You are on page 1of 3

Agama Hindu Tradisi Ogoh-Ogoh

Oleh : XI IPA 5 Ade Pratama (01) Anggarani Kamaladewi (05) u!aha"a Pradhana (1#) Pradn"ani Prawira (1$) ri %tami &ewi ('1)

"Ogoh-Ogoh" merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian "Bhuta Kala" dan sudah menjadi ikon ritual yang secara tradisi sangat penting dalam penyambutan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka. Seluruh umat Hindu Dharma akan bersukaria menyambut kehadiran tahun baru itu dengan mengarakarakan "ogoh-ogoh" yang dibarengi dengan perenungan tentang yang telah terjadi dan sudah dilakukan selama ini. ada saat "Pangrupukan" atau sehari menjelang Hari Raya Nyepi! peristi"a dan prosesinya setiap tahunnya sama yaitu pada setiap Banjar #pemangku adat setingkat $elurahan% di Bali akan berlomba dalam hal membuat "ogoh-ogoh" semenarik mungkin. Bila pembuatannya lebih bernilai seni! rumit! dan lebih mutakhir! maka "ogohogoh" itu diharapkan bisa menaikkan martabat Banjar yang membuatnya. &ungsi utama "ogoh-ogoh" adalah sebagai representasi Bhuta Kala yang dibuat menjelang perayaan Hari Raya Nyepi! dimana "ogoh-ogoh" tersebut akan diarak beramairamai keliling banjar atau desa pada senja hari! sehari sebelum Hari Raya Nyepi #Pangrupukan%. 'enurut para cendekia"an dan praktisi Hindu Dharma! prosesi ini melambangkan keinsya(an diri manusia akan kekuatan alam semesta dan "aktu yang maha dashyat. $ekuatan tersebut meliputi kekuatan "Bhuana Agung" #alam raya% dan "Bhuana Alit" #diri manusia%. Dalam pandangan (ilsa(at #tattwa%! kekuatan tersebut dapat mengantarkan makhluk hidup di alam raya! khususnya manusia dapat menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua itu tergantung pada niat luhur manusia! sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri serta seisi dunia. Dalam ajaran Hindu Dharma! Bhuta Kala melambangkan kekuatan alam semesta #bhu% dan "aktu #kala% yang tak terukur dan tak terbantahkan. Dalam per"ujudan patung yang dimaksud! "Bhuta Kala" digambarkan sebagai sosok yang besar menakutkan dan pada umumnya berupa "ujud raksasa #rakshasa%. Raksasa adalah bangsa pemakan daging manusia atau kadang-kadang sebagai bangsa kanibal dan dilukiskan dalam " Yakshagana"! sebuah seni populer dari "Karnataka". 'enurut mitologi Hindu dan Budha menyatakan! kata "rakshasa" mempunyai arti "kekejaman"! yang merupakan la"an dari kata "raksha" yang artinya "kesentosaan". Namun tidak semua raksasa memiliki kepribadian yang kejam! seperti )ibisana! Hiranyaksa! dan Hiranyakasipu! yang mendapat berkah dari de"a karena mereka memuja De"a Brahma. 'enurut kitab Ramayana menguraikan! bah"a raksasa diciptakan

dari kaki De"a Brahma. Sedangkan menurut kisah lain! mereka berasal dari tokoh Pulastya, Khasa, Nirriti! dan Nirrita. Dengan keberadaan arak-arakan "Ogoh-Ogoh" yang sudah menjadi tradisi inilah yang menambah daya tarik "isata"an baik mancanegara maupun nusantara. $arena selain memiliki keindahan tempat-tempat "isata! Balipun memiliki kekayaan budaya yang menjadi andalan kepari"isataan. Serasa belum lengkap bilamana "isata"an berkunjung tidak melihat prosesi "Ogoh-Ogoh" pada penyambutan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka Dengan demikian! makna *goh-ogoh merupakan cerminan si(at-si(at negati( pada diri manusia! adharma s+arupa. Tradisi ini mengingatkan masyarakat Bali khususnya. Selain itu! ogoh-ogoh diarak keliling desa bertujuan agar setan-setan yang ada di sekitar desa agar ikut bersama ogoh-ogoh. Ritual meminum arak bagi orang yang mengarak ogoh-ogoh di anggap sebagai per"akilan dari si(at buruk yang ada di dalam diri manusia. Beban dari berat yang mereka gendong adalah sebuah si(at negati(! seperti cerminan si(at-si(at raksasa! ketika manusia menyadari hal ini. ,khir pengarakan ogoh-ogoh! masyarakat akan membakar (igur raksasa ini! boleh jadi dikatakan membakar #membiarkan terbakar habis% si(at-si(at yang seperti si raksasa. $etika semua beban akan si(at-si(at negati( yang selama ini mengambil #memboroskan% begitu banyak energi kehidupan seseorang! maka seseorang akan siap memulai sebuah saat yang baru. $etika segalanya menjadi hening! masyarakat diajak untuk siap memasuki dan memaknai Nyepi dengan sebuah daya hidup yang sepenuhnya baru dan berharap menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya bagi dirinya dan segenap semesta.

You might also like