Pada jaman dahulu, tinggallah seorang bapak tua beserta dua orang anaknya. Anak pertamanya adalah seorang penjual payung. Sedangkan anak keduanya adalah pedagang sayuran. Bapak tua itu sangat menyayangi kedua anaknya.
Pada jaman dahulu, tinggallah seorang bapak tua beserta dua orang anaknya. Anak pertamanya adalah seorang penjual payung. Sedangkan anak keduanya adalah pedagang sayuran. Bapak tua itu sangat menyayangi kedua anaknya.
Pada jaman dahulu, tinggallah seorang bapak tua beserta dua orang anaknya. Anak pertamanya adalah seorang penjual payung. Sedangkan anak keduanya adalah pedagang sayuran. Bapak tua itu sangat menyayangi kedua anaknya.
Cerita untuk Aqila & Layyina Sewaktu Kecil, Diceritakan oleh Widiatmoko
Pada jaman dahulu, tinggallah
seorang bapak tua beserta dua orang anaknya. Anak pertamanya adalah seorang penjual payung. Sedangkan anak keduanya adalah pedagang sayuran. Bapak tua itu sangat menyayangi kedua anaknya. Pada saat musim hujan tiba, anak pertamanya sangat senang karena semua payung dagangannya laris terjual. Tetapi, dia sangat sedih pada saat musim kemarau karena tak satu pun payungnya laku terjual. Anak pertamanya ini mulai berpikir bahwa lebih baik dia pergi ke kota untuk belajar dan mencari ilmu setinggi- tingginya demi masa depan. Akhirnya, anak pertama pun pamit dan minta ijin kepada bapak tua dan adiknya untuk pergi merantau ke kota. Sebaliknya, anak keduanya setiap pagi pergi ke pasar untuk menjual sayuran. Anaknya sangat baik, tidak pernah berbohong kepada para pelanggan. Oleh sebab itu, dagangannya cepat habis terjual. Keuntungannya selalu dia berikan kepada bapaknya. Sang bapak merasa murung dan sedih karena dia selalu memikirkan anak pertamanya. Pada suatu hari, datanglah seorang teman bapak tua yang datang dari jauh. Teman bapak tua ini selalu memperhatikan anak keduanya yang sangat rajin bekerja dari pagi hingga malam. Anak ini juga sangat patuh dan selalu mendengarkan nasihat orang tuanya. Kemudian, teman bapak tua itu berkata, ‘Kamu adalah orang yang sangat berbahagia di dunia ini karena mempunyai dua orang anak yang sangat baik. Anak pertamanya sangat pengertian, sedangkan anak yang kedua sangat patuh kepada orang tua.’ Mendengar perkataan dari temannya itu, akhirnya bapak tua berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh temannya itu benar. Dan, mulai saat itu, sang bapak tua dan anaknya hidup bahagia.