You are on page 1of 15

DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong

arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina).(Christantie Effendy, 1995).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty betina ( eoparman , !""#).

DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. $iasanya dengan cepat menyebar secara e%idemik. ( ir,&atrick manson,'##!).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty ( eoparman, !""(). DHF (Dengue Haemoragic Fever) berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi ) derajat (*enurut +H,, !"-(). !) Derajat /

Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji tourni0uet, trombositopenia dan hemokonsentrasi. ') Derajat //

Derajat / dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain. 1) Derajat ///

Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan daerah rendah (hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda2tanda dini renjatan). )) Dejara /3 ) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

4enjatan berat (D

2. Anatomi Fisiologi

truktur nyamuk terdiri atas 5 kepala, toraks yang setiap segmenya dilengkapi dengan sepasang kaki yang beruas2ruas dan abdomen. Daerah kepala terdiri atas mata, antena berbentuk poli%orm yang terdiri atas !6 segmen. Antena nyamuk betina disebut pilose dengan bulu2bulu yang lebih sedikit sedangkan yang jantan memiliki banyak bulu disebut plumose. eperti halnya dengan serangga lain nyamuk memiliki sepasang mata majemuk oseli (mata tunggal). Di bagian dorsal toraks terdapat bentuk bercak yang keras berupa dua garis sejajar pada bagian tengah dan dua garis lengkung di bagian tepi. 3ena sayap meliputi seluruh bagian sayap sampai ke ujung berukuran ',6 7 1,# mm. Di bagian abdomen nyamuk betina berukuran kecil terdapat dua caudal cerci yang berukuran kecil, sedangkan pada nyamuk jantan terdapat organ seksual yang disebut hypopygium. 8yamuk ini bersi%at antropo%ilik ( senang sekali pada manusia), biasanya nyamuk betina menggit di dalam rumah, kadang2kadang di luar rumah di tempat yang agak gelap. &ada malam hari nyamuk beristirahat dalam rumah pada benda2benda yang digantung seperti pakaian, kelambu, pada dinding dan tempat yang dekat dengan tempat peridukannya. 8yamuk A.aegypti memilliki kebiasaan menggigit berulang2ulang (multiple biters) yakni menggit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat. 9eadaan ini sangat berpengaruh terhadap peranannya sebagai vektor penyebab penyakit D$D ke beberapa orang dalam sekali waktu. 8yamuk jantan juga tertarik terhadap manusia pada saat melakukan perkawinan, tetapi tidak menggigit. Dalam perkembangan hidupnya nyamuk ini mengalami metamor%osis sempurna (holometabola) yaitu dari telur menetas menjadi larva (jentik), kemudian menjadi pupa dan selanjutnya menjadi nyamuk dewasa. Dalam keadaan optimal, perkembangan telur sampai menjadi nyamuk dewasa berlangsung sekurang2 kurangnya selama " hari. 8yamuk dewasa baik jantan maupun betina membutuhkan glukosa sebagai bahan makanan yang dapat diperoleh dari cairan tumbuhan, sedangkan nyamuk betina membutuhkan protein2protein dari darah untuk pematangan sel telur setelah perkawinan. yamuk betina dewasa mulai menghisap darah setelah berumur 1 hari, setelah itu sanggup bertelur sebanyak !## butir. 8yamuk betina mampu bertahan hidup ' minggu lebih di alam, sedangkan nyamuk jantan setelah proses kawin dalam waktu : ! minggu akan mati. 8yamuk betina dapat terbang sejauh '# meter, kemampuan normalnya adalah : )# meter. 3. Etiologi &enyebab utama . 7 virus dengue tergolong albovirus 3ektor utama .

Aedes aegypti. Aedes albopictus.

Adanya vektor tesebut berhubungan dengan . !. '. 1. kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari hari. anitasi lingkungan yang kurang baik. &enyediaan air bersih yang langka. Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena. !. '. Antar rumah jaraknya berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak terbang aedes aegypti )#2!## m. Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, (8oer, !"""). 4. Patofisiologi

;ambaran klinis DHF seringkali mirip dengan beberapa penyakit lain seperti . !) Demam chiku nguya.

Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas )# #< disertai ruam dan in%eksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot. ') Demam ty%oid

$iasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relati%, adanya leukopenia, lim%ositosis relati%. 1) Anemia aplastik

&enderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut, demam timbul karena in%eksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan pansitopenia. )) &urpura trombositopenia idiopati (/=&)

&urpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang, tidak terjadi hemokonsentrasi.

