Professional Documents
Culture Documents
I.1
Tujuan I.1.1
I.1.2
Uji Benedict
Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa karbohidrat. Uji Biuret
Memperlihatkan bahwa protein mempunyai ikatan peptida. I.1.3 Uji Kromatografi Kolom Untuk memisahkan molekul Hb dari molekul B12. I.2 Teori Dasar I.2.1 Karbohidrat Karbohidrat karbon, tumbuhan metabolik berikut : 1. Monosakarida Monosakarida dihidrolisis adalah menjadi karbohidrat karbohidrat diklasifikasikan yang tidak yang menjadi dapat lebih triosa, hidrogen hewan, yang adalah dan senyawa organik terdiri tersebar peran dari luas unsur dalam dan
senyawa penting.
struktural
Karbohidrat
diklasifikasikan
sebagai
sederhana.Monosakarida
tetrosa, pentosa, heksona atau heptosa bergantung dari jumlah atom karbon, sedangkan aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehid atau keton.Contoh monosakarida yaitu,
glukosa, galaktosa dan fruktosa. 2. Disakarida Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltosa, laktosa dan sukrosa.
3.
Oligosakarida Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida.Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.
4. Polisakarida Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida, contohnya pati, selulosa, dan insulin. Untuk memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa
karbohidrat dapat menggunakan larutan benedict.Bila pada suatu larutan terdapat endapan merah bata maka larutan tersebut
mengandung karbohidrat. I.2.2 Protein Protein atau protos yang berarti paling utama" adalah senyawa tinggi organik kompleks yang mempunyai dari bobot molekul asam
yang
merupakan
polimer
monomer-monomer
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil.Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida.Ikatan peptida menyusun protein dan polipeptida akan bereaksi dengan Cu2+ dalam suasana ungu. Protein yang mudah dicerna menunjukkan tingginya basa akan membentuk warna lembayung atau
jumlah asam-asam amino yang dapat diserap oleh tubuh dan begitu juga sebaliknya.Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi daya cerna protein dalam tubuh adalah kondisi fisik dan kimia bahan. Makin keras bahan, maka akan
menurunkan daya cernanya dalam tubuh karena adanya ikatan kompleks yang terdapat di dalam bahan yang sifatnya semakin
kuat. Ikatan ini dapat berupa ikatan antar molekul protein, ikatan proteinadanya fitat, senyawa dan anti sebaginya.Sedangkan gizi seperti sangat tripsin penting ia kondisi kimia dan yaitu fitat
inhibitor bagi
(Muchtadi, organisme
1989).Protein pada
kehidupan untuk
umumnya,
karena
berfungsi
memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya. I.2.3 Kromatografi Kolom Kromatografi (adsorpsi) yang kolom bersifat merupakan preparatif kromatografi dan digunakan serapan untuk
masing-masing
prinsip kerja kromatografi kolom. Terdapat bergerak dan dua fasa fasa diam dalam kromatografi bergerak kolom, atau fasa eluen
(stasioner).Fasa
adalah pelarut tunggal (cairan murni) atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu.Pelarut dapat merupakan
pelarut polar dan pelarut nonpolar. Dalam hal ini yang bertindak sebagai fasa bergerak adalah NaCl 0,9%. Fasa diam (stasioner) yang digunakan dalam kromatografi kolom berupa adsorben yang tidak boleh larut dalam fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam, biasanya berupa gel. Dalam hal ini yang bertindak sebagai fasa diam (stasioner) adalah dextran. Prinsip kerja dari dextran adalah berbanding terbalik dengan prinsip kerja penyaring.
Dalam perkembangan selanjutnya, terutama untuk sampel yang untuk: sangat kecil, metode kromatografi kolom dikembangkan
II.1
PRAKTIKUM KARBOHIDRAT II.1.1 TEST BENEDICT Alat dan Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Larutan Benedict (terdiri dari CuSO4 + Na2CO3) Larutan Glukosa Larutan Fruktosa Larutan Sukrosa Larutan Amilum Larutan Laktosa Tabung reaksi Pipet Waterbath 25ml 4 tetes 4 tetes 4 tetes 4 tetes 4 tetes 5 buah
II.1.2
Cara Kerja: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Siapkan 5 tabung reaksi dan beri nomor. Masukkan larutan glukosa pada tabung pertama sebanyak 4 tetes. Masukkan larutan fruktosa pada tabung kedua ebanyak 4 tetes. Masukkan larutan sukrosa pada tabung ketiga sebanyak 4 tetes. Masukkan larutan amilum pada tabung keempat sebanyak 4 tetes. Masukkan larutan laktosa pada tabung kelima sebanyak 4 tetes. Tambahkan ke masing-masing tabung larutan benedict sebanyak 2,5 mL. Panaskan kelima tabung tersebut ke dalam air mendidih selama 3 menit. Lalu biarkan dingin perlahan. 9. Amati perubahan warna yang terjadi.
