You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dan guna meningkatkan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan pelayanan dan mendukung penyediaan informasi pendidikan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional penataan LAN (Local Area Network) pada setiap satker merupakan suatu hal yang sangat penting.

Penataan

LAN

dan

perangkatnya

di

masing-masing

Satker

dimaksudkan

untuk

mengintegrasikan berbagai server data dan client, yang selama ini keberadaanya terpisahpisah, baik terpisah penempatannya, penanggungjawabnya maupun pengelolaannya. Saat ini minimal ada 3 server data yang ada di masing-masing Satker, yaitu server untuk data pendidikan, data keuangan dan data perencanaan.

Kelancaran koneksi Jardiknas dari NOC di Jakarta ke titik-titik yang terhubung oleh Jardiknas, selain ditentukan oleh kelancaran koneksi Jardiknas sebagai Virtual Private Network (VPN), juga ditentukan oleh konfigurasi jaringan lokal (LAN) yang terintegrasi di masingmasing Satker.

Hingga tahun 2008, Jardiknas telah menghubungkan 1.072 satker dan 15.000 sekolah. Pada tahun 2009 Jardiknas akan menghubungkan 1.247 satker dan 17.500 sekolah. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan serta meningkatkan kelancaran koneksi Jardiknas, harus didukung pula dengan penataan jaringan lokal (LAN) satker-satker yang terhubung dengan Jardiknas. Agar pengelolaan LAN Satker yang terkoneksi ke Jardiknas dapat berjalan dengan baik, lancar dan efisien, perlu ditunjuk tim Pengelola TIK di masing-masing Satker. Sesuai Permendiknas No. 38 Tahun 2008, tim Pengelola TIK terdiri dari Penanggung Jawab, Koordinator, Teknisi dan Help Desk untuk instalasi, pengembangan, operasional dan perawatan Jardiknas. Pustekkom ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Pengelolaan TIK Departemen

Pendidikan Nasional, sementara pemimpin unit utama, kepala kantor, pemimpin perguruan

tinggi dan kepala sekolah sebagai Penanggung Jawab Pengelolaan Jardiknas pada masingmasing zona, yaitu zona kantor, zona perguruan tinggi dan zona sekolah yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional. Adapun Koordinator, Teknisi dan Helpdesk ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi/ Kabupaten/Kota atau pemimpin masing-masing Satker. Sebagai Koordinator TIK dapat ditunjuk Kepala Balai Tekkom atau Kepala Bagian Perencanaan di tingkat Dinas Pendidikan Propinsi, dan Kepala Bagian Tata Usaha di tingkat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Sedangkan untuk Satker lain di luar Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota, dapat disesuaikan dengan organisasi Satker yang bersangkutan. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan upaya penataan konfigurasi LAN di masingmasing Satker. Untuk itu dibutuhkan penambahan perangkat LAN di masing-masing Satker dan perlunya dikembangkan pedoman pengaturan dan pengelolaan bandwidth.

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya penataan LAN Satker adalah agar seluruh Server LAN yang ada di masing-masing Satker berada dalam satu koordinasi pengelolaan dan pemanfaatannya, sehingga tidak ada lagi pengkotak-kotakan dalam utilisasinya serta tidak terjadi pemborosan bandwidth. Selain itu setiap satker dapat mengetahui kebutuhan perangkat standar (hardware dan software), instalasi. perangkat standar, troubleshooting, perkiraan biaya LAN, pengaturan bandwith dan IP Address, serta tugas dan tanggung jawab pengelola LAN di masing-masing satker.

C. Sasaran

Pedoman ini ditujukan bagi:

1. 2. 3. 4. 5.

Unit-Unit Utama Depdiknas dan UPT-UPTnya Perguruan Tinggi Dinas Pendidikan Propinsi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Pengelola TIK untuk masing-masing satker.

BAB II SARANA DAN PRASARANA

Perangkat LAN terdiri dari perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software). Berikut rinciannya:

A. Perangkat Keras yang dibutuhkan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.


PC Router Switch, 24 port - manageable (untuk Kantor Dinas Propinsi) Switch, 24 port (untuk Kantor Dinas Kota/Kabupaten) Kabel UTP dan konektor RJ 45 Crimping Tools Uninteruptable power supply (UPS) Komputer Server Komputer Client

B. Spesifikasi Perangkat Keras yang dibutuhkan


Spesifikasi yang dibuat di bawah ini adalah spesifikasi minimal. Khusus untuk software PC Router, contoh yang diberikan merupakan salah satu yang dapat dipakai dengan sebaikbaiknya dan memenuhi spesifikasi Jeknis dari Jardiknas.

