,47 akan dibuat GTSL akrilik Membuat cetakan studi model: Sendok cetak : perforated stock tray no.1 Bahan cetak : Alginate Metode mencetak : mucostatik

PROGNOSA Prognosa baik jika tidak ada kelainan atau penyakit sistemik , dan penyakit alergi lainnya pada pasien, tidak ada kelainan periapikal, kelainan periodontal, pasien kooperatif dan komunikatif. Prognosa tidak baik jika ada kelainan atau penyakit sistemik , dan penyakit alergi lainnya pada pasien, ada kelainan periapikal, kelainan periodontal, pasien tidak kooperatif dan tidak komunikatif.

DAFTAR PUSTAKA
Gunadi, Haryanto dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1. Jakarta : Hipokrates. Gunadi, Haryanto dkk. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta : Hipokrates.

You might also like