*eningkatnya suhu tubuh 8yeri pada otot seluruh tubuh 8yeri kepala menyeluruh atau berpusat pada supra orbita, retroorbita uara serak $atuk >pistaksis Disuria 8a%su makan menurun *untah &tekie >kimosis &erdarahan gusi *untah darah Hematuria masi% *elena 6. Komplikasi a. &erdarahan luas. hock atau renjatan.>%%use pleura &enurunan kesadaran. (. 9lasi%ikasi a. Derajat / .

Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi. b. Derajat // . *ani%estasi klinik pada derajat / dengan mani%estasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat. c. Derajat /// . *ani%estasi klinik pada derajat // ditambah dengan ditemukan mani%estasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah. d. Derajat /3 . *ani%estasi klinik pada penderita derajat /// ditambah dengan ditemukan mani%estasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba. 7. Pemeriksaan Diagnostik &atokan +H, (!"-() untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut . !) Demam akut, yang tetap tinggi selama ' 7 ? hari kemudian turun secara lisis demam disertai gejala tidak spesi%ik, seperti anoreksia, lemah, nyeri. ') *ani%estasi perdarahan . !. '. 1. ). @ji tourni0uet positi% &etekia, purpura, ekimosi >pistaksis, perdarahan gusi Hematemesis, melena. 1) &embesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus. )) Dengan atau tanpa renjatan.

4enjatan biasanya terjadi pada saat demam turun (hari ke21 dan hari ke2? sakit ). 4enjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis buruk. 6) 9enaikan nilai Hematokrit A Hemokonsentrasi

Laboratorium =erjadi trombositopenia (!##.###Aml atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dan meningginya nilai hematokrit sebanyak '# B atau lebih dibandingkan nilai hematokrit pada masa konvalesen. &ada pasien dengan ' atau 1 patokan klinis disertai adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi tersebut sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DHF dengan tepat. Cuga dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari ke2' atau ke21 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua kalinya leukopenia timbul karena berkurangnyam lim%osit pada saat peningkatan suhu pertama kali. 8. Penatalaksanaan Medis &enatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut . !. '. 1. ). 6. (. ?. =irah baring atau istirahat baring. Diet makan lunak. *inum banyak (' 7 ',6 literA') jam) dapat berupa . susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF. &emberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, 8a<l Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan. *onitor tanda2tanda vital tiap 1 jam (suhu, nadi, tensi, perna%asan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam. &eriksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari. &emberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen. *onitor tanda2tanda perdarahan lebih lanjut. !. '. &emberian antibiotik bila terdapat kekuatiran in%eksi sekunder. *onitor tanda2tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda2tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.

1.

$ila timbul kejang dapat diberikan DiaDepam. Pencegahan &rinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut .

!. '. 1. ).

*eman%aatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF. *emutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan. *engusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah, rumah sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya. *engusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi. Ada ' macam pemberantasan vektor antara lain . !. *enggunakan insektisida. Eang laDim digunakan dalam program pemberantasan demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida). <ara penggunaan malathion ialah dengan pengasapan atau pengabutan. <ara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate ke dalam sarang2sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air bersih, dosis yang digunakan ialah ! ppm atau ! gram abate ; ! B per !# liter air. '. =anpa insektisida <aranya adalah.

!. '. 1.

*enguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal ! F seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya ? 7 !# hari). *enutup tempat penampungan air rapat2rapat. *embersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang 9. Pengka ian Kepera!atan Data obyekti% yang sering ditemukan menurut <hristianti >%%endy, !""6 yaitu . !.) Gemah.

'.) 1.) ).) 6.) (.) ?.) -.)

&anas atau demam. akit kepala. Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan. 8yeri ulu hati. 8yeri pada otot dan sendi. &egal2pegal pada seluruh tubuh. 9onstipasi (sembelit).

Adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat atas kondisi pasien. Data obyekti% yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain. !) ') 1) uhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan. *ukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor. =ampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torni0uet (H), epistaksis, ekimosis, hematoma,

hematemesis, melena. )) 6) () ?) Hiperemia pada tenggorokan. 8yeri tekan pada epigastrik. &ada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa. &ada renjatan (derajat /3) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah, sianosis

peri%er, na%as dangkal. Pemeri saan laboratorium pada !"# a an di$umpai % !) /g ; dengue positi%. ') =rombositopenia.