1. PC sebagai Router Microprocessor i386 (Pentium dengan kecepatan minimal 800 MHz) RAM 12 MB sampai 4 GB CD atau DVD ROM IDE, SCSI, SATA disk controller dengan hard disk minimal 250 MB 2 buah (minimal) Card Network yang dikenal oleh Kernel Linux-2.4( ISA / PCI), jika akan menggunakan fungsi DMZ (fungsi untuk membuat server intranet dapat diakses dari internet) maka dibutuhkan 4 buah Ethernet port dalam satu card PCI. (SMP Kernel untuk i386 CPU Instalasi tidak langsung melalui USB Flash Disk

Keyboard dan Mouse Monitor minimal 14"

2. Switch 24 port Manageable Device Type Switch Form Factor External - 1U Dimensions (WxDxH) 17.4 in x 12.7 in x 1.7 in Processor 1 x MIPS 264 MHz RAM 64 MB SDRAM Flash Memory 16 MB Ports Qty 24 x Ethernet 10Base-T, Ethernet 100Base-TX, Ethernet 1000Base-T Data Link Protocol Ethernet, Fast Ethernet Remote Management Protocol SNMP 1, SNMP 3, SNMP 2c, HTTP, SSH, SSH-2 Communication Mode Half-duplex, full-duplex Features Flow control, layer 2 switching, VLAN support, autouplink (auto MDI/MDI-X), manageable Compliant Standards IEEE 802.3, IEEE 802.3u, IEEE 802.1Q, IEEE 802.3ab, IEEE 802.1p, IEEE 802.3x, IEEE 802.3ad (LACP), IEEE 802.1x, IEEE 802.1s, IEEE 802.1ab (LLDP) Power AC 120/230 V ( 50/60 Hz )

3. Standar Switch 24 port Standards: IEEE 802.3 10BASE-T, IEEE 802.3u 100BASE-TX No. of Ports: 24*10/100 Mbps RJ-45 ports Transmission Mode: 10/100Mbps, full/half-duplex (Auto sensing) Flow Control: IEEE 802.3x flow control for full-duplex - Back pres sure in half-duplex operation mode Switching Method: Store & forward LEDs: Power, Link/Act, Speed, PoE activity Temperature / Humidity: 0to 50C / 5% to 90% Voltage / Frequency: AC 90-264V / 47-63Hz Power Consumption: 40-65W, - 48VD, 1.35A Physical Dimension: 44(H) X 220(W) X 130.5(D) mm Safety: FCC Part 15 Class A & CE Mark Approval

4. Kabel UTP dan Konektor RJ-45 Untuk menyambung kabel dan switch atau komputer, dipakai konektor RJ-45 disarankan untuk membeli konektor dengan kwalitas tinggi. Dipilih konektor yang bermerk internasional dan buatan Amerika atau Eropa. Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) RJ-45 Category 5 Biasanya, yang dipakai adalah sambungan secara Straight Thru

5. Crimping Tool Alat untuk memotong dan memasang kabel di konektor RJ-45. Dalam proses pencarian perangkat ini, dianjurkan dengan kwalitas yang bagus karena mutu dan besarnya bandwidth yang dapat dilewatkan oleh kabel ditentukan oleh cara pemasangan yang baik dari konektornya.

Karena koneksi kabel ke pin tidak dengan sambungan yang kuat, maka diharuskan kita menekan kabel secara keras ke ujung konektor dan menjepit kabel dengan sekuat tenaga supaya tidak mudah lepas dan menyebabkan tidak dapat tersambungnya aliran data.

6. UPS (Uninterruptible Power Supply) Perangkat yang dipakai untuk memberikan suplai listrik pada saat listrik PLN mati. Perangkat ini dilengkapi dengan batere kering (dalam beberapa keadaan, pada jenis UPS yang berdaya besar, digunakan batere basah).

Satuan perangkat UPS adalah WATT atau VA, dan perbedaan satuan ini adalah sekitar 20% yang merupakan parameter Cos Phi, yaitu kehilangan daya yang disebabkan oleh tidak effisiennya daya. 7. Komputer Server Processor Intel Core 2 Duo E7200 2,53GHz Mother yang mendukung mikroprosessornya Memory 2GB Hard disk 500GB Ethernet Card di dalam motherboard Casing Tower Keyboard dan Mouse CD atau DVD RW Monitor LCD atau CRT minimal 14" Dapat jalan di sistem operasi Linux (tersedia driver-drivernya)