II.2
PRAKTIKUM PROTEIN Uji Biuret Bahan : 1. Larutan Albumin 2. Larutan Pati 1% 3. Larutan Kasein 4. Air Suling 5. NaOH 10% 6. Larutan CuSO4 0,1% Cara Kerja : 1. Menyiapkan 4 tabung reaksi 2. Memasukkan 1 ml larutan albumin dan 1 ml NaOH 10% ke tabung A. 3. Memasukkan 1 ml larutan pati 1% dan 1 ml NaOH 10% ke tabung B. 4. Memasukkan 1 ml larutan kasein dan 1 ml NaOH 10% ke tabung C. 5. Memasukkan 1 ml air suling dan 1 ml NaOH 10% ke tabung D. 6. Meneteskan larutan CuSO4 kedalam masing-masing tabung hingga larutan berubah warna menjadi warna lembayung atau ungu.
II.3
PRAKTIKUM KROMATOGRAFI KOLOM Alat dan Bahan : 1. Larutan sampel (campuran B12 dan Hb) 2. Kolom berisi gel penyaring (dekstran) dan tutup ujung kolom 3. Dapar / buffer (NaCl 0,9%) 4. Pipet tetes 5. Tabung kolorimeter / reaksi Cara Kerja : 1. Siapkan 21 tabung reaksi untuk menampung, susun secara berderet. 2. Buka penutup atas kolom pemisah. 3. Teteskan 2-3 larutan sampel (campuran B12 dan Hb) ke dalam kolom pemisah. 4. Segera setelah campuran sampel masuk ke dalam gel, tambahkan larutan dapar (NaCl 0,9%) secara bertahap menggunakan pipet tetes agar gel tidak kering. 5. Buka penutup bawah kolom pemisah. 6. Segera letakan kolom pemisah di atas tabung reaksi ke- l tunggu hingga 5 tetes.kemudian pindahkan kolom pemisah ke tabung reaksi ke-2 sampai 21 secara kontinyu hingga warna di tabung reaksi menjadi bening secara bertahap. 7. Setelah pemisahan selesai, tutup kembali ujung kolom, dan tambahkan larutan dapar menggunakan pipet tetes agar gel tidak kering. 8. Amati dan catat perubahan warna dan intensitas tiap tabung.
III.2
UJI BIURET BAHAN PERUBAHAN WARNA Warna Lembayung/ungu Warna biru muda Warna biru muda Warna Lembayung/ungu
III.3
KROMATOGRAFI KOLOM Tabung 1 2 3 Kuning + 4 Orange Pudar ++ 5 Orange Muda +++ 6 Orange Muda +++ 7 Orange Muda +++
Bening Bening 0 0
Tabung 8 Perubahan Warna Intensitas Coklat ++++ 9 Merah +++ 10 Merah +++ 11 Merah +++ 12 Orange Muda ++ 13 Merah +++ 14 Orange Muda ++
Tabung 15 Perubahan Warna Intensitas Orange Muda ++ 16 Orange Muda ++ 17 Kuning + 18 Kuning + 19 Kuning + 20 Kuning + 21
Bening
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN IV.1 Pembahasan IV.1.1 UJI BENEDICT Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula
pereduksi. Pada percobaan ini dengan menguji larutan karbohidrat 4 tetes ke dalam 2,5 ml larutan benedict yang berada dalam tabung reaksi. Reaksi yang diberikan oleh ke-5 larutan
karbohidrat tersebut berupa hasil warna larutan yang berwarna merah dan endapan merah bata. Fruktosa merupakan larutan yang lebih cepat bereaksi
(memberikan perubahan warna dan endapan merah bata) daripada larutan karbohidrat lainnya.Hal ini disebabkan adanya kecepatan mereduksi fruktosa dari tersebut itu, fruktosa.Dimana karena sifat fruktosa kecepatan mempunyai ini mereduksi molaritas oleh dari yang adanya
tinggi.Selain
mereduksi
disebabkan
gugus aldehid dan keton bebas dalam molekul karbohidrat. Pada fruktosa yang mengandung gugus keton , akan lebih cepat
bereaksi dari glukosa yang mengandung gugus aldehid, karena gugus keton langsung menjadi ketosa kemudian didehidrasi.