1) Hemoglobin meningkat I '# B. )) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat). 6) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. &ada hari ke2 ' dan ke2 1 terjadi leukopenia, netropenia, aneosino%ilia, peningkatan lim%osit, monosit, dan baso%il !) ;,=A ;&= mungkin meningkat. ') @reum dan pH darah mungkin meningkat. 1) +aktu perdarahan memanjang. )) Asidosis metabolik. 6) &ada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan. "#. Diagnosa Kepera!atan !. '. 1. ). plasma 6. (. ?. 9eterbatasan mobilitas %isik berhubungan dengan rasa nyeri, terapi tirah baring. 4esiko terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh 4esiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia "". $en%ana As&'an Kepera!atan ". Peningkatan s&'& t&(&' (er'&(&ngan dengan proses pen)akit *+iremia, =ujuan dan kriteria hasil. &eningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia). 8yeri berhubungan dengan proses patologis penyakit ;angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia 9urangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding

etelah dilakukan perawatan .. F ') jam diharapkan suhu tubuh pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil.

&asien mengatakan kondisi tubuhnya nyaman. uhu 1(,-#<21?,6#< =ekanan darah !'#A-# mmHg 4espirasi !(2') FAmnt 8adi (#2!## FAmnt /ntervensi.

!. '. 1. ). 6. (.

9aji saat timbulnya demam. ,bservasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, perna%asan) setiap 1 jam Anjurkan pasien untuk banyak minum (',6 literA') jam) $erikan kompres hangat Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal $erikan terapi cairan intravena dan obat2obatan sesuai program dokter 4asional.

!. '. 1. ). tubuh. 6. (.

untuk mengidenti%ikasi pola demam pasien. tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien &eningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi 2. -)eri (er'&(&ngan dengan proses patologis pen)akit =ujuan dan kriteria hasil. etelah dilakukan perawatan .. F ') jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dan menghilang dengan kriteria hasil.

&asien mengatakan nyerinya hilang 8yeri berada pada skala #21 =ekanan darah !'#A-# mmHg

uhu 1(,-#<21?,6#< 4espirasi !(2') FAmnt 8adi (#2!## FAmnt /ntervensi.

!. '. 1. ). 6. (.

,bservasi tingkat nyeri pasien (skala, %rekuensi, durasi) $erikan lingkungan yang tenang dan nyaman dan tindakan kenyamanan $erikan akti%itas hiburan yang tepat Gibatkan keluarga dalam asuhan keperawatan. Ajarkan pasien teknik relaksasi 9olaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik 4asional.

!. '. 1. ). 6. (.

*engindikasi kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda2tanda perkembanganAresolusi komplikasi Gingkungan yang nyaman akan membantu proses relaksasi *em%okuskan kembali perhatian5 meningkatkan kemampuan untuk menanggulangi nyeri. 9eluarga akan membantu proses penyembuhan dengan melatih pasien relaksasi. 4elaksasi akan memindahkan rasa nyeri ke hal lain. *emberikan penurunan nyeri. 3. .angg&an pemen&'an ke(&t&'an n&trisi/ k&rang dari ke(&t&'an (er'&(&ngan dengan m&al/ m&nta'/ anoreksia =ujuan dan kriteria hasil. etelah dilakukan tindakan keperawatan selama J F ') jam diharapkan perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria.

*encerna jumlah kaloriAnutrien yang tepat *enunjukkan tingkat energi biasanya $erat badan stabil atau bertambah /ntervensi.

!. '.

,bservasi keadaan umam pasien dan keluhan pasien. =entukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien

1. ). 6. (.

=imbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi /denti%ikasi makanan yang disukai atau dikehendaki yang sesuai dengan program diit. Ajarkan pasien dan Gibatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi 9olaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti mual. 4asional.

!. '. 1. ). 6. (.

*engetahui kebutuhan yang diperlukan oleh pasien. *engidenti%ikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik *engkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya) Cika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan makan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang *eningkatkan rasa keterlibatannya5 *emberikan in%ormasi kepada keluarga untuk memahami nutrisi pasien &emberian obat antimual dapat mengurangi rasa mual sehingga kebutuhan nutrisi pasien tercukupi. 4. K&rangn)a +ol&me %airan t&(&' (er'&(&ngan dengan peningkatan permea(ilitas dinding plasma =ujuan dan kriteria hasil. etelah dilakukan perawatan selama J F ') jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi dengan kriteria hasil.

=D !'#A-# mmHg 44 !(2') FAmnt 8adi (#2!## FAmnt =urgor kulit baik Haluaran urin tepat secara individu 9adar elektrolit dalam batas normal. /ntervensi.

!. '. 1. ). 6.