8. Komputer Client Terdiri dari dua atau lebih komputer untuk dipakai Processor Intel minimal Pentium IV dengan kecepatan di atas 2GHz Mother yang mendukung mikroprosessornya Memory 1GB Hard disk 200GB Ethernet Card di dalam motherboard Casing Tower Keyboard dan Mouse CD atau DVD RW Monitor LCD atau CRT minimal 14" Dapat jalan di sistem operasi Linux (tersedia driver-drivernya) atau Microsoft Windows dengan lisensi resmi

C. Perangkat Lunak/Software yang dibutuhkan


Perangkat Lunak/Software yang dibutuhkan adalah software Open Source Router (IPCOP) yang memiliki realibilitas tinggi dan dapat di unduh dari internet secara gratis. Di bawah ini adalah alamat website untuk meng-unduh software tersebut : Download:

http://sourceforge.net/project/showfiles.php?group_id=40604

Interfaces 4 interfaces with typical behavior (dianjurkan untuk menggunakan 4 port Ethernet, tapi kalau tidak ada, dua ethernet sudah cukup - GREEN dan RED) GREEN: inside network RED: outside network (internet) ORANGE: DMZ (accessible from in and outside) BLUE: inside network for wifi (connect an Access point to this nterface) VLAN Available alias available on RED interface

Installation boot from floppy / usb flopp floppy allow only install from cdrom) boot / installation from IDE / CSI cdrom boot / installation from boot from PXE enabled network card (need avdhcp and tftp server) installation from http/ftp server

Backup / restore supported media floppy (restore on new install only) web interface usb key

Core services DHCP client / server Dynamic DNS Host list settable from web interface HTTP / FTP proxy (squid) IDS (snort) on all interfaces Log local or remote NTP client / server SSH server (PSK or password) Traffic shaping (red interface)

Firewall features statefull firewall nat helper for h323, irc, mms, pptp, proto-gre, quake3 programmable port forwarding to ORANGE address pin-hole on GREEN or BLUE net ping answer configurable on all interfaces

IPSEC VPN roadwarrior and net to net certificate or PSK

BAB III INSTALASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK

Dalam melakukan instalasi terdiri dari tiga katagori: 1. Instalasi Perangkat Keras 2. Instalasi Perangkat Lunak 3. Troubleshooting INSTALASI A. Instalasi Perangkat Keras 1. Pastikan kita memiliki ground yang baik, tegangan antara minus dan ground harus tidak
lebih dari 1 Volt dan tahanan antara minus dan ground sekitar 1 Ohm (dihitung dengan alat Merger). Ground yang baik akan menjamin kelangsungan peralatan.Lakukan penarikan kabel UTP Cat 5 ke setiap bagian yang memerlukan sambungan akses intranet dan internet. 2. Sebaiknya, kabel UTP Cat 5 dipasang di dalam tempat yang terlindung dari panas dan hujan, dan jika harus keluar ruangan, sebaiknya gunakan pipa paralon untuk melindungi kabel tersebut.Sebetulnya, untuk peletakan kabel diluar, kita dapat mengggunakan jenis STP yaitu Shielded Twisted Pair yang bagian luarnya dilindung oleh bahan yang tahan terhadap cuaca. Harga STP sekitar dua kali lipat UTP, jadi lebih murah jika kita menggunakan pipa paralon untuk menahan dari panas dan hujan. 3. Berdasarkan standar internasional, bentangan kabel UTP Cat 5 yang diperkenankan, maksimum adalah 100 meter, jadi jika lebih dari 100 meter, kita harus meletakan satu switch sebagai repeater. 4. Penarikan kabel dilakukan dengan mengikuti topologi star, yaitu seluruh kabel menuju ke satu titik. 5. Pastikan kita memberikan tanda atau kode yang sama pada kedua titik kabel yang kita tarik, supaya dapat memasang konfigurasi dengan baik. 6. Letakan Switch, Server, PC Router dan peralatan utama lainnya di satu tempat yang tidak berjauhan, supaya mudah di pelihara dengan baik. Di titik pusat distribusi jaringan (biasanya disebut NOC - Network Operation Centre) dipasang UPS, sebagai perangkat yang akan menyuplai listrik kalau aliran PLN terputus. 7. Kabel UTP Cat 5 yang sudah ditarik ke ruang NOC dapat segera dipasang konektornya dengan menggunakan Crimping Tool. 8. Pastikan pemasangan konektor mengikuti kaidah-kaidah yang betul, yaitu kabel harus masuk ke badan konektor dengan baik, berikut kabel pelindungnya, lalu kita harus mendorong secara paksa kabelnya, agar kontak dengan pin konektor sempurna, dan kita harus menjepit konektor dengan sekuatnya, supaya kabelnya tidak lepas. Kwalitas bandwidth yang dialirkan kabel akan tergantung pekerjaan yang kita lakukan disamping kwalitas konektor. 9. Pemasangan konektor ke kabel mengikuti konfigurasi kabel straight-thru. 10. Setelah semua kabel UTP Cat 5 siap untuk dipasang, maka mulai pemasangan dari sisi client-nya, terus berurutan sampai ke switch-nya.