Sedangkan gugus aldehid mengalami transformasi terlebih dahulu menjadi ketosa kemudian didehidrasi. Sedangkan amilum tidak bereaksi seperti kedua larutan
karbohidrat lainnya, karena amilum tidak terdapat endapan dan tidak terjadi perubahan warna.Penyebab terjadinya endapan pada monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan disakarida (sukrosa dan laktosa) yang diuji menunjukkan adanya sifat mereduksi.Hal ini disebabkan (fruktosa) oleh bebas adanya dalam gugus aldehid (glukosa) dan yang keton diuji
molekul
karbohidrat
10
asam
atau kecil
disakarida monomernya.
akan Hal
parsial
menjadi dasar
dijadikan
membedakan
polisakarida,
IV.1.2
UJI BIURET Larutan yang digunakan pada reaksi biuret yaitu larutan albumin, larutan pati 1%, air suling, dan larutan kasein. Albumin didapatkan dari larutan putih telur. Telur sebagai sumber protein mempunyai amino banyak keunnggulan antar lain bahan kandungan makanan asam protein
paling
lengkap
dibandingkan
lain.Sedangkan pada larutan kasein didapatkan dari susu, susu sebagai sumber protein hewani. Pada percobaan ini, pertama larutan protein (albumin dan kasein) ditambahkan natrium hidroksida kemudian diaduk.Setelah ditambahkan zat tersebut, tidak terjadi perubahan warna dan tetap berwarna kuning bening.Penambahan larutan natrium hidroksida pada larutan protein tersebut sebagai katalis yang berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan protein.Untuk membuktikan
adanya peptida pada larutan protein yaitu dengan penambahan larutan tembaga sulfat pada larutan albumin dan kasein.Larutan tembaga sedangkan sulfat yang bersifat basa bereaksi denan polipeptida protein.Yang
polipeptida
merupakan
penyusun
menandakan positif adanya protein yaitu terdapat ikatan peptida lebih banyak, dibuktikan saat penambahan larutan tembaga sulfat setetes demi tetes dan saat dikocok larutan tetap berwarna
ungu.Hal ini menandakan bahwa ikatan peptidanya lemah. Reaksi uji biuret ini memberikan hasil yang positif akibat pembentukan senyawa kompleks Cu 2.Gugus CO dan NH dari suatu rantai peptida dalam suasana basa.Dipeptida dari asam-
11
asam amino histidin, serin, dan treonin tidak memberikan reaksi untuk uji biuret. IV.2 Kesimpulan IV.2.1 UJI KARBOHIDRAT Pada percobaan uji benedict, karbohidrat dengan gugus aldehid dan keton akan mereduksi larutan benedict dan terbentuk endapan berwarna merah bata. Pada percobaan ini glukosa, fruktosa, dan laktosa benedict. IV.2.2 UJI BIURET Pada percobaan uji biuret, dapat disimpulkan bahwa larutan yang mengandung larutan protein dan dan mempunyai kasein ikatan karena peptida terjadi adalah adalah karbohidrat yang mampu mereduksi larutan
albumin
larutan
perubahan
warna menjadi warna lembayung atau ungu. IV.2.3 UJI KROMATOGRAFI KOLOM Berdasarkan prinsip kerja dekstran, yaitu menyaring molekul
yang lebih besar terlebih dahulu. Oleh karena itu molekul Hb lebih dulu tersaring dibandingkan molekul vitamin B12. Karena molekul B12 lebih kecil, larut dalam fasa bergerak dan tertahan didalam gel. Dapat disimpulkan bahwa pemisahan senyawa atau komponen penyusun dari suatu campuran dapat dilakukan dengan kromatografi kolom.
12
BAB V LAMPIRAN
Larutan Laktosa
Larutan Amilum
Larutan Sukrosa
Larutan Fruktosa
Larutan Glukosa
Larutan Laktosa
13
Air Suling
Albumin
Amilum
Kasein
14
15