&antau tanda2tanda vital, catat adanya perubahan tanda vital. &antau pola na%as seperti adanya perna%asan kusmaul 9aji suhu warna kulit dan kelembabannya 9aji nadi peri%er, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa &antau masukan dan pengeluaran cairan

(. ?. -. ".

&ertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit '6## mlAhari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung. <atat hal2hal seperti mual, muntah dan distensi lambung. ,bservasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan $$, nadi tidak teratur $erikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa deFtrosa, pantau pemeriksaan laboratorium(Ht, $@8, 8a, 9) 4asional.

!. '. 1. ). 6. (. ?. -. cairan ".

hipovolemia dapat dimanis%estasikan oleh hipotensi dan takikardi pernapasan yang berbau aseton berhubungan dengan pemecahan asam aseto2asetat dan harus berkurang bila ketosis harus terkoreksi demam dengan kulit kemerahan, kering menunjukkan dehidrasi. merupakan indicator dari dehidrasi memberi perkiraan akan cairan pengganti, %ungsi ginjal, dan program pengobatan. mempertahankan volume sirkulasi. kekurangan cairan dan elektrolit menimbulkan muntah sehingga kekurangan cairan dan elektrolit. pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat berpotensi menimbulkan kelebihan beban mempercepat proses penyembuhan untuk memenuhi kebutuhan cairan 0. Keter(atasan mo(ilitas fisik (er'&(&ngan dengan rasa n)eri/ terapi tira' (aring =ujuan dan kriteria hasil. etelah dilakukan perawatan selama J F ') jam diharapkan pasien dapat mencapai kemampuan aktivitas yang optimal, dengan kriteria hasil.

&ergerakan pasien bertambah luas &asien dpt melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan (duduk, berdiri, berjalan) 4asa nyeri berkurang &asien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan /ntervensi.

!. '. 1.

9aji dan identi%ikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien. $eri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas. Anjurkan pasien untuk menggerakkanAmengangkat ekstrimitas bawah sesui kemampuan

). 6.

$antu pasien dalam memenuhi kebutuhannya 9olaborasi dengan tim kesehatan lain. dokter (pemberian analgesik) 4asional.

!. '. 1. ). 6.

mengetahui derajat kekuatan otot2otot kaki pasien. &asien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperati% dalam tindakan keperawatan melatih otot 7 otot kaki sehingga ber%ungsi dengan baik Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri. 6. $esiko ter adin)a s)ok ')po+olemik (er'&(&ngan dengan k&rangn)a +ol&me %airan t&(&' =ujuan dan kriteria hasil. etelah dilakukan perawatan .. F ') jam diharapkan tidak terjadi syok hipovolemik dengan kriteria hasil.

=D !'#A-# mmHg 44 !(2') FAmnt 8adi (#2!## FAmnt =urgor kulit baik Haluaran urin tepat secara individu 9adar elektrolit dalam batas normal. /ntervensi.

!. '. 1. ). 6. (.

*onitor keadaan umum pasien ,bservasi tanda2tanda vital tiap ' sampai 1 jam. *onitor tanda perdarahan <hek haemoglobin, hematokrit, trombosit $erikan trans%usi sesuai program dokter Gapor dokter bila tampak syok hipovolemik. 4asional.

!. '. 1.

memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani. tanda vital normal menandakan keadaan umum baik &erdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok hipovolemik

). 6. (.

@ntuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut @ntuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang @ntuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin 7. $esiko ter adin)a perdara'an le(i' lan &t (er'&(&ngan dengan trom(ositopenia =ujuan dan kriteria hasil. etelah dilakukan perawatan .. F ') jam diharapkan tidak terjadi perdarahan dengan kriteria hasil.

=ekanan darah !'#A-# mmHg =rombosit !6#.###2)##.### /ntervensi.

!. '. 1. ).

*onitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis Anjurkan pasien untuk banyak istirahat $eri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut Celaskan obat yang diberikan dan man%aatnya 4asional.

!. '. 1. ).

&enurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah. Aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perdarahan *embantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin *emotivasi pasien untuk mau minum obat sesuai dosis yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA Sunaryo, Soemarno, (1998), Demam Berdarah Pada Anak, UI ; Jakarta. Effendy, hr!"tant!e, (199#), Pera$atan Pa"!en D%&, E' ; Jakarta.

%endar$anto, (199(), I)mu Penyak!t Da)am, *!)!d I, ed!"! ket!+a, &,UI ; Jakarta. Doen+e", -ar!)ynn E, dkk, (.///), Penera0an Pro"e" ,e0era$atan dan D!a+no"a ,e0era$atan,

You might also like