11. Setelah seluruh jaringan tersambung secara perangkat keras, ikuti langkah di bagian
Perangkat Lunak untuk melakukan penomoran IP Address, sekaligus penentuan bandwidth di setiap komputer nantinya. 12. PC Router dipasang diantara Manageable Switch dan Kabel UTP Cat 5 yang dari operator (sambungan dari Jardiknas Pusat). 13. PC Router berisi CD ROM program router IPCOP, fungsinya adalah melakukan routing, sehingga IP Address yang dikirim hanya satu dari Jakarta, dapat dilipat gandakan menjadi 254 dan memungkinkan kita memasang 254 komputer dalam jaringan tersebut. Selain menggandakan IP Address melalui fungsi yang disebut NAT (Network Address Translation), fungsi PC Router adalah untuk membatasi pemakaian bandwidth dari setiap komputer, supaya teratur dan tidak saling menerobos jaringan yang ada. 14. PC Router dijalankan dengan menggunakan metode web base, jadi dapat diakses oleh Internet Explorer atau Mozilla, dan dilakukan pengaturan-pengaturan yang diinginkan melalui fungsi dan folder-folder yang sudah disediakan. Dengan adanya PC Router ini, maka bandwidth yang datang dari Jakarta yang besarnya 512Kbps misalnya, dapat dibagi secara merata ke semua komputer, termasuk server yang dapat diakses dari luar dengan menggunakan fungsi DMZ (D-Militerization Zone). 15. Pada komputer client sebaiknya dipasang dan di set IP Addressnya secara tetap, jangan menggunakan fungsi DHCP (Dynamic Host Control Program) yang nantinya akan sulit untuk melakukan pemantauan dan troubleshooting. 16. Setelah selesai melakukan pemasangan jaringan, ada baiknya membuat dokumentasi agar dalam penelusuran perbaikan nantinya kita tidak mengalami kesulitan.

B. Instalasi Perangkat Lunak 1. Persiapkan blok IP yang akan dipakai dan juga dapatkan informasi IP yang diberikan 2. 3. 4. 5.
oleh Jardiknas ke kantor yang bersangkutan. Blok IP yang dipakai adalah IP Private dengan awalan 192.168.1.xxx dimana xxx adalah 1 sampai 254. Jika komputer lebih dari 254 unit, maka kita harus menambahkan routing agar blok IP lainnya dapat di kenal, dan untuk itumembutuhkan ethernet card tambahan di PC Router. Dalam penentuan konfigurasi, sebaiknya PC Server berada di angka rendah, misalnya 192.168.1.2 dan kelompok komputer client dibuat mulai dari satu angka tertentu, tergantung jumlah komputer yang tersambung ke jaringan LAN Kantor Kota tersebut. Kalau memungkinkan, dibuat gambar konfigurasi computer berikut nomor IP disetiap titiknya, misalnya dibuat seperti gambar di bawah ini: Perangkat Lunak yang harus dimengerti dan dijalankan dengansebaik-baiknya yaitu IPCOP Router, dimana tanpa menggunakan perangkat lunak ini, kita hanya dapat memakai satu IP Address saja. Sebetulnya, kita dapat menggunakan perangkat yang dikenal dengan nama ROUTER yang fungsinya sama dengan PC yang dipasang perangkat lunak IPCOP. Untuk memperketat keamanan jaringan, maka di satuan kerja yang mempunyai data kritis dipasang fungsi VPN Server, sehingga harus diakses dengan VPN Client yang tersedia di Microsoft Windows dengan user name dan password tertentu. Di dalam Microsoft Windows, selain protokol TCP/IP untuk ke internet dan intranet kita dapat juga menggunakan NetBEUI, yaitu protokol peer to peer yang memungkinkan kita mengakses computer lain di dalam jaringan dengan hanya menulis IP Address-nya, misalnya untuk mengakses komputer yang di IP Address 192.168.1.12, kita cukup tulis //192.168.1.12 di prompt Start - Run.

6. 7.

