You are on page 1of 2

Konsumsi garam Garam dapur merupakan faktor yang sangat berperan dalam patogenesis hipertensi.

Garam dapur mengandung 40% natrium dan 60% klorida. Konsumsi 3-7 gram natrium perhari, akan diabsorpsi terutama di usus halus. Pada orang sehat volume cairan ekstraseluler umumnya berubah-ubah sesuai sirkulasi efektifnya dan berbanding secara proporsional dengan natrium tubuh total. Volume sirkulasi efektif adalah bagian dari volume cairan ekstraseluler pada ruang vaskular yang melakukan perfusi aktif pada jaringan. Natrium diabsorpsi secara aktif, kemudian dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah.3 Hubungan antara asupan garam dengan kejadian hipertensi berawal dari asupan garam yang berlebih akan mempengaruhi konsentrasi sodium plasma. Sehingga asupan air kedalam tubuh akan meningkat dan kejadian ini akan mempengaruhi volume cairan di ekstraseluler. Kejadian tadi akan mempengaruhi cardiac output dan akan menimbulkan peningkatan tekanan darah. Peningkatan darah tadi akan mempengaruhi organ ginjal. Kemudian akan mempengaruhi konsentrasi sodium plasma, volume cairan ekstraseluler dan pengeluaran garam dan air yg berlebih dari sistem perkemihan. Keadaan yang berlama pada tekanan darah yg meninggi tadi akan terus berlanjut mempengaruhi organ ginjal dan akan menimbulkan penebalan pada dinding pembuluh darah . Sehingga hipertensi pun akan menetap. 1 Menurut penelitian Radhika, kejadian hipertensi sangat meningkat pada negera berkembang seiring berjalannya arus urbanisasi. Ini terbukti bahwa asupan garam yang dikonsumsi masyarakat pada daerah berkembang mengkonsumsi garam sebanyak 8,5 g/hari dibandingkan jumlah konsumsi garam yang direkomendasikan oleh WHO sebanyak kurang dari 5 g/hari. Dengan jumlah seperti itu kejadian hipertensi sangat mudah ditemukan dengan faktor resiko yang lebih besar. Kejadian konsumsi garam ini sejalan dengan penelitian stazzulo yang menjelaskan bahwa konsumsi garam yang berlebih akan meningkatkan resiko kejadian stroke dan seluruh penyakit kardiovaskular termsuk hipertensi. Karena peningkatan konsumsi garam yang melebihi batas mempunyai efek yang tidak bisa diduga.2,3

Referensi : 1. Meneton, P. Jeunemaitre, X. Hugh, E. Wardener, D. Macgregor, G. Links Between Dietary Salt Intake, Renal Salt Handling, Blood Pressure, and Cardiovascular Diseases. Institut National de la Sante et de la Recherche Medicale (INSERM) U367. 2005. 679715. 2. Radhika, G. Sathya, R. Sudha, V. Ganesan, A. Mohan, V. Dietary Salt Intake and Hypertension in An Urban South Indian Population. Assosiation of Physician India. 2007. 405-411. 3. Strazzullo, et al. Salt intake, stroke, and cardiovascular disease: metaanalysis of prospective studies. Department of Clinical and Experimental Medicine, Federico II University of Naples Medical School, Naples, Italy. 2008. 19. 4. Sovic, et al. Prevalence, awareness, treatment and control of hypertension and salt intake in some rural areas of Sisak Moslavina county, Croatia. Medical School, University of Zagreb, Andrija. School of Public Health, Croatia. 2011. 321-326. 5. Kartikasari, A. Faktor risiko hipertensi pada masyarakat di desa kabongan kidul, kabupaten
rembang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro. 2012.

You might also like