You are on page 1of 2

Regio ini diharapkan mendapat hasil pada prosedure TH2 sitokes yang cepat, bersamaan IL4, IL-5, IL-3

dan eotaxin, maka dijadikan salah satu faktor predisposisi untuk pasien polip nasal. Dari beberapa investigasi didapatkan polip yang disebabkan oleh limfosit dari pasien dengan CRSwNP yang dianalisis alur sitometrinya. Didapatkan beberapa data dari penelitian terhadap S.aureus superantigents pada induksi suatu proses inflamasi yang menuju ke polyposis. Kelainan Imunitas Mukosa Bawaan Toll-like reseptors (TLRs) Reseptor Toll -like ( TLRs ) adalah golongan reseptor pengenal pola membran-bound yang diduga terlibat dalam Imunitas Mukosa Bawaan. Tiga belas TLRs ada pada manusia dan dalam saluran sinonasal , reseptor ini dianggap sebagai mekanisme pertahanan antimikroba bawaan untuk sel-sel epitel mukosa. Setiap TLR akan merespon ligands . Misalnya , TLR3 mengikat untai ganda RNA (seperti yang berasal dari virus ). Dan TLR4 mengikat lipopolisakarida. RT - PCR menunjukkan bahwa mRNA untuk TLRs dan kunci sitokin terdeteksi pada mukosa ethmoid dari kedua kontrol dan subyek CRS . Dibandingkan dengan kontrol , CRS dikaitkan dengan ekspresi TLR2 yang tinggi yang signifikan dan gen inflamasi makrofag - inflamasi alpha protein, RANTES , dan granulosit - makrofag colonystimulating factor. Pasien dengan kekambuhan polip pasca operasi memiliki penurun ekspresi TLR2 secara signifikan (yang mengikat peptidoglikan Gram - positif ) dan TLR9 (yang mengikat CpG DNA ) , yang merupakan penanda imunitas bawaan , dan macrophage - inflammatory protein alpha yang tinggi. Pengamatan ini menunjukkan bahwa defek dalam fungsi mukosa-barrier mungkin terkait dengan pembentukan polip. Matriks Metaloproteinase Belakangan ini, peran matriks metalloproteinase (MMPs) telah diperiksa dalam patogenesis CRSwNP. MMPs merupakan kelompok zinc-dependent endopeptidases yang mampu mendegradasi matriks ekstraseluler dan mungkin bertanggung jawab atas terbentuknya edema jaringan di CRS. Sebuah penelitian terbaru menggunakan RT-PCR dilakukan untuk menentukan ekspresi MMP-2, MMP-9, dan inhibitor jaringan matriks metaloproteinase-1 (TIMP-1) mRNA dan untuk mengkorelasikan temuan ini dengan ekspresi IL-5 dan IL8. Data menunjukkan expresi kedua MMP-9 dan IL-5 mRNA dalam jaringan polip. Sebuah korelasi antara IL-5 dan TIMP-1 juga diamati, menunjukkan peran TIMP-1 dalam mempertahankan homeostasis dalam polip hidung. Gen Epitel Lainnya Sedang Diselidiki SPINK5 merupakan serine protease inhibitor epitel yang telah dikaitkan dengan penyakit alergi dan diyakini memiliki peran penting dalam keseimbangan efek inflamasi dari sel mast pada barrier epitel. Secara spesifik, alergen sering memiliki aktivitas protease serin, dan menurunnya ekspresi antiprotease seperti SPINK5 dapat mempengaruhi kerentanan untuk terjadiny atopi. Data RT - PCR dari laboratorium kami telah menunjukkan berkurangnya ekspresi SPINK5 pada jaringan pasien dengan CRSwNP dan CRSsNP. Immunihistochemistry juga menunjukkan penurunan ekspresi SPINK5 dalam jaringan polip dibandingkan dengan kontrol. Kelompok protein S100 merupakan bagian dari kompleks diferensiasi epidermal (EDC) pada kromosom 1q21. Gen epitel ini adalah penting dalam kedua fungsi antimikroba dan immunoregulatory. Data kami juga menunjukkan penurunan dari mRNA untuk S100A7, S100A8, dan S100A9 di CRS, yang secara teoritis bisa mengakibatkan penurunan efek hambatan mekanis dan menonjolkan kedua sensitisasi dan respon inflamasi terhadap berbagai agen eksogen.

Investigasi kami juga telah menyelidiki peran sel-activating factor B dari tumor necrosis faktor (TNF) family (BAFF). Ini adalah sitokin yang merupakan regulator penting dari class swicth recombination dan produksi imunoglobulin. Data awal juga menunjukkan bahwa hal tersebut muncul dalam jaringan polip hidung oleh immunihistochemistry. BAFF mRNA secara signifikan meningkat pada polip hidung dari pasien dengan CRSwNP (p <0,001) dibandingkan dengan jaringan konka inferior dari pasien dengan CRS atau subyek sehat. Ekspresi mRNA untuk BAFF dalam jaringan polip secara signifikan berkorelasi dengan penanda limfosit B CD20 dan TACI, serta IgA. Data ini menunjukkan bahwa produksi berlebihan dari BAFF di polip hidung mungkin berkontribusi pada patogenesis CRSwNP melalui induksi lokal IgA dan aktivasi eosinofil. Temuan sebelumnya mengimplikasikan adanya peran disregulasi dari imunitas mukosa bawaan dalam memberikan kerentanan terhadap antigen paparan, kepekaan, dan / atau respon inflamasi host yang menyimpang. Selanjutnya, spektrum dari investigasi yang dipublikasikan sampai saat ini menunjukkan adanya beberapa (possible coexisting)) cacat imunologi yang mungkin terlibat dalam pengembangan poliposis hidung. Hal ini lebih lanjut menggarisbawahi filosofi bahwa poliposis hidung adalah penyakit inflamasi daripada penyakit infeksi. Presentasi Klinis Pasien dengan CRS hadir dengan gejala seperti obstruksi nasal airflow, rhinorrhea, postnasal discharge, kehilangan bau, gangguan rasa, dan nyeri wajah/tekanan. Gejala ini konsisten dengan kriteria gejala mayor

You might also like