C. Troubleshooting

1. Untuk memeriksa apakah jaringan sudah tersambung seperti yang diharapkan, kita dapat
menggunakan perintah PING yang dijalankan dari prompt DOS di Microsoft Windows (Start - Run, lalu ketik CMD dan akan terlihat layar tampilan baru yang berlatar belakang hitam). PING dipakai untuk mengirim data kemudian dipantulkan dan dikembalikan ke komputer pengirim dalam bentuk satuan delay detik.Jika perintah PING tidak menampilkan angka, maka kita dapatpastikan belum terjadi satu sambungan pada jaringan tersebut. Selain PING, perintah di DOS Prompt yang juga bermanfaat adalah TRACE ROUTE, yang fungsinya adalah melakukan penelusuran paket dari IP Address yang kita pakai ke server tujuan. Dengan menggunakan IPCOP, sekaligus kita dapat mengaktifkan fungsi yang dikenal dengan nama MRTG (Multi Router Traffic Grapher) yaitu grafik pemantauan penggunaan bandwidth dari satu jaringan komputer yang tersambung ke internet atau intranet. Fungsi MRTG ini sangat berguna sekali untuk dapat melakukan pemantauan sampai dimana kita menggunakan bandwidth yang tersedia. Untuk troubleshooting kabel dan penyambungan, kita dapat menggunakan perangkat yang disebut cable testers, yang terdiri dari dua bagian, satu unit yang besar diletakan di kabel yang menyambung ke server, dan unit lain yang kecil yang disambung ke konektor komputer client. Help desk adalah satu layanan untuk mendapatkan bantuan informasi lanjutan yang berhubungan dengan Jardiknas dan Pustekkom. Help Desk dapat diakses melalui telepo 021-500.005 selama jam kerja.

2. 3.

4.

5.

BAB IV TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. Pengaturan Bandwidth dan IP Address


1. Pembagian bandwidth akan dilaksanakan oleh PenanggungJawab Pengelola TIK Satker 2. Penggunaan IP dan penamaan domain adalah sebagai berikut: a. Pustekkom menetapkan alamat IP di masing-masing Satker; b. Pengaturan alamat IP dilakukan oleh Koordinator atas persetujuan Penanggung Jawab; c. Pengaturan alamat IP tersebut dilakukan melalui PC Router, dengan pembagian satu IP untuk komputer server dan satu IP untuk komputer client yang dapat digandakan (NAT, Network Address Translation); d. Jika IP ingin dijadikan sebagai domain, maka diletakan di server DNS (Domain Name Server) Jardiknas sesuai dengan peraturan penamaan domain; e. Domain di setiap unit kerja diatur dengan format: satker.kota.depdiknas.go.id.

3.

Penjadwalan koneksi pelaporan dari server masing-masing Satker ke server Pusat ditentukan sebagai berikut: a. Unit Kerja Indonesia bagian Barat adalah hari Senin-Selasa b. Unit Kerja Indonesia bagian Tengah adalah hari Rabu-Kamis c. Unit Kerja Indonesia bagian Timur adalah hari Jumat-Sabtu

B. Tugas dan Tanggung Jawab Pengelola


Secara umum tugas dan kewajiban Penanggung Jawab, koordinator, teknisi dan helpdeskdi masing-masing Satker adalah sebagai berikut:

1. Penanggung Jawab a. Menentukan strategi kegiatan dan anggaran pengelolaan LAN di masing-masing satker; b. Memberikan arahan kepada semua anggota tim pengelola LAN di masing-masing satker; c. Bertanggung jawab atas web server LAN di masing-masing satker; d. Memberikan laporan secara berkala kepada Penanggung Jawab Pengelola TIK. 2. Koordinator a. Menentukan strategi kegiatan pengelolaan LAN di masingmasing Satker; b. Mengkoordinasikan pengelolaan jaringan, komputer server dan komputer client di masing-masing Satker Provinsi / Kabupaten/Kota; c. Mengkoordinasikan pengembangan SDM; d. Memberikan laporan secara berkala kepada Penanggung Jawab Pengelola TIK di masing-masing Satker; e. Bertanggung jawab atas keandalan, integrasi data, jembatan informasi dan koordinasi pemanfaatan server data pendidikan, data keuangan dan data perencanaan serta data lainnya; f. Bertanggung jawab atas kelancaran pengiriman laporan (komunikasi data). 3. Teknisi a. Melakukan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak; b. Melakukan penanganan masalah (troubleshooting) jaringan (LAN); c. Melakukan pemeliharaan jaringan (koneksi komputer client dengan server-server di masing-masing Satker); d. Memonitor bandwidth Jardiknas dan LAN; e. Mengatur, mengelola dan memonitor bandwidth LAN; f. Memberikan laporan secara periodik kepada Koordinator Pengelola TIK Satker; g. Bertanggung jawab atas koneksi LAN di masing-masing Satker dan koneksi ke Jardiknas.

4. Helpdesk a. Memberikan informasi jaringan LAN kepada masing-masing satuan kerja; b. Menerima dan mecatat masukan, saran dan keluhan dari masing-masing satuan kerja tentang jaringan LAN; c. Membantu memberikan arahan penyelesaian masalah jaringan LAN pada tahap awal;

d.

Berkomunikasi dengan teknisi untuk menyelesaikan msalah yang belum dapat diselesaikan di butir c;

e. Memberikan laporan berkala ke penanggung jawab Jardiknas di masing-masing satuan kerja.

C Kebutuhan Sumber Daya Manusia


1. Kualifikasi Kualifikasi SDM yang akan ditugaskan sebagai teknisi pengelola TIK Satker, minimal memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Pendidikan minimal lulusan Teknik D3 Komputer dan Jaringan atau mendapatkan pelatihan jaringan komputer (bersertifikat) b. Dapat mengimplementasikan dan mengembangkan jaringan c. Mempunyai komitmen untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan berkaitan dengan teknologi informasi khususnya masalah jaringan

2. Pelatihan Pelatihan diselenggarakan di setiap Ibu Kota Propinsi dan diikuti oleh seluruh teknisi Satker yang ada di wilayah tersebut.

Daerah berkewajiban mengorganisir pelaksanaan pelatihan termasuk menyiapkan tempat, akomodasi dan undangan kepada peserta pelatihan.

Setiap Kabupaten/Kota wajib mengirimkan 2 orang personilnya untuk mengikuti pelatihan tersebut.

Agar pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka Pustekkom akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk bertindak sebagai instruktur pelatihan.

Hasil dari pelatihan yaitu peserta dapat melaksanakan instalasi jaringan sendiri di unit kerjanya serta mengoperasikan dan memeliharanya.

Pendanaan pelatihan ditanggung oleh masing-masing Satker atau Unit Utama Depdiknas terkait. Materi pelatihan (teori-praktek 30%-70%) adalah sebagai berikut:

a. Dasar-dasar jaringan b. Intranet dan internet c. TCP/IP d. Pengenalan perangkat jaringan e. Keamanan jaringan f. Pengelolaan bandwidth g. Proxy h. Pemantauan jaringan (MRTG, ping, trace route, Q-check) i. Praktikum

D. Pembagian Kewajiban Pengadaan antara Pustekkom dan Kantor Dinas Daerah


1. Pustekkom a. Perangkat pengaman jaringan b. Instruktur pelatihan konfigurasi jaringan c. Open source software router (IPCOP) d. Konfigurasi pengaman jaringan disetiap Propinsi e. Tata kelola pembagian bandwidth ke setiap Satker 2. Satker Pengadaan perangkat keras guna menunjang pengelolaan dan pemanfaatan LAN serta koneksi Jardiknas, sebagai berikut: a. PC Router b. Switch, 24 port-manageable (untuk Kantor Dinas Propinsi) c. Switch, 24 port (untuk Kantor Dinas Kota/Kabupaten) d. Kabel UTP dan konektor RJ 45 e. Crimping Tools f. Uninteruptable power supply (UPS) g. Komputer Server

h. Komputer Client i. Sarana dan Biaya pelatihan SDM staff Satker

E. Perkiraan Biaya Perangkat LAN


1. Propinsi a. PC Router, Pentium IV b. Komputer Server (per unit) c. Komputer Client (per unit) d. Switch, 24 port - manageble e. UPS 1500 Watt f. Kabel UTP dan Konektor RJ 45 2. Kota/Kabupaten a. PC Router, Pentium IV b. Switch, 24 port Rp. 1.500.000,Rp. 3.000.000,Rp. 1.000.000,Rp. 1.500.000,Rp 15.000.000,Rp 8.000.000,Rp. 3.000.000,Rp. 3.000.000.Rp. 1.000.000,-

c.

Kabel UTP dan Konektor RJ 45

KOSA KATA
Access point : perangkat pusat penyebaran sinyal nirkabel standar IEEE 802.11

auto MDI/MDIX : perangkat switch yang dapat memilih antara standar MDI (medium dependent interface - kabel UTP straight thru) dan MDIX (kabel UTP cross over) Backup Bandwidth Bit Casing Cat 5 CD ROM : menggandakan data untuk penyimpanan kalau terjadi kerusakan : kecepatan pemindahan data dalam satuan bit per detik : binary digit, satu bilangan digital 1 atau 0 : tempat meletakan semua perangkat komputer Category : jenis kabel untwisted pair (UTP) : compact disc Read Only Memory, standar disk optikal untuk tempat penyimpanan data digital, yang dapat memuat 640MB data Client : perangkat keras atau perangkat lunak yang mengakses layanan dari perangkat lainnya (server) Cos Phi CPU : parameter kehilangan daya karena effisiensi : central processing unit, rangkaian elektronik yang dapat menjalankan perintah komputer Crimping Tools : perangkat keras untuk menjepit konektor RJ45 ke kabel UTP CRT DHCP : cathode ray tube, tabung sinar katoda yang dipakai televisi tabung : Dynamic Host Configuration Protocol, protokol net work yang dipakai oleh perangkat keras untuk menentukan parameter dalam jaringan internet disk controller : rangkaian elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antara CPU dan hard disk DMZ DVD RW : demilitarized zone, daerah yang tidak dapat dilaluioleh bagian lain dari jaringan : lempengan plastik standar disk optikal yang sama dengan CD ROM hanya memiliki kapasitas penyimpanan sampai 4,7GB. RW dibelakang DVD adalah singkatan dari Read Write, yaitu kemampuan untuk menulis dan membaca data ke dalam disk.

Ethernet

: teknologi untuk menyambung satu komputer dengan komputer lain melalui kabel atau sarana lainnya

Firewall

: kumpulan sistem keamanan untuk mengatasi pengakses yang tidak mendapat ijin ke dalam satu jaringan komputer

Flash Disk Floppy U

: tempat penyimpanan data secara elektronik : tempat penyimpanan data magnetik yang dibuat dari disk tipis : satuan ukuran komputer dalam rak berukuran lebar 19 inchi dan tingginya 44,45mm

FTP server

: File Transfer Protocol, server untuk melayani pemindahan data atau file

Full-duplex Ground

: sistem komunikasi data bolak balik : netral listrik yang biasanya berbentuk tembaga yang dimasukan ke dalam tanah

Half-duplex Hard disk

: sistem komunikasi data satu arah : tempat penyimpanan tetap yang berbentuk lempengan berputar dan menyimpan data dalam bentuk data magnetik

HTTP IDE

: Hypertext Transfer Protocol, protokol untuk mengakses situs di internet : perangkat keras komputer yang dipakai untuk standar penyambungan hard disk, CD ROM atau DVD ROM

IDS

: Intrusion detection system, mendeteksi manipulasi yang tidak diinginkan ke dalam satu sistem jaringan komputer

IEEE

: Institute of Electrical and Electronics Engineers, kumpulan insinyur dan organisasi non profit internasional yang membidangi dunia elektronik

Interfaces Internet

: sambungan dua muka untuk menyambung dua sistem yang berbeda : jaringan komputer dunia yang disambung satu sama lain sehingga membentuk satu pusat informasi data digital

Intranet

: jaringan komputer privat yang menggunakan teknologi internet untuk saling sambung menyambung satu sama lain

IP Address

: Internet Protocol (IP) Address adalah identifikasi numerikal yang diset ke dalam perangkat keras yang bergabung dalam satu jaringan komputer

IRC

: Internet Relay Chat, satu teknik dalam jaringan komputer untuk saling berkomunikasi secara langsung (realtime) dengan menggunakan teks sebagai medianya

ISA

: Industry Standard Architecture, standar input out put bus dalam komputer IBM Kartu Network : kartu tambahan di komputer yang berfungsi untuk

menyambung komputer dengan komputer Kernel Keyboard : komponen utama dari sistem operasi : satu set tombol alfanumerik dan perintah yang digunakan untuk memasukan informasi ke dalam komputer LAN : local area network, satu jaringan kecil yang dibangun dalam satu tempat atau ruangan di dalam satu tempat
Layer 2 switching: switch berbasis perangkat keras untuk menentukan pengalamatan dari kartu

network ke perangkatlainnya Linux MHz : sistem operasi yang mirip dengan Unix dibuat oleh Linus Torvald : Mega Hertz, satuan getaran frekwensi 1.000.000 Hz Microprocessor CPU : lihat

Microsoft

sistem operasi yang dikembangkan oleh Microsoft Windows untuk

mempermudah mengoperasikan komputer Monitor Mouse : perangkat keras untuk melihat hasil proses dari komputer : perangkat keras yang digunakan untuk menggerakan panah yang ada di layar komputer yang berbasis grafik MRTG : Multi Router Traffic Grapher, perangkat lunak gratis yang digunakan untuk memonitor dan mengukur beban jaringan komputer dalam suatu saat. Tampilan parameter dalam bentuk grafik yang mudah untuk diperhatikan NAT : Network address translation, satu metode yang digunakan untuk melipat gandakan IP Address menjadi satu kelas lagi NetBEUI : sama dengan NetBIOS, singkatan dari Network Basic Input/Output System, yaitu suatu sistem yang dipakai untuk saling berkomunikasi antar komputer melalui jaringan atau LAN NOC : Network operations center, pusat jaringan komputerdan tempat dimana diletakan berbagai server dan switch untuk keperluan penyambungan ke tempat lain NTP : Network Time Protocol, mendistribusikan sinyal waktu melalui jaringan komputer Ohm : satuan tahanan listrik Open Source : satu gerakan dimana semua komunitas berkontribusi melakukan perancangan, pengembangan dan distribusi dari pengetahuan dalam bentuk peranti lunak komputer PC : Personal Computer, sistem komputer yang sekarang banyak dipakai dan merupakan satu terobosan setelah beredarnya komputer kelas main frame di tahun 80-an PCI : Peripheral Component Interconnect, satu standar industri dari sistem bus komputer untuk menyambung ke perangkat komputer lainnya Peer to peer : sistem jaringan komputer yang menggunakan metode sambung menyambung secara merata, tidak ada server dan client dalam jaringannya ping PoE : perintah dalam internet yang gunanya untuk melihat jalan tidaknya satu jaringan : Power over Ethernet, sistem perangkat keras yang gunanya untuk menyalurkan listrik melalui kabel UTP dalam standar konektor RJ45 RAM : Random-access memory, tempat penyimpanan sementara dari komputer - jika listrik mati maka datanya akan hilang Repeater : Satu perangkat elektronik yang akan menerima sinyal lalu dipancar ulangkan kembali dengan daya yang lebih besar sehingga tidak terjadi penurunan kwalitas sinyal

Restore

: mengembalikan semua hasil dari backup RJ 45 : Registered Jack (RJ), standar interface network fisik dalam sistem komunikasi data digital

Router

: perangkat keras jaringan yang fungsinya melakukan perputaran data dan meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya

SATA disk

: Serial AT Attachment, satu standar bus komputer untuk menyambung board dengan sistem penyimpanan (disk)

SCSI

: Small Computer System Interface, standar penyambungan dan pemindahan data antara komputer dan perangkat tambahannya Server : komputer yang berisi sistem operasi dan program tambahan untuk melayani komputer lainnya

SNMP

: Simple Network Management Protocol, satu sistem yang gunanya untuk melakukan pemantauan jaringan komputer

SSH

: Secure Shell, protokol yang dipakai untuk masuk ke server yang berbasis Unix atau Linux Store & forward : teknik telekomunikasi yang mengirim informasi ke perangkat yang berada di tengah-tengah (switch misalnya) dan terus melakukan pengiriman secara periodik ke perangkat lainnya

STP

: Shielded Twisted Pair, jenis kabel UTP yang dibalut dengan pengaman supaya dapat dipasang di luar ruangan

Switch

: perangkat elektronik yang dapat memutus arus atau meneruskannya dari satu titik ke titik lain

Switch managable :

switch yang dapat diatur parameternya

Topologi Trace route

: suatu rancangan penyambungan sistem komputer dalam jaringan : perintah untuk melihat perjalanan sinyal digital dari satu tempat ke tempat lain yang dituju

UPS

: Uninteruptable power supply, perangkat keras yang berguna untuk menyimpan listrik dan menyalurkan listrik pada saat PLN mati

USB

:Universal Serial Bus, satu standar untuk menyambung komputer dengan perangkat lain melalui sistem serial

UTP

: Unshielded Twisted Pair, jenis kabel untuk menyambung jaringan komputer yang terdiri dari kawat dililit masing-masing dalam empat pasang

VA VLAN

: Volt Amper, satuan perkalian tegangan dan arus listrik : virtual LAN, satu grup dari perangkat keras komputer yang dapat saling berkomunikasi dan tidak dapat diakses dari grup lainnya

Volt VPN

: satuan tegangan listrik : virtual private network adalah suatu sistem dalam jaringan komputer yang memungkinkan untuk tidak mudah diakses oleh orang-orang yang tidak berkepentingan, walaupun terletak dalam jaringan terbuka internet

WATT

: satuan daya listrik

Web interface : sistem komputer yang berbasis program web WiFi : standar yang dibuat oleh Wi-Fi Alliance, pada tahun 1999 sebagai suatu keseragaman dalam perangkat wireless LAN, dan terdiri dari 300 perusahaan 1000Base-T : Gigabit Ethernet dengan kecepatan 1000Mbit per detik, standar IEEE 802.32005 100Base-TX : Ethernet dengan menggunakan twisted pair dengan kecepatan 100 Mbit per detik 10Base-T : Ethernet dengan menggunakan twisted

You might also like